Ibadah Haji, Sarat Dengan Nutrisi dengan mengikuti majelis-majelis ilmu, “siapa
Drs. H. Moh. Mashadi, M.Ag
Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Blitar yang keluar dari rumah untuk mencari ilmu maka Bulan Syawwal, Dzulqo’dah (Jawa: Selo), perjalanannya sampai pulang masih tetap di jalan dan Dzulhijjah (Jawa: Besar) merupakan bulan- Allah” (HR. Turmudzi, dengan predikat hasan bulan haji sebagaimana disebutkan dalam QS. al- shahih). Baqarah: 197. Orang beribadah haji ibarat sedang Mencari ilmu di masjid keutamaannya latihan untuk kembali kepada fitrah, yaitu bersih lebih besar lagi karena satu langkah dicatat satu dari dosa, tentu dengan syarat bekal hajinya bersih kebaikan, dihapus satu kesalahan, dan dinaikkan bukan syubhat. Hal itu dilengkapi dengan derajatnya satu derajat. Hanya di masjid kita meninggalkan rafats, fusuq, dan jidal. Sebelum disunnahkan shalat tahiyyat al-masjid, belum berangkat haji sudah harus menyiapkan bekal kalau sebelum berangkat ke masjid sudah yang tidak sedikit, ketika haji mengakami berwudlu sejak dari rumah, pahalanya akan kepayahan, panas dan godaan lainnya, disertai berlipat-lipat. Meramaikan masjid termasuk tanda pencegahan terhadap larangan-larangannya, keimanan yang kuat,2 dijanjikan mendapat pantas apabila Allah menjanjikan balasan surga. naungan pada hari kiamat, masjid adalah tempat Rangkaian ibadah berupa Thawaf dan Sa’i yang paling disukai Allah, dan akan mendapat mengingatkan agar dalam hidup ini manusia ketenangan dan rahmat. Allah memerintahkan selalu disertai dengan gerak dan usaha. Seseorang kita memakmurkan masjid3 dan melarang yang shalat misalnya, harus didahului usaha yaitu menghalagi orang lain pergi ke masjid4. berwudlu (kecuali bagi yang udzur). Sa’i (berjalan Tidak kurang dari tiga kali Allah menyuruh cepat) mengingatkan perjuangan seorang ibu para tamunya mengingat Allah selama beribadah yang demi anak kesayangannya berlari-bersusah haji, yaitu di surah al-Nisa;: 103 (setelah shalat), payah di tengah terik matahari mencari air. Hal ini al-Baqarah: 198 (katika di ‘Arafah), dan al- memberi pelajaran bahwa hidup ini harus ada Baqarah: 200 (setelah selesai manasik haji). ikhtiyar, tidak tawakkal sebelum beruasaha. Perintah itu berdasarkan keumuman ayat Hidup tidak selalu mendapatkan apa yang berdzikirlah dengan dzikir sebanyak-banyaknya dicari, sebagaimana Hajar tidak mendapatkan air (QS. al-Ahzab: 41) bahkan menunjukkan ketika ia mencarinya. Tetapi hidup yang selalu berdzikir itu tidak dibatasi oleh bilangan dan disertai dengan tawakkal (pasrah setelah waktu selain di kamar kecil. Berdzikir amat berusaha) maka al-Quran mengatakan fahuwa penting bagi manusia karena siapa yang lengah hasbuh (Maka Dia akan mencukupi). dari mengingat Allah akan dimasuki setan (QS: Hajar ketika sa’i (berjalan cepat) di antara al-Zukhruf: 36). Mari kita selalu ingat kepada bukit Shafa (bermakna jernih) dan Marwah Allah karena Allah adalah pusat ketenangan (QS. (Varietas batu api diantaranya berupa pasir) tidak al-Ra’du: 28). memperoleh apa yang diinginkan yaitu air, tetapi di balik itu Allah justru memberinya lebih dari yang ia butuhkan, berupa air zam-zam, air yang sampai kini tidak pernah habis, bermanfaat bagi kesehatan1, bahkan menjadi salah satu media agar doa diijabahi. Melalui ibadah Sa’i ini manusia harus sadar setiap amalnya pasti akan dibalas, in khoiran fa khoirun wa in syarran fa syarrun. Zaman yang semakin canggih mengharuskan manusia semakin banyak bersyukur. Syukur itu diantaranya diwujudkan 2 1 Tidak kurang ada lima sampai tujuh manfaat air zam-zam. Ia Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang- dapat mencegah terjadinya karies gigi, kandungan mineral dan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap bikarbonatnya baik untuk pencernaan. Kandungan ini membantu mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada menetralkan kelebihan asam lambung, sehingga asam lambung siapa pun) selain kepada Allah (QS. al-Taubah: 18). 3 tidak naik. Kandungan kalsiumnya lebih tinggi dari air biasa, QS. al-Nuur: 36. yaitu sebanyak 300 mg/L–340mg/L. 4 QS. al-Baqarah: 114.