Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MUHAMAD ALFARISI

NIM : 049178208
PRODI : MANAJEMEN S1, FAKULTAS EKONOMI
UPPBJ : PALEMBANG, SUMSEL

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SESI 3

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al- Baqarah (2) :
165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Berikut adalah ayat QS. Al-Baqarah (2):165 beserta terjemahannya:

‫نو ََ ِنمَو‬ ِ َّ‫ََو ِنم َُ اذ ِخ َوت َنم ِ سا‬ ‫ِ ِ ِو‬ ‫ح َُ ِمهَندَبَ ُوح اَداََِِِ اِو‬ ‫اِو‬
‫ووِ َِّ َم َو‬ َ َ‫ووِ َاهبََّ ا‬
‫د َوا ا َنسَنِ ََ ِ ا ِتُمَو‬ ‫َ اِو‬ ‫اَواو ِ ُاَ َت َو‬
‫ِْ َُ َر َُوَو ِْ ُوذ اََُ ََنِ ِ ا ِتُمَو َُ َري ََ َ ُنو‬
َْ‫ِ ِ ََُّ ان و‬‫ِ ََ اَواو َا َِِاََّ ِ اِو‬
‫د ِاُ َوا اَو‬ َ ‫ِ ُاَ َت ِِْو‬

"Waminannasi mayattakhidzu min duni Allahi andadan yuhibbunahum kahubbillahi, walladzina amanu
ashaddu hubbal lillahi, walau yara alladzina dzalamu idz yarawnal 'adzaba annalquwwata lillahi jamian,
waannallaha syadidul 'adzab."
"Dan di antara manusia ada yang mempersekutukan Tuhan selain Allah, mereka mencintai mereka
sebagaimana mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah. Dan jika
orang-orang yang zalim itu melihat azab (yang menimpanya) niscaya mereka akan mengetahui bahwa
kekuatan itu sepenuhnya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al-Baqarah 2:165)

i. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


Dalam konteks ayat QS. Al-Baqarah (2):165, assyaddu hubban atau cinta yang paling kuat kepada
Allah SWT menunjukkan tingkat kecintaan seseorang terhadap Allah SWT yang sangat tinggi. Hal
ini bisa dicapai melalui pengamalan ajaran agama dengan sebaik-baiknya serta memperbanyak
ibadah.

ii. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Ayat QS. Al-Baqarah (2):165 menyatakan bahwa orang-orang yang beriman lebih mencintai Allah
SWT daripada orang-orang yang mempersekutukan Tuhan selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa
iman kepada Allah SWT adalah keyakinan yang kuat dan mendalam terhadap keesaan Allah SWT
sebagai satu-satunya Tuhan yang harus disembah dan ditaati.
Pengertian iman kepada Allah SWT juga mencakup rasa cinta yang mendalam dan kuat kepada-Nya.
Cinta ini harus diperlihatkan melalui pengamalan ajaran agama dengan sebaik-baiknya dan
memperbanyak ibadah.
Selain itu, ayat ini juga menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT tidak hanya merupakan
keyakinan teoritis, namun juga harus tercermin dalam perbuatan nyata. Seorang yang beriman harus
menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT dan senantiasa berusaha memperbaiki
diri serta berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT.
Dalam keseluruhan ayat, pengertian iman kepada Allah SWT mencakup keyakinan pada keesaan
Allah SWT, cinta yang kuat dan mendalam kepada-Nya, serta pengamalan ajaran agama dengan
sebaik-baiknya dan perbuatan nyata yang mencerminkan keyakinan tersebut.

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Berikut adalah ayat QS. Al-A'raaf (7):179 beserta terjemahannya:

‫ِر ِ ِ َمبَسا َوح َذ َن اُدََّ ََ َََّ ُاو‬


َ ِ‫ِنداِو ِ ُ ِممَو َنمَو َِّر‬ ِ ُ َ‫وو‬
َ ُ ٌََُ ‫ُ َرَوَو ا وا اَ ُنَِمُو ََ َبَ ُوح اِبََّ نوَوَُهََُّ وبَ ا وا‬
‫نْو َبَ ُوح‬ ُ َُ ََّ‫اََ َٰ َ ِوَو وواِب‬
ِ ُ‫ن ََاَنوَو ا وا ا َذ ِوُو ََ َبَ ُوح اِبََّ َُه‬
‫ل َول َْ ُوح اَ ُول َِّ َُّاَدُاَ ِو‬
‫َّا‬ َ َ‫ِ ُوَََُِِّنوَو َْ َوح اََ َٰ َ ِوَو ووا‬

"Walaqad zarana lijahannama katsiran minal jinni wal-insi, lahum qulubun la yafqahuna biha, walahu
a'yunun la yubsiroona biha, walahun athanun la yasma'una biha, ulaiika kal-an'am, bal hum adhallu,
ulaiika humulghafilun."

"Sungguh, Kami telah menciptakan untuk neraka Jahannam banyak dari jin dan manusia. Mereka
memiliki hati tetapi tidak mengerti, mereka memiliki mata tetapi tidak melihat, mereka memiliki telinga
tetapi tidak mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang
yang lalai." (QS. Al-A'raaf 7:179)

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Ayat QS. Al-A'raaf (7):179 tidak secara khusus membahas pengertian iman kepada Allah SWT, namun
menggambarkan kondisi orang-orang yang menyimpang dari jalan yang benar dan mengikuti kesesatan.
Akan tetapi, secara tersirat, ayat ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT merupakan kunci
untuk menghindari kesesatan dan mendapatkan rahmat-Nya.
Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa orang-orang yang tersesat tidak mampu memahami kebenaran
meskipun mereka memiliki organ tubuh seperti hati, mata, dan telinga. Hal ini menunjukkan bahwa
keimanan yang kuat dan lurus memegang peranan penting dalam memahami kebenaran dan menjauhi
kesesatan.
Selain itu, ayat ini juga menggambarkan bahwa orang-orang yang tersesat cenderung mengikuti naluri
dan hawa nafsunya, seperti binatang ternak yang tidak memiliki akal dan hanya mengikuti naluri belaka.
Hal ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT juga melibatkan pengendalian diri dan
pengendalian hawa nafsu agar tidak terjerumus dalam kesesatan.
Dalam keseluruhan ayat, pengertian iman kepada Allah SWT dapat dipahami sebagai keyakinan yang
kuat dan lurus pada keesaan Allah SWT serta pengendalian diri untuk mengikuti jalan yang benar dan
menghindari kesesatan.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
i. QS. Al-Baqarah (2):165: Ayat ini menjelaskan bahwa iman kepada Allah SWT melibatkan
kecintaan yang mendalam kepada-Nya dan mengikuti ajaran-Nya dengan sepenuh hati. Artinya,
seseorang yang beriman kepada Allah SWT akan merasa cinta dan taat kepada-Nya, serta
menjalankan segala perintah-Nya dengan sungguh-sungguh.
ii. QS. Al-A'raaf (7):179: Ayat ini menggambarkan bahwa iman kepada Allah SWT merupakan kunci
untuk memahami kebenaran dan menghindari kesesatan. Iman juga melibatkan pengendalian diri
dan pengendalian hawa nafsu agar tidak terjerumus dalam kesesatan. Artinya, seseorang yang
memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT akan dapat memahami kebenaran dan menghindari
kesesatan, serta mampu mengendalikan hawa nafsu agar tidak terjerumus dalam dosa dan
kesalahan.
Kesimpulan dari dua ayat yang telah dibahas, bahwa iman kepada Allah SWT melibatkan cinta dan taat
kepada-Nya, serta keyakinan yang kuat dan lurus pada keesaan-Nya. Selain itu, iman juga merupakan
kunci untuk memahami kebenaran dan menghindari kesesatan, serta melibatkan pengendalian diri dan
hawa nafsu agar tidak terjerumus dalam dosa dan kesalahan. Dengan memiliki iman yang kuat dan lurus
kepada Allah SWT, seseorang akan meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-
191 dan Q.S. Qaaf (50) : 16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut
kedua ayat tersebut!
Berikut terjemahan dari Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191:
"Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang menyebut Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiada Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka'."

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat
tersebut!
Berikut terjemahan dari Q.S. Qaaf (50) : 16:
"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dipikirkannya,
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Ketiga ayat tersebut (Q.S. Ali-Imran 3:190-191 dan Q.S. Qaaf 50:16) menyampaikan pesan yang sama
bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kedudukan yang istimewa di antara makhluk ciptaan
Allah SWT. Hakikat kesempurnaan manusia menurut ayat-ayat tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
i. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan hati yang berfungsi untuk memahami kebenaran
dan mencapai tujuan hidupnya. Dalam Q.S. Ali-Imran 3:190-191 disebutkan bahwa manusia yang
berakal dapat merenungkan ciptaan Allah SWT di alam semesta dan memperoleh pemahaman
tentang kebesaran-Nya. Selain itu, manusia juga diberi kemampuan untuk memperoleh petunjuk
dari Allah SWT agar dapat mencapai tujuan hidupnya yang sejati.
ii. Manusia memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga keharmonisan dan
keseimbangan di dunia ini. Dalam Q.S. Ali-Imran 3:190-191, Allah SWT mengingatkan manusia
untuk tidak membuat kerusakan di bumi dan mengajarkan nilai-nilai yang baik serta menyeru
kepada kebenaran. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk
memelihara alam dan menjaga hubungan baik dengan sesama makhluk.
iii. Manusia memiliki kedekatan yang istimewa dengan Allah SWT, dan diberi kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada-Nya melalui berbagai cara seperti beribadah, bermuhasabah, dan
memperdalam pemahaman tentang agama. Dalam Q.S. Qaaf 50:16, Allah SWT menyatakan bahwa
Dia menciptakan manusia dengan penuh perhatian dan kasih sayang, dan mengetahui apa yang
dipikirkan manusia bahkan lebih dekat daripada urat lehernya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memiliki potensi untuk memperoleh kebahagiaan dan kesempurnaan hidup melalui hubungan yang
baik dengan Allah SWT.
Dalam rangka mencapai kesempurnaan sebagai manusia, kita sebagai umat manusia perlu terus belajar
dan berusaha memahami hakikat dan tujuan hidup, menjalankan tanggung jawab moral dan sosial, serta
memperdalam hubungan dengan Allah SWT melalui berbagai cara yang telah diatur dalam ajaran
agama.
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan
sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Dalam pandangan Islam, masyarakat merujuk pada sekumpulan manusia yang hidup bersama dan
memiliki hubungan sosial yang saling mempengaruhi. Masyarakat dalam Islam dipandang sebagai
sebuah kesatuan yang memiliki tujuan dan fungsi tertentu dalam mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Secara terminologis, masyarakat dalam Islam disebut sebagai "Ummah", yang memiliki makna lebih
luas dari sekadar kelompok sosial atau etnis tertentu. Ummah dalam Islam merujuk pada semua orang
yang beriman dan menjalankan ajaran Islam, terlepas dari latar belakang sosial, etnis, atau ras mereka.
Konsep masyarakat dalam Islam ditekankan pada kepentingan kolektif, di mana setiap individu dalam
masyarakat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama, serta bekerja
sama untuk mencapai tujuan dan visi yang sama. Oleh karena itu, masyarakat dalam Islam dianggap
sebagai lembaga sosial yang memiliki peran penting dalam menciptakan keadilan, kesetaraan, dan
kesejahteraan bagi seluruh anggotanya..
Selain itu, masyarakat dalam Islam juga diharapkan untuk mengikuti ajaran-ajaran agama dan
mempraktikkan nilai-nilai etika dan moral yang diwariskan oleh Islam, seperti kejujuran, toleransi, dan
saling menghormati. Hal ini dianggap sebagai kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis
dan berkelanjutan, serta meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32 !
i. Menurut QS. Al-Hujuraat: 13, Allah SWT menciptakan manusia dari seorang lelaki dan seorang
perempuan, kemudian Allah SWT membagi mereka ke dalam bangsa-bangsa dan suku-suku
supaya mereka saling mengenal dan memahami satu sama lain. Ayat ini menunjukkan bahwa
manusia berasal dari satu pasang lelaki dan perempuan, yang kemudian berkembang menjadi
masyarakat dengan beragam suku, bangsa, dan kebudayaan.
ii. Sedangkan menurut QS. Az-Zukhruf: 32, Allah SWT menciptakan bumi sebagai tempat tinggal
dan bahan penghidupan manusia. Allah SWT menciptakan berbagai macam tumbuhan dan hewan
sebagai sumber makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya bagi manusia. Ayat ini menunjukkan
bahwa manusia berasal dari bumi dan lingkungan sekitarnya, dan bahwa manusia telah didesain
untuk hidup berdampingan dengan alam dan makhluk- makhluk lainnya di dalamnya.
Kedua ayat ini menegaskan bahwa manusia memiliki fitrah atau kodrat yang telah ditentukan oleh
Allah SWT sebagai makhluk sosial yang hidup di dalam masyarakat dan bergantung pada alam
sebagai sumber kehidupannya. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga
keseimbangan dan harmoni di dalam masyarakat dan alam, serta bertanggung jawab atas
keberlangsungan hidupnya dan makhluk- makhluk lainnya di dalamnya.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!
Masyarakat madani dalam Islam mengajarkan bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi
agar sebuah masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat yang beradab dan sejahtera. Berikut ini
adalah beberapa kriteria tersebut:
i. Masyarakat yang berlandaskan akhlak yang mulia: Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus
memiliki akhlak yang mulia, seperti jujur, adil, berempati, dan toleran. Setiap individu dalam
masyarakat harus menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang dianjurkan oleh
Islam.Masyarakat yang berkeadilan: Keadilan adalah prinsip utama dalam Islam, oleh karena itu
masyarakat yang beradab dan sejahtera haruslah adil dan merata dalam memperlakukan semua
warganya, tidak ada diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil.
ii. Masyarakat yang aman dan tenteram: Masyarakat yang aman dan tenteram adalah masyarakat
yang bebas dari segala bentuk kekerasan, konflik dan tindakan kriminal. Setiap individu dalam
masyarakat harus merasa aman dan nyaman dalam menjalankan aktivitasnya.
iii. Masyarakat yang produktif: Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang mampu
menciptakan kegiatan ekonomi yang produktif dan berkembang, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan.
iv. Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan: Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus peduli
terhadap lingkungan sekitarnya dan berusaha untuk menjaga kelestarian alam serta memperbaiki
kondisi lingkungan yang rusak.
v. Masyarakat yang bebas dan mandiri: Masyarakat yang beradab dan sejahtera haruslah bebas dan
mandiri dalam menjalankan kehidupannya, namun tetap dalam batas-batas aturan yang ditetapkan
oleh agama dan negara.
Dengan memenuhi kriteria-kriteria tersebut, sebuah masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat
yang beradab dan sejahtera menurut pandangan masyarakat madani dalam Islam. Masyarakat seperti ini
mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan individu dan
mampu membangun masyarakat yang harmonis dan berkembang.
d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera dalam pandangan
masyarakat madani dalam Islam:
i. Keadilan: Prinsip ini menuntut masyarakat untuk menegakkan keadilan dalam segala aspek
kehidupan. Hal ini meliputi keadilan dalam hal hukum, ekonomi, dan sosial, serta menjamin hak-
hak individu dan kelompok tanpa diskriminasi.
ii. Keseimbangan: Masyarakat beradab dan sejahtera harus memperhatikan keseimbangan dalam
segala aspek kehidupan. Hal ini termasuk keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual,
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat, serta keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
iii. Toleransi: Prinsip ini menuntut masyarakat untuk saling menghormati dan menerima perbedaan
dalam segala aspek kehidupan, baik perbedaan agama, ras, budaya, dan lain sebagainya.
Masyarakat beradab dan sejahtera harus menghindari konflik dan mempromosikan perdamaian dan
persatuan.
iv. Solidaritas: Prinsip ini menuntut masyarakat untuk saling membantu dan bergotong-royong dalam
memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama. Solidaritas di antara anggota masyarakat harus
ditegakkan untuk memastikan keberlangsungan hidup dan kesejahteraan bersama.
v. Kemandirian: Prinsip ini menuntut masyarakat untuk mandiri dalam mengurus dan memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masyarakat beradab dan sejahtera harus mampu mengembangkan sumber
daya yang dimilikinya secara mandiri dan memperoleh kesejahteraan dengan cara yang halal.
vi. Tanggung jawab sosial: Prinsip ini menuntut masyarakat untuk memperhatikan kepentingan sosial
dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat beradab dan sejahtera harus mempertimbangkan dampak
dari setiap tindakan dan keputusan yang diambil terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Sumber Referensi :

1. Q.S. Al- Baqarah (2) : 165)


2. QS. Al-A’raaf (7):179).
3. Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
4. Q.S. Qaaf (50) : 16.
5. Q.S. Al-Hujuraat: 13
6. Q.S. Az-Zukhruf: 32
7. BMP MKWU PAI Sesi 1 (Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan)
8. BMP MKWU PAI Sesi 2 (Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia)
9. BMP MKWU PAI Sesi 3 (Masyarakat Beradab, Peran Umat Beragama, Hak Asasi Manusia,dan Demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai