Kasus Kelolaan ISOS Desyana
Kasus Kelolaan ISOS Desyana
M DENGAN DIAGNOSA
ISOLASI SOSIAL
Dosen pembimbing :
Disusun Oleh
Desyana
202207060
PENDAHULUAN
2
ketiga terbanyak sesudah halusinasi (79,8%) serta defisit perawatan diri
(6,5%). (Sejati, 2019).
Menurut World Health Organization dalam riset Anandita 2012,
melaporkan jika kurang lebih 450 jiwa penduduk di segala dunia hadapi
kendala kesehatan jiwa, yang mempunyai makna kalau jumlah penduduk
dunia 10% nya hadapi kendala kesehatan jiwa, realitas ini dibuktikan dengan
laporan dari hasil studi bank dunia serta hasil survei Tubuh Pusat Statistik
yang memberi tahu kalau penyakit yang menggambarkan akibat
permasalahan kesehatan jiwa menggapai 8,1% yang ialah angka paling tinggi
dibandingkan presentasi penyakit lain ( Anindita, 2012).
Prevalensi kendala mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0
persen. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional paling tinggi
yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, serta
Nusa Tenggara Timur. Bersumber pada informasi dari Tim Pengarah
Kesehatan Jiwa Penduduk (TPKJM) Provinsi Jawa Tengah mengatakan,
kalau pengidap gangguan jiwa di wilayah Jawa Tengah terkategori besar,
dimana totalnya merupakan 107 ribu pengidap maupun 2,3% dari jumlah
penduduk (Widiyanto, 2015).
Bersumber pada latar belakang diatas sehingga penulis tertarik
melaksanakan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Nn. M dengan Isolasi Sosial :
menarik diri.
B Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien
gangguan jiwa isolasi sosial : menarik diri
C Tujuan
1 Tujuan umun
Mampu melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
gangguan isolasi sosial : menarik diri
3
2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian terhadap pasien dengan isolasi sosial :
menarik diri
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan terhadap pasien dengan
isolasi sosial : menarik diri
c. Dapat menyusun rencana keperawatan terghadap pasien dengan
isolasi sosial : menarik diri
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan terhapat pasien isolasi
social : menarik diri
e. Dapat mengevaluasi pasien dengan isolasi sosial : menarik diri
4
BAB II
TIJAUAN TEORI
A Definisi
1 Pengertian
Menurut Townsend dalam jurnal Kusmawati F & Hartono Y 2010
dalamgHermawan, 2015. Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian
yang dirasakan seseorang karena orang lain menyatakan negatif dan
mengancam.
Menurut Keliat 2011 dalam (Sakit et al., 2019) Isolasi sosial
adalah keadaan seseorang individu yang0mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
Menurut Rusdi 2013 dalam (Septiani, 2017) Isolasi sosial
merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk bernagi rasa, pikiran dan kegagalan.
2 Rentang Respon
Rentang Respon Sosial
Adaptif Maladaptif
5
a. Menyendiri ialah reaksi yang dicoba orang buat merenungkan apa yang
sudah terjalin ataupun dicoba dan sesuatu metode mengevaluasi diri
dalam memastikan rencana- rencana
b. Otonomi ialah keahlian orang dalam memastikan serta mengantarkan
inspirasi, benak, perasaan dalam ikatan sosial, orang bisa menetapkan
buat interdependen serta pengaturan diri.
c. Kebersamaan ialah keterampilan orang buat sama- sama penafsiran,
saling berikan, serta menerima dalam ikatan interpersonal.
d. Saling ketergantungan ialah sesuatu hubungan sama- sama
ketergantungan saling bergantung antar orang dengan orang lain dalam
membina jalinan interpersonal. Reaksi maladaptif merupakan reaksi
orang dalam menuntaskan permasalahan dengan metode yang
berlawanan dengan norma agama serta penduduk.
6
berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Penderita bisa jadi
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, serta tidak dapat membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
3 Etiologi
Gangguan seperti ini terjadi akibat adanya faktor predisposisi dan
faktor prespitasi. Kegagala pada hambatan ini akan
menimbulkanmketidakpercayaan pada individu, yang menimbulkan rasa
pesimis, ragu, takut salah, tidak percaya orang lain dan merasa tertekan.
Keadaaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak
ingin untuk berkomunikasi dengan orang lain, suka menyendiri, lebih
suka berdiam diri dan tidak mementingkan kegiatan sehari – hari (Direja.
2011) dalam (Astuti, 2020)
4 Proses Terjadinya Masalah
Menurut Muhith, 2015 dalam (Cahya, 2020)
a. Aspek predisposisi
Ada beberapa aspek yang menjadi pendukung terjadinya perilaku
isolasi sosial itu sendiri :
1) Aspek Perkembangan
Keterampilanu dalam membina jalinan yang sehat bergantung
pada pengalaman yang dirasakan sepanjang berkembang serta
kembang, karena apabila tidak di lalui bakal membatasi
pertumbuhan berikutnya. Minimnya stimulus, kasih sayang, serta
kepedulian dari orang tua hendak membagikan rasa tidak nyaman
sehingga bisa memunculkan perasaan tidak yakin diri.
2) Aspek Biologis
Aspek generik ialah salah satu aspek pendukung dalam hambatan
jiwa. Sebab salah satu penyebabkan skizofrenia merupakan
kelainan struktur otak.
3) Aspek Budaya
Aspek sosial budaya serta menggambarkan aspek pendukung dari
terbentuknya kendala dalam membina jalinan dengan orang lain,
7
misalnya salah satu anggota keluarga terdapat yang dikucilkan
dalam keluarga.
b. Aspek Presipitasi
1) Stressor sosial budaya
Aspek ini ialah pemicu terbentuknya hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain, misalnya terdapat anggota
keluarga yang labil.
2) Stresor psikologi
Stressor psikologis dapat berupa kondisi seperti hubungan
keluarga yang tidak hrmonis, perceraian, ketidakpuasan kerja,
berpisah dengan seseorang yang di cintai (perpisahan), kegagalan
dalam menjalankan tuntutan.
5 Manifestasi klinik
Menurut Deden & Rusdi, 2013 dalam (Astuti, 2020) tanda dan gejala
isolasi sosial yaitu :
Indikasi Subjektif:
Indikasi Objektif
a. Klien banyak diam serta tidak ingin bicara
b. Tidak menjajaki kegiatan
c. Banyak berdiam dikamar
8
d. Klien menyendiri serta tidak ingin berhubungan dengan orang yang
terdekat
e. Klien nampak berkecil hati, ekpresi datar serta dangkal
f. Kontak mata kurang
g. Kurang spontan
h. Apatis
i. Ekspresi muka kurang berseri
j. Tidak menjaga diri serta tidak mencermati kebersihan diri
k. Mengisolasi diri
l. Tidak ataupun kurang sadar terhadap daerah sekitarnya
m. Masukkan makanan serta minuman terganggu
n. Retensi kemih serta feses
o. Aktivitas menurun
p. Kurang energy
q. Rendah diri
r. Bentuk badan tubuh berubah
6 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada gangguan jiwa skizofrenia berusia ini telah
dikembnagkan sehingga pengidap tidak hadapi diskriminasi apalagi
metodenya lebih manusiawi dari pada masa tadinya. Pengobatan yang
diartikan meliputi:
a. Psikofarmaka
Bermacam tipe obat psikofarmaka yang tersebar dipasaran yang cuma
diperoleh dengan resep dokter, bisa dipisah dalam 2 kalangan ialah
kalangan generasi kesatu (typical) serta kalangan kedua (atypical).
Obat yang tercantum kalangan generasi kesatu misalnya
chlorpromazine HCL (psikotropik buat memantapkan senyawa otak),
serta Haloperidol (menyembuhkan keadaan gugup). Obat yang
terhitung generasi kedua misalnya, Risperidone (buat ansietas),
Aripiprazole (buat antipsikotik). (Wandono, 2017) dalam (Istimewa,
2020)
9
b. Psikoterapi
a. Pengobatan Kelompok
b. Pengobatan Lingkungan
10
melindungi serta memelihara kesehatan manusia. Lingkungan
berkaitan erat dengan stimulus psikologis seorang yang hendak
berakibat pada kesembuhan, sebab daerah tersebut hendak
membagikan akibat baik pada keadaan raga ataupun keadaan
psikologi seseorang.
11
Melakukan SP dengan keluarga :
1) Melakukan SP 1 : Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien, Menjelaskan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial.
2) Melakukan SP 2 : Melatih keluarga mempraktekan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
3) Melakukan SP 3 : Melatih keluarga melakukan cara merawat
langsungikepada pasien sosial. (Buku Keperawatan Jiwa, 2020-
2021).
e. Tujuan
Klien mengenali perilaku kekerasan yang dilalui , klien dapat mengatur
perilaku yang bersifat kekerasan, klien dapat bisa mengikuti beberapa
program kegiatan pengobatan secara optimal (Buku Keperawatan Jiwa,
2020-2021).
f. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan setelah menentukan intervensi
dan implementasi dilakukan sesuai intervensi keperawatan.
g. Evaluasi
Evaluasi yakni tahap akhir asuhan keperawatan , mengevaluasi
keberhasilan tindakan sebelumnya yang di berikan pada klien. Evaluasi
dilakukan selama pelaksanaan intervensi.
12
C Pohon Masalah
Effect
Causa
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
14
A Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 4 April 2023
Umur : 23 tahun
Pendidikan : SMA
RM No. :-
III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
√ Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Aniaya fisik pelaku/usia korban/usia saksi/usia
√ 22 th
Aniaya seksual
Penolakan
15
Kekerasan dalam
√ 22 th
Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya sakit hati karena sering dipukul dan
dimarahi ayah tirinya
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
IV. FISIK
1. a. Tanda-tanda vital
TD : mmHg
N : x/mnt
RR : x/mnt
b. Ukur : TB : cm, BB : kg
a. Keluhan fisik : Ya Tidak √
16
V. PSIKOSOSIAL
1. cGenogram
KETERANGAN :
= Perempuan
= Laki-laki
= Bercerai
= Klien
Jelaskan : Klien anak tunggal, ibu kandung dan ayah kandungnya bercerai,
saat ini ibu kandungnya telah menikah lagi dan klien tinggal
bareng bersama ibu kandung dan ayah tirinya, klien merasa kesal
karena ibu kandungnya menikah kembali
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
17
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna merasa dirinya ada
kekurangan fisik dan kejiwaanya
b. Identitas
klien adalah tunggal. Saat ini klien berusia 23 Tahun, merasa sedih
karena kehidupanya hancur sebab ayah tirinya yang galak dan merasa
kesal karena ibunya menikah lagi.
c. Peran
Klien sebagai anak perempuan tunggal merasa dirinya bodoh dan
tidak berguna
d. Harga diri
Klien mengatakan keidupannya hancur dan klien tampak terlihat
murung
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti / Orang terdekat
Tidak ada
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien tidak megikuti kegiatan kelompok apapun di masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Lingkungan tetangga tidak pernah mengajak klien bicara.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama kristen
b. Kegiatan Ibadah : selama di panti klien mengatakan tidak
pernah beribadah sesuai agama kristen yang dianut karena
merasa malas keluar dari kamar
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
18
Tidak rapih Penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : Klien tampak menggunakan pakaian lusuh
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis √ Lambat Membisu √ Tidak mampu memulai
Pembicaraan
Jelaskan :
Saat diajak bicara hanya menjawab singkat, lebih banyak diam, kontak
mata kurang ,
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
19
3. Aktivitas motorik
√ Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsip
Jelaskan :
klien tampak sering mengisolasi diri dengan duduk di pojok, bicara
seperlunyanya, tidak ada kontak mata dengan lawan bicara, terlihat
murung, tampak gelisah monadr-mandir, terlihat penurunan aktivitas,
selalu menundukan wajahnya dan tampak sering menghindar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
4. Alam perasaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
Jelaskan :
klien mengatakan dirinya sakit hati karena sering dipukul dan dimarahi
ayah tirinya
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
klien bicara seperlunyanya, klien bicara kadang ketus, tidak ada kontak
mata dengan lawan bicara, klien terlihat murung dan klien selalu
menundukan wajahnya.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatip √ Mudah tersinggung
Kontak mata √ Defensif Curiga
20
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
√
Bingung Sedasi Stupor
21
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat Konfabulasi
saat ini
Jelaskan :
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu mampu berhitung
Sederhana
Jelaskan : klienn mampu berhitung
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :-
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit Menyalahkan hal-hal
√
yang diderita diluar dirinya
Jelaskan :
klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna merasa dirinya ada
kekurangan fisik dan kejiwaanya
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
22
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi
6. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan √ Ya Tidak
Transportasi Ya √ Tidak
Lain-lain Ya √ Tidak
23
Jelaskan : Klien tampak penurunan aktivitas
Masalah keperawatan : isolasi sosial
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan :
Isolasi Sosial
24
√ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik, klien mengatakan
merasa dirinya ada kekurangan fisik dan kejiwaanya
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
25
B. ANALISA DATA
Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subyektif
- Klien mengatakan namanya M
- Keluarga pasien mengatakan klien tidak mau
keluar rumah selalu diam di dalam kamar
- Keluarga pasien mengatakan klien di rumah
malas tidak mau membantu pekerjaan rumah
dan selalu tiduran dikamar
- Keluarga mengatakan bila klien diajak bicara
selalu menundukkan kepala
Isolasi sosial
Data Obyektif
- Klien berbicara seperlunya
- Terkadang bicaranya ketus
- Klien terliat penurunan aktivitas
- Klien tampak sering menghindar
- klien tampak sering mengisolasi diri dengan
duduk di pojok
- tidak ada kontak mata dengan lawan bicara
- klien tampak gelisah mondar-mandir
2 Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya sakit hati karena
sering dipukul dan dimarahi ayah tirinya
- Klien mengatakan kehidupanya hancur karena
ayah tirinya yang galak
- Klien mengatakan dirinya bodoh
- Klien mengatakan merasa dirinya tidak
berguna
- Klien mengatakan merasa dirinya ada Harga Diri Rendah
kekurangan fisik dan kejiwaanya
Data Obyektif
- klien selalu menundukan wajahnya
- klien terlihat murung
- klien tidak ada kontak mata dengan lawan
bicara
26
3 Data Subyektif
- Klien mengatakan pernah mengalami
halusinasi tetapi sekarang sudah tidak terjadi
lagi
Resiko gangguan Sensori
Data Obyektif Persepsi : Halusinasi
- Klien lebih sering menyendiri
- klien tampak gelisah dan mondar-mandir
4 Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya sakit hati karena
sering dipukul dan dimarahi ayah tirinya
- Klien mengatakan awal mula merasa kesal
karena ibunya menikah lagi
27
C. Pohon Masalah
D. Diagnosis keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Gangguan Sensori Perilaku : Halusinasi
4. Resiko Perilaku Kekerasan
28
29
RENCANA KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
32
diri misalnya : 3.2. Diskusikan bersama mampu memilih
o Banyak teman klien tentang perilaku yang adaptif
o Tidak kesepian manfaat setelah mengetahui
o Bisa diskusi berhubungan social keuntungan
o Saling dan kerugian bersosialisasi dan
menolong menarik diri kerugian isolasi sosial.
Dan kerugian 3.3. Beri pujian terhadap Reinforcemet positif
menarik diri, kemampuan klien akan meningkatkan
misalnya: mengungkapkan harga diri klien.
o Sendiri perasaannya
o Kesepian
o Tidak bisa
diskusi
4. Klien dapat 4. Setelah 2…x 4.1.Observasi perilaku Melatih klien untuk
melaksanakan interaksi klien dapat klien saat bersosialisasi secara
hubungan social melaksanakan berhubungan sosial bertahap.
secara bertahap hubungan social 4.2.Beri motivasi dan
secara bertahap bantu klien untuk
dengan : berkenalan/berkomu
o Perawat nikasi dengan :
o Perawat lain o Perawat lain
o Klien lain o Klien lain
o Kelompok o Kelompok
4.3. Libatkan klien
dengan Terapi
Aktivitas Kelompok
Sosialisasi
4.4. Diskusikan jadwal
harian yang dapat
33
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
4.5. Beri motivasi klien
untuk melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal yang
telah dibuat
4.6. Beri pujian terhadap
kemampuan klein
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan
5. Klien mampu 5. Setelah…2 x 5.1. Diskusikan dengan Reinforcement
menjelaskan interaksi klien klien tentang diharapkan dapat
perasaannya dapat menjelaskan perasaannya meningkatkan rasa
setelah perasaannya setelah berhubungan social percaya diri klien
berhubungan berhubungan social dengan : sehingga ingin
sosial dengan : Orang lain mengulangi perbuatan
o Orang lain Kelompok yang serupa.
o Kelompok 5.2.Beri pujian terhadap Menyadarkan klien
kemampuan klien bahwa bersosialisasi
mengungkapkan itu lebih baik daripada
perasaannya isolasi sosial.
6. Klien dapat 6.1.Setelah…2 x 6.1. Diskusikan Dukungan keluarga
dukungam pertemuan keluarga pentingnya peran berpengaruh terhadap
keluarga dalam dapat menjelaskan serta keluarga perubahan perilaku
memperluas tentang : sebagai pendukung klien.
34
hubungan sosial o Pengertian untuk mengatasi
menarik diri perilaku menarik diri
o Tanda dan 6.2. Diskusikan potensi
gejala menarik keluarga untuk
diri membantu klien Agar keluarga
o Penyebab dan mengatasi perilaku mengenali prilaku
akibat menarik menarik diri isolasi sosial sehingga
diri 6.3. Jelaskan pada dapat mengantisipasi
o Cara merawat keluarga tentang : jika ada kluerga yang
klien menarik Pengertian mengalami hal yang
diri menarik diri serupa.
6.2. Setelah… Tanda dan gejala Mempersiapkan
pertemuan menarik diri kluerga untuk merawat
keluarga dapat Penyebab dan klien.
mempraktekan akibat menarik Memberikan dukungan
cara merawat klien diri moral bagi klien dan
menarik diri Cara merawat keluarga.
klien menarik diri Memotivasi keluarga
6.4. Latih keluarga cara untuk melakukan yang
merawat klien terbaik bagi klien.
menarik diri Reinforcement positif
6.5. Tanyakan perasaan diharapkan dapat
keluarga setelah menambah motivasi
mencoba cara yang keluarga.
dilakukan Memberikan dukungan
6.6. Beri motivasi moral bagi klien dan
keluaraga agar meningkatkan percaya
membantu klien dan harga diri klien.
untuk bersosialisasi
6.7. Beri pujian kepada
35
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit
36
RENCANA KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
Nama pasien : Nn. M Diagnosa medis : Skizofrenia tak tergolongkan
Nomor rekam medis : Ruangan : Emerald
No Dx Keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
2 Harga diri rendah. TUM: Klien 1. Setelah…3 .x 1. Bina hubungan
memiliki diri yang interaksi klien saling percaya dengan
positif menunjukkan menggunakan prinsip
Tuk : ekspresi wajah komunikasi terapeutik :
1. Klien dapat bersahabat, Sapa klien Menunjukkan
membina menunjukkan rasa dengan ramah keramahan dan sikap
hubungan saling senang, ada kontak baik verbal bertahan.
percaya dengan mata, mau manjabat maupun non Agar klien tidak ragu
perawat tangan, mau verbal kepada perawat.
menyebutkan nama, Perkenalkan diri Menunjukkan bahwa
mau menjawab dengan sopan perawat ingin kenal
salam, klien mau Tanyakan nama dengan klien.
duduk lengkap dan nama Agar klien percaya
berdampingan panggilan yang kepada perawat.
dengan perawat, disukai klien Penerimaan yangs
mau mengutarakan Jelaskan tujuan sesuai dengan keadaan
masalah yang pertemuan yang sebenarnya dapat
dihadapi. jujur dan meningkatkan
37
menepati janji keyakinan pada
Tunjukkan sikap keluarga serta merasa
empati dan adanya suatu
menerima apa pengakuan.
adanya
Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien
38
negative
3. Klien dapat 3. Setelah…3 x 3.1. Diskusikan dengan Meningkatkan percaya
menilai interaksi klien klien kemampuan diri dan menumbuhkan
kemampuan yang menyebutkan yang dapat perasaan bahwa ia
dimiliki untuk kemampuan yang dilaksanakan tidak selalu gagal dan
dilaksanakan dapat dilaksanakan tidak berguna.
3.2. Diskusikan Memperkuat kelebihan
kemampuan yang akan membuat klien
dapat dilanjutkan melakukannya.
pelaksanaannya
4. Klien dapat 4. Setelah…3 x 4.1.Rencanakan bersama Menambah percaya diri
merencanakan interaksi klien klien aktivitas yang klien bahwa klien
kegiatan sesuai membuat rencana dapat dilakukan bertanggung jawab
dengan kegiatan harian setiap hari sesuai terhadap dirinya.
kemampuan yang kemampuan klien :
dimiliki Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan Meningkatkan
bantuan kemampuan klien
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai realitas.
sesuai kondisi klien Memberikan gambaran
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan sehingga
pelaksanaan klien dapat melakukan.
kegiatan yang dapat
klien lakukan
5. Klien dapat 5. Setelah 3…x 5.1. Ajurkan klien untuk
melakukan interaksi klien melaksanakan
kegiatan sesuai melakukan kegiatan yang telah
rencana yang kegiatan sesuai direncanakan
dibuat jadwal yang dibuat 5.2. pantau kegiatan
yang dilaksanakan
39
klien
5.3. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan klien
5.4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat 6.1.Setelah…3 x 6.1. Beri pendidikan Mempersiapkan
memanfaatkan interaksi klien kesehatan pada keluarga agar dapat
system memanfaatkan keluarga tentang merawat klien yang
pendukung yang system pendukung cara merawat klien rendah diri.
ada yang ada di dengan harga diri Perhatian keluarga
keluarga rendah merupakan dukungan
6.2.Bantu keluarga terhadap klien.
memberikan Lingkungan terapeutik
dukungan selama akan mendukung klien
klien di rawat dalam meningkatkan
6.3. Bantu keluarga harga dirinya.
menyiapkan
lingkungan di rumah
40
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
43
2 Harga diri rendah S:
- Klien mengatakan dirinya sakit hati karena sering dipukul
Data Subyektif dan dimarahi ayah tirinya
- Klien mengatakan dirinya sakit hati karena sering - Klien mengatakan kehidupanya hancur karena ayah tirinya
dipukul dan dimarahi ayah tirinya yang galak
- Klien mengatakan kehidupanya hancur karena ayah - Klien mengatakan dirinya bodoh
tirinya yang galak - Klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna
- Klien mengatakan dirinya bodoh - Klien mengatakan merasa dirinya ada kekurangan fisik dan
- Klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna kejiwaanya
- Klien mengatakan merasa dirinya ada kekurangan
fisik dan kejiwaanya O:
- Kontak mata klien kurang
Data Obyektif - Terlihat murung
- klien selalu menundukan wajahnya - Tanpak sering menundukkan wajahnya
- klien terlihat murung -
- klien tidak ada kontak mata dengan lawan bicara A : HDR positif
SP1P mampu
Tindakan Keperawatan :
SP1P : HDR P:
1. Membina hubungan saling percaya
Anjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
kegiatan harian.
dimiliki pasien
3. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan
4. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien
44
5. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
6. Memberikan pujian yang wajar terhadap TTD Perawat
keberhasilan pasien
7. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian Desyana
45
2 Harga diri rendah
S:
Data Subyektif - klien merasa sedih kehidupannya hancur karena ayah
- Klien mengatakan dirinya sakit hati karena sering tirinya galak
dipukul dan dimarahi ayah tirinya O:
- Klien mengatakan kehidupanya hancur karena ayah
- Kontak mata klien masih kurang
tirinya yang galak
- Masih Tampak terlihat murung
- Klien mengatakan dirinya bodoh
- Klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna A : HDR positif,SP2P mampu dengan di bimbing
- Klien mengatakan merasa dirinya ada kekurangan
fisik dan kejiwaanya P:
Anjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal
Data Obyektif kegiatan harian.
- klien selalu menundukan wajahnya Rencana tindak lanjut :
- klien terlihat murung Optimalkan SP1P
Evaluasi SP2P
- klien tidak ada kontak mata
46
Optimalkan SP1P
Evaluasi SP2P
Data Obyektif O:
- Klien diajak bicara menjawab singkat
- Klien tampak mulai mau diajak berbincang-bincang
- Kurang spontan - Sesekali ada kontak mata
- Tidak mampu memulai pembicaraan - Mampu berkenalan dengan 1 orang
47
- Kontak mata ada dan tersenyum jika diajak bicara - Mampu menyebutkan 1 keuntungan bersosialisasi
- Mulai mau diajak berinteraksi - Belum mampu memulai pembicaraan
- Tidak ingin cepat cepat masuk kamar
Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
A : Isolasi social positif
SP2P : Isolasi sosial SP2P klien mampu dengan dibimbing
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien P :
mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang - Anjurkan klien untuk terus melakkan interaksi dengan orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang- lain
bincang dengan satu orang ke dalam jadwal kegiatan - Anjurkan klien untuk memulai bersosialisasi dengan
harian kegiatan sehari-hari
- Anjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal kegiatan
harian
Rencana tindak lanjut :
Evaluasi SP2P
Lanjut SP3P TTD Perawat
Desyana
48
49
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPARAWATAN
50
dan objektif menunjukan bahwa masalah keperawatan utama Nn. M adalah
isolasi sosial.
Pohon masalah yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori Keliat
(2005) yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah merupakan penyebab
sedangkan isolasi sosial: menarik diri menjadi masalah utama dan harga diri
rendah sebagai penyebab.
C. IMPLEMENTASI
51
belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan
keperawatan. Yang sering dilakukan perawat adalah menggunakan rencana
tidak tertulis, yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan.
Hal itu sangat membahayakan klien dan perawat jika tindakan berakibat fatal,
dan juga tidak memenuhi aspek legal.
D. EVALUASI
52
Respon tersebut belum sesuai dengan kriteria evaluasi pada perencanaan,
sehingga dapat diambil kesimpulan strategi pelaksanaan kedua Nn. M
Kurang Berhasil
53
BAB V
A. Kesimpulan
B. SARAN
1 Institusi Pendidikan
2 Penulis
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan D Dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Keliat, B.A, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
57