Anda di halaman 1dari 33

LUMPUR AKTIF

Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik - UNLAM
Elly Iswahyuni (H1E113223)
M.Ramadan Noor (H1E114224)
Gamaliel Purba (H1E114223)
Lilis Suryani (H1E115037)
Lenalda Febriany (H1E115036)
Ien Yus Rizal (H1E115204)
M.Nabil Nurdea (H1E115040)

Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik - UNLAM
I II III
Latar Belakang Tujuan Proses

IV V VI
Kelebihan &
Mikroorganisme Parameter
Kekurangan

Teknik Lingkungan - UNLAM 3


Latar Belakang
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode Biologi. Proses pengolahan secara biologi
yang paling sering digunakan adalah proses pengolahan dengan menggunakan metode lumpur aktif. Lumpur aktif (activated
sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19.

Teknik Lingkungan - UNLAM 4


Lumpur aktif (activated sludge)
adalah proses pertumbuhan mikroba
tersuspensi. Proses ini pada
dasarnya merupakan pengolahan
aerobik dengan mempertahankan

Lumpur Aktif jumlah massa mikroba dalam suatu


reactor dan dalam keadaan

(Activated tercampur
mengoksidasi
sempurna
material
yang
organik

Sludge) menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel


biomassa baru. Proses ini
menggunakan udara yang
disalurkan melalui pompa blower
(diffused) atau melalui aerasi
mekanik. 5
Perlakukan untuk memperoleh
massa mikroba yang tetap dalam
reaktor adalah dengan melakukan
resirkulasi lumpur dan
Lumpur Aktif pembuangan lumpur dalam jumlah
tertentu. Sel mikroba membentuk
(Activated flok yang akan mengendap di
tangki penjernihan. Kemampuan
Sludge) bakteri dalam membentuk flok
menentukan keberhasilan
pengolahan limbah secara biologi,
karena akan memudahkan
pemisahan partikel dan air limbah.
6
Limbah cair yang masuk ke dalam tangki
aerasi akan terjadi pencampuran
dengan mikroorganisme.
- Mikroorganisme ini yang melakukan

Lumpur Aktif penguraian dan menghilangkan


kandungan organic dari limbah secara
(Activated aerobic.

Sludge) - Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi


mikroorganisme tersebut
diberikan dengan cara memasukkan
udara ke dalam tangki aerasi dengan
blower.
7
Campuran limbah yang telah diolah
kemudian dialirkan ke clarifier dan di
dalam clarifier lumpur akan
mengendap dan supernatannya
Lumpur Aktif dikeluarkan sebagai effluent dari
proses. Sebagian besar lumpur aktif
(Activated yang ada di clarifier diresirkulasi ke
tangki aerasi supaya konsentrasi
Sludge) mikroorganisme dalam tangki
aerasinya tetap sama dan sisa lumpur
yang ada di buang untuk dilakukan
pengolahan lumpur.
8
Penerapan teknologi ini dengan tujuan dapat
menghilangkan limbah organik sederhana dan
mudah urai, organik kompleks seperti warna,
bau. Proses ini juga mengilangkan logam berat.
Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah air
hasil pengolahan limbah tekstil tidak mencemari
lingkungan.

Teknik Lingkungan - UNLAM 9


Sistem lumpur aktif terdiri dari dua proses utama,
yaitu tangki aerasi (bioreaktor) dan tangki
sedimentasi. Limbah cair dan biomassa dicampur
dalam suatu reaktor dan diaerasi.

Teknik Lingkungan - UNLAM 10


Tahap Sekunder
tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. tahap
aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah
dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak
mikroorganisme dalam lumpur. Tahap pengendapan lumpur aktif
yang mengendap dmasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang.
Tahap Tersier
Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki. Tahap ini biasanya untuk memisahkan
Tahap Awal kandungan zat-zat yang tidak ramah
lingkungan seperti senyawa nitrat,
Dilakukan pemisahan benda-benda
fosfat, materi organik yang sukar
asing seperti kayu, bangkai binatang,
terurai, dan padatan anorganik.
pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel
digiling agar tidak merusak alat Tahap Primer
dalam sistem dan limbah dicampur Partikel-partikel berukuran suspensi
agar laju aliran dan konsentrasi dan partikel-partikel ringan dipisahkan,
partikel konsisten. partikel-partikel berukuran koloid
digumpalkan dengan penambahan
elektrolit seperti FeCl3, FeCl2,
Al2(SO4)3, dan CaO.

