Anda di halaman 1dari 11

Modul Praktikum Kartografi

ACARA IV
GENERALISASI PETA

PENDAHULUAN
Penggambaran peta meliputi aspek pemilihan, pen-skala-an, dan penggambaran
pada bidang datar fenomena geografis. Dalam penggambaran objek, ada unsur skala
yang menentukan area pemetaan, kedetailan informasi, pemilihan simbol (simbolisasi),
dan perbesaran (zooming). Peta skala besar mencakup area yang sempit dengan
informasi lebih detail (informasi atribut maupun grafis), dan sedikit penyederhanaan
unsur. Sedangkan peta skala kecil mencakup area yang lebih luas, informasi lebih
general (tidak terlalu detail), serta lebih banyak pemilihan dan penyederhanaan unsur.
Gambar 1 menunjukkan perbedaan antara peta skala besar dan skala kecil dalam hal
luasan, kedetailan informasi, dan pemilihan/penyederhanaan unsur yang
direpresentasikan dalam simbol.

Gambar 1. Hubungan antara Skala Peta dengan Luas Area, Detail Informasi yang Digambarkan, dan
Simbolisasi (Dent et al., 2009)

Abstraksi kartografi merupakan bagian dari proses pembuatan peta dimana


kartografer (pembuat peta) mentransformasikan data geospasial ke dalam peta,
memilih (select), dan menyusun (organize) informasi penting agar pembaca peta (user)
memahami konsep peta yang disusun. Ketika pembuat peta memahami tema peta
dimana tidak semua informasi harus ditampilkan/direpresentasikan, maka dilakukan
pemilihan informasi yang selaras dengan tema dan tujuan peta. Dalam hal ini, pembuat
peta melakukan identifikasi elemen/unsur relevan dan melakuan seleksi informasi.

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Pada kasus lain, sebuah peta dapat dilakukan pengecilan skala, sehingga beberapa
objek yang semula divisualisasikan dengan area (poligon), akan divisualisasikan
menjadi titik pada peta yang diperkecil. Hal ini termasuk perubahan dalam hal
simbolisasi peta. Contoh lainnya adalah kelas penggunaan lahan detail menjadi lebih
general, misalnya poligon dengan penggunaan lahan permukiman, perkantoran,
sekolah, dan lainnya digabungkan menjadi ‘lahan terbangun’ pada peta target yang
berskala kecil. Proses seleksi, klasifikasi, penyederhanaan/simplifikasi, dan
simbolisasi tersebut disebut sebagai generalisasi dan merupakan bagian dari abstraksi
kartografi.

Gambar 2. Model Komunikasi Peta


(Sumber: Kraak & Ormeling, 2010)

Generalisasi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu generalisasi grafis


(graphic generalization) dan generalisasi konseptual (conceptual generalization).
Perbedaan keduanya ada pada metode dalam proses generalisasinya. Generalisasi
grafis dicirikan dengan adanya penyederhanaan (simplification), perbesaran
(enlargement), pergeseran (displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan
(selection) unsur geometri objek. Proses ini tidak mengubah simbol unsur/objek yang
dipetakan. Titik akan tetap berupa titik, garis tetap menjadi garis, dan area/poligon tetap
menjadi area. Generalisasi konseptual juga dicirikan dengan proses penggabungan
(merging) dan pemilihan (selection), ditambah dengan simbolisasi (symbolization) dan
penajaman (enhancement). Sebagai hasil proses ini, simbol unsur/objek pada peta
menjadi berubah. Perbedaan antara kedua generalisasi ini adalah generalisasi grafis
biasanya mengubah unsur geometri objek, sedangkan generalisasi konseptual

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

berkenaan dengan atribut objek. Perbedaan kedua generalisasi ini dapat diamati pada
Gambar 3 dan Gambar 4. Contoh pada penggambungan (merging), generalisasi grafis
akan menggabungkan dua poligon kecil atau lebih menjadi satu poligon, sedangkan
pada generalisasi konseptual akan menggabungkan dua atau lebih unsur menjadi satu
berdasarkan kelompok atributnya. Pada Gambar 3a, generalisasi grafis
menggabungkan poligon-poligon hutan menjadi poligon yang lebih besar. Sedangkan
generalisasi konseptual (Gambar 3b) menggabungkan poligon peta geologi Holocene
dan Pleistocene menjadi satu yaitu Quartenary karena keduanya masuk dalam
kelompok klasifikasi Quartenary. Hal tersebut dilakuan agar unsur dapat digambarkan
secara jelas pada target skala yang lebih kecil dari peta awal.

Gambar 3. Contoh generalisasi grafis (a) dan generalisasi konseptual (b)


(Sumber: Kraak & Ormeling, 2010)

Gambar 4 sisi kiri menunjukkan generalisasi grafis meliputi simplification,


enlargement, displacement, merging dan selection. Gambar pada kolom pertama (kiri)
menunjukkan peta awal; gambar pada kolom selanjutnya (tengah) menunjukkan peta
yang telah dilakukan generalisasi namun masih pada skala awal; dan gambar kolom
selanjutnya (kanan) menunjukkan peta yang telah di-generalisasi setelah pengecilan
skala (pada target skala tertentu yang lebih kecil). Penyederhanaan (simplifikasi)
sering disebut penghaluasn (smoothing) dilakukan untuk mengurangi kompleksitas
pada peta, contohnya pada sungai berkelok (meandering), digambarkan lebih
sederhana dengan mengurangi dan menggabungkan kelokak-kelokan kecil (Gambar a).

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Jika kelokan kecil dipertahankan pada peta skala kecil, maka peta akan tampak rumit
atau bahkan detail kelokan kecil justru tidak terlihat. Perbesaran (enlargement)
digunakan ketika ada unsur/objek yang dianggap penting dan ingin dipertahankan.
Caranya adalah unsur tertentu diperbesar ukurannya sehingga tetap terlihat jelas pada
peta skala kecil (Gambar b). Perbesaran ini akan mempengaruhi kesan lokasi relatif
terhadap objek lain, misalnya rumah yang tadinya berjarak dari jalan akan terlihat
sangat dekat dengan jalan karena jalan diperlebar. Maka perlu adanya pergeseran
objek rumah tersebut agar terbaca kesan posisi yang benar (Gambar c). Contoh
penggabungan (merging) adalah penggabungan beberapa poligon ‘rumah’ yang kecil
menjadi satu poligon ‘permukiman’ (Gambar d). Pemilihan (selection) digunakan ketika
terdapat objek yang terlalu detail digambarkan ke peta skala lebih kecil sehingga
dilakukan seleksi dan penghilangan objek tersebut (Gambar e). Pemilihan mirip dengan
penyederhanaan, namun pada pemilihan dilakukan eliminasi objek tanpa mengubah
geometri objek lain, sedangkan penyederhanaan dilakukan simplifikasi penggambaran
dengan megubah geometri objek.

Generalisasi Grafis Generalisasi Konseptual

feature awal generalisasi pada generalisasi pada feature awal generalisasi pada generalisasi pada
skala awal skala target skala awal skala target

penyederhanaan (simplification)

penggabungan (merging)

perbesaran (enlargement)

pemilihan (selection)

pergeseran (displacement)

simbolisasi (symbolization)
penggabungan (merging)

pemilihan (selection) penajaman (ehnhancement/exaggeration)


Gambar 4. Generalisasi Grafis dan Generalisasi Konseptual
(Sumber: Kraak & Ormeling, 2010)

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Gambar 4 sisi kanan menunjukkan generalisasi konseptual meliputi


penggabungan (merging), pemilihan (selection), simbolisasi (symbolization), dan
penajaman (enhancement). Penggabungan (merging) dilakukan oleh expert di
bidangnya sehingga dapat menyederhanakan klasifikasi unsur yang digambarkan pada
peta. Terdapat perubahan pada klasifikasi unsur dan legenda peta. Pemilihan
(selection) unsur pada generalisasi konseptual juga memerlukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai unsur yang dipetakan. Pada gambar (b) misalnya, terdapat pulau
vulkanik dengan 3 poligon kelas batuan yaitu napal, gamping, dan basalt. Walaupun
memiliki area yang sempit/kecil, poligon batuan basalt (warna putih) tidak dieliminasi
karena merupakan unsur penting mewakili karakteristik bentanglahan vulkanik. Pada
generalisasi konseptual, simbol dapat berubah sesuai dengan skalanya, misalnya titik-
titik yang mengumpul dapat digambarkan sebagai area pada peta skala kecil (gambar
c), jalan poligon digambarkan menjadi garis. Perubahan ini masuk ke kategori
generalisasi simbolisasi. Simbolisasi terkadang membuat unsur yang berbeda kelas
menjadi tampak sama, misalnya jalan utama yang melintasi permukiman desa menjadi
sama ukurannya dengan jalan lainnya dengan kelas lebih rendah. Oleh karena itu, jalan
utama tersebut perlu dipertajam secara visual misalnya dengan mempertebal garis
(Gambar d). Begitupula dengan unsur yang mungkin terlalu menonjol, dapat dilakukan
pengurangan ukuran (Kraak & Ormeling, 2010).
Dalam melakukan generalisasi, seorang kartografer harus mengingat beberapa
faktor untuk mencapai hasil peta yang tepat. Yang paling penting adalah tujuan peta dan
siapa pengguna peta. Generalisasi menyebabkan hilangnya informasi, namun kita harus
mencoba untuk mempertahankan esensi dari isi peta asli. Dalam hal ini berarti menjaga
akuarasi geometri dan atribut, serta estetika peta. Hirarki visual harus dipertahankan,
misalnya pada peta awal terdapat fitur menonjol, maka pada peta hasil generalisasi
juga tetap menonjolkan fitur tersebut. Besarnya pengurangan skala juga
mempengaruhi banyaknya generalisasi yang dilakukan. Pada generalisasi dengan
bantuan komputer, perlu dipertimbangkan resolusi monitor dan ketepatan algoritma
yang digunakan. Faktor lain yang dipertimbangkan adalah sifat dan isi peta; apakah peta
menyajikan data kualitatif atau kuantitatif. Umumnya peta kualitatif membutuhkan
pengetahuan yang lebih mengenai fitur yang dipetakan daripada peta kuantitatif.
Perbedaan ini menghasilkan dua konsep generalisasi yang diterangkan sebelumnya .

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Walaupun telah memperhitungkan faktor-faktor di atas, proses generalisasi tidak


dapat dipisahkan dari subjektivitas kartografer. Sehingga apabila generalisasi
dikerjakan oleh kartografer yang berbeda, maka dapat menghasilkan peta yang
berbeda pula. Sulit untuk diterapkan aturan standar mengenai generalisasi. Contoh
subjektivitas dalam generalisasi ditunjukkan pada Gambar 5, yaitu Atlas Delta Nil yang
dibuat pada skala yang sama oleh beberapa kartografer. Terlihat bahwa setiap atlas
memvisualisasikan cabang sungai dengan cara yang berbeda baik dari proses
penyederhanaan, pemilihan, penggabungan, maupun penajaman. Walaupun dalam
generalisasi otomatis telah dibantu dengan adanya algoritma, namun subjektivitas
tetap ada yaitu dalam pemilihan parameter algoritma (Kraak & Ormeling, 2010).

Gambar 5. Contoh Subjektifitas dalam Generalisasi pada beberapa Atlas Delta Nil yang dihasilkan oleh
Kartografer yang berbeda.
(Sumber: Kraak & Ormeling, 2010)

TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang perubahan skala peta yang keterkaitan dengan
kedetailan informasi yang disajikan.
2. Memberikan pengetahuan tentang konsep generalisasi peta meliputi generalisasi
grafis dan generalisasi konseptual.
3. Melatih keterampilan mahasiswa untuk melakukan generalisasi peta terutama
generalisasi grafis.

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

ALAT DAN BAHAN


1. Peta Sebaran Lahan Terbangun Sebagian Kecamatan Bukit Bestari, Kota
Tanjungpinang, Skala 1:5.000 (pada kertas ukuran A4)
2. Kertas HVS untuk praktik generalisasi peta
3. Komputer desktop/laptop untuk pengamatan peta dan pembuatan laporan

LANGKAH KERJA
1. Pahamilah konsep generalisasi meliputi generalisasi grafis dan generalisasi
konseptual.
2. Perhatikan peta yang disediakan, yaitu Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala
1:5.000. Amati tiap-tiap unsur yang digambarkan dalam peta tematik tersebut
dan tentukan unsur utama peta serta unsur pendukungnya.
3. Peta akan diperkecil ½ kalinya, sehingga menjadi skala 1:10.000.
4. Tambahkan grid dengan jarak 1 cm x 1 cm pada peta. Pengambahan grid dapat
dilakukan secara digital ataupun manual (dibebaskan).
5. Siapkan kertas HVS untuk memperkecil peta menjadi ½ kali ukuran. Ukurlah
panjang dan lebar frame peta awal, kemudian gambarkan frame menjadi ½ kali-
nya pada kertas HVS.
6. Buatlah grid ½ kali grid awal yaitu menjadi 0,5 cm x 0,5 cm.
7. Dengan bantuan grid tersebut gambarkan kembali fitur/objek pada peta awal ke
dalam HVS dengan menerapkan generalisasi grafis. Beberapa contoh
generalisasi dapat diamati pada lampiran.
8. Berikan masing-masing satu contoh generalisasi grafis yang dilakukan meliputi
penyederhanaan (simplification), perbesaran (enlargement), pergeseran
(displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection). Tidak harus
mencakup semua; hanya jenis generalisasi grafis yang digunakan saja.
Tuangkan dalam tabel (seperti pada lampiran).

HASIL PRAKTIKUM
1. Peta awal sebelum generalisasi dan peta hasil generalisasi grafis.
2. Tabel Tabel Contoh Generalisasi Grafis.

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

POINT PEMBAHASAN
1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, generalisasi grafis apa saja yang Anda
terapkan? Berikan contoh generalisasi tersebut.
2. Apa alasan Anda memilih generalisasi tersebut untuk diterapkan?
3. Apakah semua unsur mengalami generalisasi? Deskripsikan jawaban Anda.
4. Setelah menyelesaikan pengecilan peta dari skala 1:5.000 menjadi skala
1:10.000 dengan menerapkan generalisasi grafis, bagaimana hasil peta Anda?
Apakah esensi dari isi peta asli masih tetap dipertahankan dengan baik?
5. Apakah ada kendalam dalam proses generalisasi yang Anda terapkan? Apa saja
kendala tersebut?

DAFTAR PUSTAKA
Dent, Borden D., Jeffrey S. Torguson, and Thomas W. Hodler. 2009. Chapter 1:
Introduction to Thematic Mapping. Cartography: Thematic Map Design. 6th ed. New
York: McGraw-Hill.
Kraak, Menno-Jan, Ormeling, Ferjan. 2010. Cartography: Visualization of Geospatial
Data. 3rd ed. England: Pearson Education Limited.
Muehrcke, Phillip C., Muehrcke, Juliana O., Kimerling, A. Jon. 2001. Map Use: Reading,
Analysis, Interpretation. 4th ed. Madison: J.P. Publications.

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

LAMPIRAN
Lampiran 1.
Tabel Contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000’
Jenis Kenampakan awal Kenampakan setelah
No. Alasan Generalisasi
Generalisasi fitur/objek generalisasi
1.

2.

3.

dst..

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Lampiran 2.
Beberapa contoh generalisasi grafis (Muehrcke et al., 2001).

Contoh generalisasi grafis (gambar bawah) yang disajikan dalam skala yang sama dengan peta
awal (gambar atas).

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM
Modul Praktikum Kartografi

Generalisasi pada gambar A dan D kurang tepat pada masing-masing skala, dimana gambar A
terlalu detail dan gambar D terlalu general. Gambar B dan C menyajikan hasil generaliasai
peta yang tepat pada masing-masing skala.

Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis


Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM

Anda mungkin juga menyukai