Defenisi
Floppy syndrome atau disebut juga Intraoperative Floppy Iris Syndrome
(IFIS) merupakan kumpulan tanda yang terdiri dari: (1) iris yang melambai dan
melipat saat dilakukan irigasi cairan pada bilik mata depan, (2) prolaps iris berulang,
(3) miosis pupil intraoperative yang progresif. Floppy syndrome akan menyebabkan
operasi lebih sulit dan meningkatkan terjadinya komplikasi sekunder seperti rupture
kapsul posterior dan prolaps vitreus, serta trauma pada iris.
Etiologi
Floppy syndrome berhubungan dengan penggunaan obat-obat golongan
selektif 1a-adrenergik antagonis seperti Tamsulosin. Tetapi dapat juga disebabkan
oleh obat lainnya yang nonselektif -adrenergik antagonis seperti Doxazosin,
terazosin, alfuzosin, dan silodosin, obat antipsikotik agen seperti chlorpromazine atau
obat dan suplemen lainnya dengan aktivitas -adrenergik antagonis. Obat-obat
dengan selektif 1a-adrenergik sntagonis diperkirakan memiliki efek yang lebih besar
pada otot dilator iris dibandingkan obat-obat nonselektif. Berikut Tabel menjelaskan
obat-obatan yang berpengaruh pada Floppy Syndrome.
Tabel 1
Selective 1a-adrenergic antagonists :
- Tamsulosin (Flomax)
- Silodosin (Rapaflo)
- Tamsulosin dan dutasteride (Jalyn)
Nonselective 1-adrenergic antagonists :
- Alfuzosin (Uroxatral)
- Doxazosin (Cardura)
- Prazosin (Minipress)
- Terazosin (Hytrin)
Obat lainnya dengan -adrenergic antagonists activity :
- Chlorpromazine (Thorazine)
- Donepezil (Aricept)
- Labetalol (Normodyne, Trandate)
- Mianserin
- Naftopidil
- Rispiridone (Risperdal)
- Zuclopenthixol
Gambaran klinis
Terdapat trias dari Floppy syndrome, yaitu:
1. Iris yang floppy yang melambai dan melipat saat dilakukan irigasi pada bilik mata
depan
2. Kecenderungan iris untuk prolaps melalui luka insisi
3. Konstriksi pupil yang progresif saat operasi
Gambaran iris prolaps dan kecenderungan untuk miosis selama operasi dapat
terjadi pada keadaan-keadaan lainnya selain floppy syndrome, namun kombinasi dari
3 ejala diatas merupakan karakteristik dari floppy syndrome. Dilatasi pupil preoperatif
yang tidak maksimal merupakan gambaran yang sering menyertai floppy syndrome,
namun tidak terjadi pada semua kasus. Berbagai komplikasi sekunder dapat terjadi
akibat gejala yang terjadi pada floppy syndrome, seperti rupture kapsul posterior dan
prolaps vitreus. Aspirasi iris oleh ujung alat fako atau alat irigasi dan atrofi stroma iris
fokal akibat prolaps iris juga merupakan komplikasi pada floppy syndrome.
Penatalaksanaan
Preoperatif
- Anamnesis
Diperlukan anamnesis secara teliti pada pasien-pasien yang akan dilakukan operasi
katarak mengenai riwayat penggunaan obat antagonis 1-adrenergik. Lama
penggunaan obat juga harus ditanyakan karena makin lama penggunaan obat, makin
berat kondisi kelainan irisnya. Meskipun penggunaan obat tamsulosin telah dihentikan
sebelum operasi, kemungkinan terjadinya floppy syndrome masih ada. Hambatan
pada reseptor yang terus-menerus dapat menyebabkan atrofi pada otot dilator iris
sehingga masih mungkin iris menjadi floppy setelah obat dihentikan.
Intraoperatif
- Banyak dokter mata menggunakan injeksi intracameral dengan 0,5-1ml larutan buffer
lidocaine 0,75% dicampur dengan epinefrin 1:4000 atau fenilefrin 1,5%
- Hindari sayatn yang terlalu pendek, terlalu posterior, atau terlalu lebar
- Penggunaan iris hook atau pupil expansion ring untuk stabilisasi
- Penggunaan teknik bedah insisi mikro bimanual
- Penggunaan OVD yang sangat kuat untuk “mengikat” pupil dan pertahankan iris
cekung sebelum penarikan istrumen untuk mencegah keluarnya cairan dan iris
- Penggunaan pengaturan aliran rendah untuk meminimalkan turbulensi bilik mata
depan dan menghilangkan gradien tekanan yang lebih tinggi di posterior iris