NIM : 511201211
FAKULTAS/JURUSAN : SYARIAH/MUAMALAH
SEMESTER/UNIT : 6 /3
MATA KULIAH : EKONOMI MAKRO ISLAM
Sumber Resume:
1
BAB I
EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO
2
Fungsi utama uang dalam konsep Islam adalah memperlancar transaksi sektor riil
sehingga tidak diperlukan adanya double coincidence needs. Fungsi ini secara konsisten
dipertahankan dalam konsep Islam, sehingga transaksi di pasar uang selalu terkait dengan
transaksi di pasar barang.
C. Dampak Uang pada Sisi Permintaan: Money Illusion dan Pola Konsumsi (Materi
Intermediate)
Dalam ekonomi makro Islami, perbedaan pada sisi permintaan terasa dampak
dimasukkannya unsur uang pada teori optimalisasi, khususnya pada budget line (minimumkan
budget line untuk mencapai tingkat utilitas tertentu, atau maksimalkan tingkat utilitas dengan
budget line tertentu). Efek akhir perubahan budget line (net effect) merupakan kombinasi dari
efek subtitusi (subtitution effect) dan efek perubahan pendapatan (income effect) efek subtitusi
terjadi akibat perubahan harga relatif (relative price) ini akan mengubah kemiringan (slope)
budget line, sehingga titik singgung dengan kurva utilitas juga berubah. Sedangkan efek
pendapatan terjadi akibat pergeseran budget line secara paralel.
Efek subtitusi (subtitution effect) dan efek perubahan pendapatan (income effect) akan berbeda
untuk tiap jenis barang: normal goods, inferior goods, dan giffen goods. Berikut adalah uraian
efek subtitusi dan efek pendapatan dari masing-masing jenis barang:
1. Normal Goods
Normal goods adalah jenis barang yang apabila pendapatan bertambah, maka jumlah barang
yang dikonsumsi juga bertambah.
2. Inferior goods
Inferior goods adalah kebalikan dari normal goods di mana jumlah barang yang dikonsumsi
akan berkurang bila pendapatan bertambah.
3. Giffen Goods
Giffen goods adalah inferior goods yang efek pendapatannya lebih besar daripada efek
subtitusi.
3
E. Dampak Uang pada Sisi Penawaran: Money Illusion dan Pilihan Teknologi (Materi
Inter Mediate)
Sedangkan pada sisi penawaran dampak dimasukkannya unsur uang terasa pada teori
biaya khususnya ketika optimalisasi penggunaan input, untuk mudahnya, katakan saja fungsi
produksi hanya terdiri dari dua jenis input yaitu tenaga kerja (labor, L) dan modal (kapital, K).
Harga tenaga kerja L adalah w, dan harga modal K adalah r. Marjinal productivity tenaga kerja
adalah MPL, dan marginal productivity modal adalah MPK.
Selama MPL > w, maka penggunaan tenaga kerja masih menguntungkan untuk terus
ditambah 1 unit tenaga kerja menghasilkan nilai output yang lebih besar daripada harga input w.
Begitu pula selama MPK > r, maka penggunaan modal masih menguntungkan untuk terus
ditambah karena tambahan 1 unit modal menghasilkan nilai output yang lebih besar daripada
harga input r. Alokasi optimal ini disebut Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS).
F. Dampak Pemerintah pada Sisi Permintaan dan sisi penawaran: Keynesian Economics
dan Supply Economics (Materi Intermediate)
Pentingnya peranan pemerintah dalam perekonomian sebenarnya telah diungkapkan oleh
ibn khaldun beratus tahun yang lalu (732 H/1332 M – 808 H/1406 M). Ibn khaldun mengatakan
bahwa pemerintah adalah pasar terbesar, ibu dari semua pasar, dalam hal besarnya pendapatan
dan penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, wajar bila pasar yang lain pun
akan ikut menurun, bahkan dalam agraret yang lebih besar. Negara adalah faktor produksi
terpenting di mana produksi bergantung pada penawaran dan permintaan terhadap produk.
4
barang tersebut, Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, Corak distribusi
pendapatan dalam masyarakat, Cita rasa masyarakat, Jumlah penduduk, Ramalan mengenai
keadaan dimasa akan datang.
Pendapatnya permintaan belum merupakan syarat cukup untuk mewujudkan transaksi
dalam pasar, tentunya harus ada tingkah laku penjual dalam menawarkan barang/jasa dapat yang
disebut dengan penawaran.
Faktor – faktor penentu penawaran adalah:
● Harga barang itu sendiri.
● Harga barang – barang lain.
● Biaya produksi.
● Tujuan operasi perusahaan tersebut.
● Tingkat teknologi yang digunakan.
Sebuah kesepakat harga dapat terjadi apabila permintaan dan penawaran bertemu. Ada
kemungkinan perubahan serentak permintaan dan penawaran yang dapat berlaku. Perubahan
mungkin berlaku kearah sama, yaitu sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama menurun.
Tapi mungkin pula ia berlaku kearah bertentangan, misalnya permintaan turun tetapi penawaran
bertambah, atau permintaan bertambah tetapi penawaran turun.
Tiap-tiap perubahan tersebut akan menimbulkan akibat yang berbeda kepada perubahan harag
dan jumlah barang yang diperjualbelikan.
5
● Perilaku konsumsi seorang muslim diatur perannya sebagai makhluk sosial. Maka ada sikap
menghormati dan menghargai.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan seorang muslim dapat diilustrasikan dalm bentuk
nilai guna, yaitu nilai guna total (total utility) dan nilai guna marginal (marginal utility). Nilai
guna total adalah jumlah kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang
tertentu, nilai guna marginal pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan
atau pengurangan penggunaan suatu unit barang.
Hal yang ada diatas mengenai perilaku konsultan akan membentuk permintaan seorang
muslim terhadap suatu barang. Dalam mengkonsumsi barang telah ada batasan-batasan yang
ditentukan dalam konsep ekonomi Islam.
6
BAB II
EKONOMI MAKRO SEDERHANA
Bab ini menjelaskan model ekonomi makro dari bentuk yang paling sederhana sampai
pada bentuk yang kompleks.
f (Nt) adalah fungsi produksi yang menggambarkan banyaknya output (ikan yang dipancing)
ditentukan oleh tenaga kerja N (usaha yang dikerahkan untuk memancing ikan). Karena ia tidak
mempunyai sumber pendapatan lain, maka jumlah output (ikan yang didapat) sama dengan
jumlah pendapatannya yaitu Yt. Karena setiap hari ikan yang didapatnya (Yt) habis dimakan hari
itu juga, maka Yt sama dengan konsumsinya yaitu Ct.
Tidak seluruh tangkapannya ia makan hari itu juga, sebagian ia simpan sebesar S t. Simpanan ini
yang akan ia makan keesokan harinya sebesar Ct+1.
7
Bila ia makan ikan simpanan itu keesokan harinya:
Semakin banyak ia bekerja, semakin banyak ikan yang ia tangkap, akan semakin besar
simpanannya; tentu saja dengan asumsi bahwa ikan yang dinakan hari itu sama banyaknya yaitu
Ct. Di sisi lain, semakin banyak ia bekerja berarti semakin sedikit waktu istirahatnya pada hari
itu. Dengan adanya simpanan, ini juga berarti semakin banyak waktu istirahatnya di keesokan
harinya (atau bahkan di hari-hari mendatang)
8
C. Ekonomi Satu Pulau Lima Orang dan Uang dari Langit
Sekarang bayangkanlah, ada sebuah helicopter yang baru saja merampok bank. Untuk
jejak, uang hasil rampokan tersebut dijatuhkan ke beberapa pulau sebagai tempat penyimpanan
harta rampokan. Uang yang dijatuhkan dari helicopter tersebut (helicopter money) diantaranya
jatuh di pulau tempat kelima orang tadi, lebih tepatnya, jatuh tepat didepan orang pertama.
Katakan saja jumlah uangnya adalah M1 yaitu sebesar 1 juta rupiah. Jadi sekarang telah terjadi
perubahan jadi ekonomi tanpa uang (moneyless economy) menjadi ekonomi uang (money
economy).
Orang pertama menawarkan kepada orang kedua, inginkah ia menukar berasnya dengan
uang tersebut. Orang kedua setuju asalkan seluruh uang tersebut untuknya. Beralihlah uang
tersebut kepada orang kedua.
Orang kedua menawarkan kepada orang ketiga, inginkah ia menukar sleeping bag nya
dengan uang tersebut. Orang ketiga juga setuju asalkan seluruh uang tersebut untuknya. Beralih
pula uang tersebut kepada orang ketiga.
Orang ketiga menawarkan kepada orang keempat, inginkah ia menukar pisau miliknya
dengan uang tersebut. Orang keempat setuju asalkan seluruh uang tersebut untuknya. Beralih
lagi uang tersebut kepada orang keempat.
Orang keempat menawarkan kepada orang kelima, inginkah ia menukar radio miliknya
dengan uang tersebut. Orang kelima setuju asalkan seluruh uang tersebut untuknya. Beralih lagi
uang itu kepada orang kelima.
Orang kelima menawarkan kepada orang pertama, inginkah ia menukar ikan
tangkapannya dengan uang tersebut. Orang pertama setuju asalkan seluruh uang tersebut
untuknya. Beralih kembali uang itu kepada orang pertama.
Secara formal dikatakan bahwa jumlah uang yang beredar dalam ekonomi adalah M1
(money at time 1), berapa kali uang tersebut berpindah tangan adalah V1 (velocity of money at
time 1), harga masing-masing barang yang dipertukarkan adalah P1 (price at time 1), dan jumlah
barang yang dipertukarkan adalah T1 (goods being traded at time 1). Dalam contoh ini:
M1 = Rp 1 juta
V1 = 5 kali
P1 = Rp 1 juta
T1 = 5 (ikan, beras, sleeping bag, pisau, radio)
9
Bila transaksi ini dirumuskan dalam rumus matematik:
M1 x V1 = P1 x T1
Rp 1 juta x 5 = Rp 1 juta x 5
Sekarang katakanlah, helicopter ini menjatuhkan lagi uang sejumlah Rp 2 juta, dan jatuh
lagi tepat didepan orang pertama. Proses yang sama terjadi, orang pertama menawarkan uang
tersebut kepada orang kedua untuk ditukar dengan beras. Orang pertama setuju asalkan seluruh
uang tersebut untuknya yaitu sejumlah Rp 3 juta (Rp 1 juta pertama dan Rp 2 juta kedua). Uang
tersebut beralih kepada orang kedua. Dan begitu seterusnya sebagaimana telah terjadi
sebelumnya. Perbedaannya adalah jumlah uang beredar sekarang M 2 jumlahnya Rp 3 juta.
Harga masing-masing barang pun sekarang berubah menjadi P 2 yaitu Rp 3 juta. Secara formal
dapat ditulis:
M2 = Rp 3 juta
V2 = 5 kali
P2 = Rp 3 juta
T2 = 5 (ikan, beras, sleeping bag, pisau, radio)
Jadi kenaikan jumlah uang beredar ternyata telah meningkatkan harga masing-masing barang.
Kenaikan harga-harga secara umum ini disebut inflasi.
D. Ekonomi Satu Pulau Lima Orang, Uang dari dari Langit, dan Raja
Sekarang bayangkanlah, orang pertama sebagai orang yang pertama kali ada dipulau itu dan
paling berpengalaman menangkap ikan serta selalu saja uang dari helicopter jatuh di depan orang
pertama, menjadi orang yang paling dominan dalam perekonomian pulau itu. Demikian
dominannya sehingga keempat orang lain sepakat menunjuk orang pertama menjadi pemimpin
mereka. Ini diperlukan untuk mengatur lokasi pemancingan masing-masing orang.
10
Jadi sekarang telah terjadi perubahan dari perekonomian tanpa pemerintah menjadi
perekonomian dengan pemerintah dimana orang pertama menjadi rajanya.
Ada dua perubahan penting dalam perekonomian pulau itu dengan ditunjuknya orang pertama
sebagai raja, yaitu:
1. Adanya Kepemimpinan
2. Adanya efektifitas kepemimpinan
11
BAB III
KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO
Patut diingat bahwa sampai saat ini, kita masih mengasumsikan bahwa belum ada uang dalam
perekonomian.
12
D. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro : Adanya Uang Dalam Perekonomian
Masuknya uang dalam perekonomian mengakibatkan pembentukan keseimbangan umum
bertambah kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat
AD=AS.
Dalam pembentukan Aggregate Demand, ada dua keseimbangan pasar yang menentukan, yaitu:
1. Keseimbangan pasar uang
2. Keseimbangan pasar barang dan jasa
13
2. Kurva AS ber-slope horizontal: rigiditas harga
Alternative lain dari asumsi Keynes adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada
harga, bukan pada gaji. Secara lengkap, asumsi alternative ini adalah sebagai berikut:
a. Harga-harga tidak fleksibel
b. Pasar tenaga kerja kompetitif, dan gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji
(kekakuan gaji).
4. Keseimbangan AS-AD
Dampak dari kenaikan AD berbeda-beda pada jenis AS yang berbeda. Dengan AS yang
mempunyai slope horizontal, maka pergeseran AD hanya bedampak pada Y. Bila AD naik maka
pendapatan nasional naik, sebaliknya bila AD turun, maka pendapatan turun. Harga tetap P.
Dengan AS yang mempunyai slope positif maka pergeseran AD berdampak pada P dan Y. Bila
AD naik maka harga naik dan pendapatan nasional naik. Sebaliknya, bila AD turun maka harga
turun dan pendapatan turun.
Dengan AS yang mempunyai slope vertical maka AD hanya berdampak pada P. bila AD
Naik, maka harga naik sebaliknya, bila AD turun, maka harga turun. Pendapatan nasional tetap
Y.
14
BAB IV
UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang (V), maka
semakin besar income yang diperoleh. Persamaan ini juga berarti juga bahwa uang adalah flow
concept. Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada kolerasi antara kebutuhan
memegang uang (demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep fisher ini
hampir sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi Islam, bahwa uang adalah flow concept,
bukan stock concept.
Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang
ketika mengalir adalah publid goods (flow concept), lalu mengendap ke dalam kepemilikan
seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private good).
15
Untuk lebih jelasnya, konsep private dan public goods masing-masing dapat
diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private good (capital) dan jalan tol
adalah public good (money). Apabila mobil tersebut menggunakan jalan tol, baru kita dapat
menikmati jalan tol. Namun, apabila mobil tersebut tidak menggunakan jalan tol, maka kita tidak
akan menikmati jalan tol tersebut. Dengan kata lain, jika uang diinvestasikan dalam proses
produksi, maka kita baru akan mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan dalam konsep
konvensional uang dan capital dapat menjadi private goods, maka bagi mereka jika mobil
diparkir di gerasi ataupun digunakan di jalan tol, mereka tetap akan menikmati manfaat dari jalan
tol tersebut. Apakah uang diinvestasikan pada proses produksi aau tidak, mereka tetap harus
mendapat lebih banyak uang. Di sinilah letak keanehan teori bunga (interest theory) yang
dikemukakan oleh para ekonom konvensional.
16
2. Uang Sebagai Media Transaksi
Uang menjadi media transaksi yang sah yang harus diterima oleh siapa pun bila ia
ditetapkan oleh negara. Inilah perbedaan uang dengan media transaksi lain seperti cek. Berlaku
juga cek sebagai alat pembayaran karena penjual dan pembeli sepakat menerima cek sebagai alat
bayar. Begitu pula dengan kartu debet, kartu kredit dan alat bayar lainnya. Pihak yang dibayar
dapat saja menolak penggunaan cek atau kartu kredit sebagai alat bayar sedangkan uang berlaku
sebagai alat pembayaran karena Negara mensahkannya.
