Anda di halaman 1dari 11

Menurut terbanding:

Bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Objek PPh Pasal 4 ayat (2) masa Juni 2019 dengan alasan
berikut;

1) Berdasrakan hasil pengujian terdapat Objek PPh Pasal 4 ayat 2 yang belum dilakukan
pemungutan oleh Pemohon Banding masa Juni 2019.
2) Pos-pos laporan laba rugi
No Akun Nama Akun Nominal
51131511 FOH - Utility - Electricity Rp 37,950,619
51131712 FOH - Insurance - Machinery & Equipment Rp 6,675,428
51131713 FOH - Insrance - Office Equipment & Furniture Fixt Rp 99,798
51131715 FOH - Insurance - Inventory Rp 2,018,153
61111411 FOH - Utility - Electricity Rp 4,216,735
61111412 SGA - Utility - Water Rp 10,798,530
61111413 SGA - Utility - Telephone Rp 4,050,000
61111811 SGA - Rent - Land & Building Rp 49,927,500
61111812 SGA - Rent - Warehouse Rp 149,951,734
Rp 265,688,497

3) Jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan sebagalmana dimaksud pada ayat (1)
adalah semua jumlah yang dibayarkan atau yang diakui sebagai utang oieh Penyewa dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tanah dan/atau bangunan yang disewa
termasuk biaya perawatan, biaya pemetiharaan, biaya keamanan, biays layanan, dan baya
fasilitas lainnya, baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan.
4) Dengan demikian, Terbanding berpendapat bahwa terdapat Objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang
belum dilakukan pemungutan oleh Wajib Pajak, sehingga atas beredaran usaha masa Januari
2019 dikenakan PPh final 10%.

Menurut Pemohon Banding:

Pemohon Banding tidak setuju dan mengajukan banding atas koreksi Objek PPh Pasal 4 ayat (2)
masa Juni 2019 yang dilakukan oleh Terbanding sebesar Rp22.254.588,00 dengan alasan sebagai
berikut:

1. Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Tanah dan Bangunan antara Arisu
Graphic Prima (AGP) dan pemohon Banding Nomor SP-AGP/Leg/01/18/V/2018
yang berlaku sejak tanggal 20 Mei 2018 sampai dengan 19 Mei 2019 dan Nomoor
SP-AGP/Legg/01/17/V/2019 yang berlaku sejak tanggal 10 Mei 2019 sampai dengan
19 Mei 2020, harga sewa tanah dan bangunan yang disepakati adalah sebesar Rp.
31.927.500 setiap bulan yang diperoleh dari Rp. 33.000 per m2 dikali luas tanah dan
bangunan seluas 967,5 m2, ditambah dengan PPN dengan tarif 10% sebesar Rp.
3.192.700, serta dikurangi dengan PPh Final Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 10%
sebesar Rp. 3.192.700.
Lebih lanjut, biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamnan, biaya layanan,
dan biaya fasilitas lainnya tidak diatur dalam perjanjian dimana substansi atas biaya
tersebut merupakan biaya operasionall Pemohon Banding yang tidak termasuk dalam
jumlah bruto nilai persewaan tanah dan bangunan.
2. Koreksi atas akun 51131511 – FOH – Utility – Eelctricity, 51131712 – FOH –
Insurance – Machinery & Equipment, 51131713 – FOH – Insurance – Office
Equipment & Furniture Fixture, 511 31715 – FOH – Insirance – Inventory, dan
6111141 – SGA – Utility - Electricity
51131511 FOH -Insurance - Elecrticity Rp 37,950,619
51131712 FOH - Insurance - Machinery & Equipment Rp 6,675,428
51131713 FOH - Insurance - Office Equipment & FurniturRp 99,798
51131715 FOH - Insurance - Inventory Rp 2,018,153
61111411 SGA - Utility - Electricity Rp 4,216,735
Total Rp 50,960,733

Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi sebesar Rp. 50.960.733 atas akun atas
akun 51131511 – FOH – Utility – Eelctricity, 51131712 – FOH – Insurance –
Machinery & Equipment, 51131713 – FOH – Insurance – Office Equipment &
Furniture Fixture, 511 31715 – FOH – Insirance – Inventory, dan 6111141 – SGA –
Utility – Electricity karena merupakan pembayaran listrik, asuransi mesin dan
peralatan, asuransi perlengkapan, dan asuransi persediaan milih Pemohon
Terbanding. Tagihan atas beban listrik dan beban asuransi tersebut ditagihkan oleh
penyedia jasa kepada AGP dan kemudian dilakukan reimbrusment kepada Pemohon
Banding setiap bulan sesuai dengan alokasi pembebanan biaya yang disepakati antara
AGP dan Pemohon Banding. Sehingga, atas biaya-biaya tersebut bukan merupakan
objek PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (2) huruf d Undang-Undang Perhitungan alokasi
atas pembebanan biaya, dokumen reimbursement termasuk faktur pajak dan invoice
pihak ketiga telah Pemohon Banding sampaikan pada proses keberatan.
3. Koreksi atas akun 61111412 – SGA – Utility – Water
Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi sebesar Rp. 10.798.530,00 pada akun
61111412 – SGA – Utility – Water. Atas nominal sebesar Rp. 9.915.230 merupakan
pembayaran air PDAM milik Pemohon Banding yang ditagihkan oleh penyedia jasa
kepada AGP dan dilakukan reimbursement kepada Pemohon Banding setiap bulan
sesuai dengan alokasi pembebanan biaya air PDAM disepakati antara AGP dan
pemohon banding atas nominal sebesar Rp. 883.000 merupakan pembayaran air
PDAM milik Pemohon Banding yang ditagihkan oleh penyedia jasa kepada pemohon
banding. Sehingga, biaya 61111412 – SGA – Utility – Water sebesar Rp.
10.798.530,00 0 bukan merupakan objek PPh Final sesuai pasal 4 ayat (2) huruf d
Undang Undang PPh. Perhitungan alokasi atas pembebanan biaya, dokumen
reimbursment termasuk faktur pajak, dan invoice pihak ketiga telah Pemohon
Banding sampaikan pada proses keberatan.
4. Koreksi atas akun 61111416 – SGA – Utility – Telephone
Pemohon Bandin tidak setuju atas koreksi pada akun 61111416 – SGA – Utility –
Telephone Atas nominal Rp. . 2.995.325. rincian perhitungan selisih tersebut sebagai
berikut:
to Accrue by. Pemakaian biznet (common cost) Rp 4,050,000
ceo suite/citra eksekutip-19.53279916-180619 -Rp 1,054,675
selisih Rp 2,995,325
Atas nominal sebesar Rp. 4.050.000 merupakan pembayaran internet Pemohon
Banding yang ditagihkan oleh penyedia jasa kepada AGP dan kemudian dilakukan
reimbursement kepada Pemohon Banding setiap bulan sesuai dengan alokasi
pembebanan biaya internet yang disepakati Antara AGP dan Pemohon Banding.
Sehingga, biaya 61111413 - SGA - Utility • Telepon sebesar Rp 4.050.000 bukan
merupakan objek PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (2) huruf d Undang-Undang PPh dan
transaks! Penggantian tidak termasuk Objek Pemotongan PPh Pasal 23 sebagamana
diatur dalam PMK-141/PMK.03/2015 Pasal 1 ayat (3) huruf b norror 4. Sedangkan,
atas CEO Suite / Citra Eksekutip-19.53279916-180619 sebesar Rp1.054.675
termasuk dalam nilai Bruto sewa kepada PT Citra Eksekutip Otorita yang telah
dipotong dan dilaporkan pada SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) dengan rincian sebagai
berikut:
SPT PPh 4(2) GL
Nomor Bupot Tanggal DPP PPh pasal Nama Akun Nominal
4(2)
00004/PPH4(2)/AI/VI/2019 30 Juni 48.048.00 4.804.800 SGA-Rent- 18.000.000
2019 0 Land&Buildin 1.054.675
g SGA-Utility-
telephone 19.054.675
Total
Perhitungan alokasi atas pembebanan biaya, dokumen reimbursment termasuk faktur
pajak, dan invoice pihak ketiga telah Pemohon Banding sampaikan pada proses
keberatan.
5. Koreksi tas akun 61111812 – SGA – Rent – Warehouse
Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi pada akun 61111812 - SGA - Rent -
Warehouse sebesar (RP42.500.000). Atas nominal sebesar (Rp42.500.000) adalah
pencatatan akrual atas biaya sewa gudang dan atas biaya tersebut telah dilakukan
pembalikan dengan rincian sebagai berkut. Schingga, atas transaksi tersebut tidak
terutang PPh Pasal 4 ayat (2).

