Anda di halaman 1dari 2

Home Profil Sambutan Info Pajak Berita Galery Pengumuman Kontak

PERATURAN PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
20 Juli 1999
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 229/PJ.312/1999
TENTANG

PERMOHONAN KONFIRMASI DAN PENJELASAN


ATAS EKSPOR YANG MENGGUNAKAN NAMA/QUOTA EKSPORTIR LAIN (QQ)
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal 11 Januari 1999 mengenai hal tersebut di atas,
dengan ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Dalam surat tersebut, Saudara mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
a. Perusahaan Saudara adalah eksportir pemilik nama yang menyediakan jasa pemakaian nama
perusahaan dalam rangka ekspor bagi suatu perusahaan eksportir pemilik barang (QQ),
dimana seluruh kegiatan sehubungan dengan ekspor, segala resiko yang timbul atas barang
yang diekspor merupakan tanggung jawab eksportir pemilik barang.
b. Dalam LC, PEB/PEBT yang telah dicap fiat muat disebutkan nama Perusahaan Saudara QQ
nama eksportir pemilik barang.
c. Atas jasa penggunaan nama ekspor tersebut, Perusahaan Saudara menerima imbalan berupa
"ekspor fee" sesuai dengan perjanjian.
d. Saudara menanyakan :
(1) Apakah transaksi antara Perusahaan Saudara dengan eksportir pemilik barang dapat
dikategorikan sebagai transaksi ekspor yang menggunakan nama/quota eksportir lain
sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor :
SE-25/PJ.32/1989 tanggal 6 Desember 1989 ?
(2) Apakah ekspor fee yang diterima perusahaan Saudara merupakan objek PPh Pasal
23 ?

2. Pajak Penghasilan
2.1. Berdasarkan Pasal 23 ayat (1) huruf c butir 2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994 diatur bahwa atas imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dipotong Pajak Penghasilan sebesar 15% dari
perkiraan penghasilan netto.

2.2. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-128/PJ./1997 tanggal 22 Juli
1997 diatur bahwa salah satu jenis jasa lain yang atas imbalannya dipotong Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
10 Tahun 1994 adalah jasa perantara, dimana besarnya perkiraan penghasilan neto atas
imbalan jasa perantara adalah 60% dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai

converted by Web2PDFConvert.com
barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

2.3. Berdasarkan hal tersebut di atas, dengan ini ditegaskan bahwa ekspor fee yang dibayarkan
oleh eksportir pemilik barang kepada perusahaan Saudara merupakan jasa perdagangan yan
termasuk dalam pengertian jasa perantara, sehingga harus dipotong Pajak Penghasilan Pasal
23 sebesar 9% (15% x 60%) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

3. Pajak Pertambahan Nilai


3.1 Berdasarkan Pasal 1 huruf e Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang PPN Barang dan
Jasa dan PPnBM sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994,
dinyatakan bahwa Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan perikatan atau
perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak
tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena
pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

3.2 Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1994 tentang pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 menetapkan jenis-jenis jasa yang
tidak dikenakan PPN. Jasa eksportir tidak termasuk Jasa yang dikecualikan dari pengenaan
PPN.

3.3 Berdasarkan ketentuan butir 3.1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor :
SE-25/PJ.32/1989 tanggal 6 Desember 1989 dinyatakan bahwa penyerahan BKP dari eksportir
pemilik barang kepada eksportir pemilik kuota bukan merupakan penyerahan BKP
sepanjang :
- dalam dokumen PEB yang telah dicap fiat muat disebutkan nama eksportir pemilik
nama/kuota QQ eksportir pemilik barang.
- eksportir pemilik nama/kuota menerbitkan surat permintaan pada Bank Devisa yang
menangani ekspor tersebut untuk langsung memindahbukukan hasil ekspor dimaksud
kedalam rekening eksportir pemilik barang.
- jasa yang diserahkan oleh eksportir pemilik nama/kuota hanya berupa penggunaan
kuota ekspor, sedang seluruh kegiatan sehubungan dengan ekspor tersebut dilakukan
oleh eksportir pemilik barang.
- atas jasa penggunaan kuota ekspor tersebut eksportir pemilik nama/kuota hanya
menerima imbalan sebagaimana biasa disebut "ekspor fee".

3.4 Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut diatas dapat diberikan penegasan bahwa


penyerahan BKP dari eksportir pemilik barang kepada eksportir pemegang kuota tidak
terutang PPN sedangkan jenis Jasa penggunaan nama/kuota eksportir (Jasa eksportir)
termasuk jenis Jasa yang dikenakan PPN, sehingga atas penyerahan Jasa tersebut terutang
PPN.

Demikian untuk dimaklumi.

DIREKTUR

ttd

IGN MAYUN WINANGUN

Home | About Us | Contact Us

KANWIL PAJAK Daerah Istimewa Yogyakarta


Jl. Ringroad Utara No. 10, Yogyakarta 55282
Telp : +62 274 4333951 / Fax : +62 274 4333954
Copyright© Kanwil DJP DIY. Developed by Citra.web.id
Best View on Firefox 3

converted by Web2PDFConvert.com

Anda mungkin juga menyukai