i
• Apabila terjadi kerusakan atau kehilangan alat-alat yang
digunakan selama praktikum, praktikan diwajibkan mengganti
alat-alat yang digunakan selama praktikum, praktikan
diwajibkan mengganti alat tersebut sebelum melanjutkan
kegiatan praktikum selanjutnya.
• Praktikan yang melanggar tata tertib dan dianggap mengganggu
ketertiban praktikum , dapat dikeluarkan dari praktikum sesuai
kebijakan asisten dan dianggap tidak mengikuti praktikum
tersebut.
12. Pertemuan praktikum dianggap selesai apabila :
• Praktikan telah mengembalikan dengan lengkap alat-alat yang
digunakan selama praktikum dengan tertib.
• Menuliskan data pada lembar pengerjaan sebagai data laporan
untuk pihak laboratorium.
• Lembaran pengerjaaan harus disetujui oleh asisten yang ditandai
dengan adanya paraf.
• Praktikan yang tidak hadir tanpa alasan dalam satu kali
pertemuan, maka dianggap telah mengundurkan diri.
• Praktikan tidak boleh berganti kelompok.
• Praktikan dapat dikeluarkan saat praktikum apabila melanggar
tata tertib ini.
• Tata tertib ini disetujui dan akan dilaksankan dengan penuh
kesadaran serta ketentuan lain yang dipandang perlu adanya akan
ditetapkan kemudian.
13. Peraturan asistensi :
• Asistensi dapat dilakukan jika anggota kelompok lengkap.
• Asistensi minimal 3 kali dalam satu minggu.
• Wajib menyerahkan lembar asistensi kepada asisten.
• Waktu asistensi kondisional, sesuai kesepakatan asisten dan
praktikan.
ii
• Toleransi keterlambatan asistensi diberikan waktu selama 15
menit, apabila lebih dari 15 menit maka tidak boleh asistensi.
Berlaku juga untuk asistensi jurnal dan laporan.
• Waktu asistensi LEMBAR PENGERJAAN (LP) yakni 1x24 jam.
• Waktu asistensi JURNAL yakni setelah LP di ACC.
• Waktu asistensi LAPORAN yakni setelah JURNAL di ACC,
dengan ketentuan 3x24 jam setelah praktikum dan kesepakatan
bersama asisten praktikum.
II. Sistem Penilaian :
Penilaian yang dilakukan terhadap beberapa komponen sebagai berikut:
Kehadiran 10%
iii
COVER
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Alat Dan Bahan Yang Digunakan
BAB II LANDASAN TEORI PRAKTIKUM
2.1
2.1.1
A.
1.
a.
1)
a)
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Keterkaitan Antar Teori
3.2 Diagram Alir Praktikum
3.3 Langkah-Langkah Praktikum
BAB IV PEMBAHASAN PRAKTIKUM
4.1 Pengumpulan Data
4.2 Pengolahan Data
4.3 Pembahasan Hasil
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
V. Sistematika Penulisan Risalah Akhir:
COVER
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Alat Dan Bahan Yang Digunakan
BAB II LANDASAN TEORI PRAKTIKUM
2.1 Modul I (Pengukuran)
2.2 Modul II (GLB & GLBB)
...
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Keterkaitan Antar Teori
3.2 Diagram Alir Praktikum
3.3 Langkah-Langkah Praktikum
BAB IV PEMBAHASAN PRAKTIKUM
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1 Modul I (Pengukuran)
4.1.2 Modul II (GLB & GLBB)
...
4.2. Pengolahan Data
4.2.1 Modul I (Pengukuran)
4.2.2 Modul II (GLB & GLBB)
...
4.3. Pembahasan Hasil
4.3.1 Modul I (Pengukuran)
4.3.2 Modul II (GLB & GLBB)
v
...
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAK
LAMPIRAN
vi
VII. Format Cover
3 X 3 cm
vii
VIII. Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Tim praktikan menyatakan bahwa risalah akhir/laporan ini merupakan
tindakan yang dilakukan dengan kesadaran tanpa paksaan dengan tujuan
mendapatkan suatu kebenaran ilmiah dari ilmu pengetahuan, serta tim praktikan
menyatakan bahwa isi risalah akhir/laporan merupakan karya orisinal, yang terlepas
dari unsur plagiarisme. Apabila dikemudian hari ditemukan unsur plagiarisme pada
penulisan risalah akhir ini, maka tim praktikan bersedia untuk mengulangi risalah
ini dari awal.
Tim praktikan setelah melalui masa asistensi bersama asisten dan dosen
menyatakan bahwa risalah akhir/laporan telah diperiksa secara seksama dan dicapai
permufakatan, bahwa risalah akhir/laporan memenuhi syarat sebagai komponen
kelulusan praktikum fisika pada program studi Teknik Industri Institut Teknologi
Garut.
Garut, 2023
Penyusun,
Praktikan I Praktikan II
Nama Nama
NIM. NIM.
Mengetahui,
Asisten I, Asisten II,
viii
Asisten III, Asisten VI,
ix
MODUL I
PENGUKURAN
Berikut adalah pemaparan materi pada modul I praktikum fisika 2023 tentang
pengukuran.
1.1 Tujuan Praktikum
Pada modul I ini, praktikan melakukan pengukuran terhadap suatu benda
dengan beberapa alat ukur. berdasarkan hal tersebut, berikut adalah beberapa tujuan
yang harus didapat oleh mahasiwa setelah menyelesaikan modul I ini adalah
sebagai berikut :
a. Tim praktikan mampu menggunakan berbagai jenis alat ukur.
b. Tim praktikan mampu mengonversikan beberapa ukuran dalam SI.
c. Tim praktikan mampu melakukan analisis data dari perhitungan yang
telah dilakukan.
d. Tim praktikan mampu mencari nilai volume dan massa jenis dari
setiap balok
1.2 Alat-alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada modul I:
1.2.1 Alat
Berikut adalah beberapa alat yang akan digunakan pada modul I:
a. Mistar Baja;
b. Jangka Sorong;
c. Mikrometer;
d. Gelas Ukur;
e. Neraca 4 lengan.
1.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan yang akan digunakan pada Modul I:
a. Balok Besi;
b. Balok Aluminium;
c. Balok Tembaga;
d. Balok Kuningan.
I-1
I-2
Skala Nonius
Kebanyakan alat ukur memiliki nonius. Alat ukur yang memiliki nonius
mempunyai ketelitian lebih besar, karena jarak antara dua garis skala yang
berdekatan seolah-olah menjadi lebih kecil. Biasanya 9 bagian skala alat ukur sama
dengan 10 bagian skala nonius.
Contoh:
Misalkan tegangan diukur dengan menggunakan milivoltmeter, hasilnya -3
ditulis sebagai V = (1,5 ± 0,05) 10 Volt. Apa yang tersirat dalam cara penulisan itu?
• Pengamat menduga tegangan itu disekitar 1,6 mV yaitu antara 1,55-
165 mV tidak seorangpun yang tahu. Tegangan itu mungkin 1,57 mV
atau 1,63 mV yang dapat dikatakan adalah tegangan itu pasti tidak kurang dari
1,55 mV dan tidak lebih dari 1,65 mV.
• Pengamat melaporkan alat yang dipakai nilai skala terkecilnya (nst)
adalah persepuluhan milivoltmeter, jadi halus atau kasarnya alat ukur
tercermin dalam pelaporan.
B. Ketidakpastian (KTP) Pada Pengukuran Berulang
Jika mengukur suatu besaran dengan hanya satu kali pengukuran, nilai yang
diperoleh dalam usaha mencari nilai sebenarnya (xo) besaran tersebut hanya berupa
informasi yang samar. Pengulangan diharapkan dapat memberi informasi yang
lebih mendekati nilai xo itu. Makin sering suatu nilai dihasilkan dalam pengukuran
berulang, maka makin yakin akan kebenaran nilai itu.
1. Hasil n kali pengukuran x1, x2, x3, …xn merupakan suatu sampel dari
populasi dari besaran x.
2. Nilai terbaik yang mendekati xo yang dapat diambil dari sampel adalah
nilai rata-rata sampel.
X1 + X2 + X3 + ⋯ + Xn
𝑋=
𝑛
Karena X bukan xo maka masih terdapat sesuatu ketidakpastian.
Ketidakpastian pada nilai rata-rata nilai sampel adalah deviasi standar nilai
rata-rata sampel:
I-6
∑ 85.65 733.5949
Perbandingan
Seandainya diukur sekali saja, hasilnya mungkin (8,56 ± 0,05) mm, berkat
pengulangan dapat diketahui nilai Xo dengan lebih baik, mempersempit
selang ketidakpastian menjadi (8,565 ±0,005) mm.
I-7
1 Z = a x (a = tetapan) a ∆x
2 Z = a x (a = bilangan bulat/pecahan) a nx x n-1 ∆x
3 Z= a ex a e ∆x
4 Z = a ln (x) (a/x) ∆x
5 Z = a log (x) a log (e/x) ∆x
Aturan Praktis
Tabel 1.4 Jumlah Angka Penting
Ketelitian Pengukuran Jumlah Angka Penting Yang
a. Jangka Sorong
Berikut merupakan alat jangka sorong
1. Data Tunggal
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
2. Data Berulang
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
3. Hitunglah data berulang dengan menggunakan δ dan ∆x (standar deviasi)!
4. Hitunglah volume setia benda dan carilah range ketelitian dari volume
yang telah di dapat!
5. Konversikan volume yang telah di dapat ke dalam satuan liter dan cc!
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
Jalan Mayor Syamsu No.1 telp. (0262) 232773 Garut 44151
1. Data Tunggal
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
2. Data Berulang
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
3. Hitunglah data berulang dengan menggunakan δ dan ∆x (standar deviasi)!
4. Hitunglah volume setiap benda dan carilah range ketelitian dari volume
yang telah di dapat!
5. Konversikan volume yang telah di dapat ke dalam satuan liter dan cc!
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
Jalan Mayor Syamsu No.1 telp. (0262) 232773 Garut 44151
Alat Ukur : Mikrometer Sekrup Satuan : Milimeter(mm)
1. Data Tunggal
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
2. Data Berulang
Nama Benda Hasil Pengukuran Range Ketelitian
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
Pengukuran 1 2 3 4 5
Panjang (p)
Lebar (l)
Tinggi (t)
II-1
II-2
a = percepatan (m/s2 )
t = waktu (s)
s = Jarak tempuh/perpindahan (m)
Ticker timer adalah alat yang berfungsi untuk merekam perubahan
kecepatan pada suatu benda. Pada alat ini dilengkapi dengan pita yang dapat
merekam perubahankecepatan suatu benda. Hasil rekaman alat ini dapat terlihat
berupa titik yang memiliki jarak tertentu antara titik satu dengan yang lainnya.
II-3
B. Langkah-langkah percobaan
Berikut merupakan langkah-langkah percobaan pada praktikum fisika modul II.
1. Meletakan meja optik pada jarak 20 cm dari trolly.
2. Melepaskan trolly agar meluncur pada bidang luncur sampaiujung lain
pita ketik lepas dari karbon ticker timer.
3. Mengukur waktu dari pelepasan trolly sampai dengan trolly nampak di
belakang meja optik.
4. Mengamati titik – titik yang terjadi pada pita ketik.
5. Memotong pita ketik dengan titik yang berurutan, dan beri nomor secara
berurutan pula (pemotongan jumlah titik disesuaikan dengan jarak
trolly terhadap meja optik).
6. Menempelkan potongan-potongan pita ketik yang berisi titiktitiksecra
berdekatan dan berurutan sesuai nomor yang telah dibuat. (sumbu
vertikal sebagai kecepatan dan sumbu horizontalsebagai waktu).
7. Mengamati bentuk grafik yang diperoleh.
8. Melakukan percobaan yang sama dengan merubah jarak meja optik dari
trolly menjadi 40 cm, 60 cm, dan 80 cm. Setiap perubahan jarak
dilakukan empat kali percobaan.
2.5 Tugas Pendahuluan
Berikut merupakan tugas pendahuluan pada praktikum fisika modul II.
a. Jelaskan, apakah yang dimaksud dengan perpindahan, jarak, kecepatan
dan percepatan! Tuliskan persamaannya!
b. Apa perbedaan antara kecepatan dan kelajuan?
c. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan rata-rata dan
kecepatansesaat!
d. Gambarkan grafik jarak terhadap waktu untuk GLB dan GLBB?
e. Gambarkan grafik kecepatan terhadap waktu untuk GLB dan GLBB?
f. Gambarkan grafik percepatan tergadap waktu untuk GLBB?
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
: 2………………………………………………………
Modul : ………………………………………………………..
GLB GLBB
Dipercepat Diperlambat
B. Perhitungan GLB
y
Menghitung Kecepatan
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
2. GLBB Diperlambat
y
x
a. Menghitung Percepatan Gerak Benda
1
𝑆 = 𝑉0 × t − × a × 𝑡 2
2
b. Menghitung Kecepatan Akhir Gerak Benda
𝑉𝑡 =𝑉0+𝑎×𝑡
Keterangan :
𝑉0 = Kecepatan Awal (m/s)
𝐹 = 𝑚×𝑎
Keterangan :
W = Usaha ( Joule )
F = gaya (N)
m = Massa (Kg)
MODUL III
RANGKAIAN RESISTOR
Berikut adalah landasan teori pada modul III mengenai rangkaian resistor
praktikum fisika 2023.
3.1 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan khusus yang harus didapat oleh praktikan setelah
menyelesaikan modul ini adalah :
a. Tim praktikan mampu mengenali bentuk dan jenis resistor.
b. Tim praktikan mampu menghitung nilai resistansi melalui urutan cincin
warnanya.
c. Tim praktikan mampu merangkai resistor secara seri dan paralel.
d. Tim praktikan mampu menggunakan hukum ohm.
3.2 Alat & Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fisika 2023
modul III tentang rangkaian resistor :
a. Baterai 4 buah.
b. Lampu 6 volt.
c. Beberapa resistor.
d. Saklar.
e. Kabel penghubung.
f. Catu daya.
3.3 Landasan Teori
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
arus atau tegangan pada nilai tertentu yang diperlukan oleh komponen lain agar
dapat bekerja dengan baik. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm (Ω).
Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal
German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan
hukum ohm yang masih berlaku hingga saat ini. Secara matematis hukum Ohm
adalah sebagai berikut :
𝑉 = 𝐼𝑅
Keterangan:
V = Beda Potensial (Volt)
III-1
III-2
atau
Contoh :
: 2………………………………………………………
Modul : ………………………………………………………..
RANGKAIAN RESISTOR
R=
Lampu + 1 Resistor V=
R=
Lampu + 2 Resistor V =
𝑅1=
𝑅2=
B. Resistor
1. Hitunglah besar hambatan yang dimiliki oleh setiap resistor, sertakan
rentang ketelitiannya !
Resistor
R1 R2 R3
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
R1 R2 R3
C. Rangkaian Seri
(A)
R1 R2 R3 𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹 𝟐 𝑽𝑹 𝟑 I
1
2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
R = Hambatan ()
I = Arus (A)
2. Hitunglah hambatan total (𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) dan arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) pada rangkaian seri !
No Perhitungan Hasil Perhitungan
1 Resistor
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
2 Tegangan pada
hambatan 2 (𝑉𝑅2)
3 Tegangan pada
hambatan 3 (𝑉𝑅3)
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
(A)
R1 R2 R3 𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹 𝟐 𝑽𝑹 𝟑 I
1
2
1 1 1 1 1
= 𝑅 + 𝑅 + 𝑅 ……..𝑅
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 2 3 𝑛
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
R = Hambatan ()
I = Arus (A)
2 Arus Listrik
(𝐼𝑅1)
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
(𝐼𝑅2)
(𝐼𝑅3)
MODUL IV
GAYA LORENTZ
Berikut adalah landasan teori pada modul IV mengenai Gaya Lorentz
praktikum fisika 2023.
4.1 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan praktikum fisika modul IV :
a. Tim praktikan mampu menentukan gaya magnetik oleh arus listrik ;
b. Tim praktikan mampu menentukan arah gaya Lorentz ;
c. Tim praktikan mampu menentukan arah medan magnetik oleh
kumparan berarus listrik.
4.2 Alat Dan Bahan
Berikut adalah penggunaan alat dan bahan pada modul IV praktikum fisika :
a. Catu Daya
b. Magnet NS
c. Alumunium Foil
4.3 Landasan Teori
Berikut ini adalah landasan teori praktikum gaya Lorentz.
4.3.1 Arah medan magnet menggunakan aturan tangan kanan kawat lurus
IV-1
IV-2
positif. Jarak antara kawat I dengan titik pusat koordinat (O) adalah a maka
besarnya medan magnet dititik (O) tersebut searah dengan sumbu y negative,
seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Dimana:
F : gaya (dalam satuan/unit newton)
B : medan magnet (dalam unit tesla)
q : muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v : arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
x : perkalian silang dari operasi vektor
Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus
listrik (I), maka arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan magnetik
(B). Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan arah medan
magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik .
Satuan SI untuk medan magnet(B) adalah Tesla(T). Nama lain dari tesla
adalah weber per meter persegi. Besar gaya berbanding lurus dengan arus(I) pada
kawat dengan panjang kawat(l) pada medan magnet dianggap seragam dengan
medan magnet(B). Gaya juga bergantung dengan pada sudut θ antara arah arus dan
medan magnet. Ketika arus tegak lurus terhadap garis-garis medan, gaya paling
kuat. Ketika kawat paralel dengan garis-garis medan magnet, tidak gaya sama
sekali. Pada sudut-sudut yang lain, gaya sebanding dengan sin θ, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Gaya lorentz adalah gaya yang di alami kawat berarus listrik di dalam medan
magnet. Sehingga dapat di simpulkan bahwa gaya lorentz dapat timbul dengan
syarat sebagai berikut :
a. adanya kawat/alumunium foil penghantar yang di aliri arus
b. penghantar berada di dalam medan magnet.
Bila pengamatan di lakukan dengan benar maka akan di peroleh :
a. makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang
bekerja dan makin cepat batang penghantar bergulir
b. bila polaritas sumbu di ubah, maka penghantar akan bergerak dalam
arah yang berlawanan dengan gerak sebelumnya.
Arah gaya lorentz dapat di tentukan dengan aturan tangan kanan.jari-jari
tangan kanan di atur sedemikian rupa, sehingga ibu jari tegak lurus terhadap
IV-4
telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet (B) di
wakili oleh telunjuk dan arah arus (I) di wakili ibu jari, maka arah gaya lorentz (f)
di tunjukkan oleh jari tengah.
Keterangan :
F = gaya lorentz (N)
B = kuat medan magnet (T)
I = kuat arus (A)
L = panjang penghantar
Tiga cara untuk memperbesar gaya lorentz adalah memperbesar medan
magnet, memperbesar kuat arus yang mengalir, dan menambah kawat penghantar.
(Syukron , 2014)
Pemanfaatan Gaya Lorentz Dalam kehidupan sehari-hari penerapan gaya lorentz
dapat memudahkan pekerjaan manusia. Ciri khas dari motor listrik adalah adanya
kumparan yang dilalui arus listrik dan timbulnya medan magnet yang menyebabkan
kumparan berputar sehingga terjadilah sumber tegangan yang mengalirkan arus
listrik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kipas angin, bola lampu
dan blender yang difungsikan.
Gaya Lorentz adalah gaya yang timbul pada suatu arus listrik yang berada
pada suatu medan magnet.” Jika suatu arus berada diantara suatu kutub utara
magnet dan tapak tangan kiri sedangkan arus listrik seakan-akan berjalan dari
IV-5
pergelangan ke jari-jari tangan, maka arah gaya Lorentz ini mengarah ke ibu jari
tangan kiri”. Arah gaya Lorentz dapat juga ditentukan dengan tiga jari tangan kiri,
yaitu ibu jari, telunjuk, dan jari tengah yang dibentangkan saling tegak lurus satu
sama lain. (Fuhaid, 2011). Jika di asoslasikan dengan perkalian vektor kros dengan
teliti, akan di dapatkan bahwa gaya yang di terima suatu muatan terhadap yang
bergerak dengan kecepatan V di dalam dearah pengaruh medan magnetik B.
4.4 Tugas Pendahuluan
a. Jelaskan pengertian dan penyebab gaya lorentz!
b. Bagaimana cara menentukan arah gaya magnet dengan kaidah tangan
kanan?
c. Sebutkan dan jelaskan alat apa saja yang bisa diterapkan dalam gaya
Lorentz?
d. Apa saja manfaat gaya Lorentz dalam kehidupan sehari-hari?
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
: 2………………………………………………………
Modul : ………………………………………………………..
GAYA LORENTZ
Keterangan :
B = Induksi Magnetik (T atau Wb/m2)
𝜇0 = Permeabilitas Magnetik
I = Kuat Arus (A)
a = Jarak Titik Ke Penghantar Dengan Arah Tegak Lurus (m)
Induksi Magnetik Percobaan 1 Induksi Magnetik Percobaan 2
Kesimpulan : Kesimpulan :
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
Kesimpulan : Kesimpulan :
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
………………………………………………………………………….
2. Bagaimana perbedaan gaya lorentz yang menggunakan alumunium
foil tanpa lipatan dan yang menggunakan lipatan ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….
3. Jarak penghantar menunjukkan besarnya gaya Lorentz yang terjadi,
maka tulislah hubungan sudut antara arus listrik dan arah induksi
magnet dengan besar gaya Lorentz!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
MODUL V
OSILASI PEGAS
Berikut adalah landasan teori pada modul V mengenai rangkaian Osilasi
Pegas praktikum fisika 2023.
5.1 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan khusus yang harus didapat oleh praktikan setelah
menyelesaikan modul ini adalah :
a. Tim praktikan mampu Membuktikan hukum Hooke
b. Tim praktikan mampu memahami syarat agar bendak mengalami gerak
harmonis sederhana
c. Tim praktikan mampu mengetahui hubungan massa dengan periode
osilasi
d. Tim praktikan mampu menentuksn tetapan gaya dari pegas berbeban
yang mengalami gerak harmonis sederhana
e. Tim praktikan mampu menentukan nilai konstanta pegas secara
tunggal, seri dan pararel
f. Tim praktikan mampu mencari nilai periode pegas secara tunggal, seri
dan pararel
5.2 Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fisika
2023 modul V tentang Osilasi Pegas :
a. Pegas
b. Statif
c. Beban yang berbeda massa
d. Neraca
e. Penggaris
f. Stopwatch
5.3 Landasan Teori
Gerak bolak-balik suatu benda yang menempuh lintasan yang sama dan
dalam waktu yang sama disebut gerak osilasi. Suatu sistem yang bergerak osilasi
salah satunya adalah pegas.pegas dapat berosilasi karena dipengaruhi oleh suatu
gaya, yang menurut hukum Hooke sebagai berikut:
V-1
V-2
F = −k. x
dengan: k = konstanta gaya pegas (N/m)
x = perubaan panjangn pegas (m)
F = gaya yang diberikan (N)
C. Rangkaian Paralel
Berikut merupakan prosedur kerja pegas tunggal, yaitu sebagai berikut :
1. Rangkai pegas secara paralel seperti gambar 5.3
: 2………………………………………………………
Modul : ………………………………………………………..
OSILASI PEGAS
LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM
1. Pegas Tunggal 1
No. Massa Panjang Panjang Pertambahan Getaran Waktu Periode
(gram) awal akhir panjang (cm) (kali) (s) (s)
(cm) (cm)
1
2
3
4
5
2. Pegas Tunggal 2
No. Massa Panjang Panjang Pertambahan Getaran Waktu Periode
(gram) awal akhir panjang (cm) (kali) (s) (s)
(cm) (cm)
1
2
3
4
5
3. Pegas Seri
No. Massa Panjang Panjang Pertambahan Getaran Waktu Periode
(gram) awal akhir panjang (cm) (kali) (s) (s)
(cm) (cm)
1
2
3
4
5
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
MODUL VI
HUKUM ARCHIMEDES
Berikut adalah landasan teori pada modul V mengenai rangkaian Hukum
Archimedes praktikum fisika 2023.
6.1 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan khusus yang harus didapat oleh praktikan setelah
menyelesaikan modul ini adalah :
a. Tim praktikan mampu memahami prinsip hukum Archimedes dan
menerapkannya pada benda setimbang di zat cair
b. Tim praktikan mampu menentukan rapat jenis fluida cair,
c. Tim praktikan mampu menghitung besar gaya apung berdasarkan
persamaan Archimedes,
d. Tim praktikan mampu dapat menentukan besar rongga dalam suatu
benda.
6.2 Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fisika 2023 modul
V tentang Hukum Archimedes:
a. Fluida cair (air, minyak, oli)
b. Beban
c. Dinamometer
d. Penggaris
e. Statip
6.3 Landasan Teori
Jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya
ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan. Secara matematis gaya Archimedes
(gaya ke atas), dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝐴 = 𝑉𝑐 𝜌𝑐 𝑔
VI-2
Dimana :
FA = gaya ke atas yang dialami benda (N) (dalam praktikum besar FA dapat dicari
dengan dinamometer) 𝐹𝐴 = 𝑤1 − 𝑤2
Vc = volume zat cair yang dipindahkan (m3)
𝜌𝑐 = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Ketentuan :
1. Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 < 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 , maka benda akan mengapung
2. Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 = 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 , maka benda akan melayang
3. Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 > 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 , maka benda akan tenggelam
6.4 Prosedur Kerja
Berikut ini merupakan prosedur kerja pada praktikum Modul VI :
A. Percobaan I
1. Timbang dan catat massa benda yang digantungkan pada dinamometer (w1)
(kayu yang tidak berongga)
2. Massa benda yang digantungkan pada dinamometer dimasukkan ke dalam
zat cair, timbang dan catat (w2)
3. Menghitung volume fulida yang dipindahkan
4. Dengan menggunakan persamaan hukum Archimedes, tentukan cairan
: 2………………………………………………………
Modul : ………………………………………………………..
ARCHIMEDES
Volume beban = ........ cm3
1
2
3
4
Benda P
Benda RB