MODUL ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI V
MODUL ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI V
Materi Pokok
Modul 1-7
___________________________________________________
ETIKA
DAN FILSAFAT
KOMUNIKASI
DAFTAR ISI
Etika dan Filsafat Komunikasi
Rangkuman ……………………………………………………………………..1.3
Rangkuman………………………………………………………………………1.5
Latihan……………………………………………………………………………..1.5
Test Formatif……………………………………………………………………1.6
Latihan……………………………………………………………………………..2.5
Test Formatif…………………………………………………………………….2.5
Rangkuman …………………………………………………………………..3.5
Test Formatif…………………………………………………………………3.10
Etika dan Filsafat Komunikasi
Rangkuman………………………………………………………………….4.4
Rangkuman.………………………………………………………………5.3
Rangkuman..……………………………………………………………..5.7
Kegiatan Belajar 3 Teori Responsibility dan Media Massa………………………5.8
Rangkuman …………………………………………………………………………………..5.9
Rangkuman …………………………………………………………………………………5.13
Rangkuman …………………………………………………………………………………5.18
Rangkuman………………………………………………………………6.3
Rangkuman..……………………………………………………………6.5
Kegiatan Belajar 3 Rezim Komunikasi: Definisi dan Mengapa Dipercaya6.6
Rangkuman ……………………………………………………………………………….6.8
Etika dan Filsafat Komunikasi
Tujuan dan kegunaan penerapan nilai-nilai etis tidak dapat dipisahkan dengan
praktek, proses serta penggunaan dari alat-alat komunikasi massa. Yang menurut Plato
adalah suatu hal yang naif untuk mempersoalkan masalah masalah yang terkait dengan
komunikasi ide-ide hanya terbatas pada tingkatan teknis saja, sejak adanya persoalan
“makna” (meaning) dari apa-apa yang dikomunikasikan itu. Hal yang disebut terakhir erat
hubungannya dengan ‘kebenaran’ dan perilaku yang terpuji.
Plato menolak teori-teori retorika atau komunikasi yang semata-mata
bertujuan "persuasi" tanpa mempersoalkan kebenaran dan kepalsuan dari
pernyataan Umum yang dikomunikasikan. Persoalan-persoalan etika secara
fundamental dapat kita temukan antara lain pada dialog-dialognya seperti: The
Gorgias Protagoras dan Philebus. Di dalam dialognya yang lain yaitu "Phaedrus"
Plato mempersoalkan bagaimana sebaiknya seni rhetorik itu seharusnya
dilakukan. Di dalam dialog Socrates dengan Phaedrus, dikecamnya rhetorik
persuasif yang tidak menghiraukan adanya fakta-fakta filsafah yang bersangkutan
dengan "arti" kebenaran, peri kebajikan serta kepalsuan yang dapat mempengaruhi
kejiwaan insan manusia.
Plato juga memang mengakui pentingnya ke cakapan teknis yang
seharusnya dimiliki setiap orator dan komunikator massa. Dia berpendapat bahwa
seorang orator ataupun sastrawan seharusnya menguasai medium bahasa secara
sempurna, namun demikian ketrampilan ini harus di dalam pengertian sebagai
alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang mulia Plato tidak setuju untuk
menganggap ketrampilan teknis ini sebagai tujuan .
1.1
_______________
Kegiatan Belajar 1
1.3
________________
Kegiatan Belajar 2
anthropologi dan sosiologi dan lain-lainnya. Hasil dari apa-apa yang dipelajari dengan
berbagai cara itu dalam batas-batas tertentu adalah berguna untuk Etika
1.4
2. Sumber pengetahuan dan penilaian kita mengenai puncak kebajikan dan tentang
baik dan buruk.
3, Sangsi-sangsi terhadap tingkah-laku susila.
4. Motif-motif atas perbuatan yang baik dan terpuji.
Rangkuman
Moral/Susila/kesusilaan adalah merupakan suatu standar tingkah-laku yang
dianggap sesuai dan pantas oleh masyarakat tertentu. Sedangkan Etika adalah
merupakan standar tingkahlaku / perbuatan tertentu dari manusia yang dapat dianggap
sebagai sesuatu yang ideal (ideal conduct).
Lingkup kajian etika adalah tingkah laku manusia terkait dengan nilai nilai
perilakunya yang ideal. Secara lebih detil adalah puncak kebajikan/stan dar mutlak
terpuji tingkah laku manusia, sumber pengetahuan dan penilaian, motif-motif dan sangsi
sangsinya.
Latihan
1.Coba anda identifikasi perilaku teman temanmu yang etis dan tidak, kemudian
Deskripsikan
2.Coba anda diskusikan dengan teman temanmu tentang kebenaran dan perilaku
yang benar
3.Coba anda identifikasi tindakan tindakan temanmu yang anda anggap perilaku
ideal
4.Coba anda diskusikan darimana sumber perilaku ideal temanmu itu
1.5
Etika dan Filsafat Komunikasi
Test Formatif
1. "Apakah pernyataan ini dengan fakta-fakta" (Does the utterance corresponds
to the facts). Pernyataan Plato ini menunjukan
a.Fakta lebih diutamakan dalam komunikasi
b.Tujuan lebih utama
c. Berkomunikasi harus didukung fakta
d. jawaban a dan c adalah benar
2. Etika adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan
a. Kebenaran dan tingkah laku manusia
b. Tingkah laku manusia yang benar
c. Etika pergaulan
d. Etika profesi
3. Salahsatu focus perhatian etika adalah
a. perilaku korupsi
b. perilaku criminal
c. perilaku luhur
d. nilai nilai manusia
4.Tindakan tindakan yang diterima masyarakat adalah
a. tindakan hukum
b. tindakan normative
c. tindakan moral
d. tindakan sosial
5. Kebenaran berhubungan dengan
a. hukum
b. fakta
c. spirit
d. tuhan
6. Etika adalah ilmu yang mengkaji tindakan manusia sebagai
a. interaksi
b. sifat fisik
c. spiritual
d. ideal
Etika dan Filsafat Komunikasi
1.6
Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi dari kegiatan belajar.
RUMUS
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = -----------------------------------------X 100%
6
1.7
DAFTAR PUSTAKA
1.8
2.1
_______________
Kegiatan Belajar 1
Ada 3 macam aliran etika yaitu Etika Apriorisme, Etika Rasionalisme, ketiga etika
empirisme.
Pertama, etika apriorisme, atau etika nativisme. Aliran inipun berpendapat bahwa
manusia itu dapat menentukan segala tindakannya berdasarkan akal dan kekuatan
diri sendiri dan dari sejak semula sudah dapat mempertimbangkan apa yang baik
dan apa yang buruk tanpa memerlukan pengalaman sebelumnya. Socrates
mengatakan bahwa pengertian susila memang sudah tersedia pada setiap makhluk
manusia sejak kelahirannya. Dan bagaimanakah jalannya untuk memperoleh
pengertian yang sempurna tentang kebaikan dan keburukan itu ? Socrates menjawab
dengan tegas : ‘Dengan berpikir secara betul’. Secara implisit ini mengandung arti
bahwa pengetahuan yang benar merupakan kunci dari kesusilaan. Yaitu dalam arti
bahwa segera manusia memperoleh pengertian yang jelas tentang sesuatu yang baik,
maka diharapkan iapun akan bertindak baik pula . Ketidakadaan kesusilaan atau
tindakan-tindakan immoral disebabkan ketidak-adaan pengetahuan yang baik. Filsuf
klasik Socrates, pernah berkata, bahwa tujuan hidupnya ialah untuk memberikan
kepada sesama warga Athene, pengertian-pengertian yang terang dan jelas tentang
kebenaran dan kebajikan. Menjernihkan pikiran dan pengertian-pengertian yang palsu
dan buruk/jahat. Dengan jalan memberikan ajaran -ajaran dan uraian-uraian yang
tajam berdasarkan logika yang tajam pula.
Kedua, Pada perkembangan lebih lanjut dizaman modern kita menjumpai
Etika Rationalisme, yang menekankan kepada kesempurnaan dan kemampuan akal
(Reason) di dalam menentukan kebajikan dan keburukan. Pengertian tentang benar
dan salah, kebajikan dan keburukan tidaklah karena pengalaman. Imanuel Kant
sebagai Ethical rationalist, meskipun akan lebih tepat kalau digolongkan sebagai
Etika dan Filsafat Komunikasi
intuitionist. Para intuisionist ada yang berpendapat bahwa penilaian susila yang
diperoleh mealui intuisi
2.2
ini adalah · penilaian susila yang paling sempurna. Mengenai hal ini Immanuel Kant
mengemukakan pendapatnya yang bersifat Categorical imperative ,sebagai berikut:
2.3
yang berbeda-beda ini. Dan karena itu pula maka seorang empiricist senantiasa
berusaha menetapkan ketentuan umum tentang tingkah laku baik (general standard
of right counduct) dengan jalan memperbandingkan dan menyaring secara teliti
fakta-fakta yang relevant dengan kebiasaan susila dan cita-cita susila itu.
jelas/sempurna tentang sesuatu yang baik (yang merupakan bawaan) melalui proses
berpikir setelah dia mempraktekan etis yang diterimanya.
2.4
c.relatif
2.5
d.Mutlak
3. Etika nativisme memandang nilai etika bersifat
a. relatif
b. terukur
c. akurat
d. mutlak
4. Struggle for life mendukung etika empirisme dengan asumsi
a. manusia sepenuhnya menguasai dirinya
b. manusia mampu mencifta dan memodifikasi dirinya
c. gen manusia progressive
d. a,b dan c benar
5.Secara impilicit etika apriorisme/nativisme mengakui
a.peran akal manusia
b.peran pengalaman
c. jawaban a dan b
d. peran tuhan/kekuatan supranatural
KUNCI JAWABAN TES
1.Jawaban dari pertanyaan 1 adalah b
2.Jawaban dari pertanyaan 2 adalah c
3.Jawaban dari pertanyaan 3 adalah d
4.Jawaban dari pertanyaan 4 adalah d
5.Jawaban dari pertanyaan 5 adalah d
Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi dari kegiatan belajar.
RUMUS
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = -----------------------------------------X 100%
5
80% - 89 % = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
2.6
DAFTAR PUSTAKA
2.7
Persoalan ukuran baik dan buruk adalah erfecti, maka untuk mendapatkan
ukuran baik bagi semua golongan secara universal perlu dicari puncak
kebaikan/kebajikan untuk semua golongan. Masalah yang abadi dan terpenting dalam
Etika, adalah persoalan puncak kebaikan (supreme good) atau tujuan terakhir
(ultimate end) dari tingkah-laku manusia. Banyak dari tindakan manusia yang ditujukan
kepada tujuan tertentu yang pada hakikatnya bukan merupakan tujuan akhir.
Semuanya itu pada dasarnya hanya merupakan ulterior aims (usaha-usaha untuk
mencapai tujuan) yang tidak dapat kita nilai sebagai tujuan terakhir – final end. Dan
semuanya ini pula sewaktu-waktu bisa saja dikorbankan untuk mencapai tujuan
terakhir yang lebih tinggi. Umpamanya saja seorang individu mungkin saja pada suatu
ketika bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya sendiri, diri atau keluarganya
sekalipun, untuk suatu tujuan yang lebih luhur seperti kemerdekaan.
Dengan demikian suatu tujuan terakhir yang bukan tujuan-tujuan yang dapat
disubordinasikan tujuantujuan lainnya. Tujuan terakhir (ultimate end) atau puncak
kebajikan (the hights good), dapat di kategorikan secara umum atas dua, yaitu
eudaemonisme ( Happiness/Kebahagiaan) dan erfectionism
(Kesempurnaan/Perkembangan dari potensi yang ada dari manusia)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat:
1)Menjelaskan kebebasan sebagai syarat mutlak untuk mencapai kebahagiaan
2)Menjelaskan latent potensial, sebagai sumber bagi aktualisasi manusia
3)Menjelaskan etika material dan etika formal
Etika dan Filsafat Komunikasi
3.1
______________
Kegiatan Belajar 1
Eudaemonisme
Pada pengertian Etika tradisional selalu dikatakan bahwa Ultimate end dalam
hidup ini adalah Kebahagiaan (Happiness /Eudaemonistis). Dan pada dasarnya
Kebahagiaan inipun dapat diperinci : Kebahagiaan semata-mata untuk diri sendiri
(Egoistis Eudaemonisme);Kebahagiaan untuk semua orang/makhluk termasuk dirinya
sendiri secara universal (Universalitis Eudaemonisme a t a u Utilitarianisme ); Kebahagiaan
untuk lain orang/makhluk dengan pengorbanan diri sendiri (ltruism atau altruistis
Eudaemonisme)
Dasar-dasar pemikiran eudaemonisme:
1. Norma-norma moral diadakan seharusnya adalah bertujuan untuk memelihara
dan menambah a life of happiness b a g i manusia, umpamanya antara lain
dengan memberikan c o m f o r t bagi kehidupan manusia sehari-hari.
2. Setiap pemerintah berkewajiban memperkembangkan inisiatif indi
vidual di dalam usaha memperoleh tingkat kehidupan yang lebih berbahagia.
3. Bahwa kebebasan untuk bertindak adalah merupakan syarat mutlak bagi
setiap manusia dalam usaha menambah dan memelihara kebahagiaannya
Dasar dasar pemikiran di atas, mendapat kritik sebagai berikut:
1. Mengapa seorang yang kelihatan di dalam kehidupan sosialnya hina dina,
adalah lebih merasa “ltruis” dari orang-orang yang kelihatan hidup jauh
lebih mewah.
2. Apakah dengan diberikannya kemerdekaan dan kebebasan
seluas luasnya kepada seorang individu, akan dapat menjamin bahwa ia
merasa ,,ltruis”.”
Dari dua kritik diatas memunculkan pertanyaan kritis, yaitu: apa konsepsi, corak,
isi, dari happiness serta untuk siapa happiness itu?
Etika dan Filsafat Komunikasi
3.3
2. satu diantaranya. Kalau kesenangan bagi diri sendiri yang merupakan “the
highest good” tidak dihargai selayaknya, bagaimana dapat kita menghargai dan
mengerjakannya untuk orang lain.
3. Walaupun Altruisme secara teoritis dapat dipikirkan adanya, tapi di
sangsikan adanya dalam praktek. Pada umumnya manusia telah begitu terlibat
didalam kepentingan diri sendiri, kecil atau besar.
Rangkuman
Terkait dengan Etika tradisional selalu dikatakan bahwa Ultimate end dalam hidup
ini adalah Kebahagiaan (Happiness /Eudaemonistis). Norma diarahkan untuk
menimbulkan kenyamanan (comfort) yang dianggap menimbulkan kebahagiaan. Karena
itu pemerintah seharusnya memperkembangkan inisiatif warganegara dalam rangka
meningkatkan kebahagiaan manusia. Asumsi paling dasar dari kedua aumsi diatas, bahwa
kebebasan adalah syarat prinsip untuk manusia mencapai kebahagiaan.
Etika dan Filsafat Komunikasi
3.5
_______________
Kegiatan Belajar 2
Perspectionisme
__________________________________________________
Aliran Perfectionisme yaitu aliran yang mengatakan bahwa ultimate end dari
perbuatan manusia adalah suatu perkembangan dari segala kemungkinan yang ada
pada manusia. Yang menjadi pokok dari pemikiran aliran ini adalah apa yang disebut :
“Latent potentialities” (potensi-potensi yang tidak tampak yang ada pada manusia) atau
bakat-bakat ( kemungkinan yang terpendam). Dan setiap manusia, menurut aliran
ini, masing-masing memiliki bakat-bakat kemungkinan yang terpendam ini, ya
bukan saja manusia, juga hewan-hewan dan pepohonan. Umpamanya saja: Pohon ltrui,
pohon ini memiliki latent-potentialities, karena dapat dipakai sebagai bahan baku
di dalam pembuatan bakul, atau untuk dijadikan jembatan, rumah dan sebagainya.
Kemudian pohon kayu jati, mempunyai latent-potentialities karena dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk membuat kursi, meja dan sebagainya. Besi dan
emas, masing-masing mempunyai latent-potentialities yang berbeda, yang satu
untuk dibikin jembatan yang lainnya untuk menghias gigi dan sebaganya. Juga pada
manusia, setiap orang memiliki latent-potentialities, meskipun berbeda di dalam
intensitasnya , tergantung kepada terhambat atau diperkembangkan tidaknya latent-
potentialitiesnya itu. Batas-batas dari potentialities ini tidak dapat ditentukan
sebelumnya, hanya dapat kita kemukakan contoh-contoh dari hasil pekerjaan orang
orang yang berbakat, tokoh-tokoh besar dan terkenal sebagai milestone dari
kemajuan peradaban manusia. Sekiranya kita dapat menerima teori ini, mungkin
kemudian akan timbul pertanyaan baru pada kita, yaitu mengenai tujuan dari
Perfectionisme yang akan dicapai itu. Apakah ltruismnism untuk diri sendiri, ataukah
untuk umum secara universal, ataukah mungkin pula untuk orang lain semata?
Etika dan Filsafat Komunikasi
halnya pujangga Goethe ini dapat kita anggap sebagai contoh seorang filsuf yang
Egoistic perfectionist. Sebab pikirannya hanya semata-mata ditujukan untuk
memperkembangkan kesempurnaan diri pribadinya. Jadi dapatlah dikatakan
bahwa pada umumnya antara Eudaemonisme dengan Perfectionisme tidak terdapat
perbedaan yang fundamental. Perbedaannya terletak bahwa yang satu bertujuan
kepada “kebahagiaan” sedangkan yang lainnya bertujuan kepada
“kesempurnaan”.
Kemudian Eudaemonisme menilai baik dan buruk dari segi hasilnya suatu
perbuatan. Sesuatu perbuatan disebut “baik” karena perbuatan ini menghasilkan
Happiness”. Juga Perfectionisme menilai suatu perbuatan baik atau buruk dari
hasilnya “kesempurnaan”. Sesuatu adalah baik, karena ia menghasilkan kesempurnaan
(perfection) dan sebaliknya. Seseorang berbuat semata-mata tertarik oleh hasilnya.
Karena dapat menghasilkan “kebaikan”, maka seseorang itu berbuat baik. Dan
mengapa kita menghendaki “kebaikan hal ini disebabkan kita ingin ‘bahagia”, ‘senang’
atau ‘sempurna’. Kedua aliran ini dapat digolongkan pada teori-teori yang bersifat
diskriptif.
Aliran Etika Lainnya
Disamping aliran Eudaemonisme dan Perfectionisme, kitapun menjumpai aliran
lainnya yang disebut “Intuitionisme”, Etika Formal dan Etika Material. Etika
Intuitionisme yaitu aliran yang menganggap ultimate end dalam hidup ini adalah
“kewajiban” (duty).
“Duty as the highest good”( Tugas sebagai barang tertinggi)
Duty for duties sake (Tugas demi tugas)
Acts done from a sense of duty(Tindakan yang dilakukan karena tanggung
jawab)
Berbeda dengan Eudaemonisme dan Perfectionisme, aliran Intuitionisme ini
menganggap bahwa setiap perbuatan manusia adalah tidak bebas. Segala perbuatan
manusia adalah dilakukan karena dorongan “kewajiban”. Tokoh yang terkenal dari
Etika dan Filsafat Komunikasi
aliran ini adalah Imanuel Kant. Morality menurut Kant, is closely bound up with one’s
duties and obligations”. Kemudian setiap orang menerima perintah yang ia sebut
“Categorical imperative”, perintah ini merupakan perintah yang mutlak, setiap
orang diharuskan patuh kepada perintah yang diberikan itu. Soal ini sulit sekali untuk
dapat ditentukan secara kongkrit dan riil. I. Kant telah menciptakan suatu dunia
metaphysis yang ia sebut
3.7
“Conscience” (kata hati-nurani) dan ini dianggapnya sebagai suatu ilham (intuisi) dari
alam metaphysis.
Beberapa kritik terhadap pendapat I. Kant. Dasarnya untuk berbuat dan tidak
berbuat menurut I. Kant adalah disebabkan karena perintah yang disebut “Categorical
Imperative” dari dunia metaphysis. Pendapat Kant ini telah menimbulkan kritik dari
sementara filsuf. Yang berpendapat demikian : Tidak semua orang menyadari ltruis
categorical imperative, Jadi dasarnya untuk berbuat dan tidak berbuat itu bukanlah
karena categorical imperative, namun karena motive-motive tertentu atau karena
dorongan ltruism.
Selain aliran-aliran yang ada dalam filsafat Etika, ada juga pengelompokan atas Etika
Formal dan Etika Material. Yaitu bahwa pada Etika Formal, perbuatan manusia
sebagai perbuatan ansich tidak dapat dinilai baik buruknya yang dapat dinilai hanyalah
motif seseorang berbuat itu.
Sementara etika material memandang perbuatan itu sendiri mempunyai sifat baik dan
buruk. Menurut psychology seorang manusia tidak selalu berbuat baik atau buruk terus
menerus. Karena itu motif atas perbuatan selalu harus dinilai oleh norma-norma dari luar
dirinya. Kalau perbuatannya adalah buruk/jahat, maka sudah sepantasnya dijatuhi sangsi.
Meskipun sangsinya bersifat relative.
Etika dan Filsafat Komunikasi
3.8
Etika dan Filsafat Komunikasi
Rangkuman
Etika Perfectionisme yaitu aliran yang mengatakan bahwa ultimate end dari
perbuatan manusia adalah suatu perkembangan dari segala kemungkinan yang ada
pada manusia (Perfection). Setiap manusia, menurut aliran ini, masing-masing
memiliki bakat-bakat kemungkinan yang terpendam (Latent potentialities”). Batas-
batas dari potentialities ini tidak dapat ditentukan sebelumnya, hanya dapat kita
kemukakan contoh-contoh dari hasil pekerjaan orang orang yang berbakat, tokoh-
tokoh besar dan terkenal sebagai milestone dari kemajuan peradaban manusia.
Kelemahan lainnya tujuan dari Perfectionisme yang akan dicapai itu. Apakah
ltruismnism untuk diri sendiri, ataukah untuk umum secara universal, ataukah mungkin
pula untuk orang lain semata? Meskipun etika ini menentukan perbuatan yang baik adalah
yang mendorong manusia mengaktualkan/mengembangkan dirinya.
Selain dua aliran etika di atas aliran lain: yaitu intuitionisme, etika formal dan material.
Aliran intuitionisme menganggap bahwa setiap perbuatan manusia adalah tidak bebas.
Segala perbuatan manusia adalah dilakukan karena dorongan “kewajiban”. Tokoh yang
terkenal dari aliran ini adalah Imanuel Kant. Etika Formal, perbuatan manusia sebagai
perbuatan ansich tidak dapat dinilai baik buruknya,yang dapat dinilai hanyalah motif
seseorang berbuat itu.
Terakhir, etika material memandang perbuatan itu sendiri mempunyai sifat baik dan
buruk. Menurut psychology seorang manusia tidak selalu berbuat baik atau buruk terus
menerus. Karena itu motif atas perbuatan selalu harus dinilai oleh norma-norma dari luar
dirinya.
Latihan
1.Coba anda perhatikan orang orang berkecukupan secara materi, memiliki fasilitas
hidup yang cukup bahkan mewah. Berikan penilaian kebahagiaan yang mereka ca
pai
2.Coba anda diskusikan dengan teman anda, kesenangan yang ingin dicapai kebanya
kan orang untuk diri sendiri atau untuk kebanyakan orang. Berikan penilaian yang
kecenderungannya
3.Coba anda amati orang orang yang tergolong sukses dalam karir, cari tahu ta
dinya bermula dari pandangan eudaemonisme atau persfeksionis.
4.Coba buat perbandingan anda dua aliran etika tersebut
3.9
Etika dan Filsafat Komunikasi
Test Formatif
1.Mengejar kepuasan jasmani secara individualis dikenal sebagai sifat
a. happinies
b. comfort
c.hedonis
d.egois
2. Etika eudaemonisme memposisikan norma norma moral
a.Dominan
b. relative
c. Subordinat
d. Koordinat
3. Selain mengabaikan norma moral, etika eudaemonisme juga menempatkan sya
rat kebahagiaan yang utama adalah
a. Kebebasan individual
b. Kemerdekaan
c. Rasionalisme
d. Spritualisme
4. Etika eudaemonisme yang bersifat rohaniah adalah
a. ltruism
b. spritualisme
c. oligarkhisme
d. ascetis
5. Kesanggupan untuk berkorban tanpa mengindahkan kepentingan sendiri, termasuk
Tujuan etika eudaemonis
a. egois
b. klasik
c. ltruism
d. spiritual
6.Yang termasuk sub bagian dari etika Perfectionisme adalah
a. Hedonisme
Etika dan Filsafat Komunikasi
3.10
b. ego sentrisme
c. ascetisme
d. Perpectionisme egois
7.”latent Potentialities” menurut aliran etika perspectionis harus dipandang secara
a. mutlak
b. relative
c. spekulatif
d.perspektif
8.Sesuatu perbuatan itu dianggap baik oleh aliran etika perfektionis bila
a. membawa aktualisasi diri
b. membawa perubahan degradasi
c. membawa perubahan sosial
d. membawa perubahan temporer
9.Perbuatan etis menurut aliran intuitionisme adalah
a. tugas
b. kewajiban
c. hak
d. peran yang harus dijalankan
10.Perbuatan etis menurut aliran etika formal adalah
a. sesuai motifnya
b. sesuai sikapnya
c. sesuai norma
d. sesuai nilai yang dianutnya
KUNCI JAWABAN TES
1. Jawaban pertanyaan nomor 1 adalah c
2. Jawaban pertanyaan nomor 2 adalah c
3. Jawaban pertanyaan nomor 3 adalah a
4. Jawaban pertanyaan nomor 4 adalah d
5. Jawaban pertanyaan nomor 5 adalah c
6. Jawaban pertanyaan nomor 6 adalah d
7.
3.11
Etika dan Filsafat Komunikasi
Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi dari kegiatan belajar.
RUMUS
Jumlah jawaban anda yang benar
Tingkat penguasaan = -----------------------------------------X 100%
5
3.12
DAFTAR PUSTAKA
3.13
4.1
_______
________
Kegiatan Belajar 1
Pers Komunislah yang benar-benar bebas karena ia telah bebas dari pengaruh
kekuasaan modal, careerism dan pandangan-pandangan borjuis yang
individualistis dan anarchis
4.2
4.4
DAFTAR PUSTAKA
4.5
Pendahuluan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa teknik cetak buku
(movable metal type) baru dikenal orang pada abad 15 (1450) yaitu semenjak
Johan Guttenberg mencetak bukunya. Sedangkan surat kabar tercetak yang
pertama menurut Prof.K. Baschwitz dalam bukunya "De Krant Door AIle
Tijden ", baru terbit pada tahun 1609 di kota Straatburg dengan nama
"Relation".
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa Pers sebagai salah satu
medium komunikasi yang modern lahir di dalam masyarakat Authokratis-
feodalistis (1450). Kehidupan Pers di dalam kondisi sedemikian itu, mau tidak mau
mengikuti Authoritarian Concept (konsep otoriter).
Menurut para ahli sejarah, sumber kebenaran suatu masyaraka otoriter
dapat terletak pada salah-satu dari dasar keyakinan sebagai berikut :
1. Sebagai wahyu suci atau keagungan bangsa
2. Kemampuan dan kualitas kepemimpinan yang superior di dalam menghadapi
bahaya dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Atau mungkin pula timbul.
3. Sebagai reaksi dari ketidakpuasan terhadap kebenaran dan mythos
Yang sebelumnya telah diterima.
George Hegel, yang seringkali disebut-sebut sebagai bapak dari fasicme dan
komunisme modern telah memberikan dasar idealistis pada filsafat otoriter
dengan menyebut negara itu sebagai ethical spirit, dimana setiap orang
mempunyai puncak kewajiban sebagai warga yang baik dari negara itu.
Etika dan Filsafat Komunikasi
5.1
_
______________
Kegiatan Belajar 1
Rangkuman
Latihan
Test Formatif
Daftar pustaka
Etika dan Filsafat Komunikasi
5.3
____
____________
Kegiatan Belajar 2
Inggris adalah negara utama yang merupakan tempat lahirnya dari ide
Pers Merdeka" dan yang meletakkan dasar-dasar pokok serta asas-asas
kemerdekaan Menyatakan Pendapat. Kita mengenal "Areopagitica speech for the
liberty o Unlicensed Printing" (1644), pidato yang mempunyai nilai se jarah dari
John Milton di depan parlemen Inggris. Pidato yang termasyhur ini bertemakan
perjuangan melawan sensor. Dan berkat pengaruh argumentasi-argumentasi
John Locke kemudian pada tahun 1695, perjuangan ini berhasil. Pada tahun yang
sama Licensing-act, yaitu suatu undang-undang yang memungkinkan dilakukannya
tindakan sensor terhadap Pers mengakhiri riwayatnya.
Dalam pasal VII dari Declaration itu juga, tercantum pula ketentuan-
ketentuan mengenai kemerdekaan Pers. Telah kita saksikan bahwa Revolusi
Francis telah membawa ide Pers Mer deka khususnya di Eropa. Kemudian kalau
Etika dan Filsafat Komunikasi
kita menelaah peru musan Pers Merdeka yang disusun oleh Mirabeau, akan
tampak pada kita tanda-tanda persamaan dengan Grondwet Belanda pasal 7.
5.5
yang telah melahirkan sifat dagang dari surat kabar itu seharusnya bertanggung
jawab atas segala kekurangan kualitas isinya
Theodore B. Peterson telah berhasil menyimpulkan tema tema
keceman terhadap Pers yang Liberalistis itu antara lain sebagai berikut:
1.Bahwa Pers telah memperoleh pengaruh dan kekuasaannya untuk tujuannya
sendiri. Yaitu bahwa sipemilik surat kabar hanya mempropagandakan
pendapatnya sendiri, terutama untuk tujuan politik dan ekonomi, dengan
merugikan pendapat-pendapat yang berlawanan.
2.Bahwa Pers sekarang ini memiliki watak big business dan acapkali tidak
menolak untuk dikuasai atau diderigeer para langganan pemasang iklannya,
5.6
sehingga kadang-kadang dapat turut menentukan isi dan politik tajuk rencana.
3.Bahwa Pers seringkali menentang atau merintangi perubahan sosial
4.Bahwa Pers acapkali lebih memperhatikan ha] yang dangk dan sensasional di
dalam pemberitaannya, dan sifat hiburan nya tidak bernilai.
5. Bahwa Pers seringkali membahayakan public-morals.
6.Bahwa Pers tidak segan-segan untuk menyerang soal-soal pnbadi (privacy of
individuals).
7.Bahwa Pers biasanya dikuasai oleh suatu klas Socio-ekonomis biasanya
business-class) dan kalau berkembang menja sebuah industri, maka
tertutuplah kemungkinan bagi new comers. Dengan demikian maka the tree
and open marke place of ideas menjadi terancam.
Rangkuman
Latihan
Test Formatif
Kunci Jawaban
Etika dan Filsafat Komunikasi
5.7
Etika dan Filsafat Komunikasi
_______________
Kegiatan Belajar 3
5.8
Kunci Jawaban
5.9
_________________
Kegiatan Belajar 4
Margareth Mead di dalam Soviet Attitude towards Authori ty, antara lain
menulis sebagai berikut :
Pada fase permulaan kekuasaan Sovyet, yaitu setelah suksesnya
Revolusi Oktober 1917, memang mula-mula dijalan kan musyawarah
kolektif, tetapi kemudian sejak tahun 1921 dan selanjutnya mulai
diragukan apakah sistem musyawarah ini masih dapat dijalankan lebih lanjut.
Antara tahun 1921-1930 telah terjadi perubahan-perubahan yang radikal
dan principal. yaitu kekuasaan berpindah dari rakyat kaum pekerja ke tangan
kelompok kecil atau orang penting (elite) partai Komunis dan kekuasaannya ini
mendapat. sebutan Diktatur Proletariat. Peru bahan ini menimbulkan berbagai
efek:
1. Karena pemindahan kekuasaan ini telah menyebabkan hak dan tanggung
jawab pemakaian alat mass komunika si jatuh ke sekelompok orang-orang
Partai.
2. Timbul kesan bahwa garis yang telah ditentukan oleh Partai sewaktu-
waktu dapat berubah karena bila pimpi nan berubah, maka garis yang
telah ditentukan sebelum nya akan berubah pula (Ingat masa De-
Stalinisasi).
3. Terdapat apa yang dinamakan "Double standard of Truth". Lenin
pernah mengatakan bahwa ajaran Marx tidak dapat diubah, dimodulir,
karena ajarannya itu adalah merupakan suatu kebenaran, namun
demikian, menurut Lenin selanjutnya perlu diinsyafi bahwa kebenaran
itu adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, yaitu strategi untuk
mencapai tujuan.
Dalam sistem Komunis ini dapat dikatakan, terdapat apa yang disebut
"Double way traffic", akan tetapi adalah sempit sekali.
Dan batas-batas jalannya tidak jelas ditandai oleh undang-undang. Yang
diketahui hanya pedoman yang ditetapkan oleh "Glavit" yaitu suatu badan
Etika dan Filsafat Komunikasi
2. TRUD (Labour) penerbitan resmi dari Central Comite of all Trade Union
Council.
3. Dan lain-lain.
Aspek lainnya yang penting dalam konsep Pers kaum Bolshevik ini
adalah mengenai pendapat mereka terhadap pengertian obyektivitas.
Etika dan Filsafat Komunikasi
Rangkuman
Latihan
Tesf Formatif
Etika dan Filsafat Komunikasi
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
5.13
_______________
Kegiatan Belajar 5
"Respect for truth and for the right of the public to truth is first duty of
the journalist".
Menghormati kebenaran dan hak publik atas kebenaran adalah tugas
pertama jurnalis".
