Pendahuluan
Jaringan akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan
sentral telepon. Jaringan ini adalah dasar jaringan telekomunikasi, karena pada
dasarnya jaringan telekomunikasi adalah gabungan dari beberapa jaringan akses.
Jaringan akses sering juga disebut sebagai outside plan (OSP), beberapa istilah juga
sering disebut sebagai jaringan lokal akses. Bab ini membahas Jaringan lokal,
jaringan junction dan jaringan trunk. Pada jaringan lokal terdapat empat jaringan
akses, yakni : Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab atau Jarkab), Jaringan Lokal
Akses Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf), dan Jaringan
Akses Hibrid. Pada akhir bab ini mahasiswa akan dapat menjelaskan macam-macam
jaringan akses tersebut.
Penyajian
2.1 Jaringan Lokal
Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan
sentral telepon. Jaringan lokal dibagi menjadi
o Jaringan lokal berdasarkan material yang digunakan terdiri dari jaringan lokal
akses kabel, jaringan lokal akses fiber, jaringan lokal akses radio, dan
jaringan lokal akses hybrid
o Jaringan lokal berdasarkan cara pencatuan terdiri dari daerah catuan langsung
dan daerah catuan tidak langsung
14
P
DP
E
L
STO MDF RK DP A
N
G
G
DP A
N
N
15
Gambar 2.2 Main Distribution Frame (MDF)
16
3. Distribution Point (DP)
Distribution Point merupakan suatu unit terminal kabel yang merupakan
terminasi akhir dari kabel sekunder dan terminal awal dari kabel penanggal
(dropwire). Daerah cakupannya ditetapkan sedemikian rupa sehingga kabel dropwire
dapat menjangkau rumah pelanggan. Kapasitas DP umumnya terdiri dari 10 dan 20
pair, namun dalam beberapa aplikasi terdapat kapasitas 49, 60, dan 100 pair.
Kapasitas 10 pair biasa digunakan di daerah residensial, sedangkan 20 pair di daerah
bisnis. Peletakannya ada di tiang atau di dinding. Perhitungan kapasitasnya adalah
untuk kebutuhan sampai 5 tahun dibagi 0,8. Dari kapasitas yang tersedia disisakan 1
atau 2 line sebagai cadangan. Untuk daerah dengan kebutuhan kecil dapat
ditambahkan penggunaan tiang untuk menyokong dropwire. Namun demikian jika
terdapat lebih dari 3 line dropwire yang melebihi jarak 150 m sebaiknya ditiadakan.
Fungsi DP:
a. Tempat melakukan pengetesan dalam melokalisir suatu gangguan antara DP
dan RK
b. Tempat penyambungan kabel penanggal
4. Kabel Primer
Kabel primer adalah kabel yang dipasang antara sentral sampai ke Rumah Kabel
(RK) atau sampai Distribution Point (DP) untuk daerah yang tercakup dalam Daerah
Catuan Langsung. Kabel primer berkapasitas besar yaitu dari 100 sampai 2400 pair
5. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah suatu kabel yang dipasang antara Rumah Kabel sampai
Distribution Piont. Biasanya kabel sekunder berkapasitas kecil yaitu sampai 200
pair.
17
6. Kabel Penanggal
Kabel penanggal adalah suatu kabel yang dipasang antara distribution point
sampai ke titik terminal (Kotak Terminal Batas) yang terletak pada rumah
pelanggan.
7. Kabel dalam rumah (Indoor Cable)
Indoor cable adalah kabel yang terletak di dalam rumah yang dipasang dari kotak
terminal batas sampai roset.
8. IKR/G : Instalasi Kabel Rumah/Gedung adalah tatacara pemasangan jaringan
telepon di dalam rumah atau gedung. Titik hubungannya dimulai dari Kotak Titik
Bagi (KTB) sampai ke pesawat telepon.
18
Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi
basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada
jaringan akses tembaga. Dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis digedung bertingkat
atau pelanggan di apartemen
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun
manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK.
Diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur
duct pada arah yang bersangkutan sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambah
dengan kabel tembaga.
19
Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang
maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti
KP. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu
area terbatas namun tidak berbentuk gedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan
20
2.1.2.2 Teknologi Jaringan Fiber Optik
21
Keterangan: LE : Local Exchange; CT: Central Terminal; RT: Remote Terminal
22
Passive Optical Network (PON)
o Merupakan sistem jarlokaf yang memiliki topologi jaringan point to
multipoint (Multiple Star).
o Untuk membentuk jaringan point-to-multipoint digunakan komponen
pencabang pasif (passive splitter).
o Diterapkan untuk pelanggan dalam cluster-cluster yang berukuran kecil (4 ~
120).
o Jaringan optik PON dapat digunakan bersama-sama/diintegrasikan untuk
jaringan distribusi/ broadcast (CATV).
Fungsi bagian penyusun PON
o OLT (Optical Line Terminal) berfungsi untuk:
Interfacing dengan sentral lokal
Multiplexing/demultiplexing
Cross-connect dan controller
Interfacing denganODN (E/O Converter/OLTE)
o ODN (Optical Distribution Network) berfungsi untuk
Transport dan distribusi data dari OLT ke ONU
o PS(passive Splitter berfungsi untuk
Mendistribusikan daya optik ke semua cabang
Ratio: 1:2 2:2
1:4 2:4
1:8 2:8
1 : 16 2 : 16
1 : 32 2 : 32
o ONU (Optical Network Unit) berfungsi untuk
Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE)
Multiplexing/demultiplexing
Interfacing dengan terminal pelanggan
23
Gambar 2.12 Kapasitas sistem jarlokaf
Jenis konfigurasi dasar yang dimiliki antara DLC dan PON/AON mempunyai
perbedaan dimana pada DLC konfigurasi dasarnya point to point, berbeda dengan
PON/AON yang berkonfigurasi point to multipoint yaitu hubungan dari titik ke
banyak titik. Untuk layanan DLC sendiri masih terbatas dan belum mampu
mensupport transmisi data dengan high bit rate. Teknologi AON menggunakan
spliter aktif yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau biasa disebut active splitter
(AS). ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan informasi dari dan ke OLT,
dari satu atau lebih ONU, dengan kapasitas sebagai multiplexer/demultiplexer serta
sebagai intermediate regenerator (penguat), sehingga spliter pada AON bersifat
aktif. Adapun perbedaan lainnya adalah pada tipe jenis jasa yang diberikan oleh
masing-masing teknologi.
Jenis Jasa
Interactive Service (IS)
Distributive Service (DS)
IS-A IS-B
Jasa telepon (POTS) dan Jasa akses utama (Primary
telepon umum (payphone) rate ISDN)
Jenis layanan berupa
Kanal sewa digital nx64
Kanal sewa analog gambar yang bersifat satu
kbps (n>2)
arah (broadcast)
Kanal sewa digital (64
Kanal sewa digital 2 mbps
kbps)
24
5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
6. Biaya efektif.
7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.
Tabel 2.3 Teknologi transmisi jasa interaktif narrowband
Telepon wireless atau cordless memiliki base unit yang dihubungkan dengan
line ke sentral dan berkomunikasi dengan handset telepon melalui transmisi radio.
25
Pelanggan dapat bergerak atau memindahkan pesawat teleponnya di dalam area base
unit. Handset telepon menggunakan battery recharging atau menggunakan catuan
listrik di rumah. Teknologinya dimulai dari teknologi analog yang disebut dengan
generasi pertama Cordless Telephony CT1, kemudian digantikan dengan teknologi
digital yakni CT2, CT3 dan DECT. Pengembangan dari teknologi cordless/wireless
menghasilkan sistem seluler (akan dibahas tersendiri).
CTl
Menggunakan frekuensi uplink 47 MHz dan frekuensi downlink 1,7 MHz dengan
daya pancar handset 6mW. Range handset hanya berjarak sekitar 100 m.
CT2
Dibentuk di Inggris pada tahun 1991 dengan menggunakan frekuensi kerja 935 - 960
MHz dan 890 - 915 MHz. Teknologi yang digunakan adalah TDMA dengan channel
spacing 200 KHz. Jumlah channel 124, masing-masina dengan teknologi kompresi
suara RPE-LTP 13 Kbit/s. Daya panjang handset dari 20mNV sampai 20 W.
DECT
Digital European Cordless Telecommunications(DECT) dikenalkan tahun
1991 oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI) dan digunakan
sebagai standar cordless Eropa. Teknologi DECT memiliki jumlah saluran 2x dari
CT2 dan diterapkan sebagai WLL, wireless PABX dan radio LAN (RLAN). DECT
menggunakan alokasi frekuensi 864 - 868 MHz dengan teknologi TDMA. Jarak
antar channel 100 KHz dan berjumlah 40 channel. Teknologi kompresi suara
menggunakan ADPCM 32 kbit/s. Handsetnya memiliki daya pancar 1 mW sampai
26
10 mW. Aplikasi teknologi wireless/cordless yang banyak dipakai di masyarakat
untuk jaringan akses telepon antara lain WLL (Wireless Local Loop) dan Point To
Point Radiolink.
a. WLL
WLL atau Wireless Local Loop adalah aplikasi langsung dari teknologi wireless di
atas. Di Indonesia menggunakan WLL dengan teknologi DECT. WLL ini
dioperasikan oleh PT.Telkorn sebagai alternative jaringan kabel serta operator Ratel
indo. Konfigurasi umum dari sistem WLL DECT adalah seperti Gambar 2.13.
Komponen standar WLL DECT adalah LE, FP, OAM, CTE, PP, WRS dan
TE. Local Exchange (LE) merupakan sentral lokal yang dihubungkan dengan FP
(Fixed Part, interface jaringan lokal radio WLL). FP memancarkan dan menerima
sinyal panggilan ke pelanggan dengan beberapa cara (4 konfigurasi), antara lain :
− Langsung ke CTA (Cordless Terminal Adaptor, perangkat interface WLL di
rumah pelanggan dan menkonversi sinyal radio menjadi line 48 V dan
dihubungkan ke telepon (TE, TerminalEquipment).
− Melalui sebuah WRS(Wireless Relay Station, repeater pembagi) yang
meneruskan ke CTA dan TE.
− Langsung ke PP (Portabel Part, perangkat portabel yang dapat dipindahkan)
kemudian PP melanjutkan ke TE. PP dan TE dapat berbentuk satu perangkat
telepon bergerak.
− Melalui sebuah WRS yang meneruskan ke PP dan TE.
27
Perangkat WLL yang banyak digunakan di Indonesia adalah DRA 1900
buatan ericsson. Aplikasinya seperti pada gambar berikut. RNC setara dengan FP
dan ditempatkan di sentral telepon. DAN setara dengan WRS dan umumnya
ditempatkan di menara antena sentral telepon atau base station tertentu. FAU setara
dengan CTA dan ditempatkan di rumah pelanggan dengan antena menghadap ke
arah sentral. Telepon (TE) dihubungkan dengan FAU. Konfigurasi WLL ditunjukkan
oleh Gambar 2.14.
28
Gambar 2.15 Perpanjangan Jaringan Akses Menggunakan Radiolink
(Aplikasi Fix-Fix)
29
2.1.4 Hybrid Fiber Coax (HFC)
Jaringan HFC (Hybrid Fiber Coax) adalah jaringan akses yang sebagian dari
jaringan tersebut menggunakan media transmisi serat optik dan sebagian lagi
menggunakan media transmisi kabel koaksial.
30
2. Server complex berfungsi sebagai server aplikasi yang digunakan oleh
subscriber (seperti e-mail server, news server, dsb).
3. Distribution Hub adalah pusat distribusi jaringan akses HFC ke pelanggan. Di
sini seluruh sinyal layanan-layanan interaktif lainnya seperti layanan data atau
telepon akan digabung dengan sinyal TV broadcast yang diterima dari Headend
yang kemudian akan dikirimkan melalui jaringan distribusi optik.
4. Fiber-optic menghubungkan headend sebagai sarana transportasi sinyal ke
sejumlah node yang disebut dengan fiber nodes. Fiber nodes berfungsi untuk
mengubah sinyal dari optical-to-electrical untuk dilewatkan melalui kabel
coaxial ke subscriber.
5. Splitter merupakan salah satu komponen pasif yang digunakan pada sistem
perkabelan untuk membagi signal RF. Splitter digunakan untuk membagi suatu
signal input ke dua kabel output yang sama besar
6. Directional Coupler digunakan untuk membagi suatu signal input ke dua kabel
output yang tidak sama besar.
7. Dalam pengiriman signal melalui kabel koaksial, amplifier mempunyai dua
fungsi yang cukup penting:
Sebagai equalizer, atau signal balancer sehingga frekuensi
tinggi dan rendah mempunyai level amplitudo yang sama.
Sebagai penguat level signal.
8. Tap adalah komponen yang berfungsi untuk mencabangkan signal dari kabel
koaksial ke rumah-rumah pelanggan, dan dipasang untuk mengakomodasikan
beberapa rumah sekaligus
9. Jaringan Penghubung
Media Transmisi Serat Optik
Kabel Koaksial
Kabel Supertrunk
Kabel Trunk
Kabel Feeder
Kable Drop
31
2.1.5.Rigid Network / DCL
Adalah suatu jaringan kabel primer yang mencatu pelayanan sentral lokal
secara langsung tanpa melalui rumah kabel.
TLP
DP 03
MDF TLP
DCL
TLP
DP 03
TLP
TLP
DP 03
TLP
TLP
Sambungan :
D P on wall : O DP O1
Subscriber : TLP
32
2.1.6 Fleksibel Network / Catuan Tak Langsung
Jaringan ini mencatu daerah pelayanan secara tidak langsung dalam suatu
sentral lokal, yaitu dengan melalui rumah kabel (RK) dan titik
pembagi/Distribution Point (DP).
PESAWAT
TELEPON
RA 12
1 PESAWAT
TELEPON
RK
PESAWAT
RA RA 13
TELEPON
1
PESAWAT
TELEPON
KP
MDF
RA 11 PESAWAT
TELEPON
PESAWAT
TELEPON
33
2.1.7 Jaringan Lokal Kombinasi
Jaringan ini mencatu daerah pelayanan dengan 2 cara, yaitu gabungan antara
rigid dan fleksibel network
DP
RK
DCL (RA)
MDF
DP
DCLA 03 DCLA 01
DCLA 02
Pada kota-kota besar, kadang-kadang terdapat lebih dari satu sentral telepon.
Keadaan seperti ini disebut bahwa kota itu bersentral banyak (multiple
exchange). Kabel-kabel yang menghubungkan antar sentral dalam satu kota
disebut kabel junction.
Jaringan junction
34
Sedangkan sentral yang menghubungkan sentral-sentral yang banyak tadi disebut
sentral tandem.
Kota A Kota B
Sentral Sentral
Jaringan trunk ini dapat pula dibedakan atas peranannya dalam menunjang hubungan
antar sentral yang ada di berbagai kota yaitu :
a. Jaringan trunk utama
Berfungsi untuk menyalurkan lalu lintas telekomunikasi yang padat dari dan
ke kota-kota besar
b. Jaringan trunk spur route
Merupakan cabang dari jaringan trunk utama yang berfungsi menyalurkan
lalu lintas telekomunikasi dari dan ke kota-kota kecil
c. Jaringan trunk remote
Berfungsi menghubungkan sentral-sentral telekomunikasi antar daerah
terpencil
Penutup
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, berilah tanda √ jika Anda mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan tanda X jika Anda belum
mampu menjawab pertanyaan.
35
Dapatkah Anda menjelaskan bentuk-bentuk konfigurasi jaringan lokal akses
fiber?
Dapatkah Anda menjelaskan jaringan lokal akses radio?
Dapatkah Anda menjelaskan jaringan lokal akses hybrid?
Soal-soal Latihan
36