17
C. Perubahan Fungsi Uang
Fungsi uang sebagai medium of exchange dapat digunakan dan diterima sebagai alat
pembayaran. Sebelum ditemukannya koin, komoditi seperti hewan ternak berfungsi sebagai
uang, begitu juga dengan logam seperti emas dan perak yang digunakan pada masa lampau. Koin
Eropa yang dikenal modern saat itu sebenarnya berasal dari Bizantium dan Negara Muslim yang
diperkirakan ditemukan pada abad ke-17. Pada masa islam, Abdul Malik bin Marwan (65-86
H/685-705 M), seoran Khalifah dari Dinasti Umayyah, mengganti koin emas (dinar) Bizantium
dan perak (dirham) Persia yang mempunyai berat yang berbeda dengan koin Islam yang bernilai
sama dengan unit of account.
18
proyeksinya, maka yang digunakan adalah angka aktual, bukan angka proyeksi. Hal ini
menunjukan bahwa Islam tidak mengenal time value money.
19
BAB V
STABILITAS EKONOMI DALAM BERBAGAI SISTEM
20
dengan sistem flat money yang ada. Karena dapat mencegah terjadinya inflasi dan memelihara
kestabilan harga-harga secara umum. Para ekonom Austria berpendapat bahwa dengan
menggunakan flat money pemerintah akan dengan bebas dapat mencetak uang tanpa
mempertimbangkan kebutuhan dari transaksi sector rill.
21
BAB VI
ECONOMIC VALUE OF TIME
22
Seseorang dapat membeli sepuluh potong goreng pisang hari ini dengan membayar sejumlah
Rp10.000,-. Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama yaitu
Rp10.000,-, ia dapat membeli sebelas pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan memberi
kompensasi untuk naiknya daya beli uangnya akibat deflasi. Inikah yang berlaku? Ternyata
tidak. Hanya satu kondisi saja yang diakomodir oleh konsep time value of money, yaitu kondisi
inflasi; sedangkan kondisi deflasi diabaikan.
Argumen yang kedua akan dijelaskan dalam bagian berikutnya bab ini, dengan berbagai
skenarionya:
1. Ketidak-pastian Return
Sebenarnya dalam ekonomi konvensional, penerapan time value of money tidak senaif
yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidak-pastian return yang akan diterima.
Bila unsur ketidak-pastian return ini dimasukkan, ekonom konvensional menyebut
kompensasinya sebagai discount rate. Jadi istilah discount rate lebih bersifat umum
dibandingkan istilah interest rate.
Dalam ekonomi syariah, penggunaan sejenis discount rate dalam menentukan harga mu’ajjal
(bayar tangguh) dapat digunakan. Hal ini dapat dibenarkan karena:
⮚ Jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan economic value added
(nilai tambah ekonomis).
⮚ Tertahannya hak si penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan kewajibannya
(menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada
pihak lain
23
C. Deriving demand for current consumption
Yakni permintaan seseorang atas suatu barang konsumsi yang akan di konsumsi pada saat
sekarang.
24
Berdasarkan pengalamannya berdagang jagung, Barri menawarkan jagung kepada Mutia dengan
rasio Pt/Po = 1,25. Dengan ratio ini, kita dapat menggambar budged line Mutia.
Pada budged line ini, titik optimal bagi mutia terjadi pada titik O (1100, 875) yaitu pola
konsumsi optimal baginya adalah mengkonsumsi 1100 kg jagung tahun ini dan mengkonsumsi
875 kg jagung di tahun depan.
25
BAB VII
INFLASI: STABILITAS NILAI UANG DOMESTIK
A. Sejarah Inflasi
Semuanya mengalami apa yang dinamakan inflasi. Awal inflasi mata uang dinar dimulai
bahkan pada saat Irak sedang dalam masa puncak jayanya dan inflasi ikut mendahului
perkembangan yang cepat dari peminjaman uang (pertumbuhan kredit) serta perbankan
khususnya di Itali, yang merupakan motor pertubuhan lebih lanjut dari perekonomian. Inflasi
acap kali berbentuk kenaikan tingkat harga secara gradual daripada ledakan kekacauan ekonomi.
Lalu mengapa inflasi terjadi? Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Dengan kata lain,
inflasi tidak akan berlanjut jika tidak dibiayai dengan berbagai cara. Jika konsumen tidak dapat
menemukan uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan tingkat pembelanjaannya,
mereka akan membatasi pembelian dengan membeli lebih sedikit yang kemudian pada akhirnya
akan membatasi kemampuan penjual untuk menaikkan harga.
Kaum monetaris berpendapat bahwa revolusi harga tidak akan terjadi jika tidak dibantu oleh
kenaikan penawaran uang yang berasal dari bullion emas dan perak yang diproduksi oleh new
wold yang walaupun banyak juga emas dan perak tersebut akhirnya ditumpuk oleh pribadi
sehingga keluar sirkulasi, ataupun jadi perhiasan dan ornamen-ornamen untuk bangunan istana
dan katedral serta banyak juga dari emas tersebut akhirnya dikapalkan ke Asia dan tidak pernah
kembali lagi. Bisa dikatakan bahwa inflasi terjadi dimana pun, terhadap mata uang apa pun dan
pada periode kapanpun.
26
Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik perekonomian suatu
negara menggunakan ‘Consumer Price Index’ atau CPI dan ‘Producer Price Index’ atau PPI
sebagai pengukur tingkat inflasi. Hanya saja, kedua metode pengukuran tersebut mempunyai
kelemahan-kelemahan, yang salah satunya adalah karena menggunakan kumpulan yang
mewakili sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh keseluruhan
perekonomian, sehingga index harga tersebut tidak merefleksikan secara akurat seluruh
perubahan harga yang terjadi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi
(kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).
Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank
Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364 M – 1441 M), menggolongkan
inflasi dalam dua golongan, yaitu:
● Natural Inflation
Natural Inflation dapat diartikan sebagai :
27
⮚ Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian
(T).
⮚ Naiknya daya beli masyarakat secara riil.
28
BAB VIII
NILAI TUKAR UANG: STABILITAS NILAI UANG INTERNASIONAL
29
⮚ Rezim Nilai Tukar Fleksibel (Flexibel Exchange Rate Regime) : yaitu apabila nilai tukar mata
uang suatu Negara adalah di tentukan oleh keseimbangan yang terjadi di pasar pertukaran
uang nya.
30
BAB IX
KEBIJAKAN MONETER
A. Pendahuluan
1. Sejarah Kebijakan Moneter Islam
Sistem moneter sepanjang zaman telah mengalami banyak perkembangan, sistem
keuangan inilah yang paling banyak di lakukan studi empiris maupun historis bila di bandingkan
dengan disiplin ilmu ekonomi lainnya.sistem keuangan pada zaman Rosulullah di gunakan
bimatalic standard yaitu emas dan perak (dirham dan dinar) karena keduanya merupakan alat
pembayaran yang sah dan beredar di masyarakat. Nilai tukar emas dan perak pada masa
Rosulallah ini relative stabil dengan nilai kurs dirham-dinar 1:10, namun demikian, setabilitas
nilai kurs pernah mengalami gangguan karena adanya disequilibrium antara supply dan demand.
Misalkan pada masa bani umayyah (41/662-132/750) rasio kurs antara dinar-dirham 1:12,
sedangkan pada masa abbasiyah (132/750-656/1258) berada pada kisaran 1:15.
Pada masa yang lain nilai tukar dirham-dinar mengalami fluktuasi dengan nilai oaling
rendah pada level 1:35 sampai dengan 1:50. Instabilitas dalam nilai tukar yang ini akan
mengakibatkan terjadinya bad coins to drive good coins out of circulations atau kualitas buruk
akan menggantikan uang kualitas baik, dalam literature konvensional peristiwa ini di sebut
hukum Gresham. Seperi yang pernah terjadi pada masa pemerintahan bany mamluk (1263-1328),
dimana mata uang yang beredar tersebut dari fulus (tembaga) mendesak keberadaan uang logam
emas dan perak . oleh ibnu taimiyah di katakana bahwa uang dengan kualitas rendah akan
menendang keluar uang kualitas baik.
Perkembangan emas sebagai standar dari uang beredar mengalami tiga kali evolusi yaitu:
2. The gold cins standard : di mana logam emas mulia sebagai uang yang aktif dalam peredaran
3. The gold bullion standard : di mana logam emas sebagai para meter dalam menentukan nilai
tukar uang yang beredar.
4. The gold exchange standard (bretton woods system): di mana otoritas moneter menentukan
nilai tukar domestic currency dengan foreign currency yang mampu di back-up secara penuh
oleh cadangan emas yang di miliki. Dengan perkembangan sistem keuangan yang demikian
pesat telah memunculkan uang fiducier (kredit money) yaitu uang yang keberadaannya tidak
diback-up oleh emas dan perak.
31
2. Manajemen Moneter Islam
Dalam Al-Quran maupun Sunnah tidak ditemukan secara spesifik keharusan untuk
menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai standar nilai tukar uang. Khalifah Umar
bin Khattab (23/644) telah mencoba untuk memperkenalkan jenis uang dari kulit binatang.
Beberapa fuqaha diantaranya Ahmad Ibn Hanbal, Ibn Hazm dan Ibn Taimiyah mendukung
keberadaan uang fiducier ini, namun Ibn Taimiyah mengingatkan bahwa penggunaan uang ini
akan mengakibatkan hilangnya uang dinar dan dirham dari peredaran. Sementara Imam Al-
Ghazali memperbolehkan penggunaan uang yang tidak dikaitkan dengan emas dan perak selama
pemerintah mampu menjaga nilainya.
Hal ini membawa kita kepada dua pertanyaan yang saling berkaitan, mengenai siapa yang
berhak mengeluarkan uang fiducier dan bagaimana stabilitas nilai uang tersebut dapat dicapai
dalam sistem keuangan tanpa bunga. Secara umum, para fuqaha telah menyepakati bahwa hanya
otoritas yang berkuasa saja yang berhak untuk mengeluarkan uang, dan pemerintah wajib
menjamin terciptanya kestabilan nilai uang tersebut. Dalam hal ini, Al-Ghazali mensyaratkan
pemerintah untuk :
1. Menyatakan uang fiducier yang dicetak sebagai alat pembayaran resmi
2. Wajib menjaga nilainya dengan mengatur jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan
3. Memastikan tidak adanya perdagangan uang.
Keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang sangat penting.
Ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang, akan
mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini akan semakin
mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ibnu
Khaldun menyatakan bahwa suatu negeri tidak akan mungkin mampu melakukan pembangunan
secara berkesinambungan tanpa adanya keadilan dalam sistem yang dianutnya.
Stabilitas harga berarti terjaminnya keadilan uang dalam fungsinya, sehingga
perekonomian akan relatif berada dalam kondisi yang memungkinkan sumber daya teralokasi
secara merata, pendapatan terdistribusi dengan baik,optimum growth, full employment, dan
stabilitas perekonomian.
32
B. Permintaan Uang
1. Teori Permintaan Uang Klasik
Teori permintaan uang klasik, tercerminkan dalam teori kuantitas uang. Padanya teori ini
diperuntukan untuk menerangkan peranan uang dalam perekonomian. Dalam teori kuantitas
uang ini Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan uang pada hakikatnya adalah Flow
Concept.
33
3. Menurut Mazhab Alternatif
Permintaan uang menurut madzhab ini, sangat erat kaitannya dengan konsep endogenous
uang dalam Islam. Teori endogenous dalam Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai
keberadaan uang pada hakikatnya adalah representasi dari volume transaksi yang ada dalam
sektor riil. Teori inilah yang kemudian menjembatani dan tidak mendikotomikan antara
pertumbuhan uang di sektor moneter dan pertumbuhan nilai tambah uang di sektor riil.
34
2. Secara Islam
Dasar pemikiran dari manajemen moneter dalam konsep Islam adalah terciptanya
stabilitas permintaan uang tersebut kepada tujuan yang penting dan produktif.
Dalam teori Keynes telah dikenal bahwa adanya permintaan spekulasi akan uang pada dasarnya
dipengaruhi oleh keberadaan suku bunga (The theory of liquidity preference). Pergerakan suku
bunga merupakan refleksi pergerakan permintaan uang untuk spekulatif. Semakin tinggi
permintaan uang untuk spekulasi, maka semakin rendah tingkat bunga yang berlaku dipasar.
Begitu juga sebaliknya apabila permintaan uang spekulatif menurun, maka suku bunga akan
relatif meningkat. Penghapusan suku bunga dan adanya kewajiban pembayaran pajak atas biaya
produktif yang menganggur, menghilangkan insentif orang untuk memegang uang idle sehingga
mendorong orang untuk melakukan:
⮚ Qard (meminjamkan harta lepada orang lain)
⮚ Penjualan marginal
⮚ Mudharabah
Para pemilik dana akan menginvestasikan dananya pada kegiatan yang memberikan
keuntungan terbesar (actual return), jadi semakin tinggi permintaan uang untuk investasi
disector rill atau kebutuhan akan persediaan dana untuk investasi disector rill atau kebutuhan
akan persediaan dana investasi semakin besar, maka tingkat keuntungan harapan yang akan
diberikan akan relatif menurun. Karena besarnya tingkat actual return ini tidak berfluktuatif
seperti halnya suku bunga maka akan menjadikan permintaan uang akan lebih stabil.
35
BAB X
INSTRUMEN MONETER
36
B. Instrumen Moneter Islam
1. Mazhab Pertama (istishaduna)
Pada awal islam dapat dikatakan bahwa tidak diperlukan suatu kebijakan moneter
dikarenakan hampir tidak adanya sistem perbankan dan minimnya penggunaan uang. Jadi tidak
ada alasan yang memadai untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap penawaran uang (Ms)
melalui kebijakan diskresioner. Selain itu, kredit tidak memiliki peran dalam penciptaan uang,
karena kredit hanya digunakan diantara para pedagang saja serta peraturan pemerintah tentang
surat peminjaman (promisorry notes) dan instrumen negoisasi (negotiable instruments) dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan sistem kredit tersebut mencipatakan uang.
Instrumen lain yang dapat digunakan pada saat ini untuk mengatur jumlah peredaran uang serta
mengatur tingkat suku bunga jangak pendek yaitu OMO(Melalui jula-beli surat berharga
pemerintah) jles belum ada pada masa awal perkembangan Islam. Selain itu, jelas tindakan
menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga tersebut bertentangan dengan ajaran Islam
karen adanya larangan yang berkenaan dengan riba dalam Islam itu sendiri.
37
3. Mazhab Ketiga (Alternatif)
Mazhab ketiga ini sangat banyak diperngaruhi oleh pemikiran-pemikiran ilmiah dari
Dr.M.A chouldhury. Sistem yang kebijakan moneter yang dianjurkan oleh mazhab ini adalah
syuratiq process yaitu dimana suatu kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter adalah
berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektor riil. Jadi keputusan-keputusan
kebijakan moneter yang kemudian dituangkan dalam bentuk instrumen moneter biasanya adalah
harmonmisasi dengan kebijakan-kebijakan disektor riil.
38
● Jendela pembiayaan sebagai fasilitas siaga yang dapat digunakan oleh bank-bank jika mereka
memintanya baik untuk keperluan karena kekurangan likuiditas maupun pembiayaan
investasi.
● Foreign Exchange Operation sebagai alat BOS untuk menjaga stabilitas nilai tukar
uang(bukan untuk fungsi kontrol likuiditas).
● OMO dengan menggunakan instrument:
⮚ Central Bank Musharaka Certifikat(CMC).
⮚ Goverment Musharaka Certifikat(GMC)
⮚ Ijara Certificate (Sukuk)
2. Iran
Iran adalah satu-satunya negara Islam yang menerapkan sistem perekonomian dengan
mengacu pada pemikiran teori ekonomi Islam Mazhab I. Pada dasarnya, instrumen-instrumen
moneter yang ada haruslah unsur yang dapat menjauhi riba dan hal-hal yang mengandung
ketidakpastian.
Berikut adalah instrumen moneter yang dipakai oleh otoritas moneter di Iran:
● Reserve requirement ratio.
● Adjusted Open Market Operations.
● Disciount Rates.
● Credit ceiling.
● Minimum expected profit ratio of bank dan Bank’s Share of Profit in Various Contracts.
3. Indonesia
Peraturan perbankan syariah yang dikeluarkan pada tahun 1998 yang menggantikan
peraturan perbankan syariah tahun 1992 telah memungkinkan perkembangan perbankan syariah
dengan sangat cepat. Berkembangnya jumlah cabang dari bank syariah baik dari bank umum
yang berdasarkan syariah maupun divisi syariah dari bank umum konvensional, sertan
meningkatkan kemampuan dalm menyerap dana masyarakat yang terlihat dari dana simpanan
pihak ketiga yang tertera dineraca bank-bank syariah tersebut. BI menjalankan fungsi-fungsi
bank sentralnya terhadap bank-bank yang berdasarkan syariah mempunyai instrumen-instrumen
sebagai berikut:
39
● Giro Wajib Minimum(GMW).
● Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah(sertifikat IMA).
● Sertifikat Wadiah Bank Indonesia(SWBI)
40
BAB XI
PEMERINTAH SEBAGAI IBU SEGALA PASAR
2. Distribusi
Equity adalah keadilan dalam mendistribusikan sumber daya (resource). Pemerintah
dapat membantu masyarakat yang kurang beruntung dari masyarakat yang beruntung melalui
pajak, hibah, sumbangan, dan lain-lain.
41
4. Kegagalan Pemerintah
Terjadi karena adanya:
a. Inefisiensi dalam proses produksi
b. Buruk atau kurangnya informasi
C. Budget Deficit
Setiap perubahan terhadap pendapatan maupun penerimaan maka akan berdampak
terhadap anggaran pemerintah seperti pada rumus:
G≤T
Keterangan:
G = Belanja Negara
T = Pendapatan pajak
Jika pendapatan negara lebih besar dari pada penerimaan maka akan terjadi budget
surplus. Jika sebaliknya akan terjadi Bugdet Deficit. Untuk memenuhi kebutuhan negara jika
dalam keadaan budget deficit maka harus dipastikan untuk pengembalian akan hutang tersebut.
Berikut rumusnya:
T–G≥D
Keterangan:
G = Belanja Negara
T = Pendapatan pajak
D = Utang
42
D. Kebijakan dan Instrumen Fiskal Pemerintah Islam
Kebijakan Instrumen Fiskal Pemerintahan Islam Yang dikenal pada zaman pertengahan
(pada zaman Rasulullah SAW) yang memberikan dampak pada tingkat inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Ciri kebijakan fiskal Baitul Mall pada zaman Nabi SAW adalah sebagai berikut:
1. Sangat Jarang Terjadi Anggaran Defisit
Anggaran defisit akan menimbulkan persoalan yaitu melemahnya nilai uang yang beredar
pada zaman Rasulullah SAW, yang hanya sekali terjadi yaitu ketika jatuhnya kota Mekkah.
2. Sistem Pajak Proposional (Propotional Tax)
Merupakan salah satu kontribusi Islam dalam instrumen fiskal. Keunggulannya adalah
terbentuknya aotomatoc stabilizer yang digambarkan dengan amplitudo diperkecil, artinya
jika kondisi ekonomi memuncak (booming) maka tidak terjadi bubble, jika turun maka tidak
terjadi crash.
3. Besarnya Rate Kharaj Ditentukan Berdasarkan Produktivitas Lahan, bukan
Berdasarakan Zona
Produktivitas lahan diukur berdasar kesuburan tanah, jumlah produk, marketability produk
pertanaian yang ditanam di lahan tersebut dan metode irigasinya, sangatlah mungkin lahan
yang bersebelahan di kenakan kharaj yang berbeda yang menyebabkan pengusaha kecil yang
kurang produktif dapat tetap berusaha di lokasi yang baik dan tidak terpinggirkan menjadi
pedagang kaki lima.
4. Berlakunya Regressive Rate untuk Zakat Peternakan
Adalah penurunan rate karena jumlah hewan ternak yang dipelihara semakin banyak yang
mendorong peternak untuk memperbesar skala usahanya dengan biaya produksi rendah yang
mengakibatkan supply hewan ternak dengan harga yang relatif murah.
5. Perhitungan Zakat Perdagangan Berdasarkan Besarnya Keuntungan, Bukan atas
Harga jual.
Sistem ini berdasarkan keuntungan (profit atau quasi-rent) tidak berpengaruh terhadap kurva
penawaran sehingga barang yang ditawarkan tidak berkurang dan tidak terjadi kenaikan harga
jual. Yang menjadi insentif bagi pedagang untuk mencari keuntungan sejalan dengan
kewajiban membayar zakat. Jumlah zakat yang diterima akan meningkat seiring
meningkatnya keuntungan pedagang.
43
6. Porsi Besar untuk Pembangunan Infrastruktur
Pada zaman Rasulullah SAW pembangunan infrastruktur berupa sumur umum, pos, jalan
raya, jembatan, dan lain-lain.
7. Managemen Yang Baik Untuk Hasil yang Baik
Managemen yang baik akan berdampak baik. Ini terlihat pada zaman Umar bin Khattab
dimana penerimaan di Baitul Mall mencapai 180 juta dirham sehingga mampu mengatur
pemerintahan dengan baik, hingga tiap kota memberikan pajaknya ke pemerintah
8. Jaringan Kerja antar Baitul Mall Daerah
Dengan semakin meluasnya wilayah Islam maka pada zaman Khalifah Ali r.a dibuatlah
struktur anggaran pendapatan yaitu :
a. Peningkatan Pendapatan nasional dan Prtisipasi Kerja Nabi SAW menerapakn kebijakan
sbb:
⮚ Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar
⮚ Mendorong terjalinnya kerjasama kaum muhajirin dan anshar
⮚ Membagikan tanah dan membangun perumahan untuk kaum muhajirin
⮚ Membagikan 80% Harta rampasan perang
b. Pemungutan Pajak
Pada saat stagnasi dan menurunnya permintaan agregatif (AD) dan penawaran
agregatif(AS), pajak (khususnya khums) mendorong stabilitas pendapatan dan produksi
total. Kebijakan ini juga tidak menyebabkan penurunan harga maupun jumlah produk.
c. Pengaturan Anggaran Dengan mengatur keseimbanagan sehingga tidak terjadi budget
deficit
d. Penerapan Kebijakan Fiskal khusus
Pada masa Rasulullah SAW kebijakan fiskal khusus yaitu:
1) Meminta bantuan kaum muslimin secara sukarela atas permintaan Rasulullah SAW
2) Meminjam peralatan dari kalangan non-muslim dengan jaminan pengembalian dan
ganti rugi apabila terdapat cacat atau rusak
3) Meminjam uang kepada orang tertentu dan memberikannya kepada orang yang baru
masuk Islam
4) Menerapkan kebijakan pemberian insentif.
44
E. Efektivitas Kebijakan Fiskal
Efektifitas Kebijakan Fiskal Harus diketahui terlebih dahulu efektivitas kebijakan dengan
menggunakan kurva IS-LM, dalam teori Keynesian. Kurva ini adalah alat ukur untuk mengetahui
kombinasi agregat output dan tingkat suku bunga. Seperti juga dalam kebijakan moneter sangat
bergantung pada kemiringan kurva.
45
BAB XII
PEMERINTAH SEBAGAI PENABUNG BESAR
2. Zakat
Terdiri dari:
● Zakat Pendapatan
● Zakat Peternakan
● Zakat pertanian
46
3. Khums
4. Jizyah
Adalah pajak yang dibayar oleh orang-orang non-Muslim sebagai pengganti fasilitas social-
ekonomi dan layanan kesejahteraan lainnya, serta untuk mendapatkan perlindungan keamanan
dari Negara Islam.
5. Penerimaan lain
Ada yang disebut Kafarah yaitu denda, misalnya denda yang dikenakan pada suami istri yang
berhubungan di siang hari pada bulan puasa. Mereka harus membayar denda dan denda
tersebut masuk dalam pendapatan Negara.
47
BAB XIII
PEMERINTAH SEBAGAI PEMBELI BESAR
A. Pendahuluan
Pemerintah sebagai pembeli besar dan prinsip-prinsip pembelajaan public dalam
khazanah Islam klasik selama ini tampaknya kurang mendapat perhatian dan pembahasan
khusus. Akan tetapi dalam dunia modern sekarang ini, diskusi-diskusi mengenai pembelajaan
publik dalam dunia Islam telah banyak dibicarakan. Posisi pemerintah dalam alur sirkulasi
ekonomi makro terlihat dalam persamaan berikut ini:
Y=C+S
(Yh + Yg) = (Ch + Sh) + (Cg + Sg)
S = I, asumsi Keynesian
(Yh + Yg) = (Ch + Ih) + (Cg + Ig)
(Yh + Yg) = Ch + (Ih + Ig) + Cg
Y=C+I+G
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
g = government
h = household
G = Pengeluaran Pemerintah
48
2. Transfer Payment
Yaitu apabila jumlah manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan sama besarnya.
49
3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Di antara ilmu pengetahuan yang menyentuh kehidupan dunia Islam pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab adalah ilmu manajemen yang mengatur masalah akuntansi dan
fiscal Baitul Mal. Penerimaan kaum muslimin terhadap ilmu ini berikut aplikasinya
menyebabkan dikembangkan metode modern untuk menyusun anggaran serta perhitungan
pendapatan dan pengeluaran sector-sektor publik.
50
BAB XIV
PEMERINTAH SEBAGAI INVESTOR PASAR
B. Pengeluaran Agrerat
Pengeluaran Agrerat menunjukkan hubungan antara pengeluaran agrerat yang
direncanakan dan PDB rill. Pengeluaran agrerat yang direncanakan adalah jumlah dari
pengeluaran konsumsi yang telah direncanakan, investasi, belanja barang dan jasa pemerintah
seta ekspor dikurangi impor.
51
D. Keterbatasan Kebijakan Fiskal
Didasari oleh dua hal:
1. Lambannya proses legislatif yang berarti adalah sulit untuk mengambil tindakan kebijakan
fiscal secara cepat.
2. Perubahan di dalam permintaan agrerat.
52