Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

POTENSI-POTENSI WISATA SEJARAH DI DESA CURUG SULANJANA

A. Wisata Sejarah Di Gunung Sulanjana


Potensi wisata di Desa Curug Sulanjana cukup beragam meliputi wisata
sejarah, wisata alam hingga wisata religi. Salah satu wisata yang terkenal di
Desa Curug Sulanjana adalah Situs Cirondo, Situs Ciruyung dan Situs
Makam Kuno di puncak Gunung Sulanjana
 Situs Ciruyung
Situs Ciruyung adalah sebuah situs yang diyakini merupakan peninggalan
masa penjajahan Belanda. Situs ini terletak di kampung Ciruyung
mempunyai jarak tempuh sekitar 800m dari situs Cirondo. Pada situs
Ciruyung ditemukan nya sebuah batu yang dimana batu tersebut terdapat
tapak atau jejak kaki yang diyakini masyarakat sebagai tempat
persinggahan orang-orang zaman dahulu yang memiliki ilmu yang sangat
tinggi. Batu tersebut dikenal sebagai Batu Tapak Ratu sebagaimana tradisi
lisan yang diyakini oleh masyarakat setempat. Selain itu, ditemukannya
Gua yang menurut tradisi lisan masyarakat sebagai tempat pembuangan
mayat.1
 Situs Cirondo
Situs Cirondo berada di Desa Curug Sulanjana tepatnya di kampung
Kakabu. Situs ini mempunyai jarak tempuh sekitar 2km dari Desa Curug
Sulanjana. Situs Cirondo merupakan sebuah tempat wisata sejarah sekaligus
religi, yang dimana ditemukan nya makam Kesultanan Cirondo Banten
Tengah. Hal ini menjadikannya sebagai bukti sejarah bahwa kekuasaan
Kesultanan Banten sangat luas. Menurut Abah Sukmaja selaku guru kunci
situs Cirondo, mengatakan bahwa situs Cirondo merupakan tempat
petilasan atau tempat persinggahan para Sultan Banten terrmasuk Syekh
Masjuk dari Demak dan Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon. Banyak

1
Hasil wawancara dengan Bapak Rasudi pada tanggal 27 Desember 2022
orang dari luar yang datang ke situs ini, ada yang berasal dari Banten
maupun luar Banten seperti Demak, Cirebon dan lain-lain. Selain itu juga,
di situs ini ada peninggalan berupa sumur yang sekarang telah diperbaharui
oleh Abah Sukmaja dan masyarakat sekitar. Sehingga para pengunjung
lebih mudah untuk menikmati air sumur tersebut.2
 Situs Makam Kuno
Situs Makam Kuno merupakan sebuah tempat wisata alam sekaligus religi
terletak di kampung Curug Sulanjana. Situs ini lebih tepatnya terletak di
puncak Gunung Sulanjana. Menurut Pak Ajiji serta tradisi lisan yang
terdapat di masyarakat, Situs makam kuno merupakan tempat petilasan
orang zaman dahulu untuk mencari ketenangan serta tempat
bermusyawarah para Syekh untuk menyusun strategi melawan pasukan
penjajah Belanda. Di puncak Gunung Sulanjana ini terdapat jejek petilasan
berupa makam Syekh Muhammad Zakaria. Banyak para wisatawan yang
dari Banten maupun luar Banten yang datang ke situs makam kuno ini,
dengan berbagai macam tujuan. Situs makam kuno ini lebih ramai
dikunjungi pada malam Jum’at dibandingkan dengan hari-hari lainnya.
Kebanyakan para pengunjung yang datang ke situs ini dengan alasan
mencari ketengan jiwa. Dengan kondisi lingkungan situs makam kuno yang
asri dan bercampur dengan alam. Hal inilah yang dijadikannya nilai plus
tersendiri bagi situs makam kuno ini, sehingga pengunjung masih dapat
menikmati keaslian dari situs tersebut.3
B. Ekonomi Kreatif Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Desa
Curug Sulanjana
Istilah Ekonomi kreatif berkembang dari konsep modal berbasis kreatifitas
yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Agung Pascasuseno
(2014), “ekonomi kreatif merupakan ekonomi gelombang ke-4 yang mana

2
Hasil wawancara dengan Abah Sukmaja pada tanggal 27 Desember 2022
3
Hasil wawancara dengan Bapak Ajiji pada tanggal 23 Desember 2022
kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada
kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan”
Terdapat pergeseran orientasi gelombang ekonomi dalam sejarah manusia.
Dimulai dari perubahan era pertanian ke era industrialisasi, setelah itu
terbentuk era informasi yang diikuti dengan penemuan-penemuan bidang
teknologi informasi. Pergeseran gelombang ini telah membawa peradaban
yang baru dan semakin berkembang bagi manusia
Industrialisasi menciptakan suatu pola kerja, pola produksi dan pola
distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Adanya perkembangan seperti
penemuan baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi seperti
adanya internet, email, Google PlayStore, dan sebagainya semakin
mendorong manusia menjadi lebih aktif dan produktif dalam menemukan
teknologi-teknologi baru. Dampak yang muncul akibat dari fenomena
perubahan gelombang ini adalah munculnya daya saing atau kompetisi
pasar yang semakin besar. Kondisi ini menuntut perusahaan mencari cara
agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se‐efisien mungkin guna
mempertahankan eksistensinya. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk
merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis
kreativitas. Pemanfaatan sumber daya yang bukan hanya terbarukan,
bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas.
Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi
ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri,
tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui
perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi
bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas
produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan
imajinasi. Mengutip dari Cetak Biru Ekonomi Kreatif 2025, ekonomi
kreatif merupakan suatu penciptaan nilai tambah (ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan) berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia
(orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk
warisan budaya dan teknologi. Kreativitas tidak sebatas pada karya yang
berbasis seni dan budaya, namun juga bisa berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi, engineering dan ilmu telekomunikasi. Terdapat 3 hal pokok yang
menjadi dasar dari ekonomi kreatif, antara lain kreativitas, inovasi dan
penemuan.
a) Kreativitas (Creativity)
Dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, fresh,
dan dapat diterima umum. Bisa juga menghasilkan ide baru atau
praktis sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada (thinking out of the box).
b) Inovasi (Innovation)
Suatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar kreativitas
dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk
menghasilkan suatu produk ataupun proses yang lebih baik, bernilai
tambah, dan bermanfaa
c) Penemuan (Invention)
Istilah ini lebih menekankan pada menciptakan sesuatu yang belum
pernah ada sebelumnya dan dapat diakui sebagai karya yang
mempunyai fungsi yang unik atau belum pernah diketahui
sebelumnya.4 Ekonomi kreatif masyarakat menjadi salah satu
konsep untuk pengembangan perekonomian di Indonesia. Yang
mana, Indonesia bisa mengembangkan model ide dan talenta dari
rakyat untuk dapat menginovasi dan menciptakan suatu hal. Pola
pikir kreatif yang sangat diperlukan untuk tetap tumbuh
berkembang serta bertahan di masa yang akan datang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pekerja kreatif tidaklah
cukup memiliki bakat pandai menggambar, menari, menyanyi dan
menulis cerita. Ia harus memiliki kemampuan mengorganisasikan
ide‐ide multi disipliner dan juga kemampuan memecahkan masalah

4
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta
: Ziyad Visi Media, 2016), p 6-10
dengan cara‐cara di luar kebiasaan. Sehingga dari ekonomi kreatif
masyarakat ini bisa menghasilkan penghasilan yang sangat besar,
ditambah dengan adanya objek wisata yang ada di daerah setempat
membuat masyarakat menjadi mendapatkan pendapatan 2 kali lipat
dari sebelumnya. Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM
yang ada di suatu wilayah menjadi potensi nilai tambah tersendiri
bagi lingkungannya. Ekonomi kreatif yang berupa makanan dan
benda merupakan salah bentuk buah tangan atau oleh-oleh yang
mewah terutama dari sebuah kawasan atau wilayah yang memiliki
daya tarik tersendiri seperti halnya memiliki objek wisata bagi
pelancong atau wisatawan yang datang ke kawasan atau daerah
mereka.
Dalam sebuah wawancara bersama Pak Suyono di kampung Curug
Sulanjana ia menjelaskan “Ekonomi kreatif yang ada di kampung
Curug Sulanjana yaitu berbentuk benda yaitu anyaman yang
terbuat dari bambu. Bentuk anyaman bambu ini berupa perahu,
tempat tisu, ilir dan lampion yang terbuat dari bahan bambu.
Untuk harga satuannya pun beragam mulai dari Rp. 30.000
sampai Rp. 250.000 yang dapat dijual di kampung sendiri sampai
ke kota juga bahkan kemarin di pamerkan di KP3B untuk sebagai
bahan promosi. Penghasilan yang saya dapatkan dari berdagang
ini cukup lumayan untuk tambah-tambah kehidupan sehari-hari.
Dan pendapatannya perbulan sekitar Rp. 1.500.00 per bulannya.”
Ucapnya.5
Dan dalam sebuah wawancara bersama Muslih di kampung
Ciruyung ia mengatakan “Ekonomi kreatif yang ada di kampung
ini hanya bentuknya makanan seperti emping, bontot, rengginang,
gipang dan juga dapros (kerupuk). Biasanya ini dijual mulai dari
harga Rp20.000- Rp. 60.000 per bungkusnya tergantung dengan
banyak dan sedikitnya makanan tersebut. Penghasilan yang saya
5
Hasil wawancara dengan Bapak Suyono pada tanggal 23 Desember 2022
dapatkan jika berdagang ini yaitu sekitar Rp. 1.000.00 per
bulannya, penghasilan ini hanya buat tambahan kehidupan sehari-
hari saja dan kegiatan membuat makanan inipun awalnya hanya
hobi saja dan karna bosan jika dirumah tidak menghasilkan uang
sehingga saya terinpirasi untuk membuat makanan ini yang
memiliki nilai jual yang tinggi.” Ucapnya.6
C. Dampak Pengembangan Objek Wisata di Desa Curug Sulanjana Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat
Analisis data ini menggunakan olahan data primer, yaitu berupa jawaban
dari pewawancara lapangan. Wawancara juga sebagai sempel masyarkat
yang telah mendapatkan dan melakukan pemberdayaan masyarakat di desa
Curug Sulanjana. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai fungsi untuk
penulis, maka jawaban harus sesuai dengan apa yang terjadi di lokasi
penelitian, artinya narasumber diminta menjawab pertanyaan yang diajukan
penulis kepada narasumber sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Dampak positif bagi masyarakat Desa Curug Sulanjana dan sekitar apabila
ditinjau dari segi ekonomi. Para warga yang memiliki usaha (UMKM) di
sekitar objek wisata kehidupannya akan lebih sejahtera dibandingkan warga
yang tidak membuka usaha. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Bu Arkaenah salah satu warga yang membuka usaha (UMKM) sendiri
“Alhamdulilah dengan adanya objek wisata, saya memanfaatkan nya
dengan membuka usaha sendiri di rumah dan bekerja sama engan Ibu
Tatu, itung-itung ikut membantu suami dalam hal perekonomian sehingga
kebutuhan hidup lebih terjamin”.7
Menurut hasil wawancara Dampak Parawisata terhadap kesempatan kerja,
pengembangan parawisata di desa Curug Sulanjana akan berkontribusi
dengan baik serta berjalan dengan positif terhadap peningkatan kesempatan
kerja serta mengurangi pengangguran masyarakat Desa Curug Sulanjana.
Bapak Sanuri mengatakan: “Adapun dampak dari pengembangan

6
Hasil wawancara dengan Bapak Suyono pada tanggal 23 Desember 2022
7
Hasil wawancara dengan Ibu Arkaenah pada tanggal 27 Desemmber 2022
parawisata tentunya dapat dilihat dari tujuan wisata tersebut. Tujuan
pengembangan pariwisata desa Curug Sulanjana adalah untuk mengelola
sumber daya yang dimiliki desa sehingga memberikan dampak kepda
masyarakat, dengan harapan masyarakat desa bisa mendapatkan nilai
manfaat secara ekonomi maupun sosial”8
Hasil wawancara ini sesuai dengan teori Mobilisasi sumberdaya (Resource
Mobilization Theory) dimana masyarakat Selain knowledge dan uang maka
orang juga mempunyai peranan yang Penting. Dengan mendapatkan
pekerjaan maka itu akan memberikan kekuatan itu akan memberikan power
pada orang itu atau Masyarakat itu, hal ini dapat dilihat dari pernyataan
Bapak Sanuri “Dengan meningkatkan nya daya tarik wisatawan terhadap
objek wisata di Desa Curug Sulanjana, bisa mengurangi pengangguran
masyarakat melalui program-program pengembangan objek wisata.
Sehingga dari program-program tersebut masyarakat bisa mengurangi
pengangguran serta masyarakat dapat ikut andil dalam pengembangan
objek wisata tersebut”.9
Selanjutnya dampak terhadap jiwa sosial yang tinggi yang dimiliki para
warga sekitar, dengan berbagai bentuk program pemberdayaan masyarakat
yang ada akan memancing masyarakat semakin dekat. Salah satu UMKM,
Bapak Suyono mengatakan “Dengan diadakannya beberapa program-
program dari pihak Desa seperti penyediaan tempat sarana dan prasarana
itu membuat hubungan sesama warga Curug Sulanjana menjadi lebih erat.
Contohnya ketika berkunjung para wisatawan tidak hanya sekedar
menikmati wisata alamnya saja melainkan para wisatawan juga dapat
mencoba membuat kerajinan tangan khas dari desa ini”.10
Jadi, sesuai dengan pernyataan diatas pengunjung tidak hanya sekedar
menikmati wisata alamnya saja melainkan juga dapat ikut berpartisipasi
dalam membuat kerajinan tangan khas Desa tersebut, sehingga dari

8
Hasil wawancara dengan Ibu Arkaenah pada tanggal 27 Desember 2022
9
Hasil wawancara dengan Bapak Sanuri pada tanggal 20 Desember 2022
10
Hasil wawancara dengan Bapak Suyono pada tanggal 23 Desember 2022
pemberdayaan masyarakat membuat ikatan silaturrahim semakin meningkat
dan erat dan program-program serta ide-ide akan mudah tercipta dengan
kenyamanan yang sudah tercipta di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu juga menurut pernyataan Bapak Sanuri, dengan kondisi alam
yang sub-tropis masyarakat Desa Curug Sulanjana bisa memanfaatkan nya
dengan cara mengubah sebagian lahan hutan menjadi lahan perkebunan
stroberi, sehingga para wisatawan tidak hanya menikmati alam nya saja
melainkan ikut menikmati hasilnya juga. Dalam upaya melaksanakan
program-program pemberdayaan masyarakat Desa Curug Sulanjana belum
siap menerima konsekuensi-konsekuensi dalam proses pengembangan
objek wisata. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sanuri “Masyarakat di
desa ini hanya belum siap dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi
ketika proses pengembangan objek wisata, entah itu dari budaya maupun
dengan yang lain”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat desa Curug Sulanjana belum siap menerima budaya-budaya
baru yang dibawa oleh para wisatawan yang berkunjung, sehingga hal
tersebut menjadi salah satu penyebab terhambat nya proses pengembangan
objek wisata di desa Curug Sulanjana. Dengan adanya program-program
pengembangan objek wisata Bapak Sanuri selaku Sekretaris sekaligus yang
mencetuskan ide-ide progam berharap melaui progam tersebut
pemberdayaan masyarakat Desa Curug Sulanjana bisa terwujud.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengatasi, mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan
Kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat melalui potensi
Pariwisata adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam mengelola, memelihara dan meningkatkan
potensi pariwisata di daerahnya, dan dalam hal ini adalah potensi
pengembangan pariwisata terhadap pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat melalui potensi pengembangan
Pariwisataterhadap pemberdayaan masyarakat di Desa Curug Sulanjana,
kecamatan Gunung Sari kabupaten Serang Banten antara lain meliputi
sumber daya manusia, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.
 Sumber Daya Manusia
Berdasarkan potensi sumber daya manusia yang tertuang Pada bab
II, yakni dengan jumlah penduduk sebesar 2.282 Jiwa sebagai
stakeholder utama, Pengelola objek wisata sebagai stakeholder
pendukung, dan Pemerintah Desa serta Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif sebagai stakeholder kunci secara bersama-sama
berupaya mengembangkan potensi wisata yang ada sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Stakeholder kunci berupaya
membangun partisipasi masyarakat, menyiapkan wawasan dan
kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan, serta menciptakan
instrument dan mekanisme yang memihak masyarakat. Stakeholder
pendukung berupaya memfasilitasi masyarakat dan pemerintah
dalam pengembangan wisata. Sedangkan stakeholder utama
berupaya mengelola potensi wisata yang tersedia pada
lingkungannya.
 Ekonomi
Peran serta masyarakat dapat dengan adanya manfaat yang
diperoleh dari pengembangan daya tarik wisata baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui terbukanya kesempatan
kerja dan usaha jasa wisata yang ada pada akhirnya akan mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Manfaat yang dirasakan
masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan akan
menggugah keterlibatan masyarakat sehingga mereka mau ikut
berperan di dalamnya, baik secara aktif maupun pasif.
Pengembangan daya tarik wisata diharapkan memberikan dampak
positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Pemerintah dan pengelola objek wisata harus dapat memberikan
peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan berbagai usaha
guna meningkatkan perekonomian masyarakat serta mendukung
pengembangan daya tarik wisata dikawasan ini.
 Sosial dan budaya
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Desa Curug Sulanjana
harus dapat semakin ditingkatkan. Dalam hal ini strategi atau
programyang dapat dilaksanakan untuk mencapai hal tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Peningkatan budaya lokal menjadi salah satu daya tarik
keberlanjutan dan keberlangsungan budaya menjadi sebuah
keharusan untuk tetap pula menjaga keberlanjutan pariwisata.
Budaya yang dimaksudkan adalah selain tradisi dan adat adalah
sikap dan tingkah laku masyarakat Desa Curug Sulanjana yang
sangat ramah dalam menerima kunjungan wisatawan manapun.
b) Penyesuaian aturan kehidupan adat istiadat masyarakat dengan
perkembangan waktu Kehidupan sosial dengan masyarakat Desa
Curug Sulanjana diatur dalamaturan desa. Aturan ini sudah
semestinya disesuaikan dengan perkembangan jaman namun tidak
mengubah nilai dasar dari adat istiadat tersebut. Dalam artian
kehidupan sosial yang diatur dalam adat istiadat tersebut tidak lagi
mengatur secara ekstern atau otoriter namun semakin fleksibel
demi perkembangan kehidupan sosial masyarakat Desa Curug
Sulanjana pada umumnya.
 Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat vital dalam
pengembangan pariwisata. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
karena pariwisata akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk
dikembalikan seperti sediakalanya. Terdapat beberapa program
pelaksanaan yang dapat dilakukan dalam mencegah timbulnya
kerusakan atau memelihara kelestarian lingkungan dengan adanya
pariwisata

Anda mungkin juga menyukai