NIM : 044459493 KODE/NAMA MATA KULIAH :ADPU332/ILMU ADMINISTRASI NEGARA KODE/NAMA UPBJJ : 15/ PANGKAL PINANG MASA UJIAN : 2022/23.2 ( 2023.1)
TUGAS 2
1. A : Pada contoh kasus tersebut tertuang pada peraturan
presiden pada No. 16 Tahun 2018 Tentang pengadaan barang / jasa pemerintah. Pengadaan berupa 1 unit mobil pintar dilingkungan pemerintah, bisa dilakukan dengan metode pengadaan langsung berupa barang / jasa yaitu dengan ketentuan nilai barang maksimal 200 juta, yaitu bisa dilakukan dengan cara berikut ini : - Cash / tunai langsung dari penyedia barang dan melampirkan bukti pembayaran tersebut. - Penawaran barang dari seller melalui negosiasi secara teknis yang tertuang dalam surat perintah kerja. B : Pada peraturan mentri keuangan Nomor 115/pmk.6/2020, diketahui bahwa kriteria pinjam pakai dapat dijelaskan dari kutipan peraturan tersebut - Definisi : Pemamfaatan BMN melalui penyerahan pengunaan BMN dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau pemerintah desa dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, diserahkan kembali kepada pengelola barang / pengguna barang. - Subjek : Pihak yang dapat meminjam pakai adalah pemerintah daerah dan opemerintah desa - Objek : BMN berupa tanah dan / bangunan serta selain tanah dan / bangunan, baik itu diseluruhkan - Jangka waktu : Paling lama 5 tahun sejak di lakukan penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang - Konstruksi : Mamfaat ekonomi dan / sosial pemerintahan daerah atau pemerintahan desa, contoh : pinjam pakai kendaraan dinas, pinjam pakai gedung kantor dan lain - lain 2. Perlindungan hukum terhadap jasa kelistrikan dan berdasarkan undang - undang No. 8 Tahun 1999 dan undang - undang No. 30 Tahun 2009 sebagai berikut : I. PT.PLN sebagai pelaku usaha yang diatur pasal 19 undang - undang No. 8 Tahun 1999 apabila terjadi pemadaman listrik yang di akibatkan oleh kesalahan maupun kelalian oleh pemegang izin usaha penyedia tenaga listrik, konsumen berhak mendapatkan kompensansi atau ganti rugi sebagaimana diatur dalam peraturan menteri Nomor 27 Tahun 2017 dalam pasal 6 ayat ( 1 ) dan ( 2 ) mengenai pengurangan tagihan listrik kepada konsumen yang wajib diberikan oleh PT. PLN dimana pengurangan ini diberikan berdasarkan golongan tarif tenaga listrik masyarakat / konsumen pengguna jasa kelistrikan juga mendapatkan hak dan kewajiban yang tertuang dalam pasal 29 undang undang ketenagakerjaan dan pasal 4 undang undang No. 8 Tahun 1999. II. Upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen apabila merasa dirugikan oleh PT. PLN dapat melakukan tuntutan wanprestasa maupun tuntutan yang diakibatkan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan kerugian riil maupun melalui pengadilan sesuai pasal 45 dan 46 undang - undang nomor 8 tahun 1999 III. Sanksi dalam pengunaan jasa kelistrikan diberikan kepada konsumen maupun pelaku dalam usaha hal ini PT.PLN sanksi yang diberikan berupa sanksi administrasi dan sanksi pidanag\ sebagaimaan diatur dalam bab XIV pasal 48 dan 51 undang undang nomor 30 tahun 2009 dan sanksi yang diberikan oleh badan penyelesaian sengketa konsumen berupa sanksi administrasi yaitu pencabutan izin usaha, sanksi pidana yaitu penuntutan pidana, serta sanksi pidana pokok yaitu sanksi yang dijatuhkan oleh pengadilan kepada pelaku usaha yang diatur dalam undang - undang nomor 8 tahun 1999. 3. Diketahui bahwa 10% dari pendapatan PBB adalah Rp. 100.000.000 maka 100% pendapatan PBB afalah Rp.1000.000.000. Pendapatan yang diperoleh dari pajak bumi dan bangunan berdasarkan .ketentuan pasal 12 ayat 2 undang undang nomor 2004 pembagiaannya diatur dengan porsi 90% dari pendapatan tersebut dibagikan kepada daerah sebagai berikut : - 16,2 % untuk daerah provinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke rekening kas umum daerah provinsi > 16,2% X Rp.1.000.000.000 = Rp. 162.000.000 - 64,8% untuk daerah kabupaten / kota yang bersangkuta dan disalurkan kerekening kas umum daerah kabupaten/kota > 64,8% X Rp. 1000.000.000 = Rp. 648.000.000 - 9% untuk biaya pemungutan > 9% X Rp.1000.000.000 = Rp. 90.000.000 Sisa 10% dari hasil pendapatan PBB tersebut berdasarkan ketentuan pasal 10 ayat 3 undang undang tahun 2004 dibagi lagi kepada seluruh daerah kabupaten/kota yang perhitungan pembagiannya didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan : - 65% dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota > 65% X Rp. 100.000.000 = Rp. 65.000.000 - 35% dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapai atau melebihi rencana penerimaan sektor tertentu > 35% X Rp.100.000.000 = Rp.35.000.000