31/05/2019 Accrue addn rent for X/3 Rp. 12.500.000


31/05/2019 To Accrue rent RI X/3 Rp. 30.000.000
May19 (11-31 May 2019)
30/06/2019 To reserve accrued Rent Rp. (42.500.000)
RI X/3 May 19 (11-31
May 19)
Rp. -
Biaya aktual atas transaksi ini adalah sebesar Rp. 48.048.000 yang merupakan biaya
sewa gedung kepada PT Surabaya Industrial Estate dan telah dilakukan pemotongan
PPh Pasal 4 ayat (2) pada bulan Juni 2021 dengan rinciaan bukti potong sebagai
berikut:

SPT PPh 4(2)


Nomor Bukti Potong Tanggal DPP PPh Pasal 4(2)
201900004/PPH4(2)/AI/VI/ 30 Juni 48.048.000 4.804.800
2019
6. Atas transaksi reimbursement dari Pemohon banding ke AGP bukan merupakan
Objek Pajak penghasilan Final pasal 4 ayat (2) karena tidak terdapat mark up atas
tagihan dan ditagihkan ke AGP ke Pemohon Banding.
7. Adapun Pasal 4 ayat (2) UU PPh berbunyi sebagai berikut:
“Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi
dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. penghasilan berupa hadiah undian;
c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura;
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan/atau bangunan; dan
e. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.”

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa objek Pajak Penghasilan Final
Pasal 4 ayat (2) adalah penghasilan. Pengertian penghasilan sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 ayat (1) UU PPh adalah sebagai berikut:

“Yang menjadi objek Pajak Penghasilan Final, yaitu setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk...”

Dengan demikian, atas transaksi reimbursement bukan merupakan objek PPh


Final Pasal 4 ayat (2).
8. Terdapat Putusan Mahkamah Agung Nomor 508/B/PK/PJK2017 yang menolak
permohonan peninjauan kembali Direktorat Jendral Pajak terhadap Putusan
Pengadilan Pajak nomot Put.610003/PP/M.IB/25/2015 tanggal 22 April 2015 yang
tidak mempertahankan koreksi DPP PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas sengketa serupa
dimana penekanan atas objek PPh 4(2) menurut majelis hakim yang didukung oleh
prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa Pajak
dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk
konsumsi atau menamabah kekayaan Wajib Pajak tersebut.
9. Berdasrkan alasan-alasan yang telah Pemohon Banding sampaikan di atas, Pemohon
Banding memohon melalui surat banding ini agar koreksi atas objek PPh Final Pasal
4 ayat (2) masa Juni 2019 sebesar Rp. 22.254.588 tersebut dapat dibatalkan.

Selanjutnya, Pemohon Banding mengusuljan kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak


yang Terhormat agar:

1. Menyatakan bahwa banding yang diajukan Pemohon Banding dapat diterima karena
telah memenuhi seluruh ketentuan formal
2. Mengabulkan seluruh banding yang diajukan Pemohon Banding.

2. Menurut Terbanding

a. Dasar Hukum
Dasar Hukum : --
b. Tanggapan Terbanding
1. Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Tanah dan Bangunan antara PT Arisu
Graphic Prima (PT AGP) dan Pemohon Banding Nomor SP-AGP/Leg/01/18/V/2018
yang berlaku sejak tanggal 20 Mei 2018 sampai dengan 19 Mei 2019 dan nomor SP-
AGP/Leg/01/17/V/2019 yang berlaku sejak tanggal 20 Mei 2019 sampai dengan 19
Mei 2020, harga sewa tanah dan bangunan yang disepakati adalah sebesar Rp
31.927.500,00 setiap bulan yang diperoleh dari Rp33.000 per m2 dikali luas tanah dan
bangunan seluas 967,5 m2, ditambah dengan PPN dengan tarif 10% sebesar Rp
3.192.700,00 serta dikurangi dengan PPh Final Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 10%
sebesar Rp 3.192.700,00.
2. Proporsi biaya PT Arisu Graphic Prima – PT Arisu Indonesia, Presentase Nilai Common
cost yang ditagihkan ke PT Arisu Indonesia :
Security 95%
Management security 95%
Listrik Electricity 196 KVA 50%
PDAM Gd 18 95%
Biznet 90%
3. Objek PPh atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan.
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan menyatakan bahwa:
1. Pasal 2 ayat (1)
Atas Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan baik sebagian maupun
seluruh bangunan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dikenal
Pajak Penghasilan yang bersifat final.
2. Pasal 4 ayat (1)
Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) sebesar
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan.
3. Pasal 4 ayat (2)
Jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan semua jumlah yang dibayarkan atau yang diakui sebagai
utang oleh Penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berkaitan
dengan tanah dan/atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya
pemeliharaan, biaya keamanan, biaya layanan, dan biaya fasilitas lainnya, baik
yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan.

Berdasarkan dokumen yang dilampirkan oleh Pemohon Banding, besaran biaya


perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya layanan, dan biaya fasilitas
lainnya yang ditagihkan oleh PT Arisu Graphic Prima kepada PT Arisu Indonesia
didasarkan pada proporsi biaya yang disetujui oleh kedua belah pihak dengan masa
berlaku selama 12 bulan. Biaya tersebut memang tidak diatur di Surat Perjanjian Sewa
Menyewa Tanah dan Bangunan, namun dengan adanya dokumen proporsi biaya
Peneliti berpendapat bahwa persetujuan tersebut sebagai perjanjian dibuat secara
terpisah sehingga masuk dalam jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan sebagaimana ketentuan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2017 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan.
4. Nilai Bruto
Dalam alasan permohonan, Pemohon Banding menyatakan bahwa tagihan atas beban
listrik dan beban asuransi tersebut merupakan transaksi reimbursement sehingga
biaya-biaya tersebut bukan merupakan objek PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (2) huruf d
Undang-undang PPh dan transaksi reimbursement bukan Objek Pemotongan PPh Pasal
23 sebagaimana diatur dalam PMK-141/PMK.03/2015 Pasal 1 ayat (3) huruf b nomor 4.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009 tentang Jumlah Bruto
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa:
1. Angka 2
Yang dimaksud dengan jumlah bruto sebagaimana dimaksud pada butir 1 adalah
seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya
oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk
pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian pembayaran
sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak
ketiga.
2. Angka 3 huruf b
Jumlah bruto sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tidak berlaku dalam hal
penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa sebagaimana dimaksud
dalam butir 1, telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa biaya-biaya tersebut bukan
merupakan objek PPh Final sesuai Pasal 4 ayat (2) huruf d Undang-Undang PPh dan
transaksi reimbursement bukan Objek Pemotongan PPh Pasal 23 sebagaimana
diatur dalam PMK-141/PMK.03/2015 Pasal 1 ayat (3) huruf b nomor 4 menurut
Peneliti argumen Wajib Pajak tidak tepat dan tidak relevan dengan objek sengketa
PPh Final Pasal 4 ayat (2) karena PMK-141/PMK.03/2015 mengatur tentang objek
PPh Pasal 23/26. Peneliti sependapat transaksi reimbursement bukan Objek
Pemotongan PPh Pasal 23 sebagaimana diatur dalam PMK-141/PMK.03/2015 Pasal 1
ayat (3) huruf b nomor 4, namun koreksinya ini terkait objek PPh Pasal 4 ayaut (2)
final sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-53/PJ./2009,
pengecualian pembayaran penggantian biaya (reimbursement) sebagai objek PPh itu
mengatur tentang objek PPh Pasal 23 namun tidak berlaku jasa yang telah dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final. Sehingga Terbanding berpendapat bahwa
biaya-biaya tersebut masuk dalam definisi jumlah bruto yang menjadi objek PPh
Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan Sewa Tanah dan/atau Bangunan.
5. Reimbursemen
Angka 2 SE-53/PJ./2009 tentang Jumlah Bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf C angka 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa: penggantian biaya (reimbursement) yaitu
penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh
pihak kedua kepada pihak ketiga.
Dengan alasan permohonan keberatan, Pemohon Banding menyatakan bahwa
pembayaran listrik, asuransi, air dan telepon tersebut merupakan pembayaran milik
pemohon Banding yang ditagihkan oleh penyedia jasa kepada PT AGP dan kemudian
dilakukan reimbursement kepada Pemohon Banding setiap bulan sesuai dengan
alokasi pembebanan yang disepakati antara PT AGP dan Pemohon Banding.
Dalam kasus ini biaya-biaya tersebut merupakan biaya bersama yang pembebanan
biaya tersebut dibagi berdasarkan alokasi yang disepakati sebelumnya dengan pihak PT
AGP. Terbanding tidak memiliki informasi yang cukup atas apa yang menjadi dasar
proporsi biaya bersama tersebut. Sehingga Terbanding tidak memiliki keyakinan yang
cukup bahwa hal ini masuk pengertian penggantian biaya (reimbursement) mengingat
persentasenya tetap sepanjang tahun sehingga dimungkinkan Pemohon Banding
menanggung lebih besar dari yang seharusnya.

Pada kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 508/B/PK/PJK/2017 pada tenan selain
membayar biaya sewa dengan tarif per m2/bulan untuk kebutuhan atas listrik dan air
bersih di area DF Batang Hari dipasok oleh PT. FG dan PDAM, dan untuk memisahkan
perhitungan beban pemakaian listrik dan air bersih setiap bulan, pada setiap ruangan
atau lahan yang disewa oleh masing-masing tenan telah dipasang Kwh Meter dan
Water Flow Meter demikian juga untuk fasilitas umum sehingga biaya pemakaian
listrik dan air dibebankan kepada penyewa berdasarkan pemakaian masing-masing.
Berbeda dengan kondisi Pemohon Banding yang pembebanannya berdasarkan taksiran
presentase yang tetap selama 12 bulan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perhitungan pajak terutang PPh Pasal 4 ayat 2
untuk masa Juni 2019 sebesar Rp26.568.849,70 dengan rincian sebagai berikut :

Masa/Tahun Menurut Kurang Bayar


Pajak SPT PB Terbanding PPh Final 4(2)
Juni 2019 243.433.909 265.688.497 26.568.850
Sehingga perhitungan jumlah yang masih harus dibayar PPh Pasal 4 ayat (2) masa Juni
2019 adalah sebagai berikut :
Uraian DPP PPh Pasal 4 ayat (2)
Peredaran Usaha Rp 265,688,497 Rp 26,568,850
Jumlah Rp 265,688,497 Rp 26,568,850
Kredit Pajak Rp 24,343,391
Pajak yang kurang dibayar Rp 2,225,459
Sanksi Pasal 13 (2) KUP Rp 972,080
Jumlah PPh Yang Masih Harus Dibayar Rp 3,197,539
Terhadap PPh yang kurang dibayar sebesar Rp26.568.849,70 Pemohon Banding
dikenakan sanksi administrasi bunga 1,82% sesuai dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 540/KMK.010/2020 tanggal 26 November 2020 tentang Tarif Bunga
Sebagai Dasar Perhitungan Sanksi Administrasi Berupa Bunga dan Pemberian Imbalan
Bunga.
Perhitungan Sanksi Administrasi dalam SKPKB adalah sebagai berikut :
- PPh Kurang Bayar = Rp 2,225,459
- Bunga Psl 13(2) : 1,82% x 24 Bulan x Rp 25.788.004,20 = Rp 972,080
- Total SKPKB = Rp 3,197,539

Berdasarkan uraian di atas Terbanding menyimpulkan bahwa perhitungan Surat


Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4(2) nomor 00017/240/19/632/21
tanggal 26 Agustus 2021 Masa Pajak Juni 2019 adalah sebagai berikut:

Menurut Pemohon
Menurut surat Menurut
No Uraian Banding (sesuai Surat
ketetapan pajak Terbanding
Keberatan)
1 2 3 4 5
a. Penghasilan Netto Rp 243,433,909 Rp 265,688,497 Rp 265,688,497
b. Kompensasi Kerugian - - -
c. Penghasilan Tidak Kena
Pajak - - -
d.
Penghasilan Kena Pajak Rp 243,433,909 Rp 265,688,497 Rp 265,688,497
e. PPh Terutang Rp 24,343,391 Rp 26,568,850 Rp 26,568,850
f. Kredit Pajak Rp 24,343,391 Rp 24,343,391 Rp 24,343,391
g. PPh Kurang/ (Lebih)
Bayar Rp - Rp 2,225,459 Rp 2,225,459
h. Sanksi Administrasi - Rp 972,080 Rp 972,080

d. Jumlah Pajak yang Rp 3,197,539 Rp 3,197,539


masih harus/ (lebih)
dibayar -
IV. KESIMPULAN DAN USUL

1. Kesimpulan
a. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Surat Banding nomor 039/SB-AI/XI/2022
tanggal 14 November 2022 memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur dalam
Pasal 27 dan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, memenuhi ketentuan Pasal 35 ayat
(1) dan ayat (2). Pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), serta Pasal 37 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, sehingga dapat
dipertimbangkan lebih lanjut.
b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-00240/KEB/PJ/WPJ.11/2022 tanggal
24 Agustus 2022 diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 telah
sesuai dengan data dan ketentuan yang berlaku.
c. Koreksi Terbanding (Pemeriksa/Penelaah Keberatan) telah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Usul
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Pengadilan Pajak untuk
menolak permohonan banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-00240/KEB/PJ/WPJ.11/2022 tanggal 24
Agustus 2022 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Pajak Penghasilan Pasal 4(2) Nomor 00017/240/19/632/21 Masa Pajak Juni 2019 atas
nama PT ARISU INDONESIA, NPWP 02.476.728.7-615.000.

Anda mungkin juga menyukai