Teknik Lingkungan - UNLAM 11


Polutan dalam limbah cair harus kontak
dengan mikroorganisme
SYARAT yang harus
terpenuhi agar Suplai oksigen cukup

proses perombakan Cukup nutrien

bahan organik
Cukup waktu tinggal (waktu kontak)
berlangsung secara
optimum Cukup biomasa (jumlah dan jenis)
Mikroorganisme yang berperan dalam Lumpur Aktif
Bakteri yang berperan dalam proses lumpur aktif berfungsi untuk mengoksidasi material organik dan
transformasi nutrient dan bakteri juga menghasilkan polisakarida dan material polimer yang membantu
flokulasi biomassa mikrobiologi

Teknik Lingkungan - UNLAM 13


Zooglea adalah bakteri yang
bakteri nitrit yang dapat merubah menghasilkan exopolysaccharide
ammonia menjadi nitrat yang membentuk proyeksi khas
seperti jari tangan dan ditemukan
dalam air limbah dan lingkungan
yang bahan organik.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


jumlah total dari padatan tersuspensi yang dapat berupa
(MLSS) material organik dan mineral, termasuk didalamnya adalah
mikroorganisme.

Porsi material organik pada MLSS dwakili oleh MLVSS yang


(MLVSS) berisi material organik bukan mikroba, mikroba yang hidup
dan mati, dan hancuran sel.

Parameter ini merupakan indikasi beban organk yang masuk


(F/M Ratio) ke dalam sistem lumpur aktif dan diwakili nilainya dalam
kilogram BOD per kilogram MLSS per hari.

Teknik Lingkungan - UNLAM 15


Waktu tinggal hidraulik (HRT) adalah waktu rata-rata yang
dibutuhkan oleh larutan influent masuk dalam tangki aerasi
(HRT) untuk proses lumpur aktif; nilainya berbanding terbalik dengan
laju pengeceran

Umur lumpur adalah adalah waktu tinggal rata-rata


Umur Lumpur mikroorganisme dalam sistem.

Teknik Lingkungan - UNLAM 16


dimana : Rasio F/M dikontrol oleh laju sirkulasi lumpur aktif.
Lebih tinggi laju sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula
Q = Laju alir limbah Juta Galon per hari (MGD) rasio F/M-nya. Rasio F/M yang rendah
BOD5 = BOD5 (mg/l) mencerminkan bahwa mikroorganisme dalam tangki
MLSS = Mixed liquor suspended solids (mg/l) aerasi dalam kondisi lapar, semakin rendah rasio F/M
V = Volume tangki aerasi (Gallon) pengolah limbah semakin efisien.

Teknik Lingkungan - UNLAM 17


dimana :

V = Volume tangki aerasi


Q = Laju influent air limbah ke dalam tangki
aerasi
D = Laju pengenceran.
Teknik Lingkungan - UNLAM 18
dimana : Umur lumpur dapat bervariasi antara 5 - 15 hari dalam
konvensional lumpur aktif. Parameter penting yang
MLSS = Mixed liquor suspended solids (mg/l).
mengendalikan operasi lumpur aktif adalah laju
V = Volume tangki aerasi (L)
pemuatan organik, suplay oksigen, dan pengendalian
SSe = Padatan tersuspensi dalam effluent (mg/l)
dan operasi tangki pengendapan akhir. Tangki ini
SSw = Padatan tersuspensi dalam lumpur limbah
mempunyai dua fungsi: penjernih dan penggemukan
(mg/l)
Q = Laju effluent limbah (m3/hari)
mikroba.
e
Qw = Laju influent limbah (m3/hari). Teknik Lingkungan - UNLAM 19
4% 9% 3%

38%

62%

96% 91% 97%

Teknik Lingkungan - UNLAM 20


Dapat diterapkan Mampu untuk Ada proses Ada proses Eliminasi fosfor
untuk hampir mengoksidasi Nitrifikasi Denitrifikasi secara biologis
semua jenis limbah karbon
cair industri pangan

Teknik Lingkungan - UNLAM 21


Besarnya biaya investasi maupun biaya operasi, karena sistem ini
memerlukan peralatan mekanis seperti pompa dan blower. Biaya
operasi umumnya berkaitan dengan pemakaian energi listrik.

Teknik Lingkungan - UNLAM 22


Kriteria Perencanaan Lumpur Aktif

Teknik Lingkungan - UNLAM 23


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 24


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 25


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 26


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 27


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 28


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 29


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 30


Contoh Perhitungan Desain Bak Pengendap

Teknik Lingkungan - UNLAM 31


Pada perencanaan bak pengendap pada si stem l umpur akti f
untuk mengendapkan l umpur dengan kandungan MLSS aw al
4325 mg/L menjadi 1 8 .000 mg/L dengan Q 300 m3 /hari
diperl ukan HRT 1,87 j am, l uas area pengendapan 20,83 m2,
volume bak pengendap 31 ,24 m3 . P erki raan l umpur yang
di hasi lkan adalah sebesar 98 ,61 kg. MLSS/hari

Teknik Lingkungan - UNLAM 32


T H A N K YO U !
Do You Have Any Questions?

Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai