•Definisi :
Anestesi Umum - 1
TUJUAN PEMBERIAN
• TEORI ANESTESI
1. Meyer dan Overton (1899)
Lipid solubility theory
2. Fergussin (1939)
‘ The Inert Gas Effect’
Potensi gas-gas yang lembab dan menguap berbanding terbalik
terhadap terhadap kelarutan gas tersebut.
3. Pauling (1961)
‘The hydrate micro crystal theory’
Obat-obat anestesi berpengaruh terutaMa pada interaksi molekul
obat dengan molekul air di otak
Anestesi Umum - 3
•PREMEDIKASI
DAN
POSMEDIKASI
5
ANASTETIKA YANG BAIK
7
Premedikasi
8
POSTMEDIKASI
• TUJUAN:
• Untuk menghilangkan efek samping
(gelisah dan mual)
• Digunakan: Klorfromazin, ondansentron
(anti mual), antipsikotika.
9
PENGGOLONGAN
ANASTETIKA UMUM
11
• MEKANISME KERJA
12
• FAKTOR RESPIRASI (Zat anestesi inhalasi)
Aliran darah
Yaitu aliran darah paru dan darah jantung, makin
banyak aliran darah yang melalui paru, makin banyak zat
anestetikum yang diambil dari alveolus sehingga
konsentrasi disirkulasi cepat meningkat.
Blood/Gas partitioncoefficient
Rasio dari konsentrasi zat anestetikum dalam darah dan
konsentrasi dlm gas bila keduanya dlm keseimbangan
Anestesi Umum - 6
EFEK SAMPING
Anestesi Umum - 8
STADIUM I
(St. Analgesia;St. Cisorientasi)
Mulai dari akhir stadium II, dimana pernafasan cepat dan teratur.
Dibagi dalam 4 plana, yaitu :
1. Plana 1
Ditandai dengan pernafasan teratur, pernafasan torakal sama kuat dgn
pernafasan abdominal, pergerakan bola mata terhenti, kadang-kadang
letaknya eksentrik, pupil mengecil lagi dan refleks cahaya (+),
lakrimasi akan meningkat, refleks farings dan muntah menghilang,
tonus otot menurun.
2. Plana 2
Ditandai dengan pernafasan yang teratur, volume tidal menurun dan
frekwensi pernafasan naik. Mulai terjadi depresi pernafasan torakal,
bola mata terfiksir ditengah, pupil mulai midriasis dengan refleks
cahaya menurun dan refleks kornea menghilang.
Anestesi Umum - 11
STADIUM III
3. Plana 3
Ditandai dgn pernafasan abdominal yang lebih dominan daripada torakal
karena paralisis otot interkostal yang makin bertambah sehingga pada
akhir plana 3 terjadi paralisis total otot interkostal, juga mulai terjadi
paralisis otot-otot diafragma, pupil melebar dan refleks cahaya akan
menghilang pada akhir plana 3 ini, lakrimasi refleks farings & peritoneal
menghilang, tonus otot-otot makin menurun.
4. Plana 4
Pernafasan tidak adekuat, irreguler, ‘jerky’ karena paralisis otot
diafragma yg makin nyata, pada akhir plana 4, paralisis total diafragma,
tonus otot makin menurun dan akhirnya flaccid, pupil melebar dan
refleks cahaya (-) , refleks sfingter ani menghilang.
Anestesi Umum - 12
STADIUM IV
(St. Paralisis)
Anestesi Umum - 13
TEKNIK PEMBERIAN OBAT
INHALASI
1. Sistem Terbuka.
• Cairan terbang diteteskan keatas sehelai kain kasa, di bawah suatu
kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien.
2.Sistem TERTUTUP
• Menggunakan mesin khusus, menyalurkan campuran gas dengan
oksigen, kedalam kap dimana sejumlah karbondioksida dari ekshalas
dimasukkan kembali.
3. Insuflasi
• Gas atau uap ditiupkan kedalam mulut, tenggorokan atau trakhea, dengan mesin.
Cocok untuk operasi amandel.
23
•TERIMA KASIH
24