Anda di halaman 1dari 11

BAB I

KEBIJAKAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

A. Tujuan pembelajaran
Adapun tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai pada mata kuliah ini
adalah :
1. Mahasiswa mengetahui hakekat pendidikan teknologi dan kejuruan
2. Mahasiswa mengetahui fungsi pendidikan dan kejuruan
3. Mahasiswa menganalisis proses transformasi dalam pendidikan teknologi
dan kejuruan
4. Mahasiswa memahami pranan pendidikan teknologi dan kejuruan
5. Mahasiswa mengetahui tujuan pendidikan teknologi dan kejuruan
6. Mahasiswa mampu menganalisistantangan pendidikan teknologi dan
kejuruan
B. Materi
1. Hakekat pendidikan teknologi kejuruan
Visi pendidikan nasional adalah pada tahun 2025, Sistem
Pendidikan Nasional berhasrat menghasilkan: insan indonesia cerdas dan
kompetitif. Cerdas meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional & sosial,
cerdas intelektual dan cerdas kinetik. Kompetitif dimaknai berkepribadian
unggul dan gandrung akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri,
pantang menyerah, pembangun dan pembina jejaring, bersahabat dengan
perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan, produktif, sadar mutu,
berorientasi global, dan pembelajar sepanjang. hayat. Dalam visi ini
tersirat bahwa proses menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan
kompetitif digantungkan pada pendidikan.
Kemajuan suatu bangsa dan negara tidak bisa dilepaskan dari
kemajuan bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan sumber daya manusia yang
berkualitas, tangguh dan terampil. Hakekat pendidikan pada dasarnya
adalah proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi

1
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di
luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dari
generasi ke generasi (Sumitro, dkk. 1998).
Fungsi pendidikan adalah melestarikan tata sosial dan tata nilai
yang ada dalam masyarakat dan sebagai agen pembaharuan sosial
sehingga dapat mengantisipasi masa depan. Menurut Tilaar (2006),
pendidikan memiliki fungsi preparatoris dan antisipasipatoris adalah
bahwa di samping mempersiapkan peserta didik sebagai generasi masa
depan (tenaga kerja), pendidikan juga menyiapkan peserta didik utk
antisipasi kemungkinan masa depan dengan membekali kemampuan dan
tingkah laku yg diperlukan.
Visi sistem pendidikan nasional di atas pada dasarnya
dimaksudkan menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, utuh dalam
potensi dan utuh dalam wawasan (Sumitro, dkk. ,1998). Utuh dalam
potensi meliputi potensi badan dengan pancainderanya, potensi berpikir,
potensi rasa, potensi cipta yang meliputi daya cipta, kreativitas, fantasi,
khayal dan imajinasi, potensi karya, potensi budi nurani yaitu kesadaran
budi, hati nurani, dan kata hati. Utuh dalam wawasan adalah manusia yang
sadar nilai, yaitu wawasan dunia akhirat, wawasan jasmani rohani,
wawasan individu dan sosial, dan wawasan akan waktu, yaitu masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan kejuruan yang merupakan salah satu jenis pendidikan
nasional juga memiliki peran penting dalam menyiapkan manusia utuh,
baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai warga masyarakat dan bangsa.
Adanya dampak globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
menyebabkan pendidikan kejuruan dinilai masih belum optimal dalam
menyediakan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Pendidikan kejuruan belum dapat maksimal mengimbangi dampak
kemajuan teknologi di pasar kerja. Menurut Tilaar (2006), saat ini terdapat
empat krisis pokok pendidikan nasional, yaitu masalah kualitas
pendidikan, relevansi atau efisiensi external, elitisme dan manajemen.

2
Kualitas pendidikan menyangkut standar isi, proses, sarana prasarana,
pendidik, dan standar-standar lainnya. Relevansi pendidikan atau efisiensi
eksternal diukur dari keberhasilan sistem pendidikan memasok
tenagatenaga terampil dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan sektor-
sektor pembangunan.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu manajemen penyelenggaraan pendidikan kejuruan dan
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajarannya. Berkaitan dengan
hal ini, dalam makalah ini akan diseksripsikan secara singkat tentang
tarnsformasi budaya dalam pendidikan kejuruan, peran pendidikan
kejuruan, dampak perkembangan teknologi, dan penerapan teknologi
dalam pembelajaran kejuruan.

2. Fungsi pendidikan dan kejuruan


Pendidikan kejuruan sebagai pendidikan khusus, direncanakan
untuk menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, sebagai
tenaga kerja produktif yang mampu menciptakan produk unggul yang
dapat bersaing di pasar bebas dan profesional yang memiliki kualitas
moral di bidang kejuruannya. Kualitas moral merupakan inti dari sikap
professional yang manifestasinya dalam perilaku kehidupan sehari-hari
ditunjukan dalam bentuk:
a. Disiplin, baik dalam mematuhi instruksi untuk melaksanakan
pekerjaan maupun dalam sikap dan tingkah laku.
b. Jujur, baik terhadap dirinya sendiri maupun dalam menjunjung tinggi
etika profesi.
c. Tepat dalam waktu, termasuk apresiasi terhadap penggunaan waktu
secara efektif dan efisien.
d. Bersih dan tertib dalam bekerja.
e. Cermat dan tepat dalam memilih metode kerja.
f. Biasa bekerja keras, dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya,
termasuk dalam penggunaan alat dan bahan dan hasil kerjanya.

3
g. Biasa bekerja cerdas sesuai dengan prosedur kerja dan menggunakan
alat dan bahan secara efektif dan efisien.
h. Biasa bekerja ikhlas dan komitmen terhadap pekerjaannya.
i. Tertib dalam penyiapan alat, penggunaan dan penyimpanan kembali
alat kerja merapikan dan membersihkan tempat kerja.
Seseorang dianggap tenaga professional apabila mampu
mengerjakan tugasnya secara cepat, tepat dan efisien yang didasarkan pada
unsur yakni 1) ilmu atau teori yang sistematis, 2) kewenangan
professional yang diakui oleh klien, 3) sanksi dan pengakuan masyarakat
akan keabsahan kewenangannya, 4) kode etik yang regulative.
Teori sistematis bagi seorang professional diperlukan sebagai
pedoman dalam melaksanakan praktik pekerjaannya. Kemampuan
menerapkan teori ke dalam praktik profesinya merupakan keterampilan
intelektual, sehingga kegiatan kerjanya merupakan kegiatan kerja cerdas,
bukan sekedar pekerjaan rutin. Lebih dari itu, teori yang ada harus
diterima secara kritis dan selalu menggantinya dengan teori baru bila
sudah tidak sesuai lagi. Pengembangan teori baru dilakukan melalui forum
temu profesi yang diselenggarakan secara periodik.
Penguasaan teori dan kemampuan menggunakannya dalam
kegiatan praktik profesi akan menghasilkan pengakuan dari para klien.
Pengakuan dari klien dan penguasaan teori, sikap dan keterampilan
melalui pendidikan akan memberikan kewenangan professional kepada
seseorang. Kewenangan yang diperoleh harus disertai tanggung jawab dan
ada batasnya sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Kode etik
ditetapkan untuk membatasi para pelaku professional dari perilaku yang
dapat merusak nama profesi serta merugikan klien. Bila ada pelanggaran
terhadap kode etik apalagi merugikan klien, palaku profesi tersebut akan
harus diberikan sanksi. Sanksi yang paling besar adalah dicabutnya
pengakuan dari masyarakat. Disamping kode etik yang tertulis formal,
profesi juga harus memiliki norma atau nilai yang mengutamakan layanan

4
dan kesejahteraan masyarakat, yang dicerminkan dalam bentuk nilai kerja
lkhlas.

3. Transformasi budaya dalam pendidikan kejuruan


Saat ini kita sedang menuju masyarakat industri. Masyarakat
industri modern adalah masyarakat terbuka, rasional dan kritis (Tilaar,
2006). Derap kehidupan masyarakat merupakan proses budaya.
Transformasi budaya menimbulkan nilai-nilai instrinsik dan nilai
instrumental. Nilai-nilai instrinsik menyangkut pembentukan nilai-nilai
moral dan budaya menuju identitas manusia seutuhnya. Nilai-nilai
instrumental: disiplin, penghargaan terhadap waktu, spesialisasi, orientasi
pada kerja dan prestasi. Transformasi adalah suatu kompleks jalinan
kekuatan yg saling terkait dari 7 poros transformasi yaitu: globalisasi,
struktur ekonomi, politik-ideologi, budaya nasional, manusia dan
masyarakat, iptek, dan informasi (Alfian, 1986).
Globalisasi merupakan rekayasa ekonomi yang menjadikan
kehidupan manusia menjadi begitu terbuka dan dalam keterbukaan itu
manusia adalah kuncinya. Pendidikan yg bermutu adalah moto globalisasi.
Perubahan struktur ekonomi berdasarkan pertanian menuju ekonomi
berdasarkan industri akan mengubah cara hidup dan berfikir bangsa.
Meningkatnya industri modern meminta tenaga teknik yg semakin banyak
baik pada tingkat menengah maupun tenaga teknik profesional.
Pendidikan dan pelatihan perlu dipersiapkan dalam menyesuaikan
programnya dengan kemajuan teknologi yang cepat perkembangannya.
Sejalan dengan itu pendidikan kejuruan perlu ditransformasikan dengan
dasar pendidikan sains yang kuat.
Peranan iptek dalam masyarakat industri menuntut manusia yang
sadar iptek. Masyarakat industri bukan hanya melek huruf tetapi juga
melek numerik. Penyusunan dan pemanfaatan iptek untuk negara-negara
berkembang akan berhasil bila: 1) negara itu menumbuhkan
kemampuannya memiliki teknologi yang sesuai karena benar-benar

5
diperlukan, 2) dapat memilih teknologi yang diperlukan serta dapat
memanfaatkannya tanpa mempunyai mayarakat ilmiah terlebih dahulu.
Memasuki dunia industri modern dengan ipteknya berarti memasuki
tatanan nilai yang baru yang berorientasi kepada efisiensi, logika dan
pragmatisme.
Informasi dapat mengubah wajah duania dan siapa yang menguasai
informasi dapat menguasai dunia: opini dunia, politik, sosial, dan
ekonomi. Untuk menguasai informasi diperlukan kemampuan: (1)
mengetahui di mana dan bagaimana informasi diperoleh, b) menyeleksi
informasi sesuai dengan kegunaan untuk pengembangan pribadi, c)
menganalisis data yang diperoleh dengan teknologi komputer, d)
mengadakan sintesis atas hasil analisis sehingga dapat merumuskan
alternatif-alternatif keputusan yang baik dan benar, e) mengambil
keputusan, dan f) mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Uraian-uraian di atas menunjukkan bahwa perkembangan pendidikan
kejuruan dipengaruhi adanya transformasi budaya. Empat dari 7 poros
transformasi yang sangat erat kaitannya pendidikan kejuruan adalah
globalisasi, struktur ekonomi, iptek, dan informasi.

4. Peran pendidikan kejuruan


Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Wardiman D. (1998) mendeskripsikan pendapat Evans bahwa pendidikan
kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk (1) memenuhi
kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja, (2) meningkatkan pilihan
pendidikan bagi setiap individu, dan (3) menumbuhkan motivasi untuk
belajar sepanjang hayat. Menurut Sukamto (2001), pendidikan kejuruan
mencakup semua jenis dan bentuk pengalaman belajar yang membantu
anak didik meniti tahap-tahap perkembangan vokasionalnya, mulai dari
identifikasi, eksplorasi, orientasi, persiapan, pemilihan dan pemantapan

6
karir di dunia kerja. Berdasarkan batasan tersebut dapat dikatakan bahwa
pendidikan kejuruan adalah jenis pendidikan untuk memasuki lapangan
kerja dan diperuntukkan bagi siapa saja yang membutuhkannya dan yang
mendapatkan untung darinya (Wardiman D., 1998).
Batasan-batasan pendidikan kejuruan di atas menunjukkan bahwa
pendidikan kejuruan identik dengan pendidikan keduniakerjaan. Oleh
karenanya, pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pendidikan umum. Beberapa karakteristik pokok tersebut di
antaranya bahwa pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia
kerja, keberhasilan peserta didik dilihat dari tampilannya di dunia kerja,
responsip dan antisipatif terhadap kemajuan teknolologi, lebih fokus pada
“learning by doing” dan “hands-on experience”, dan perlu dukungan
fasilitas untuk pembelajaran praktik.
Dalam rangka untuk mendapatkan sumberdaya manusia sebagai
pengisi dan penggerak pembangunan, pendidikan kejuruan memiliki
banyak fungsi, diantaranya fungsi sosialisasi, kontrol sosial, seleksi dan
alokasi, asimilasi dan konservasi budaya dan promosi perubahan
(Wardiman D., 1998). Fungsi sosialisasi artinya dalam pendidikan
kejuruan terjadi proses transmisi nilai-nilai dan norma-norma sebagai
konkritisasi nilai-nilai tersebut. Fungsi kontrol sosial artinya pendidikan
kejuruan berfungsi sebagai kontrol perilaku agar sesuai dengan nilai-nilai
beserta norma-normanya, misalnya kerjasama, keteraturan, kedisiplinan,
dan kejujuran.
Fungsi seleksi dan lokasi artinya pendidikan kejuruan berfungsi
menyiapkan, memilih, dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan
perubahan dan perkembangan pasar kerja. Fungsi promosi perubahan
artinya pendidikan kejuruan tidak semata-mata befungsi untuk
mentransformasikan apa yang ada, tetapi juga berfungsi sebagai agen
pembaharuan dan perubahan.
Di samping itu, selain memiliki banyak fungsi, pendidikan
kejuruan juga dapat memberikan manfaat yang sangat besar, baik bagi

7
peserta didik, bagi dunia kerja maupun bagi masyarakat. Bagi peserta
didik, manfaat pendidikan kejuruan antara lain untuk peningkatan kualitas
diri, penyiapan diri agar berguna bagi masyarakat dan bangsa, dan
penyesuaian diri terhadap lingungan. Bagi dunia kerja, pendidikan
kejuruan bermanfaat untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan
dapat membantu memajukan dan mengembangkan usaha. Bagi
masyarakat, manfaat pendidikan kejuruan antara lain: dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dapat meningkatkan produktivitas nasional
yang pada akhirnya dapat meningkatkan penghasilan negara.
Hingga saat ini lulusan dari lembaga-lembaga pendidikan kejuruan
lebih mudah memasuki pasar kerja dibandingkan dengan lulusan
pendidikan umum. Mengingat hal ini pemerintah terus melakukan
kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
pendidikan kejuruan. Salah satu kebijakan tersebut adalah bahwa pada
akhir tahun 2009 perbandingan jumlah antara sekolah kejuruan dan
sekolah umum diharapkan menjadi 70:30. Hal ini membawa konsekuensi
pada peningkatan kualitas untuk semua aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan kejuruan.

5. Tujuan pendidikan kejuruan


Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut
mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan
tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan
program kejuruan atau bidang keahlian. Pendidikan kejuruan harus
memandang anak didik sebagai individu yang selalu dalam proses untuk
mengembangkan pribadi dan segenap potensi yang dimilikinya.

8
Pengembangan ini menyangkut proses yang terjadi pada diri anak
didik, seperti proses menjadi lebih dewasa, menjadi lebih pandai, menjadi
lebih matang, yang menyangkut proses perubahan akibat pengaruh
eksternal, antara lain berubahnya karir atau pekerjaan akibat
perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Pendidikan kejuruan
merupakan upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar untuk
membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya. Oleh
karena itu, keunikan tiap individu dalam berinteraksi dengan dunia luar
melalui pengalaman belajar merupakan upaya terintegrasi guna menunjang
proses perkembangan diri anak didik secara optimal. Kondisi ini
tertampilkan dalam prinsip pendidikan kejuruan “learning by doing”,
dengan kurikulum yang berorientasi pada dunia kerja.
Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh
kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus
berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan
masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan
berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui
dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan
dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang
berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi
sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai
media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan
sosial.

6. Tantangan pendidikan teknologi dan kejuruan


Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pula
pada pendidikan kejuruan, karena saat ini tatanan kehidupan pada
umumnya dan tatanan perekonomian pada khususnya sedang mengalami
pergeseran paradigma ke arah global. Pergeseran ini akan membuka
peluang kerja sama antar Negara semakin terbuka dan di sisi lain,
persaingan antar Negara semakin ketat. Untuk meningkatkan kemampuan

9
persaingan dalam perdagangan bebas, diperlukan serangkaian kekuatan
daya saing yang tangguh, antara lain kemampuan manajemen, teknologi
dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya
aktif yang dapat menentukan kelangsungan hidup dan kemenangan dalam
persaingan suatu bangsa.
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi
persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan yang menyiapkan
peserta didik atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja
sebagai tenaga kerja menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
dunia industri. Oleh karena itu sesuai dengan tuntutan perkembangan
pendidikan kejuruan, maka perlu adanya pembaharuan pendidikan dan
pelatihan kejuruan di SMK untuk masa depan.
Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta
didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun
mengisi lowongan pekerjaan yang ada. SMK sebagai salah satu institusi
yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan
sebagaimana yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan
bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi.
Atas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan
pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan dunia kerja.
Tuntutan peserta didik dan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja perlu dijadikan sumber pijakan di dalam merumuskan tujuan
pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk
satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan
Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu, yang dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

10
C. Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan hakekat pendidikan teknologi dan kejuruan yang ada di
indonesia?
2. Jabarkan fungsi pendidikan dan kejuruan dalam meningkatkan
keterampilan peserta didik?
3. Bagaimanakah proses transformasi dalam pendidikan teknologi dan
kejuruan di indonesia?
4. Bagaimanakah peran pendidikan teknologi dan kejuruan dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan masyarakat?
5. Uraikan tujuan pendidikan teknologi dan kejuruan yang anda ketahui?
6. Kemukakan tantangan pendidikan teknologi dan kejuruan di indonesia saat
ini dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional?

11

Anda mungkin juga menyukai