Anda di halaman 1dari 27

JARINGAN LOKAL

AKSES TEMBAGA
GURU MAPEL:
AYU MIKA SHERILA
KONFIGURASI UMUM
JARLOKAT

Dimana :

1.Sentral Telepon 5. Kotak Pembagi 9. Daerah Catuan Langsung


2.Kabel Primer 6. Kabel / Saluran Penanggal 10. MDF
3.Rumah Kabel 7. Teminal Batas 11. Terminal Pelanggan.
4.Kabel Sekunder 8. Kabel Rumah
Jaringan Catu Langsung
Pelanggan mendapat catuan dari DP yang terhubung langsung
dengan MDF, tanpa melalui RK
Pemakaian Jaringan Catu Langsung

• Kota besar dekat sentral


• Kota kecil yang jumlah pelanggan sedikit
• Daerah dengan Demand terpusat
• Daerah dengan pelanggan VIP
KEUNTUNGAN PEMAKAIAN
JARINGAN CATU LANGSUNG

• Biaya rendah
• Administrasi kabel lebih sederhana
• Titik rawan gangguan kecil
KERUGIAN PEMAKAIAN JARINGAN
CATU LANGSUNG

• Tidak fleksibel
• Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer
yang digunakan terlalu panjang sehingga
kesulitan untuk menentukan letak kerusakan
dengan tepat
• Perhitungan demand harus tepat
JARINGAN CATU TIDAK
LANGSUNG
• Saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih
dahulu dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU(MDF).
TOPOLOGI CATU TDK
LANGSUNG
PENERAPAN
JARINGAN CATU TIDAK
LANGSUNG
• Saluran di kota-kota yang jumlah
pelanggannya besar
• Daerah yang lokasinya jauh dari
sentral
• Daerah yang pelanggannya
menyebar
KEUNTUNGAN
JARINGAN CATU TIDAK
LANGSUNG
• Lebih Fleksibel
• Mudah dalam melokalisir gangguan
karena dapat diurut dari RK ke RK
KERUGIAN
JARINGAN CATU TIDAK
LANGSUNG
• Dari segi ekonomi tidak menguntungkan
(karena membutuhkan RK yang banyak
sehingga biayanya menjadi lebih mahal)
• Sumber gangguan lebih banyak
• Kadangkala kesulitan dalam mencari lokasi
RK
JARINGAN CATU
KOMBINASI

Jaringan ini merupakan kombinasi dari


kedua jenis jaringan, yaitu jaringan catu
langsung dan jaringan tidak catu
langsung
TOPOLOGI CATU
KOMBINASI
STRUKTUR JARINGAN KABEL LOKAL
STRUKTUR JARINGAN KABEL LOKAL DIMULAI DARI RANGKA PEMBAGI UTAMA
(RPU) HINGGA PESAWAT TELEPON PELANGGAN. BERIKUT GAMBAR JARINGAN
KABEL LOKAL :

Berdasarkan gambar di atas, bagian-bagian


jaringan lokal adalah terdiri dari (sesuai kode
nomor pada gambar) :
• 1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/
Main Distribution Frame (MDF)
• 2. Kabel Primer
• 3. Rumah Kabel (RK)
• 4. Kabel Sekunder
• 5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP)
• 6. Saluran Penaggal (Salpa)
• 7. Kotak Terminal Batas (KTB)
• 8. Kabel Rumah
• 9. Soket/Roset
• 10. Pesawat Telepon
1. RANGKA PEMBAGI UTAMA (RPU)/MAIN
DISTRIBUTION FRAME (MDF)
RPU berbentuk blok-blok terminal yang terdapat dalam gedung STO (Sentral Telepon Otomat) atau Sentral Lokal. RPU/MDF biasanya
terletak di bawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO tidak bertingkat, MDF
diletakkan di samping ruang sentral telepon. Di bawah MDF terdapat ruang bawha tanah yang dipasang rangka besi (Cable Chamber)
untuk menenmpatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke MDF.

Fungsi MDF :

• a. Tempat Penyambungan Kabel Primer dengan Kabel Sentral


• b. Tempat Pengetesan
• c. Fleksibelitas Saluran, artinya dapat ditukarpasangkan kabel sentral dengan kabel primer dengan menggunakan kabel jumper wire.
• d. Tempat meletakkan pengaman jaringan.

Bentuk MDF :

• Berupa kerangka besi untuk menempatkan blok-blok terminal horizontal dan vertikal. Blok terminal vertikal terletak di sisi
pelanggan pada rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel primer. Blok terminal vertikal yang ada
biasanya memiliki kapasitas 25 pasang urat kabel, 50 pasang urat kabel dan 100 pasang urat kabel. Sementara Blok terminal
horizontal terletak pada sisi sentral di rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel dari sentral (kabel
sentral). Blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal dihubungkan dengan dengan menggunakan kabel jumper wire, yaitu
kabel tembaga polietelin.
1. RANGKA PEMBAGI UTAMA (RPU)/MAIN
DISTRIBUTION FRAME (MDF)
* Ruas RPU
          RPU berada di salah satu ruang yang ada di kantor (sentral) telekomunikasi.
Penempatan RPU ini harus diperhitungkan , karena ia merupakan titik awal
penyambungan kabel. Oleh sebab itu, biasanya ia ditempatkan di ruangan bawah
STO (Sentral Telekomunikasi Otomat) agak ke depan sehingga mudah dijangkau
oleh kabel dari luar. Dibawah ruang RPU biasanya dipasang rangka besi, untuk
mengikatkan kabel primer dari luar, sebelum dicatu ke RPU . Dengan demikian,
fungsi RPU sangat strategis, ia merupakan tempat penyambungan kabel primer
dengan kabel yang keluar dari sentral . Ia juga sebagai tempat melakukan
pengetesan dalam melokalisir gangguan. Dengan adanya RPU maka saluran kabel
dapat lebih fleksibilitas, dan tidak kau membujur dari primer langsung
tersambung ke sentral. Bentuk RPU biasanya bergantung dari jenis sentral
telekomunikasi yang digunakan. RPU pada sentral otomat sudah berbeda
bentuknya dengan yang ada pada sentral yang masih manual. Pada sentral
telekomunikasi yang masih manual (sistem lama), ia biasanya hanya berbentuk
papan atau lemari perkawatan, sedangkan pada sentral yang telepon yang sudah
otomat, RPU-nya berbentuk kerangka besi.
Ruas RPU :
a. Ruangan Pembagi Utama
b. Ruang Kelder (Chamber)
c. Meja Ukur (idle)
2. RUMAH KABEL (RK)
Rumah Kabel atau RK merupakan sebuah terminal untuk tempat terminasi
kabel primer dan sekunder. Biasanya bentruknya berupa kotak tertutup
berwarna abu-abu yang terletak dipinggir jalan. Di bagian pintu depan terdapat
kode untuk RK tersebut. Pengkodeannya adalah dimulai dengan kode R***
STO ***. Kode R dan STO adalah kode untuk RK pada wilayah tertentu di
STO tertentu. Berikut ini gambar RK yang nampak di jalan-jalan :

Ruas RK :
a. Badan/Box RK
b. Terminal
c. Kawat silang (kabel jumper)
d. Pentanahan
2. RUMAH KABEL (RK)
Fungsi RK :

• Tempat membagi kabel primer menjadi beberapa kabel sekunder. Misalnya kabel primer memiliki kapasitas 1000 pair kabel, maka akan dibagi
ke 5 wilayah sekunder, sehingga setiap kabel sekunder akan memiliki kapasitas 200 pair.

• Titik sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder


• Tempat pengetesan saat melokalisir gangguan
• Tempat mentanahkan lapisan pelindung elektris, yaitu aluminium foil pada kabel.
• Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasanga urat kabel primer dapat ditukarpasangkan dengan kabel sekunder.

Bahan RK :

• Besi atau fiberglass dengan bentuknya bulat lonjong atau kotak persegi dan berwarna abu-abu

Kapasitas RK :

• RK kapasitas 800 pair, 1600 pair dan 2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu pelanggan. RK kapasitas 2400 pair artinya jumlah pasang
primer dan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 2400 pair/pasang. Pada umumnya perbandingan primer dengan sekunder seperti 2:3 .

• RK yang banyak diperguankan adalah RK yang terbuat dari fiberglass yang diproduksi oleh Krone atau Quante. Kedua RK ini hampir sama,
yang membedakan hanya pada jenis terminal bloknya. RK Krone menggunakan sistem tekan sisip dalam menterminasinya dan RK Quante
menggunakan sistem solder screw dalam menterminasikannya.
3. KOTAK PEMBAGI (KP)
KP adalah terminal kabel tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal. KP biasanya
terletak di atas tiang, namun ada juga beberapa KP yang terletak di dinding dan bawah tanah.
Kapasitas KP adalah 10 atau 20 pasang.
Fungsi KP :
• a. Tempat penyambungan kabel sekunder dengan saluran penanggal
• b. Tempat pengetesan atau melokalisir gangguan
• c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan
• d. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasang urat kabel sekunder bisa ditukarpasangkan dengan setiap
pasang saluran penaggal.
Jenis KP :
• a. KP Tiang
• b. KP Dinding
• c. KP Bawah Tanah (SPBT/ Saluran Penaggal Bawah Tanah)
3. KOTAK PEMBAGI (KP)

KP Dinding :
• a. Dipasang pada dinding sebelah luar untuk mencatu pertokoan/ruko yang
letaknya berdampingan
• b. Gedung bertingkat (HRB/Hight Rise Building) biasanya digunakan mini RPU.
Kabel untuk menghubungkan RPU dengan mini RPU adalah kabel catu langsung.
• c. Kompleks industri dan pertokoan dipasang pada dinding sebelah dalam
• d. Kapasitas sampai dengan 400 pair.
4. KOTAK TERMINAL BATAS (KTB)
KTB merupakan kotak terminal yang berada pada rumah atau biasanya
di dinding rumah. KTB yang biasanya dipasang adalah berbentuk kotak
berwarna abu-abu di temepl di dinding sebagai lanjutan terminasi dari
KP.
Fungsi KTB :
• a. Tempat terminasi saluran penanggal dengan kabel rumah
• b. Batas tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab pelanggan.
Jadi, segala kerusakkan yang terjadi hingga KTB merupakan tanggung
jawab PT. Telkom dan tanggung jawab dari KTB hingga pesawat
telepon adalah tanggung jawab pelanggan. Dalam hal ini kabel rumah
juga merupakan tanggung jawab pelanggan dan PT. Telkom hanya
melakukan pemeliharaan rutin hingga KP.
• c. Fleksibelitas saluran dan bisa dimodifikasi menjadi sistem PABX.
• d. Mempermudah melokalisir gangguan di sisi rumah pelanggan
5. SOKET/ROSET

• Soket/roset merupakn sebuah terminal 1 pair to 1 pair (pada umumnya),


namun ada juga yang 1 pair to beberapa pair, dimana kabel rumah tersebut
akan diterminasi di roset dan setelah itu akan dihubungkan ke pesawat
telepon. Beginilah bentuk dari roset itu :
6. KABEL PRIMER
Kabel primer  adalah kabel yang menghubungkan RPU dengan RK pada jaringan catu tidak
langsung atau RPU dengan mini RPU pada jaringan catu langsung.
Kapasitas kabel primer yang digunakan pada awalnya mulai dari 100 pair hingga 2400 pair
(foam skin), namun saat ini kabel primer kapasitas 100 pair sudah tidak digunakan lagi. Jadi
kapasitas kabel primer yang digunakan saat ini adalah mulai dari 400 pair hingga 2400 pair
(foam skin).
Pemasangan kabel primer ada 2, yaitu :
• 1. Sistem tanam langsung
• 2. Melalui polongan pipa PVC yang dicor beton atau yang sering disebut dengan sistem Duct.
Penamaan kabel primer adalah P1, P2, P3, P4, dan seterusnya, dimana P1 merupakan penamaan
untuk kabel primer paling jauh.
Ruas Primer :
• Kabel Primer dan Duct/Manhole
7. KABEL SEKUNDER
• Kabel sekunder merupakan kabel yang menghubungkan antara RK dan KP. Kapasitasnya
adalah 10 pair hingga 200 pair urat kabel. Diameter urat kabel yang digunakan adalah mulai
dari 0.4 mm, 0.6 mm dan 0.8 mm. Namun, saat ini untuk urat berdiameter 0.4 mm sudah tidak
digunakan lagi karena saat ini diperlukan urat kabel yang bisa voice dan data. Untuk urat kabel
berdiameter 0.4 mm biasanya dikhususkan untuk aplikasi voice, sedangkan urat berdiameter
0.6 mm dapat digunakan untuk aplikasi voice dan data.
• Penamaan kabel sekunder sama seperti penamaan pada kabel primer, yaitu S1, S2, S3, dan
seterusnya dengan S1 merupakan penamaan kabel sekunder yang paling jauh.
• Kabel sekunder yang digunakan adalah kabel multi pair, dimana kabel multi pair ini terdapat
dua jenis, yaitu kabel multi pair tanah dan kabel multi pair udara.
• Pemasangan kabel sekundernya ada 2 cara, yaitu dengan sistem tanam langsung dan sistem di
atas tanah (kabel udara).
8. KABEL SALURAN PENANGGAL
• Kabel saluran penanggal berfungsi menghubungkan KP dengan KTB. Kabel yang
digunakan adalah kabel DW (Drop Wire). Jarak kabel Drop Wire terjauh adalah
250 meter. Dengan jarak 250 meter itu, maka maksimal diperlukan tiang adalah :
• Banyaknya tiang = Jarak terjauh / 50
• Banyaknya tiang = 250 / 50 = 5 tiang
• Pada rumus terdapat pembagian 50 karena jarak maksimal antara tiang itu adalah
50 meter.
• Ada 2 jenis DW, yaitu :
• 1. DW dengan penguat 2. DW tanpa penguat
INSTALASI KABEL RUMAH (IKR)
Instalasi Kabel Rumah merupakan instalasi kabel yang digunakan dalam rumah yang meliputi, kabel indoor, roset dan pesawat telepon.

1 Kabel Indoor

Kabel ini berisolasi dan berselubung PVC dengan warna abu-abu atau hitam yang berfungsi untuk menghubungkan antara KTB
dengan Roset pada pesawat telepon.

2 Roset
Roset adalah sebutan untuk kotak yang menjadi tempat masukan konektor terminal pesawat telepon setelah dari KTB. Fungsi roset
adalah untuk menstabilkan dan menyaring sinyal telepon yang masuk dan keluar dari pesawat telepon. Roset ini juga memudahkan
menyambung dan memutuskan hubungan antara terminal ke instalasi kabel rumah.

3 Pesawat Telepon

Pesawat telepon Merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan kabel akses tembaga. Pesawat telepon pada
dasarnya adalah merupakan salah satu jenis Customer Premise Equipment (CPE), yaitu peralatan komunikasi yang berada di sisi
pelanggan. Selain pesawat telepon, peralatan lain yang termasuk CPE adalah PABX, Centrex, Mesin Faxcimile dan modem.

Fungsi dari pesawat telepon adalah sebagai berikut :

• 1. Merequest pemakaian saluran telepon, jika handset diangkat.


• 2. Mengindikasikan bahwa sistim telepon sudah siap, dengan menerima nada dial.
• 3. Mengirim sejumlah nomor tertentu, yang akan dipanggil. Nomor ini dibangkitkan oleh user dengan menekan tombol push button
pada pesawat telepon.

• 4. Menerima beberapa nada yang menyatakan panggilan sedang dalam proses (ringing, busy).
• 5. Mengindikasikan adanya panggilan pada sisi terima, dengan membunyikan nada panggil (ringing tone).
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai