Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN KERJA

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK


PERUMAHAN ………
PT. ……
Nomor : ……
Tanggal : ……..

Pada hari ini, senin tanggal dua bulan Desember tahun dua ribu sembilan belas (02-
12-2019), kami yang bertanda tangan dibawah ini :

I Nama :
N I K
TTL
Jabatan
Alamat
:

Selaku Direktur dari Perseroan yang akan disebut dibawah ini. Dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut diatas, dengan demikian mewakili Direksi, dari dan oleh
karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili PT. …….., berkedudukan di ……..,
yang Anggaran Dasar Perseroannya dimuat dalam Akta Pendirian PT. …… Nomor 02
tanggal dua puluh september dua ribu tujuh belas (20-09-2017), dibuat di hadapan
Notaris …….., Sarjana Hukum, berkedudukan di …….., yang telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan
Surat Keputusannya tertanggal Sembilan belas Oktober dua ribu tujuh belas (19-10-
2017) Nomor ………. Tahun 2017 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum
Perseroan Terbatas PT. …………
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama.
II Nama
N I K
TTL
Jabatan
Alamat

Selaku Kontraktor Pelaksana/Pemborong pada Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan


Instalasi Listrik untuk Perumahan Kurma Village Sekayu, yang selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para
Pihak” sedangkan masing-masing pihak secara terpisah disebut “Pihak”.
Para Pihak setuju dan sepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja dengan ketentuan
dan syarat-sayarat seperti tersebut dibawah ini:
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Pihak Pertama mewakili PT. ……… yang membangun proyek ………..
2. Pihak Kedua adalah Kontraktor Pelaksana/Pemborong yang berkesanggupan dan
bertugas untuk melakukan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Listrik
untuk Proyek …milik Pihak Pertama. Para Pihak bersedia mengikuti serta
menaati isi dari perjanjian ini.
Pasal 2
TUGAS PEKERJAAN
Pihak Pertama memberikan tugas pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua
menerima tugas tersebut dari Pihak Pertama masing-masing dalam jabatan/kedudukan
tersebut diatas untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan
Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Listrik untuk proyek ……tahun 2019 yang
terletak di ……….sehingga memberi kepuasan kepada Pihak Pertama sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak, sebanyak 19 (sembilan belas) unit, yaitu
NO BLOK KAV UPAH (RP) RETENSI (RP) TOTAL (RP)
1 B1 12 1.000.000 - 1.000.000
2 B1 13 1.000.000 - 1.000.000
3 B2 9 1.000.000 - 1.000.000
4 B2 10 1.000.000 - 1.000.000
5 B2 11 1.000.000 - 1.000.000
6 B2 12 1.000.000 - 1.000.000
7 B2 13 1.000.000 - 1.000.000
8 C1 9 1.000.000 - 1.000.000
9 C1 10 1.000.000 - 1.000.000
10 C1 11 1.000.000 - 1.000.000
11 C2 5 1.000.000 - 1.000.000
12 C2 8 1.000.000 - 1.000.000
13 D1 1 1.000.000 - 1.000.000
14 D1 2 1.000.000 - 1.000.000
15 D1 3 1.000.000 - 1.000.000
16 D1 4 1.000.000 - 1.000.000
17 D1 5 1.000.000 - 1.000.000
18 D2 3 1.000.000 - 1.000.000
19 D2 4 1.000.000 - 1.000.000
TOTAL 19.000.000 - 19.000.000

Pasal 3

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh Pihak Kedua atas
dasar referensi-referensi kerja yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini, yaitu:
1. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Gambar Rancang Bangun Rumah Type 36
(terlampir)
2. Rincian item pekerjaan / opname
3. Semua ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum
dalam:
a. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pembangunan gedung.
b. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
c. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan oleh
direksi/Manajer Teknik untuk mencapai tujuan perjanjian.
Pasal 4
PENGAWASAN PEKERJAAN
1. Pengendalian pekerjaan, pengawasan dan tindakan pengoreksian sepenuhnya
menjadi tanggungjawab Pihak Kedua.
2. Pihak Pertama berhak melakukan pengawasan dan memberikan masukan-masukan
kepada Pihak Kedua guna memenuhi segala petunjuk sesuai dengan dokumen
Perjanjian ini.
Pasal 5
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan pemborongan tersebut dalam pasal (1) perjanjian ini,
harus disediakan oleh Pihak Kedua.
2. Penggunaan bahan-bahan dan alat-alat harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis
yang (terlampir) dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang telah ditetapkan, Pihak Kedua harus
menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya.

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
2. Bahan, ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung
Pihak Pertama yang pembayarannya diatur pada pasal 12 Surat Perjanjian ini.
Pasal 7
PELAKSANA PIHAK KEDUA
1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada Pihak Kedua/wakil yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksanaan atau tenaga ahli yang berwenang/kuasa penuh untuk
mewakili Pihak Kedua, dan dapat menerima/memutuskan segala petunjuk Pihak
Pertama.
2. Penunjukan Pimpinan Pelaksana/tenaga ahli harus mendapat persetujuan dari
PIHAK PERTAMA.
3. Apabila menurut pertimbangan Pihak Pertama, Pemimpin/tenaga ahli yang ditunjuk
oleh Pihak Kedua tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan maka Pihak
Pertama akan memberitahukan secara tertulis/lisan kepada Pihak Kedua, oleh
Pihak Kedua segera mengganti tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan
dimaksud.
Pasal 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 100% yang disebut dalam
pasal 1 Perjanjian ini ditetapkan selama 60 (Enam Puluh) hari kalender terhitung
sejak penandatanganan Perjanjian ini.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dirubah oleh Pihak
Kedua kecuali adanya Keadaan Kahar seperti yang diatur dalam pasal (9)
perjanjian ini atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal
(14) dari perjanjian ini. Selanjutnya hal-hal lain yang tak terduga seperti hujan
terus menerus sehingga tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Semua ini harus
disetujui oleh Pihak Pertama secara tertulis bahwa waktu penyelesaiannya
ditambah.
Pasal 9
KEADAAN KAHAR
1. Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
a. Bencana Alam
b. Bencana Non Alam
c. Bencana Sosial

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
d. Pemogokan
e. Kebakaran dan/atau
f. Gangguan industry lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan Menteri Teknis terkait.
2. Apabila terjadi Keadaan Kahar Pihak Kedua harus memberitahukan secara tertulis
kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar dengan menyertakan salinan pernyataan keadaan
kahar yang dikeluarkan oleh Pihak/instansi berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
3. Atas Pemberitahuan Pihak Kedua, Pihak Pertama dapat menyetujui atau menolak
secara tertulis Keadaan Kahar tersebut itu dalam jangka waktu 3X24 jam sejak
pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan Pihak Kedua kepada
Pihak Pertama tentang Keadaan Kahar tersebut Pihak Pertama tidak memberi
jawaban maka Pihak Pertama dianggap menyetujui adanya Keadaan Kahar
tersebut.
Pasal 10
HARGA BORONGAN
1. Jumlah Harga Kontrak Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini adalah
sebesar: Rp 19.000.000,00 (sembilan belas juta rupiah).
2. Volume harga satuan pekerjaan, harga satuan upah, satuan bahan pekerjaan tidak
mengikat pada pelaksanaan fisik, tetapi dipergunakan untuk menghitung perubahan
pekerjaan, bila terjadi pekerjaan tambah atau kurang dan menghitung prestasi
pekerjaan.
3. Dalam jumlah harga borongan tersebut diatas adalah sudah termasuk segala
pengeluaran pemborongan dan biaya lainnya yang harus dibayar Pihak Kedua
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pasal 12
CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran biaya borongan tersebut pada pasal 11 perjanjian ini akan dilakukan
setiap instalasi listrik terpasang pada 5 (lima) unit rumah dengan capaian
pekerjaan (progress) 100% (seratus persen) berdasarkan item-item pekerjaan
dalam opname (terlampir).

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
2. Setelah ayat (1) pasal 12 perjanjian ini terpenuhi, Pihak Pertama wajib
membayar biaya bahan dan upah pekerjaan kepada Pihak Kedua sebesar 100%
(seratus persen) dari nilai progress.
3. Pembayaran akan ditransfer ke nomor rekening yang telah disepakati Para Pihak
atau diserahkan secara langsung yang akan dibuatkan lembar kwitansi/tanda terima
yang sah sebagai data pendukung/bukti pembayaran dari Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua
Pasal 13
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga bahan dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan borongan
pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
2. Pada dasarnya Pihak Kedua tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan
harga upah terkecuali apabila terjadi tindakan/kebijakan pemerintah RI dalam
bidang moneter, yang secara syah diumumkan dan diatur dalam peraturan
pemerintah khusus tentang pekerjaan pemborongan.
Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan yang merupakan
penambahan pengurangan-pengurangan pekerjaan dianggap sah sesudah mendapat
perintah tertulis dari Pihak Pertama/Manajer Teknik dengan menyebutkan jenis dan
perincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar yang
disetujui oleh Para Pihak.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
merubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama / pengawas pekerjaan.
4. Untuk pekerjaan tersebut diatas dibuat perjanjian tambahan (addendum).
Pasal 15
PENGAMANAN TENAGA KERJA DAN TEMPAT KERJA
1. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keamanan tenaga kerja, kebersihan halaman,
bangunan-bangunan, alat-alat dan bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung.

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
2. Pihak Kedua bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi
pada saat melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan maka Pihak Kedua
diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang
dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi tanggung jawab/ beban Pihak Kedua.
4. Pihak Kedua wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerja tinggal sementara di lokasi
pekerjaan. Pihak Kedua dapat menggunakan fasilitas Pihak Pertama sebagai tempat
tinggal setelah mendapat persetujuan tertulis/lisan dari Pihak Pertama/Manajer
Teknik.
5. Hubungan antara tenaga kerja dengan Pihak Kedua sepanjang tidak diatur secara
khusus, tunduk pada peraturan yang berlaku.
Pasal 16
L A P O R A N
Pihak Kedua wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang
telah dilakukan jika diminta oleh Pihak Pertama untuk keperluan pemeriksaan.
Pasal 17
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan kelalaian Pihak Kedua setelah
mendapat peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut tidak mengindahkan dari tugas
kewajibannya sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian ini, maka untuk setiap
kali melakukan kelalaian Pihak Kedua wajib membayar “denda kelalaian” sebesar
1‰ (satu permil) dari harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya
sebesar 5% (lima persen), dari harga borongan, dengan ketentuan bahwa Pihak
Kedua tetap berkewajiban untuk memenuhi ketentuan termasuk dalam ayat ini.
2. Jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada pasal 8 surat perjanjian ini, maka
untuk setiap hari keterlambatan Pihak Kedua wajib membayar denda kelalaian 1‰
(satu permil) dari harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar
5% (lima persen)

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan
kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
Pasal 18
R E S I K O
1. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada Pihak Pertama maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerugian yang timbul, kecuali jika Pihak Pertama telah lalai untuk
menerimanya hasil pekerjaan tersebut.
2. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebahagian atau seluruhnya musnah diluar
kesalahan Para Pihak (akibat Keadaan Kahar tersebut dalam pasal 9) sebelum
pekerjaan diserahkan kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama tidak lalai untuk
menerima / menyetujui hasil pekerjaan tersebut maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan itu akan ditanggung oleh Para Pihak secara musyawarah dan
mufakat.
3. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebahagian atau seluruhnya musnah disebabkan
pekerjaannya tidak sesuai dengan bestek, maka Pihak Kedua bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerugiannya.
4. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebahagian atau seluruhnya musnah disebabkan
karena kesalahan karena perubahan penggunaan / fungsi maka segala kerugian
yang timbul ditanggung Pihak Kedua
5. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan
tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-
mata kesalahan dari Pihak Kedua, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan
tersebut pada dasarnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab
sepenuhnya Pihak Kedua.
7. Bilamana selama Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian bagi Pihak Ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut
pautnya dalam perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
Pihak Kedua.

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara Para Pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka
diselesaikan oleh suatu “Panitia Perdamaian” yang berfungsi sebagai Juri/wasit,
yang dibentuk dan diangkat oleh Para Pihak yang terdiri dari:
 Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota.
 Seorang wakil dari Pihak Kedua sebagai anggota.
 Seorang Pihak Ketiga yang ahli, sebagai ketua yang terpilih dan
disetujui kedua anggota tersebut.
3. Keputusan "Panitia Perdamaian" ini mengikat Para Pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu Pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri
Sekayu.
Pasal 20
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian secara sepihak, dengan
pemberitahuan secara tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan
peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dalam hal Pihak Kedua:

1.1 Dalam waktu 7 (tujuh) berturut-turut terhitung tanggal surat perjanjian


ini tidak atau belum memulai pekerjaan pemborongan sebagaimana
diatur dalam pasal 1 surat perjanjian ini
1.2 Dalam waktu 7 (tujuh) berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pemborongan yang telah dimulai.
1.3 Secara langsung ataupun tidak langsung sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.
1.4 Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat
merugikan Pihak Pertama sehubungan dengan pekerjaan pemborongan
ini.

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
1.5 Jika pekerjaan ini dilaksanakan Pihak Kedua tidak sesuai dengan
jadwal waktu yang dibuat Pihak Kedua dan telah disetujui oleh Pihak
Pertama dan atau pengawas pekerjaan.

1.6 Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% dari harga


borongan.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian Pihak Pertama sebagaimana dimaksud ayat 1
pasal ini, Pihak Pertama dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan
berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pasal 21
BEA MATERAI DAN PAJAK
Bea Materai dan Pajak dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 22
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Segala akibat, yang terjadi dari pelaksanaan pekerjaan ini, Para Pihak telah memilih
tempat kedudukan (domisili) hukum yang tetap dan sepakat memilih Pengadilan
Negeri Sekayu
Pasal 23
LAIN – LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dianggap perlu oleh Para Pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.
Pasal 24
KETENTUAN PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya Perjanjian ini oleh Para Pihak, maka seluruh ketentuan
yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh dokumen yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini sah
dan mengikat Para Pihak.
2. Yang dimaksud dengan dokumen tersebut dalam ayat 1 pasal ini adalah dokumen
yang ada pada saat mulai, selama dan sesudah perjanjian ini berlaku bagi Para
Pihak beserta perubahaannya (addendum).

Pasal 25

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua
P E N U T U P
Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak hari ini pada tanggal tersebut
diatas. Dan dinyatakan sah serta mengikat sejak tanggal ditanda tangani.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
PT. …………

…………. …………..
Kontraktor Pelaksana/Pemborong Direktur

Paraf pihak pertama


Paraf pihak kedua

Anda mungkin juga menyukai