5.16
Rangkuman
latihan
Tes Formatif
KUNCI JAWABAN TES
Etika dan Filsafat Komunikasi
5.18
DAFTAR PUSTAKA
5.19
6.1
____________
___
Kegiatan Belajar 1
RANGKUMAN
Latihan
Test Formatif
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
Etika dan Filsafat Komunikasi
6.3
______________
_
Kegiatan Belajar 2
urutan tertentu, melainkan kompleks dan tidak linear seperti yang sering diasumsikan
dalam cara berpikir dalam proses berpikir dari rezim transmisi.
Menurut rezim komunikasi sebagai transmisi "recipient" (komunikan) terjerat
pada cara berpikir instrumental, yaitu dikendalikan oleh aturan-aturan teknis yang
didasarkan atas pengetahuan empiris. Perilaku ini menurut Habermas (2006: 27)
dikendalikan oleh sejumlah strategi yang didasarkan atas pengetahuan analitis; strategi
ini mengandaikan adanya deduksidari aturan-aturan preferensi (sistem nilai) dan
prosedur pengambilan keputusan; proposisi proposisi ini bisa saja di deduksi
(diturunkan) dengan cara benar atau salah.
Berbeda dengan hal tersebut, Jurgen Habermas melihat aksi komunikasi
“receiver” menerapkan rasio kritis yang terarah pada tiga dimensi komunikasi, yaitu
secara mutualmemilih (lokusionari) dan secara kooperatif menjalankan (ilokusionari),
dan saling menyesuaikan (perlokusionari) bentuk-bentuk penyusunan pernyataan
rasional, sesuai dengan situasi yang ada. Tindakan berbicara (berkomunikasi) semacam
6.4
Rangkuman
Latihan
Test Formatif
Kunci Jawaban
Etika dan Filsafat Komunikasi
6.5
_______________
Kegiatan Belajar 3
Saya selalu tidak yakin kepada konsep dari komunikasi dan kekuatan yang besar
( dosen/professor) yang ada baik di diskusi akademis maupun popular. Saya tidak
pernah nyaman dengan keadaan yang sama dimana-mana ini, konsep yang kaku,
yang menyebabkan terlihat selalu benar padahal tidak demikian pada proses radikal
Etika dan Filsafat Komunikasi
yang terjadi kebalikannya, tidak dapat tereksplorasi (dijelaskan konsep konsep itu)
dengan baik dari asumsi-asumsi filosofis (dengan pendekatan yang mendalam dan
meluas, sebagaimana pendekatan filsafat). (p 27)
Untuk melawan pandangan transmisi dari komunikasi adalah melawan realitas itu
sendiri. Hal ini menyebabkan hasil yang terkadang mengundang reaksi emosional dan
sinisme seperti pertanyaan motif apa yang mendasarinya mengajak diskusi seperti ini.
Jadi sangat sulit untuk membicarakan komunikasi dalam cara lainnya, mengapa ?
Seperti yang Reddy tunjukkan
“logika informal” menggerakkan kerangka pemikiran kita berlari ke segala arah
melalui bentuk bentuk berbahasa seperti sintaktis atau semantic dari kebiasaan
berbicara kita.
Ludwig Wittestein (1980) filsuf Austria berkata terkait dengan keadaan
bagaimana bahasa mengunci pikiran bebas kita dengan kata kata:
Saat saya berkata “Aku ingat, aku percaya ….” Jangan bertanya pada dirimu “Apa
faktanya, apa proses yang dia ingat?”, tetapi bertanyalah “Apa tujuan dari bahasa
ini, bagaimana ini digunakan?”
6.7
Rangkuman
atihan
Tes Formatif
KUNCI JAWABAN TES
Etika dan Filsafat Komunikasi
6.8
DAFTAR BACAAN
6.9
. What is on idea?
• What is knowledge?
• How con I know what is in your mind?
• How can I know what is around me?
• How can my mind represent what is around me?
• How does an idea relate to the world?
. Apakah ide itu ?
• Apakah pengetahuan itu?
7.2
• Bagaimana saya tahu apa yang ada dalam pikiran Anda?
• Bagaimana saya bisa tahu apa yang ada di sekitar saya?
• Bagaimana pikiran saya dapat mewakili apa yang ada di sekitar saya?
• Bagaimana sebuah ide berhubungan dengan dunia?
Mungkin ada orang yang berusaha menjelaskan: “Ide dari dalam otak, berupa atasa,
atasa itu dikirimkan ke orang lain, orang itu menerima atasa tsb, otak mereka
memecahkan kode atasa, dan menginterpretasikan apa yang dikirim si pengirim”.
Namun yang barusan disampaikan hanya semacam cerita, yang tidak nyata, yang
tidak bisa menjelaskan bentuk ide.
Etika dan Filsafat Komunikasi
Rangkuman
Latihan
Test Formatif
Kunci jawaban
7.3
DAFTAR PUSTAKA
7.4
Etika dan Filsafat Komunikasi