Anda di halaman 1dari 3

Nama: Agustin Virajati Negoro

Ujian subbagian KBR

1. Jelaskan mengenai Floppy Syndrome

Defenisi
Floppy syndrome atau disebut juga Intraoperative Floppy Iris Syndrome
(IFIS) merupakan kumpulan tanda yang terdiri dari: (1) iris yang melambai dan
melipat saat dilakukan irigasi cairan pada bilik mata depan, (2) prolaps iris berulang,
(3) miosis pupil intraoperative yang progresif. Floppy syndrome akan menyebabkan
operasi lebih sulit dan meningkatkan terjadinya komplikasi sekunder seperti rupture
kapsul posterior dan prolaps vitreus, serta trauma pada iris.

Etiologi
Floppy syndrome berhubungan dengan penggunaan obat-obat golongan
selektif 1a-adrenergik antagonis seperti Tamsulosin. Tetapi dapat juga disebabkan
oleh obat lainnya yang nonselektif -adrenergik antagonis seperti Doxazosin,
terazosin, alfuzosin, dan silodosin, obat antipsikotik agen seperti chlorpromazine atau
obat dan suplemen lainnya dengan aktivitas -adrenergik antagonis. Obat-obat
dengan selektif 1a-adrenergik sntagonis diperkirakan memiliki efek yang lebih besar
pada otot dilator iris dibandingkan obat-obat nonselektif. Berikut Tabel menjelaskan
obat-obatan yang berpengaruh pada Floppy Syndrome.

Tabel 1
Selective 1a-adrenergic antagonists :
- Tamsulosin (Flomax)
- Silodosin (Rapaflo)
- Tamsulosin dan dutasteride (Jalyn)
Nonselective 1-adrenergic antagonists :
- Alfuzosin (Uroxatral)
- Doxazosin (Cardura)
- Prazosin (Minipress)
- Terazosin (Hytrin)
Obat lainnya dengan -adrenergic antagonists activity :
- Chlorpromazine (Thorazine)
- Donepezil (Aricept)
- Labetalol (Normodyne, Trandate)
- Mianserin
- Naftopidil
- Rispiridone (Risperdal)
- Zuclopenthixol

Tamsulosin adalah obat golongan antagonis 1a-adrenergik yang paling sering


diberikan sebagai terapi untuk hipertofi prostat jinak. Obat ini bekerja pada reseptor
subtype 1a yang paling banyak didapatkan pada otot polos prostat dan kandungan
kemih. Reseptor 1 adrenergik ini juga ditemukan pada iris, dan subtype 1a
merupakan yang paling dominan, terutama pada otot polos dilator iris. Hambatan
pada reseptor 1 adrenergik yang disebabkan oleh penggunaan tamsulosin akan
mengakibatkan dominasi dari inervasi parasimpatis terhadap otot sfingter iris dan
hilangnya tonus iris, sehingga mengakibatkan iris menjadi floppy dan konstriksi.

Gambaran klinis
Terdapat trias dari Floppy syndrome, yaitu:
1. Iris yang floppy yang melambai dan melipat saat dilakukan irigasi pada bilik mata
depan
2. Kecenderungan iris untuk prolaps melalui luka insisi
3. Konstriksi pupil yang progresif saat operasi

Gambaran iris prolaps dan kecenderungan untuk miosis selama operasi dapat
terjadi pada keadaan-keadaan lainnya selain floppy syndrome, namun kombinasi dari
3 ejala diatas merupakan karakteristik dari floppy syndrome. Dilatasi pupil preoperatif
yang tidak maksimal merupakan gambaran yang sering menyertai floppy syndrome,
namun tidak terjadi pada semua kasus. Berbagai komplikasi sekunder dapat terjadi
akibat gejala yang terjadi pada floppy syndrome, seperti rupture kapsul posterior dan
prolaps vitreus. Aspirasi iris oleh ujung alat fako atau alat irigasi dan atrofi stroma iris
fokal akibat prolaps iris juga merupakan komplikasi pada floppy syndrome.

Penatalaksanaan
Preoperatif
- Anamnesis
Diperlukan anamnesis secara teliti pada pasien-pasien yang akan dilakukan operasi
katarak mengenai riwayat penggunaan obat antagonis 1-adrenergik. Lama
penggunaan obat juga harus ditanyakan karena makin lama penggunaan obat, makin
berat kondisi kelainan irisnya. Meskipun penggunaan obat tamsulosin telah dihentikan
sebelum operasi, kemungkinan terjadinya floppy syndrome masih ada. Hambatan
pada reseptor yang terus-menerus dapat menyebabkan atrofi pada otot dilator iris
sehingga masih mungkin iris menjadi floppy setelah obat dihentikan.

- Dilatasi pipil preoperative


Dilatasi pupil yang dilakukan sebagai persiapan operasi paling baik dilakukan
menggunakan 3 obat topical, yaitu sikloplegik, midriatika, dan NSAID.
Siklopentolate hidroklorida 1% merupakan obat siklolegik yang paling sering
digunakan dan menghasilkan dilatasi pupil yang paling baik. Lama kerja obat ini 36
jam. Tropikamid hidroklorida 1% dapat juga memberikan midriasis yang sangat baik
dengan lama kerja yang lebih pendek dibandingkan siklopentolate. Fenilefrin
hidroklorida 2,5% merupakan midriatik yang paling sering dikombinasikan dengan
sikloplegik untuk memberikan dilatasi pupil yang optimal. Obat NSAID yang
diberikan sebelum operasi dengan kombinasi sikloplegik dan midriatik dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya konstriksi pupil selama operasi.

Intraoperatif
- Banyak dokter mata menggunakan injeksi intracameral dengan 0,5-1ml larutan buffer
lidocaine 0,75% dicampur dengan epinefrin 1:4000 atau fenilefrin 1,5%
- Hindari sayatn yang terlalu pendek, terlalu posterior, atau terlalu lebar
- Penggunaan iris hook atau pupil expansion ring untuk stabilisasi
- Penggunaan teknik bedah insisi mikro bimanual
- Penggunaan OVD yang sangat kuat untuk “mengikat” pupil dan pertahankan iris
cekung sebelum penarikan istrumen untuk mencegah keluarnya cairan dan iris
- Penggunaan pengaturan aliran rendah untuk meminimalkan turbulensi bilik mata
depan dan menghilangkan gradien tekanan yang lebih tinggi di posterior iris

Anda mungkin juga menyukai