Anda di halaman 1dari 14

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

PENGOLAHAN LIMBAH
DENGAN LUMPUR AKTIF
(ACTIVATED SLUDGE)
ANGGOTA KELOMPOK III:

MIRNAWATI ANDINI
E1F1 21 059

MUH. RAYAFAZA
DHENARSY
E1F1 21 008

LA ODE ADI
E1F1 21 057
Apakah activated sludge itu?
Lumpur aktif adalah lumpur yang terdiri dari campuran bahan organik
dan anorganik yang dapat mendukung kehidupan mikroorganisme.
Lumpur ini disebut aktif karena di dalamnya terdapat mikroorganisme
yang aktif melakukan proses biologi, seperti oksidasi, reduksi, dan
degradasi senyawa organik yang terkandung di dalamnya.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam lumpur aktif, antara lain
bakteri dan fungi, yang dapat membantu mengurai bahan organik
menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida, air,
dan senyawa anorganik lainnya. Lumpur aktif biasanya digunakan
dalam proses pengolahan air limbah, di mana lumpur ini menjadi
medium untuk menghilangkan zat pencemar dari air limbah melalui
proses biologi.
Tujuan Penggunaan Activated Sludge
Berikut adalah beberapa tujuan penggunaan lumpur aktif
dalam pengolahan limbah:
1. Menghilangkan bahan organik dalam limbah: Lumpur aktif
digunakan untuk menghilangkan bahan organik yang
terkandung dalam limbah, seperti protein, lemak, dan
karbohidrat, melalui proses biologi.
2. Meningkatkan kualitas air limbah: Lumpur aktif dapat
membantu meningkatkan kualitas air limbah dengan
menghilangkan zat-zat pencemar, seperti amonia, nitrit, nitrat,
dan fosfat.
3. Mempercepat proses pengolahan limbah: Dengan adanya
mikroorganisme yang aktif dalam lumpur aktif, proses
pengolahan limbah dapat berlangsung lebih cepat.
4. Mengurangi limbah: Lumpur aktif dapat digunakan secara
berulang-ulang sehingga mengurangi jumlah limbah yang
dihasilkan dari proses pengolahan limbah.
Skema Alat

Tangki Aerasi

Tangki
Sedimentasi
Tangki Aerasi
Oksidasi aerobik
material organik
dilakukan dalam
tangki ini.

Tangki Sedimentasi
Tangki ini digunakan untuk
sedimentasi flok mikroba
(lumpur) yang dihasilkan
selama fase oksidasi dalam
tangki aerasi.
Proses Pengolahan Limbah Menggunakan
Activated Sludge
Berikut adalah tahapan pengolahan limbah dengan lumpur aktif:
1. Pengolahan primer: Tahap ini meliputi proses penyaringan dan
pengendapan awal limbah untuk menghilangkan bahan-bahan padat
yang terkandung di dalamnya. Limbah yang telah melalui tahap ini
kemudian dipompa ke dalam tangki aerasi.
2. Aerasi: Limbah yang telah dipompa ke dalam tangki aerasi kemudian
dioksidasi oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam lumpur aktif.
Selama proses ini, udara dialirkan ke dalam tangki untuk memberikan
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.
3. Pengendapan: Setelah proses aerasi, lumpur aktif yang mengandung
mikroorganisme dan senyawa yang telah teroksidasi dipompa ke
dalam tangki pengendapan. Di sini, lumpur aktif diendapkan dan
cairan yang jernih di atasnya dipisahkan dan diolah lebih lanjut.
4. Pengolahan lanjutan: Cairan yang jernih setelah proses
pengendapan kemudian diolah lebih lanjut untuk menghilangkan
senyawa-senyawa yang masih terkandung di dalamnya. Proses
pengolahan lanjutan ini dapat meliputi proses filtrasi atau
penggunaan bahan kimia untuk menghilangkan senyawa-senyawa
tertentu.
5. Pengeringan: Setelah proses pengolahan limbah selesai, lumpur
aktif yang terkandung di dalam tangki pengendapan diambil dan
dikeringkan. Lumpur aktif yang telah dikeringkan ini dapat
digunakan kembali dalam proses pengolahan limbah atau dibuang
sebagai limbah.
Keuntungan Pengolahan Limbah dengan
Lumpur Aktif
Pengolahan limbah dengan lumpur aktif memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan metode pengolahan lainnya.
Pertama, penggunaan lumpur aktif dapat mengurangi biaya operasional
karena tidak membutuhkan banyak energi dan bahan kimia.
Kedua, pengolahan limbah dengan lumpur aktif juga dapat
menghasilkan produk sampingan seperti pupuk organik yang dapat
digunakan untuk pertanian. Selain itu, pengolahan limbah dengan
lumpur aktif juga ramah lingkungan karena dapat mengurangi polusi air
dan udara.
Proses Pengolahan Limbah Menggunakan
Activated Sludge
Meskipun penggunaan lumpur aktif dalam pengolahan limbah
memiliki banyak keuntungan, namun terdapat beberapa kerugian yang
perlu diperhatikan, antara lain:
1. Biaya operasional yang tinggi: Penggunaan lumpur aktif memerlukan
perawatan dan pengawasan yang intensif, sehingga memerlukan
biaya operasional yang tinggi.
2. Risiko pencemaran: Jika pengolahan limbah dengan lumpur aktif tidak
dilakukan dengan benar, dapat terjadi risiko pencemaran lingkungan,
seperti terjadinya kebocoran atau tumpahan lumpur aktif yang
mengandung senyawa-senyawa berbahaya ke dalam tanah atau air.
3. Risiko kesehatan: Pengolahan limbah dengan lumpur aktif dapat
menimbulkan risiko kesehatan bagi pekerja yang terlibat dalam
proses tersebut, seperti risiko terpapar bahan kimia berbahaya dan
mikroorganisme patogen.
4. Memerlukan ruang yang cukup besar: Pengolahan limbah dengan
lumpur aktif memerlukan tangki aerasi dan tangki pengendapan
yang cukup besar, sehingga memerlukan lahan yang luas untuk
membangun fasilitas pengolahan limbah yang efektif.
5. Dapat menimbulkan bau tidak sedap: Proses pengolahan limbah
dengan lumpur aktif dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
karena aktivitas mikroorganisme yang terjadi selama proses
tersebut. Hal ini dapat menimbulkan gangguan bagi lingkungan
sekitar dan masyarakat di sekitar fasilitas pengolahan limbah.
Keberlanjutan Activated
Sludge System
Penggunaan lumpur aktif sebagai cara untuk mengolah
limbah terus mengalami perkembangan seiring dengan terus
majunya teknologi. Baru-baru ini, beberapa penelitian
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses pengolahan
limbah dan juga meminimalisir dampak negatif yang
mungkin terjadi pada lingkungan sekitar.
Teknologi terbaru yang tengah dikembangkan adalah
penggunaan biofilm untuk memproses limbah menggunakan
lumpur aktif. Dengan teknologi ini, kualitas pengolahan
limbah dapat ditingkatkan melalui aktivasi mikroorganisme
yang terdapat dalam lumpur aktif.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai