Abstrak
Telepon merupakan sarana telekomunikasi yang paling populer. Piranti ini terhubung dengan menggunakan
kabel tembaga sebagai media transmisi dari sentral ke pelanggan. Pada jaringan PSTN (Public Switch Telephone
Network), diperkenalkanlah jarlokat (jaringan lokal akses tembaga) dengan besaran Rumah Kabel (RK) di dalamnya.
RK merupakan media dalam pengukuran validitas data Jarlokat yang kemudian diangkat sebagai topik utama dari
laporan ini.
Rumah Kabel banyak dijumpai di sepanjang jalan berupa box dengan logo PT. Telkom di bagian depannya.
Ditinjau dari konfigurasinya, Rumah kabel merupakan tempat terminasi kabel primer dari sentral dan kabel sekunder
ke pelanggan. Masing-masing kabel tersebut membawa data nomor telepon pelanggan. Proses pengambilan data
tersebut mengacu pada metode sampling, yang digunakan untuk mengetahui error pada RK sehingga perlu divalidasi
atau tidak..
Proses validasi bertujuan untuk memvalidkan data dengan membenarkan error yang terdeteksi pada RK. Oleh
karena itu tingkat error/kesalahan yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya guna memperoleh validitas data
yang tinggi.
Kata kunci: Jarlokat, RK, kabel primer, kabel sekunder, sampling, error dan validasi
1. Kebutuhan jasa telekomunikasi melebihi 2. Kabel Primer adalah kabel yang ditempatkan
kapasitas jaringan kabel lokal tembaga yang dan didistribusikan dari MDF di dalam
ada. gedung sentral kearah rumah
2. Kebutuhan layanan data kecepatan tinggi yang kabel.Penempatan kabel melalui tanam
tidak dapat dilayani menggu-nakan jaringan langsung atau duct ( pipa saluran ) dan
kabel lokal tembaga yang ada. menggunakan titik penarikan man-hole atau
3. Penggunaan teknologi serat optik sebagai handhole, serta terdapat daerah yang dicatu
solusi jaringan yang fleksibel dan modern langsung (DCL) dari sentral ke pelanggan.
memerlukan analisis yang tajam, karena
3. Rumah Kabel (Cross Connect Cabinet)
harganya yang relatif mahal disamping waktu
adalah tempat yang menghubungkan antara
penggelarannya yang lama.
distribusi kabel primer dari sentral dengan
4. Sulitnya perijinan penggalian kabel dan proses
jaringan kabel sekunder ke pelanggan.
pekerjaan galian yang mem-butuhkan waktu
yang lama. 4. DCL (Daerah Catuan Langsung) adalah
daerah layanan dimana kabel dari MDF
2.2 Konfigurasi Dasar Jaringan Kabel Telepon
langsung dicatukan ke DP tanpa melalui
Jaringan kabel yang menghubungkan sentral rumah kabel.
telepon ke pelanggan menggunakan kabel tembaga
5. Kabel Sekunder adalah kabel yang
dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk satu
ditempatkan dan didistribusikan dari rumah
pelanggan.Kabel ditarik dari MDF yang berada di
kabel ke arah distribution point (DP).
sentral melalui konstruksi kabel primer dan diterminsai
Pendistribusiannya melalui sistem kabel udara
ke titik distribusi sekunder yaitu rumah kabel (RK),
dan sistem kabel bawah tanah. Proses
kemudian didistribusikan ke rumah pelanggan melalui
pendistribusian kabel sekunder dengan
tiang dan distribution point (DP). Dari DP ditarik ke
menggunakan tiang.
rumah pelanggan menggunakan drop wire dan proses
6. Distribution Point (DP) adalah suatu piranti 2. Kabel Primer
yang digunakan untuk meng-hubungkan kabel 3. Rumah Kabel (RK)
sekunder dengan saluran drop wire ke rumah 4. Kabel Sekunder
pelanggan, yang kemudian diteruskan ke 5. DP/Distribution Point
pesawat telepon. Peletakan DP ditempatkan di 6. Saluran Penanggal
atas tiang maupun dinding. 7. Kotak Terminal Batas (KTB)
8. Kabel Rumah
7. IKR/G (Instalasi Kabel Rumah / Gedung) 9. Daerah Catuan Langsung (DCL)
adalah tatacara pemasangan jaringan telepon 10. Pesawat Telepon
di dalam rumah atau gedung. Titik
penghubung dimulai dari kotak terminal 2.3.2 Jaringan Lokal Akses Tembaga Tidak
pembatas ( KTB ) sampai ke pesawat telepon. Murni
Kinerja jaringan lokal akses tembaga tidak
2.3 Metode Peningkatan Kemampuan Akses murni tergantung pada dua faktor utama, yaitu faktor
Jarlokat saluran dan faktor perangkat aktif yang digunakan.
Kinerja perangkat aktif dan kelengkapannya mengacu
Peningkatan kemampuan akses pada jaringan pada spesifikasi PT. TELKOM, sedangkan kinerja
lokal akses kabel tembaga dapat di-lakukan dengan dua saluran mengacu pada ketentuan yang berlaku dengan
cara,yaitu : teknologi yang digunakan.Gambar di bawah ini
1. Jarlokat Murni menun-jukkan susunan jaringan lokal akses tembaga
Merupakan jaringan lokal akses tembaga yang tidak murni.
operasionalnya tidak menggunakan tambahan
perangkat aktif.
2.3.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga Murni Gambar 2.3 Konfigurasi jarlokat tidak murni
III. SAMPLING DAN VALIDASI RUMAH Pada tabel di atas, yang dimaksud dengan
KABEL jumlah data yaitu jumlah seluruh urat sekunder pada
RK. Selanjutnya keterangan kode menun-jukkan level
3.1 Sampling RK inspeksi yang digunakan berdasarkan jumlah
keseluruhan urat sekunder. Setelah megetahui kodenya,
Sampling merupakan pekerjaan yang maka kita dapat menentukan jumlah pengambilan
bertujuan untuk pengecekan nomor telepon pelanggan. sample pada RK.
Pada jaringan akses tembaga, kegiatan sampling biasa
dilakukan di Rumah Kabel ( RK ). Pada waktu proses
sampling berlangsung, petugas/teknisi dari pihak
Kandatel mendatangi RK untuk mengambil sampel
data dan membandingkan dengan data yang dimiliki
oleh Kandatel ( Kantor Daerah Telekomunikasi ). Dari
hasil perbandingan tersebut dapat diketahui tingkat
kesalahan (error) yang ada.
3.3.1 Sampling
Bagian yang
di-sampling
Dari hasil di atas, maka tingkat validitas RK 6. Pada proses validasi, krone digunakan untuk
dapat dihitung dengan metode sampling sebagai menghubung singkat urat sekunder dibagian
berikut: primer yang membawa nomor telepon sama.
Mengetahui/Mengesahkan,
Dosen Pembimbing