Anda di halaman 1dari 24

Fisika matematika II

POLINOMIAL LEGENDRE III


OUTLINE
• PENDAHULUAN
• PERSAMAAN DIFERENSIAL LEGENDRE
Mendefinisikan Suatu Fungsi Dalam Deret Legendre
Fungsi Legendre Yang Di Asosiasikan
Ortogonalitas Dan Normalisasi Fungsi Legendre Yang Di Asosiasikan
Metode Frobenius
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu
• memahami fungsi Legendre dan menghitung penyelesaiannya dikaitkan dengan
bentuk polinomial Legendre serta menggunakannya untuk menyelesaikan
berbagai persoalan.
PERMASALAHAN FISIKA
PENDAHULUAN
PERSAMAAN DIFERENSIAL

PERS DIFERENSIAL METODE


SOLUSI PDB SOLUSI PDB → DERET FROBENIUS
LEGENDRE

PERS DIFERENSIAL FUNGSI LEGENDRE


LEGENDRE YANG DIASOSIASIKAN

Rodrigues Rodrigues

SOLUSI→ POLINOMIAL
LEGENDRE SOLUSI

Hubungan rekursif
Ortogonal
Normalisasi
PERSAMAAN DIFERENSIAL LEGENDRE
Mendefinisikan suatu fungsi dalam deret Legendre

Suatu fungsi f(x) dapat diuraikan dalam bentuk deret Legendre.


Misal fungsi f(x) dinyatakan sebagai
0 ;−1  x  0
f ( x) = 
1 ; 0  x  1
Asumsikan jika diuraikan dalam bentuk deret Legendre fungsi f(x) dinyatakan
sebagai f ( x) =  Cl Pl ( x) dimana nilai Cl di tentukan berdasarkan sifat ortogonalitas
l =0
polinomial Legendre.
Sifat ortogonalitas diketahui dengan mengalikan fungsi f(x) dengan nilai Pm(x) dan
di integrasikan dengan batas (-1,1), seperti berikut ini
1 
( x)dx =  C l  Pl ( x) Pm ( x)dx
1
 f ( x) P
−1
m
l =0
−1

2
= Cm (34)
2m + 1
Sifat ortogonalitas dapat terpenuhi jika l=m karena persamaan 34 bernilai tidak
sama dengan nol, sehingga persamaan 34 menjadi
1 

 f ( x) P ( x)dx =  C l  Pl ( x) Pl ( x)dx
1
l
−1
−1 l =0

( )
0 1 

 f ( x) P ( x)dx +  f ( x) Pl ( x)dx =  C l  Pl ( x) dx
1 2
l
−1
−1 0 l =0

( )
0 1 

 0.P  1P ( x)dx =  C l  Pl ( x) dx
1 2
l ( x)dx + l
−1
−1 0 l =0

( )
1

P ( x)dx = C l  Pl ( x) dx
1 2
l
−1
0
 P ( x)dx = C  (P ( x)) dx
1
1 2
l l l
−1
0
 P ( x)dx = C  (P ( x)) dx
1
1 2
l l l
−1
0

f ( x) =  C l Pl ( x)
l =0

Perhitungan untuk nilai l pada fungsi f(x) dihimpun dalam sebuah deret menjadi fungsi f(x)
yang dinyatakan dalam deret Legendre sebagai berikut
1 3 7 11
f ( x) = P0 ( x) + P1 ( x) − P3 ( x) + P5 ( x) + .............
2 4 16 32 (35)
PDB YANG DI ASOSIASIKAN

Persamaan diferensial biasa (PDB) yang mirip dengan persamaan diferensial


Legendre dapat di tentukan solusinya menggunakan tahapan yang sama dengan
persamaan diferensial Legendre.

PDB yang mirip dengan persamaan diferensial Legendre dinyatakan dalam


persamaan 36
 
(1 − x )y − 2xy + l (l + 1) − 2  y = 0; dengan m 2  l 2
2
2 '' ' m (36)
 1− x 
Persamaan 36 memiliki solusi persamaan yang dinyatakan sebagai

( ) dm (37)
m
y = 1− x 2 2
P ( x)
m l
dx
Solusi pada persamaan 37 disebut sebagai fungsi Legendre yang diasosiasikan yang
dapat dituliskan juga dalam persamaan 38
( )
m m
d
Pl m ( x) = 1 − x 2 2 Pl ( x) (38)
dx m
Formula Rodrigues untuk solusi fungsi Legendre yang diasosiasikan dinyatakan
sebagai l +m
( ) ( )
m
1 d
Pl m ( x) = l 1 − x 2 2 l + m x 2 − 1 (39)
2 l! dx
Pada nilai m negatif maka nilai fungsi Legendre asosiasi dapat ditentukan dengan
formula berikut
m (l − m)! m
P ( x) = (− 1)
−m
P ( x) (40)
(l + m)!
l l

Fungsi Legendre yang di asosiasikan juga dapat ditulis dalam bentuk persamaan 41
1 d  dy   m2  (41)
 sin   + l (l + 1) − 2  y = 0
sin  d  d   sin  
1 d  dy   m2 
 sin   + l (l + 1) − 2  y = 0
sin  d  d   sin  

1 d  dy   m2 
 sin   + l (l + 1) − y=0
sin  d  d   ( )
1− x  2 

1  d sin  dy d dy   m2 
 + sin   + l (l + 1) − y=0
sin   d d d d   ( )
1− x 2 

 1 d sin  dy   1 d dy   m2 
 + sin   + l (l + 1) − y=0
 sin  d d   sin  d d   ( ) 2 
1− x 
 1 d sin  dy dx   1 d dy dx   m2 
 + sin   + l (l + 1) − y = 0
 sin  d d dx   sin  d d dx   ( 1− x2 )

 1 d sin  dx dy   d dx dy   m2 
 +  + l (l + 1) − y=0
 sin  d d dx   d d dx   (
1− x  )
2 

 1 d sin  dx dy    d dx  dy dx  d dy    m2 
  +   +  + l (l + 1) − y=0
  
 sin  d d dx    d d  dx d  d dx    (
2 
1− x  )
 1 d sin  dx dy    d dx  dy dx  d dy dx    m2 
  +   +  + l (l + 1) − y=0
  
 sin  d d dx    d d  dx d  d dx dx   
2 
1− x  ( )
 1 d sin  dx dy     d 2
x  dy  dx d dy   m 2

  +   2  + sin   + l (l + 1) − y=0
 sin  d d dx    d  dx  
 d dx dx    (
2 
1− x  )
 1 d sin  dx dy    d x  dy  dx d 2 y    m2 
2
  +   2  + sin    + l (l + 1) − y=0
 sin  d d dx    d  dx
2 
 d dx    (
1− x 2 
)
 1 d sin  dx '    d x  '  dx ''    m2 
2
 y  +   2  y + sin   y   + l (l + 1) − y=0
 sin  d d    d   d    ( 2 
1− x  )
 1 d sin  d cos  '    d cos   '  d cos  ''    
2
m2
 y +  y + sin   y   + l (l + 1) − y = 0
 sin  d d    d 
2
 d   1− x2 ( )

 
 1
(

 )
2
cos  (− sin  ) y  + − cos  y + sin  sin y + l (l + 1) −
m

' ' ''
y=0
 sin    ( 2 
1− x  )
 m2 
( ) ( ' 2
)
− cos y + − cos  y + sin y + l (l + 1) −
' ''

(
1− x  )
2 
y=0

 
( ) ( ( ) )
2
m
− xy ' + − xy ' + 1 − x 2 y '' + l (l + 1) − y=0
 ( 1− x )
2 

 m2 
( )
1 − x y − 2 xy + l (l + 1) −
2 '' '

(1− x  )
2 
y = 0 → Pers Legendre yang diasosiasikan

FUNGSI LEGENDRE YANG DI ASOSIASIKAN
m
Fungsi l (x) untuk setiap m merupakan himpunan fungsi-fungsi yang ortogonal
P
pada selang (-1,1) sehingga memenuhi
1
(43)
 l n ( x ) dx = 0 ; untuk l  n
m m
P ( x ) P
−1

m
P
Normalisasi fungsi l (x) memenuhi persamaan
2 (l + m)!
1
(44)
−1 Pm ( x) Pl ( x)dx = 2l + 1 (l − m)!
l m
METODE FROBENIUS
Solusi persamaan diferensial dapat berupa deret yang bukan merupakan deret
pangkat   , misalnya
n 
  an x 
 n =0 
a. Deret yang memiliki pangkat negatif, misalnya2
cos x 1 1 x
y= 2 = 2 − + − .............. (45)
x x 2! 4!
b. Deret yang memiliki faktor , misalnya 1
 x 3

2
y = x sin x = x  x − + .......... (46)
 3! 
Deret yang bukan merupakan deret pangkat, memiliki bentuk persamaan deret
secara umum sebagai berikut  
y = x  a n x =  a n x n+ s
s n
(47)
n =0 n =0
Dimana s merupakan variabel angka yang harus dicari untuk menentukan solusi y
Persamaan 47 disebut sebagai generalized power series. Metode penyelesaian
persamaan diferensial yang dapat menggunakan asumsi persamaan 47 disebut
sebagai metode Frobenius.
Latihan
1. Tentukan normalisasi fungsi berikut
a
b
2. Uraikan fungsi berikut ke dalam deret legendre
a
b
3. Tentukan solusi persamaan berikut menggunakan metode
Frobenius
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai