Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

JARINGAN AKSES TELEPON

Pendahuluan
Jaringan akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan
sentral telepon. Jaringan ini adalah dasar jaringan telekomunikasi, karena pada
dasarnya jaringan telekomunikasi adalah gabungan dari beberapa jaringan akses.
Jaringan akses sering juga disebut sebagai outside plan (OSP), beberapa istilah juga
sering disebut sebagai jaringan lokal akses. Bab ini membahas Jaringan lokal,
jaringan junction dan jaringan trunk. Pada jaringan lokal terdapat empat jaringan
akses, yakni : Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab atau Jarkab), Jaringan Lokal
Akses Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf), dan Jaringan
Akses Hibrid. Pada akhir bab ini mahasiswa akan dapat menjelaskan macam-macam
jaringan akses tersebut.

Penyajian
2.1 Jaringan Lokal
Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan
sentral telepon. Jaringan lokal dibagi menjadi
o Jaringan lokal berdasarkan material yang digunakan terdiri dari jaringan lokal
akses kabel, jaringan lokal akses fiber, jaringan lokal akses radio, dan
jaringan lokal akses hybrid
o Jaringan lokal berdasarkan cara pencatuan terdiri dari daerah catuan langsung
dan daerah catuan tidak langsung

2.1.1 Jaringan Lokal Akses Kabel


Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab atau Jarkab), yaitu jaringan yang
menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah
jaringan yang paling lama dan paling banyak digunakan. Peningkatan jaringan ini
menggunakan teknologi penggandaan seperti Pair Gain dan xDSL.

14
P
DP
E
L
STO MDF RK DP A
N
G
G
DP A
N
N

Kabel primer Kabel sekunder Kabel penanggal

Gambar 2.1 Bagan jaringan kabel lokal

Jaringan lokal terdiri dari :

1. Main Distribution Frame (MDF)

MDF merupakan penghubung jaringan ke peralatan yang terdapat di sentral.


MDF tersusun dari beberapa terminal, pada bagian sisi depan terdapat terminal strip
yang tersusun secara horizontal yang dihubungkan ke peralatan sentral. Pada sisi
bagian belakang terdapat terminal strip yang disusun secara vertikal yang berfungsi
untuk menyambung setiap urat kabel. Kedua sisi terminal dihubungkan dengan
kawat-kawat sambung.
Fungsi MDF :
a. Tempat melakukan pengetesan dan pengukuran, baik untuk pengetesan rutin
maupun gangguan.
b. Tempat melakukan pengisoliran sambungan untuk berbagai keperluan.
c. Tempat melakukan berbagai pekerjaan mutasi sambungan telepon
d. Tempat memasang protektor yang berfungsi melindungi kerusakan akibat
tegangan tinggi atau arus yang membesar.

15
Gambar 2.2 Main Distribution Frame (MDF)

2. Rumah Kabel (RK)


Merupakan suatu unit terminal kabel yang merupakan titik akhir dari kabel
primer dan titik terminal awal kabel sekunder. Cakupan RK atau Cross Connect
Cabinet (CCC) ditentukan oleh batas-batas geografi seperti sungai, jalan besar dan
lain-lain. Tempat jika tidak spesifik, maka disesuaikan dengan batas kapasitas RK
tersebut. Umumnya satu RK digunakan untuk maksimum 900 pelanggan.
Kapasitasnya ditentukan oleh demand 5 tahun mendatang dibagi 0,8. Kapasitas RK
terdiri dari ukuran 800, 1200, 1600 dan 2400.
Fungsi RK:
a. Tempat membagi kabel kapasitas besar menjadi beberapa kabel yang
berkapasitas kecil
b. Tempat melakukan pengetesan dalam melokalisir gangguan antara RK dan STO

a. Kapasitas 800 pair b. Kapasitas 1600 pair c. Bagian Dalam


Gambar 2.3 Rumah Kabel (RK)

16
3. Distribution Point (DP)
Distribution Point merupakan suatu unit terminal kabel yang merupakan
terminasi akhir dari kabel sekunder dan terminal awal dari kabel penanggal
(dropwire). Daerah cakupannya ditetapkan sedemikian rupa sehingga kabel dropwire
dapat menjangkau rumah pelanggan. Kapasitas DP umumnya terdiri dari 10 dan 20
pair, namun dalam beberapa aplikasi terdapat kapasitas 49, 60, dan 100 pair.
Kapasitas 10 pair biasa digunakan di daerah residensial, sedangkan 20 pair di daerah
bisnis. Peletakannya ada di tiang atau di dinding. Perhitungan kapasitasnya adalah
untuk kebutuhan sampai 5 tahun dibagi 0,8. Dari kapasitas yang tersedia disisakan 1
atau 2 line sebagai cadangan. Untuk daerah dengan kebutuhan kecil dapat
ditambahkan penggunaan tiang untuk menyokong dropwire. Namun demikian jika
terdapat lebih dari 3 line dropwire yang melebihi jarak 150 m sebaiknya ditiadakan.
Fungsi DP:
a. Tempat melakukan pengetesan dalam melokalisir suatu gangguan antara DP
dan RK
b. Tempat penyambungan kabel penanggal

Gambar 2.4 Distribution Point

4. Kabel Primer
Kabel primer adalah kabel yang dipasang antara sentral sampai ke Rumah Kabel
(RK) atau sampai Distribution Point (DP) untuk daerah yang tercakup dalam Daerah
Catuan Langsung. Kabel primer berkapasitas besar yaitu dari 100 sampai 2400 pair
5. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah suatu kabel yang dipasang antara Rumah Kabel sampai
Distribution Piont. Biasanya kabel sekunder berkapasitas kecil yaitu sampai 200
pair.

17
6. Kabel Penanggal
Kabel penanggal adalah suatu kabel yang dipasang antara distribution point
sampai ke titik terminal (Kotak Terminal Batas) yang terletak pada rumah
pelanggan.
7. Kabel dalam rumah (Indoor Cable)
Indoor cable adalah kabel yang terletak di dalam rumah yang dipasang dari kotak
terminal batas sampai roset.
8. IKR/G : Instalasi Kabel Rumah/Gedung adalah tatacara pemasangan jaringan
telepon di dalam rumah atau gedung. Titik hubungannya dimulai dari Kotak Titik
Bagi (KTB) sampai ke pesawat telepon.

2.1.2 Jaringan Lokal Akses Fiber


Selama ini fiber hanya dipakai untuk transmisi antar sentral, sebagai jaringan
backbone, dan digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai dikembangkanlah
suatu jaringan lokal bahkan sampai ke terminal pelanggan dengan media fiber optik .
Sistem transmisi fiber optik yang digunakan pada jaringan lokal tersebut dinamakan
Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Jarlokaf merupakan sebuah solusi strategis
bagi jaringan akses pelanggan. Namun, ketepatan dalam segi perencanaan dan
operasional, serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan akan
sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi, perawatan, efektivitas investasi,
serta kemudahan pengembangan jaringan dan layanan jasa. Ruang lingkup Jarlokaf
berdasarkan lebar pita, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu narrowband dan
broadband. Narrowband, dengan transmisi kurang dari 2 Mbps, mampu
memberikan layanan voice (telepon). Broadband, dengan transmisi diatas 2 Mbps,
dapat memberikan layanan yang lebih beragam seperti voice, data, dan citra, baik
diam maupun bergerak.
2.1.2.1 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum
Sistem Jarlokaf setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu
perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi
pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut
Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik
ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal
elektronik.

18
Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi
basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada
jaringan akses tembaga. Dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis digedung bertingkat
atau pelanggan di apartemen

Gambar 2.5 Fiber to the building

Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun
manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK.
Diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur
duct pada arah yang bersangkutan sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambah
dengan kabel tembaga.

Gambar 2.6 Fiber to the zone

19
Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang
maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti
KP. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu
area terbatas namun tidak berbentuk gedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan

Gambar 2.7 Fiber to the curb

Fiber To The Home (FTTH)


TKO terletak di rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter. FTTH
dianalogikan sebagai pengganti TB (Terminal Batas)

Gambar 2.8 Fiber to the home

20
2.1.2.2 Teknologi Jaringan Fiber Optik

Teknologi Jarlokaf adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga


berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas
jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah
berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive
Optical Network), dan AON (Active Optical Network). DLC, PON dan AON,
merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair.
Tabel 2.1 Teknologi Jarlokaf
Tipe Jenis
No Teknologi Konfigurasi Dasar Keterangan
Jasa
Digital Loop
Carrier (DLC)
1 DLC Banyak digunakan
Point to Point IS-A
Konvensional di dunia
Next Generation Relatif baru
IS-A & IS-B
DLC
Mulai di
Point to Multipoint IS-A & IS-B dioperasikan secara
2 Passive Optical
komersil tahun 74
Network (PON)
Pencabangan sinyal Konfigurasi sama
DS
optik pasif perangkat berbeda
3 Active Optical Point to multipoint Belum banyak
Network (AON) melalui perangkat IS-A & IS-B digunakan
pencabangan aktif

Gambar 2.9 Teknologi jarlokaf

21
Keterangan: LE : Local Exchange; CT: Central Terminal; RT: Remote Terminal

Gambar 2.10 Konfigurasi umum DLC

Fungsi bagian penyusun DLC


o Jarlokaf dengan topologi point to point (single star)
o Terdiri dari dua perangkat utama:
 CT (Central terminal) di sisi sentral
 RT (Remote terminal) di sisi pelanggan
o Fungsi CT adalah
 Interfacing dengan sentral lokal
 Multiplexer/Demultiplexer
 Crossconnect dan controller
 Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
o Fungsi RT adalah
 Interfacing dengan pelanggan
 Multiplexer/Demultiplexer
 Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
o DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau
untuk gedung bertingkat (high rise bulding)

Gambar 2.11 Konfigurasi umum PON / AON

22
Passive Optical Network (PON)
o Merupakan sistem jarlokaf yang memiliki topologi jaringan point to
multipoint (Multiple Star).
o Untuk membentuk jaringan point-to-multipoint digunakan komponen
pencabang pasif (passive splitter).
o Diterapkan untuk pelanggan dalam cluster-cluster yang berukuran kecil (4 ~
120).
o Jaringan optik PON dapat digunakan bersama-sama/diintegrasikan untuk
jaringan distribusi/ broadcast (CATV).
Fungsi bagian penyusun PON
o OLT (Optical Line Terminal) berfungsi untuk:
 Interfacing dengan sentral lokal
 Multiplexing/demultiplexing
 Cross-connect dan controller
 Interfacing denganODN (E/O Converter/OLTE)
o ODN (Optical Distribution Network) berfungsi untuk
 Transport dan distribusi data dari OLT ke ONU
o PS(passive Splitter berfungsi untuk
Mendistribusikan daya optik ke semua cabang
Ratio: 1:2 2:2
1:4 2:4
1:8 2:8
1 : 16 2 : 16
1 : 32 2 : 32
o ONU (Optical Network Unit) berfungsi untuk
 Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
 Multiplexing/demultiplexing
 Interfacing dengan terminal pelanggan

23
Gambar 2.12 Kapasitas sistem jarlokaf

Jenis konfigurasi dasar yang dimiliki antara DLC dan PON/AON mempunyai
perbedaan dimana pada DLC konfigurasi dasarnya point to point, berbeda dengan
PON/AON yang berkonfigurasi point to multipoint yaitu hubungan dari titik ke
banyak titik. Untuk layanan DLC sendiri masih terbatas dan belum mampu
mensupport transmisi data dengan high bit rate. Teknologi AON menggunakan
spliter aktif yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau biasa disebut active splitter
(AS). ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan informasi dari dan ke OLT,
dari satu atau lebih ONU, dengan kapasitas sebagai multiplexer/demultiplexer serta
sebagai intermediate regenerator (penguat), sehingga spliter pada AON bersifat
aktif. Adapun perbedaan lainnya adalah pada tipe jenis jasa yang diberikan oleh
masing-masing teknologi.

Tabel 2.2 Jenis jasa teknologi jarlokaf

Jenis Jasa
Interactive Service (IS)
Distributive Service (DS)
IS-A IS-B
Jasa telepon (POTS) dan Jasa akses utama (Primary
telepon umum (payphone) rate ISDN)
Jenis layanan berupa
Kanal sewa digital nx64
Kanal sewa analog gambar yang bersifat satu
kbps (n>2)
arah (broadcast)
Kanal sewa digital (64
Kanal sewa digital 2 mbps
kbps)

Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain:


1. Jenis jasa dan kapasitas.
2. Kemudahan O&M.
3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).

24
5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
6. Biaya efektif.
7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.
Tabel 2.3 Teknologi transmisi jasa interaktif narrowband

Skema Skema Jumlah Panjang Keterangan


Transmisi Transmisi Serat Gelombang
Dua Arah Optik
Space Simplex 2 (dua) 1310 nm Sinyal kirim dan sinyal
Division sinyal kirim terima dikirim melalui serat
Multiplexing dan sinyal optik yang berbeda
(SDM) terima
Wavelength Full 1 (satu) 1550 nm Sinyal kirim dan sinyal
Division Duplex sinyal kirim terima dikirim pada waktu
Multiplexing dan 1310 nm yang sama tetapi dengan
(WDM sinyal terima panjang gelombang yang
berbeda
Time Half 1 (satu) 1310 nm Sinyal kirim dan sinyal
Division Duplex sinyal kirim terima dikirim pada waktu
Multiplexing dan sinyal yang berbeda secara
(TDM) terima bergantian

Terdapat teknologi yang digunakan untuk mentransmisikan jasa interaktif


yang merupakan layanan telekomunikasi dua arah. Pada Space Division Multiplexing
(SDM) skema transmisinya disebut Simplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima
dikirim melalui serat optik yang berbeda sehingga dibutuhkan dua buah serat optik,
tetapi panjang gelombang yang digunakan cukup satu. Kemudian pada Wavelength
Division Multiplexing (WDM) skema transmisinya disebut Full-Duplex, yaitu
digunakannya panjang gelombang yang berbeda untuk sinyal kirim dan sinyal
terima, sehingga proses sinyal dapat dilakukan secara bersamaan dalam satu serat
optik. Teknologi multiplex yang lainnya adalah Time Division Multiplexing (TDM).
Skema transmisi dari TDM disebut Half-Duplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima
dikirim pada waktu yang berbeda secara bergantian, sehingga dapat menggunakan
panjang gelombang yang sama dan hanya membutuhkan satu serat optik.

2.1.3 Jaringan Lokal Akses Radio

Telepon wireless atau cordless memiliki base unit yang dihubungkan dengan
line ke sentral dan berkomunikasi dengan handset telepon melalui transmisi radio.

25
Pelanggan dapat bergerak atau memindahkan pesawat teleponnya di dalam area base
unit. Handset telepon menggunakan battery recharging atau menggunakan catuan
listrik di rumah. Teknologinya dimulai dari teknologi analog yang disebut dengan
generasi pertama Cordless Telephony CT1, kemudian digantikan dengan teknologi
digital yakni CT2, CT3 dan DECT. Pengembangan dari teknologi cordless/wireless
menghasilkan sistem seluler (akan dibahas tersendiri).

CTl
Menggunakan frekuensi uplink 47 MHz dan frekuensi downlink 1,7 MHz dengan
daya pancar handset 6mW. Range handset hanya berjarak sekitar 100 m.

CT2
Dibentuk di Inggris pada tahun 1991 dengan menggunakan frekuensi kerja 935 - 960
MHz dan 890 - 915 MHz. Teknologi yang digunakan adalah TDMA dengan channel
spacing 200 KHz. Jumlah channel 124, masing-masina dengan teknologi kompresi
suara RPE-LTP 13 Kbit/s. Daya panjang handset dari 20mNV sampai 20 W.

CT3 (DCT 900)


CT3 atau Digital Cordless Telephony DCT 900 dibentuk di Swedia oleh perusahaan
Ericsson. Teknologi CT3 digunakan sejak tahun 1991 bersamaan dengan
penggunaan CT2 di inggris. CT3 digunakan di Belanda, Swedia, Kanada, USA,
Australia, dan Andorra. CT3 menggunakan alokasi frekuensi 1,7 - 1,9 GHz dengan
teknologi TDMA. Jarak antar channel 200 KHz dan berjumlah 374 channel.
Teknologi kompresi suara sama dengan CT2, menggunakan RPE- LTP 13kbit/s.
Handsetnya meniiliki daya pancar 2,5 mW sampai 1 W.

DECT
Digital European Cordless Telecommunications(DECT) dikenalkan tahun
1991 oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI) dan digunakan
sebagai standar cordless Eropa. Teknologi DECT memiliki jumlah saluran 2x dari
CT2 dan diterapkan sebagai WLL, wireless PABX dan radio LAN (RLAN). DECT
menggunakan alokasi frekuensi 864 - 868 MHz dengan teknologi TDMA. Jarak
antar channel 100 KHz dan berjumlah 40 channel. Teknologi kompresi suara
menggunakan ADPCM 32 kbit/s. Handsetnya memiliki daya pancar 1 mW sampai

26
10 mW. Aplikasi teknologi wireless/cordless yang banyak dipakai di masyarakat
untuk jaringan akses telepon antara lain WLL (Wireless Local Loop) dan Point To
Point Radiolink.

a. WLL
WLL atau Wireless Local Loop adalah aplikasi langsung dari teknologi wireless di
atas. Di Indonesia menggunakan WLL dengan teknologi DECT. WLL ini
dioperasikan oleh PT.Telkorn sebagai alternative jaringan kabel serta operator Ratel
indo. Konfigurasi umum dari sistem WLL DECT adalah seperti Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Konfigurasi DECT

Komponen standar WLL DECT adalah LE, FP, OAM, CTE, PP, WRS dan
TE. Local Exchange (LE) merupakan sentral lokal yang dihubungkan dengan FP
(Fixed Part, interface jaringan lokal radio WLL). FP memancarkan dan menerima
sinyal panggilan ke pelanggan dengan beberapa cara (4 konfigurasi), antara lain :
− Langsung ke CTA (Cordless Terminal Adaptor, perangkat interface WLL di
rumah pelanggan dan menkonversi sinyal radio menjadi line 48 V dan
dihubungkan ke telepon (TE, TerminalEquipment).
− Melalui sebuah WRS(Wireless Relay Station, repeater pembagi) yang
meneruskan ke CTA dan TE.
− Langsung ke PP (Portabel Part, perangkat portabel yang dapat dipindahkan)
kemudian PP melanjutkan ke TE. PP dan TE dapat berbentuk satu perangkat
telepon bergerak.
− Melalui sebuah WRS yang meneruskan ke PP dan TE.

27
Perangkat WLL yang banyak digunakan di Indonesia adalah DRA 1900
buatan ericsson. Aplikasinya seperti pada gambar berikut. RNC setara dengan FP
dan ditempatkan di sentral telepon. DAN setara dengan WRS dan umumnya
ditempatkan di menara antena sentral telepon atau base station tertentu. FAU setara
dengan CTA dan ditempatkan di rumah pelanggan dengan antena menghadap ke
arah sentral. Telepon (TE) dihubungkan dengan FAU. Konfigurasi WLL ditunjukkan
oleh Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Konfigurasi WLL


b. Point To Point Radio
Radio Point To Point (radiolink) yang digunakan di masyarakat untuk akses telepon
tidak mengacu pada salah satu teknologi di atas. Radio ini menggunakan frekuensi
komersil dan memiliki jumlah channel 1, 2,4 atau lebih. Namun umumnya yang
dipakai radiolink 1 channel. Beberapa merk yang beredar antara lain Alcon, Senao,
Voyager dll. Sebagai contoh, radiolink Alcon CT8 yang beroperasi pada frekuensi
235 - 385 Mhz dengan daya pancar base dan remote sampai 25 W dapat menjangkau
jarak sampai 100 km (tipikal sampai 80 km). Bahkan beberapa radiolink memiliki
kemampuan komunikasi multipoint. Contoh jaringan akses menggunakan radiolink
untuk fix-to-fix ditunjukkan oleh Gambar 2.15. Selain untuk aplikasi point to point,
beberapa radiolink juga digunakan untuk aplikasi fix ke mobile seperti Gambar 2.16.

28
Gambar 2.15 Perpanjangan Jaringan Akses Menggunakan Radiolink
(Aplikasi Fix-Fix)

Gambar 2.16 Aplikasi Radiolink Fix To Mobile

29
2.1.4 Hybrid Fiber Coax (HFC)

Jaringan HFC (Hybrid Fiber Coax) adalah jaringan akses yang sebagian dari
jaringan tersebut menggunakan media transmisi serat optik dan sebagian lagi
menggunakan media transmisi kabel koaksial.

Gambar 2.17 Arsitektur jaringan HFC secara umum

Struktur Utama HFC


1. Headend
2. Server Complex
3. Distribution Hub
4. Fiber Node
5. Splitter
6. Directional Coupler
7. Amplifier
8. Tap
9. Jaringan penghubung
1. Headend merupakan bagian terpenting dari sistem HFC. Pada Headend terdapat
modul-modul perangkat sesuai dengan layanan yang tersedia, seperti:
 CATV Headend
 Cable Modem Termination Shelf (CMTS)
 Cable Telephony Headend

30
2. Server complex berfungsi sebagai server aplikasi yang digunakan oleh
subscriber (seperti e-mail server, news server, dsb).
3. Distribution Hub adalah pusat distribusi jaringan akses HFC ke pelanggan. Di
sini seluruh sinyal layanan-layanan interaktif lainnya seperti layanan data atau
telepon akan digabung dengan sinyal TV broadcast yang diterima dari Headend
yang kemudian akan dikirimkan melalui jaringan distribusi optik.
4. Fiber-optic menghubungkan headend sebagai sarana transportasi sinyal ke
sejumlah node yang disebut dengan fiber nodes. Fiber nodes berfungsi untuk
mengubah sinyal dari optical-to-electrical untuk dilewatkan melalui kabel
coaxial ke subscriber.
5. Splitter merupakan salah satu komponen pasif yang digunakan pada sistem
perkabelan untuk membagi signal RF. Splitter digunakan untuk membagi suatu
signal input ke dua kabel output yang sama besar
6. Directional Coupler digunakan untuk membagi suatu signal input ke dua kabel
output yang tidak sama besar.
7. Dalam pengiriman signal melalui kabel koaksial, amplifier mempunyai dua
fungsi yang cukup penting:
 Sebagai equalizer, atau signal balancer sehingga frekuensi
tinggi dan rendah mempunyai level amplitudo yang sama.
 Sebagai penguat level signal.
8. Tap adalah komponen yang berfungsi untuk mencabangkan signal dari kabel
koaksial ke rumah-rumah pelanggan, dan dipasang untuk mengakomodasikan
beberapa rumah sekaligus
9. Jaringan Penghubung
 Media Transmisi Serat Optik
 Kabel Koaksial
 Kabel Supertrunk
 Kabel Trunk
 Kabel Feeder
 Kable Drop

31
2.1.5.Rigid Network / DCL

Adalah suatu jaringan kabel primer yang mencatu pelayanan sentral lokal
secara langsung tanpa melalui rumah kabel.

TLP
DP 03
MDF TLP
DCL
TLP
DP 03
TLP
TLP
DP 03
TLP

TLP

Gambar 2.18 Rigid Network/Daerah Catuan Langsung


Keterangan :
STO:

Sambungan :

D P on wall : O DP O1

Subscriber : TLP

Keuntungan dan Kerugian antara lain :

 Tidak Perlu mengadakan dan membangun RK


 Memperkecil sumber gangguan
 Mempermudah administrasi kabel
 Kurang fleksibel
 Relatif lebih sukar untuk melokalisir sumber gangguan
Jaringan ini umumnya untuk mencatu daerah pelayanan yang berdekatan
dengan STO atau daerah pelayanan yang bersifat mengelompok seperti
pertokoan ataupun gedung perkantoran yang besar.

32
2.1.6 Fleksibel Network / Catuan Tak Langsung

Jaringan ini mencatu daerah pelayanan secara tidak langsung dalam suatu
sentral lokal, yaitu dengan melalui rumah kabel (RK) dan titik
pembagi/Distribution Point (DP).
PESAWAT
TELEPON
RA 12
1 PESAWAT
TELEPON
RK
PESAWAT
RA RA 13
TELEPON

1
PESAWAT
TELEPON
KP
MDF
RA 11 PESAWAT
TELEPON

PESAWAT
TELEPON

Gambar 2.19 Fleksibel Network/Catuan Tak Langsung


Keterangan :
1) MDF : MainDistribution Frame/Rangka Pembagi Utama
2) KP : kabel Primer
3) RA : Rumah Kabel A
4) SUB : Pesawat Kabel
5) RA 01&12 : Distribution Point (DP) dari RA yang bernomor 01 dan 12
Keuntungan dan kerugian antara lain adalah :

1) Fleksibel, lebih luwes dalam melayani pelanggan


2) Lebih mudah dalam melokalisir gangguan
3) Biaya pembangunan bertambah
4) Administrasi kabel menjadi relatif lebih sulit

33
2.1.7 Jaringan Lokal Kombinasi

Jaringan ini mencatu daerah pelayanan dengan 2 cara, yaitu gabungan antara
rigid dan fleksibel network
DP

RK

DCL (RA)
MDF
DP

DCLA 03 DCLA 01

DCLA 02

Gambar 2.20 Jaringan Lokal Kombinasi


Keuntungan dan kerugiannya antara lain adalah :
1) Penghematan terhadap penggunaan R. K
2) Sebagian jaringan memang kurang fleksibel.
3) Administrasi kabel harus teliti.
4) Relatif mudah menginstalasi bila terjadi mutasi pelanggan.
2.2 Jaringan Junction

Pada kota-kota besar, kadang-kadang terdapat lebih dari satu sentral telepon.
Keadaan seperti ini disebut bahwa kota itu bersentral banyak (multiple
exchange). Kabel-kabel yang menghubungkan antar sentral dalam satu kota
disebut kabel junction.

Sentral lokal Sentral lokal

Jaringan junction

Gambar 2.21 Jaringan Junction

34
Sedangkan sentral yang menghubungkan sentral-sentral yang banyak tadi disebut
sentral tandem.

2.3 Jaringan Trunk

Jaringan trunk adalah jaringan yang menghubungkan sentral-sentral antar


kota. Jaringan trunk

Kota A Kota B
Sentral Sentral

Gambar 2.22 Jaringan Trunk

Jaringan trunk ini dapat pula dibedakan atas peranannya dalam menunjang hubungan
antar sentral yang ada di berbagai kota yaitu :
a. Jaringan trunk utama
Berfungsi untuk menyalurkan lalu lintas telekomunikasi yang padat dari dan
ke kota-kota besar
b. Jaringan trunk spur route
Merupakan cabang dari jaringan trunk utama yang berfungsi menyalurkan
lalu lintas telekomunikasi dari dan ke kota-kota kecil
c. Jaringan trunk remote
Berfungsi menghubungkan sentral-sentral telekomunikasi antar daerah
terpencil

Penutup
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, berilah tanda √ jika Anda mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan tanda X jika Anda belum
mampu menjawab pertanyaan.

 Mampukah Anda menjelaskan yang dimaksud dengan jaringan lokal?


 Mampukah Anda menjelaskan yang dimaksud dengan jaringan junction?
 Mampukah Anda menjelaskan yang dimaksud dengan jaringan trunk?
 Dapatkah Anda menjelaskan jaringan lokal akses kabel?

35
 Dapatkah Anda menjelaskan bentuk-bentuk konfigurasi jaringan lokal akses
fiber?
 Dapatkah Anda menjelaskan jaringan lokal akses radio?
 Dapatkah Anda menjelaskan jaringan lokal akses hybrid?

Soal-soal Latihan

1. Jelaskan perbedaan jaringan lokal, jaringan junction dan jaringan trunk?


2. Sebutkan dan jelaskan jaringan akses pada jaringan lokal?
3. Sebutkan teknologi-teknologi pada jarlokaf?

36

Anda mungkin juga menyukai