Anda di halaman 1dari 8

KARTOGRAM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kartogram adalah suatu alat untuk
memperagakan keterangan statistik dari suatu macam uraian dengan menggunakan lambang
pada suatu peta. Sedangkan menurut Dorling: 1995, kartogram adalah sebuah peta atau
diagram yang menunjukkan informasi statistika dalam geografi. Kartogram merupakan bentuk
dari peta tematik yang bersifat unik, karena kartogram merupakan peta tematik yang masuk
dalam ketegori graphic manipulation (Kraak dan Omerling, 2010), yaitu perubahan grafik
tersebut akan disesuaikan dengan nilai data yang diwakilinya.

Menurut Judith Tyner (1992) modifikasi bentuk ukuran area yang terjadi di dalam
kartogram membawa dampak perhatian visual yang kuat, karena perubahan tersebut membuat
tampilan area atau wilayah menjadi tidak biasa, dan 5 hal tersebut justru menarik perhatian
pembaca. Berbeda dengan peta tematik dengan metode yang lain, dimana luasan area maupun
bentuknya masih sesuai dengan kondisi yang sebenarnya namun menggunakan penambahan
simbol untuk memvisualisasi data tematik yang ditampilkan seperti salah satu contohnya
adalah peta titik proporsional. Harris dan McDowell dalam Borden (1998) juga mengemukakan
bahwa kartogram merupakan suatu metode yang baik untuk mendapatkan suatu informasi yang
ditinjau atas distribusinya secara spasial.

Sebuah kartogram adalah jenis grafik yang menggambarkan atribut objek geografis
sebagai daerah objek. Karena kartogram tidak menggambarkan ruang geografis, melainkan
mengubah ukuran objek tergantung pada atribut tertentu, kartogram bukanlah peta sebenarnya.
Kartogram bervariasi pada derajat mereka di mana ruang geografis berubah; beberapa tampak
sangat mirip dengan peta, namun beberapa terlihat tidak seperti peta sama sekali.
FUNGSI KARTOGRAM

Terlihat gambar disamping, dimana


perbedaan Kartogram sebagai salah satu jenis peta
tematik. Kartogram dapat merepresentasikan data
dengan baik, ketika kita melihat bentuk kartogram,
kita langsung dapat menyimpulkan daerah mana
yang nilai datanya besar sesuai dengan tema.
Kartogram memiliki kelebihan pada daerah-
daerah yang kecil namun memiliki nilai data yang
besar, sehingga daerah kecil tersebut dapat dengan
mudah terlihat. Peta statistic ataupun diagram
tidak menunjukkan perhatian ketika kita melihat
peta tersebut, namun pada kartogram kita
mendapat kesan menarik sehingga cenderung lebih
tertarik jika melihat data yang ditampilkan pada
peta kartogram.

Dinegara maju kartogram dianggap lebih efektif dalam mempresentasikan data,


sehingga banyak data-data dipetakan dengan bentuk kartogram. Sedangan di Indonesia,
kartogram jarang sekali dipakai dan cenderung menggunakan peta tematik dengan symbol titik
atau garis. Alasan terkuat mengapa di Indonesia jarang sekali memakai kartogram dalam
merepresentasikan data adalah karena proses pembuatannya yang sulit.

BEBERAPA CONTOH KARTOGRAM

Gambar 1: Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2008


Gambar 2: Kartogram Pemeluk Agama Islam dan Non-Islam
Gambar 3: Kartogram Tingkat Pendidikan di Indonesia

TIPE KARTOGRAM

Secara umum terdapat dua tipe kartogram, yaitu kartogram linier dan kartogram area.

A. Kartogram linier, yang sering disebut juga distance transformation maps atau distance
cartogram, di desain untuk menampilkan suatu bentuk hubungan jarak antara lokasi,
akan tetapi tidak pada jarak yang sebenarnya. Melainkan pada segi jarak relatif yang
didasarkan atas suatu ukuran, seperti contohnya adalah biaya perjalanan dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, ataupun bisa juga dari segi ukuran waktu tempuh yang
diperlukan untuk perjalanan dari kedua wilayah tersebut.
B. Kartogram area, sering juga disebut juga dengan value-by-area cartogram, merupakan
kartogram yang di desain untuk menampilkan ukuran nilai data dengan representasi
ukuran besaran unit area secara proporsional. Sehingga ukuran besaran area suatu unit
wilayah pada kartogram area ini tidaklah sama dengan besaran ukuran pada
kenyataannya. Perbedaan skala 19 ukuran bentuk tersebutlah yang membuat sulitnya di
dalam pembuatan area kartogram terkait pada segi penyesuaian antara nilai data dengan
bentuk aktual batas area sebenarnya. Artinya disaat kondisi ukuran proporsional dari
suatu wilayah yang saling berbatasan itu berbeda, maka sulit di dalam mempertahankan
bentuk dan lokasi, karena variasi proporsi data yang berbeda.

Terdapat bentuk utama berdasarkan penampilan nilai, yaitu :


NON-CONTIGUOUS CARTOGRAMS

Tipe ini adalah yang paling sederhana dan paling mudah untuk dibuat. Pada tipe ini,
objek-objek geografis tidak perlu mempunyai hubungan dengan benda-benda yang berdekatan.
Hubungan ini disebut topologi. Dengan memisahkan objek dari benda yang berdekatan, ukuran
dapat dibperbesar dan diperkecil namun masih tetap dapat mempertahankan bentuknya.
Dibawah ini adalah contoh dua non-contiguous kartogram penduduk di negara bagian
California.

Perbedaan antara kedua jenis kartogram non-contiguous diatas adalah signifikan. Kartogram
di sebelah kiri tetap mempertahankan pusat massa obyek (pusat massa adalah titik pusat dari
obyek daerah). Karena pusat obyek tetap di tempat yang sama, beberapa objek lainnya akan
mulai tumpang tindih saat obyek diperbesar atau dikecilkan tergantung pada atributnya (dalam
hal ini populasi kasus).

Kartogram di sebelah kanan, jika obyek diperkecil atau diperbesar mereka akan
berpindah dengan satu atau cara lain untuk menghindari tumpang tindih dengan obyek lainnya.
Meskipun selanjutnya hal ini menyebabkan beberapa distorsi, kebanyakan orang lebih memilih
jenis kartogram non-contiguous yang ini. Karena dengan tidak memungkinkan objek tumpang
tindih, ukuran obyek yang digambarkan lebih baik untuk dilihat dan dapat lebih mudah
diartikan.

CONTIGUOUS CARTOGRAMS

Pada bagian sebelumnya kita mengacu pada konektivitas antara obyek atau topologi.
Dalam kartogram non-contiguous topologi dihilangkan untuk mempertahankan bentuk, namun
pada kartogram tipe contiguous adalah sebaliknya. Topologi dipertahankan (benda tetap
terhubung satu sama lain) tetapi hal ini menyebabkan distorsi besar dalam bentuk.

Hal ini menyebabkan hal yang paling sulit, masalah tunggal dalam membuat kartogram.
Kartografer harus membuat objek dengan ukuran yang sesuai untuk mewakili nilai atribut,
tetapi juga harus mempertahankan bentuk benda sebaik mungkin sehingga kartogram dapat
dengan mudah ditafsirkan. Berikut ini adalah contoh dari tipe kartogram contiguous penduduk
di negara bagian California. Bandingkan dengan kartogram non-contiguous sebelumnya.
DORLING CARTOGRAMS

Kartogram ini dinamai dengan nama penemunya yaitu Danny Dorling dari University
of Leeds. Kartogram Dorling tidak mempertahankan bentuk, topologi atau pusat massa objek.
Namun telah terbukti menjadi metode kartogram yang sangat efektif. Untuk membuat
kartogram Dorling dibandingkan memperbesar atau memperkecil obyek itu sendiri, kartografer
akan menggantikan obyek dengan bentuk yang seragam (biasanya bentuk lingkaran) dengan
ukuran yang sesuai. Profesor Dorling menunjukkan bahwa bentuk tidak dibuat tumpang tindih
melainkan dipindahkan sehingga keseluruhan daerah dari setiap bentuk dapat dilihat. Gambar
dibawah adalah contoh dari Dorling cartograms dan tetap menggunakan populasi yang sama
dari contoh negara bagian California.

Kartogram lain yang berbentuk seperti kartogram Dorling adalah Demers Cartogram
yang berbeda dalam dua hal. Kartogram ini menggunakan bentuk persegi bukan lingkaran (hal
ini untuk mengurangi jarak antar bentuk). Kedua, Dorling Cartogram mencoba untuk
memindahkan jarak sekecil mungkin dari lokasi sebenarnya sementara kartogram Demers
berlaku sebaliknya. Kartogram Demers akan mengindahkan jarak untuk mempertahankan
isyarat visual tertentu (jarak antara angka yang digunakan untuk mewakili San Francisco Bay
di Demers Cartogram bawah ini adalah contoh yang baik dari isyarat visual).

25 daerah yang paling banyak dihuni di negara bagian California diberi label di masing-
masing kartogram untuk membedakannya.
PSEUDO-CARTOGRAMS

Pseudo-cartograms (atau kartogram palsu) adalah representasi yang mungkin terlihat


seperti kartogram tetapi tidak mengikuti aturan kartogram tertentu. Jenis pseudo-cartograms
yang paling terkenal dikembangkan oleh Dr. Waldo Tobler. Dalam hal ini dibandingkan
memperbesar atau memperkecil obyek itu sendiri, Tobler memindahkan koneksi obyek ke grid
referensi seperti lintang atau bujur untuk memberikan efek yang sama. Ini bertujuan untuk
menjaga akurasi arah yang baik di kartogram (jika negara A terletak tepat di sebelah utara
negara B masih akan tetap terletak di utara pada kartogram tersebut. Catatan dalam contoh
sebelumnya seperti Dorling Cartogram, hal ini tidak selalu benar). Namun tipe ini adalah
kartogram yang palsu karena ia menciptakan kesalahan dalam ukuran sebenarnya dari obyek.

Dalam kasus penduduk California, kota Mono memiliki jumlah penduduk yang sangat
rendah (13.000 orang) tetapi secara kebetulan terletak pada garis lintang yang sama dengan
kota San Francisco (777.000 orang) dan terletak pada bujur yang sama dengan kota Los
Angeles (9.519.000 orang). Mustahil untuk memperluas garis lintang dan bujur untuk membuat
Los Angeles dan San Francisco dengan ukuran yang sesuai tanpa memberikan pengaruh yang
sama pada kota Mono. Dr. Tobler menggunakan perhitungan root mean square untuk
menemukan yang "paling tepat" atau kartogram yang "cukup tepat". Teknik ini terkadang
digunakan pada pra-proses contiguous cartogram, lalu komputer yang membuat pseudo-
cartogram sehingga kartografer dapat membuat contiguous cartogram secara manual. Hal ini
terbukti efektif.
Daftar Pustaka:

Anonim. Pengertian Kartogram dalam KBBI. http://kbbi.web.id/kartogram diakses


pada 25 April 2014 20.30 WIB.
Anonim. Cartogram. http://www.csiss.org/classics/archive/cartogram.html diakses
pada 26 April 2014 20.45 WIB
Anonim. http://atlas.caladan.com/?page_id=32 diakses pada 27 April 2014 20.17 WIB
Anonim. Cartogram Types.
http://www.ncgia.ucsb.edu/projects/Cartogram_Central/types.html diakses pada 27
April 2014 21.35 WIB
Savitri Shigia.KARTOGRAM.https://www.academia.edu/6889600/KARTOGRAM
diakses pada 27 November 2017 17:48 WIB
Hidayat Wahyu. VISUALISASI DATA JUMLAH PENDUDUK DALAM BENTUK
KARTOGRAM (Studi Kasus Di Daerah Istimewa Yogyakarta).
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDeta
il&act=view&typ=html&buku_id=69353 diakses pada 27 November 2017 17:50 WIB

Anda mungkin juga menyukai