Modul Kartografi Acara 5 - Generalisasi
Modul Kartografi Acara 5 - Generalisasi
ACARA IV
GENERALISASI PETA
PENDAHULUAN
Penggambaran peta meliputi aspek pemilihan, pen-skala-an, dan penggambaran
pada bidang datar fenomena geografis. Dalam penggambaran objek, ada unsur skala
yang menentukan area pemetaan, kedetailan informasi, pemilihan simbol (simbolisasi),
dan perbesaran (zooming). Peta skala besar mencakup area yang sempit dengan
informasi lebih detail (informasi atribut maupun grafis), dan sedikit penyederhanaan
unsur. Sedangkan peta skala kecil mencakup area yang lebih luas, informasi lebih
general (tidak terlalu detail), serta lebih banyak pemilihan dan penyederhanaan unsur.
Gambar 1 menunjukkan perbedaan antara peta skala besar dan skala kecil dalam hal
luasan, kedetailan informasi, dan pemilihan/penyederhanaan unsur yang
direpresentasikan dalam simbol.
Gambar 1. Hubungan antara Skala Peta dengan Luas Area, Detail Informasi yang Digambarkan, dan
Simbolisasi (Dent et al., 2009)
Pada kasus lain, sebuah peta dapat dilakukan pengecilan skala, sehingga beberapa
objek yang semula divisualisasikan dengan area (poligon), akan divisualisasikan
menjadi titik pada peta yang diperkecil. Hal ini termasuk perubahan dalam hal
simbolisasi peta. Contoh lainnya adalah kelas penggunaan lahan detail menjadi lebih
general, misalnya poligon dengan penggunaan lahan permukiman, perkantoran,
sekolah, dan lainnya digabungkan menjadi ‘lahan terbangun’ pada peta target yang
berskala kecil. Proses seleksi, klasifikasi, penyederhanaan/simplifikasi, dan
simbolisasi tersebut disebut sebagai generalisasi dan merupakan bagian dari abstraksi
kartografi.
berkenaan dengan atribut objek. Perbedaan kedua generalisasi ini dapat diamati pada
Gambar 3 dan Gambar 4. Contoh pada penggambungan (merging), generalisasi grafis
akan menggabungkan dua poligon kecil atau lebih menjadi satu poligon, sedangkan
pada generalisasi konseptual akan menggabungkan dua atau lebih unsur menjadi satu
berdasarkan kelompok atributnya. Pada Gambar 3a, generalisasi grafis
menggabungkan poligon-poligon hutan menjadi poligon yang lebih besar. Sedangkan
generalisasi konseptual (Gambar 3b) menggabungkan poligon peta geologi Holocene
dan Pleistocene menjadi satu yaitu Quartenary karena keduanya masuk dalam
kelompok klasifikasi Quartenary. Hal tersebut dilakuan agar unsur dapat digambarkan
secara jelas pada target skala yang lebih kecil dari peta awal.
Jika kelokan kecil dipertahankan pada peta skala kecil, maka peta akan tampak rumit
atau bahkan detail kelokan kecil justru tidak terlihat. Perbesaran (enlargement)
digunakan ketika ada unsur/objek yang dianggap penting dan ingin dipertahankan.
Caranya adalah unsur tertentu diperbesar ukurannya sehingga tetap terlihat jelas pada
peta skala kecil (Gambar b). Perbesaran ini akan mempengaruhi kesan lokasi relatif
terhadap objek lain, misalnya rumah yang tadinya berjarak dari jalan akan terlihat
sangat dekat dengan jalan karena jalan diperlebar. Maka perlu adanya pergeseran
objek rumah tersebut agar terbaca kesan posisi yang benar (Gambar c). Contoh
penggabungan (merging) adalah penggabungan beberapa poligon ‘rumah’ yang kecil
menjadi satu poligon ‘permukiman’ (Gambar d). Pemilihan (selection) digunakan ketika
terdapat objek yang terlalu detail digambarkan ke peta skala lebih kecil sehingga
dilakukan seleksi dan penghilangan objek tersebut (Gambar e). Pemilihan mirip dengan
penyederhanaan, namun pada pemilihan dilakukan eliminasi objek tanpa mengubah
geometri objek lain, sedangkan penyederhanaan dilakukan simplifikasi penggambaran
dengan megubah geometri objek.
feature awal generalisasi pada generalisasi pada feature awal generalisasi pada generalisasi pada
skala awal skala target skala awal skala target
penyederhanaan (simplification)
penggabungan (merging)
perbesaran (enlargement)
pemilihan (selection)
pergeseran (displacement)
simbolisasi (symbolization)
penggabungan (merging)
Gambar 5. Contoh Subjektifitas dalam Generalisasi pada beberapa Atlas Delta Nil yang dihasilkan oleh
Kartografer yang berbeda.
(Sumber: Kraak & Ormeling, 2010)
TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang perubahan skala peta yang keterkaitan dengan
kedetailan informasi yang disajikan.
2. Memberikan pengetahuan tentang konsep generalisasi peta meliputi generalisasi
grafis dan generalisasi konseptual.
3. Melatih keterampilan mahasiswa untuk melakukan generalisasi peta terutama
generalisasi grafis.
LANGKAH KERJA
1. Pahamilah konsep generalisasi meliputi generalisasi grafis dan generalisasi
konseptual.
2. Perhatikan peta yang disediakan, yaitu Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala
1:5.000. Amati tiap-tiap unsur yang digambarkan dalam peta tematik tersebut
dan tentukan unsur utama peta serta unsur pendukungnya.
3. Peta akan diperkecil ½ kalinya, sehingga menjadi skala 1:10.000.
4. Tambahkan grid dengan jarak 1 cm x 1 cm pada peta. Pengambahan grid dapat
dilakukan secara digital ataupun manual (dibebaskan).
5. Siapkan kertas HVS untuk memperkecil peta menjadi ½ kali ukuran. Ukurlah
panjang dan lebar frame peta awal, kemudian gambarkan frame menjadi ½ kali-
nya pada kertas HVS.
6. Buatlah grid ½ kali grid awal yaitu menjadi 0,5 cm x 0,5 cm.
7. Dengan bantuan grid tersebut gambarkan kembali fitur/objek pada peta awal ke
dalam HVS dengan menerapkan generalisasi grafis. Beberapa contoh
generalisasi dapat diamati pada lampiran.
8. Berikan masing-masing satu contoh generalisasi grafis yang dilakukan meliputi
penyederhanaan (simplification), perbesaran (enlargement), pergeseran
(displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection). Tidak harus
mencakup semua; hanya jenis generalisasi grafis yang digunakan saja.
Tuangkan dalam tabel (seperti pada lampiran).
HASIL PRAKTIKUM
1. Peta awal sebelum generalisasi dan peta hasil generalisasi grafis.
2. Tabel Tabel Contoh Generalisasi Grafis.
POINT PEMBAHASAN
1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, generalisasi grafis apa saja yang Anda
terapkan? Berikan contoh generalisasi tersebut.
2. Apa alasan Anda memilih generalisasi tersebut untuk diterapkan?
3. Apakah semua unsur mengalami generalisasi? Deskripsikan jawaban Anda.
4. Setelah menyelesaikan pengecilan peta dari skala 1:5.000 menjadi skala
1:10.000 dengan menerapkan generalisasi grafis, bagaimana hasil peta Anda?
Apakah esensi dari isi peta asli masih tetap dipertahankan dengan baik?
5. Apakah ada kendalam dalam proses generalisasi yang Anda terapkan? Apa saja
kendala tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
Dent, Borden D., Jeffrey S. Torguson, and Thomas W. Hodler. 2009. Chapter 1:
Introduction to Thematic Mapping. Cartography: Thematic Map Design. 6th ed. New
York: McGraw-Hill.
Kraak, Menno-Jan, Ormeling, Ferjan. 2010. Cartography: Visualization of Geospatial
Data. 3rd ed. England: Pearson Education Limited.
Muehrcke, Phillip C., Muehrcke, Juliana O., Kimerling, A. Jon. 2001. Map Use: Reading,
Analysis, Interpretation. 4th ed. Madison: J.P. Publications.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Tabel Contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000’
Jenis Kenampakan awal Kenampakan setelah
No. Alasan Generalisasi
Generalisasi fitur/objek generalisasi
1.
2.
3.
dst..
Lampiran 2.
Beberapa contoh generalisasi grafis (Muehrcke et al., 2001).
Contoh generalisasi grafis (gambar bawah) yang disajikan dalam skala yang sama dengan peta
awal (gambar atas).
Generalisasi pada gambar A dan D kurang tepat pada masing-masing skala, dimana gambar A
terlalu detail dan gambar D terlalu general. Gambar B dan C menyajikan hasil generaliasai
peta yang tepat pada masing-masing skala.