Anda di halaman 1dari 3

1

Nurita Emma R.A, Cyber Notary (Pemahaman Awal dalam Konsep Pemikiran),

Rafika Aditama, Bandung, 2012, h 19


2
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek Pertanggung Jawaban Notaris Dalam

Pembuatan Akta, Mandar Maju, Bandung, 2011, h 7


3
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,

1999, h 121-122
4
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1980, h 29
5
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Op. Cit. h 162
6
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta, 2004, h 475


7
Subekti, Op. Cit. h 34
8
Sudikno Mertokusumo, Op. Cit. h 141-142
9
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Di Indonesia, Arkola,

Surabaya, 2003, h 148


10
Tan Thong Kie, Tan Thong Kie, Studi Notariat: Serba-Serbi Praktek Notaris, Ichtiar

Baru Van Hoeve, Jakarta, 2000, h 159


11
Habib Adjie, Hukum Notaris di Indonesia Tafsir Tematik terhadap Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, 2009, h 77‐78

10

11
12
Habib Adjie, Ibid

Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung,
13

2013, h 10-17
14
Paulus Effendi Lotulung, Perlindungan Hukum bagi Notaris Selaku Pejabat Umum

dalam Menjalankan Tugasnya, Pidato Upgrading dalam Refreshing Course pada Ikatan

Notaris Indonesia, h 2
15
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, Citra Aditya,

Surabaya, 2009, h 45
16
Indrajaya, et al., Notaris dan PPAT Suatu Pengantar, Refika Aditama, Bandung,

2020, h 56
17
Indrajaya, et al., Ibid
18
Pasal 54 Undang-Undang nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris
19
Hal ini merupakan salah satu kewajiban Notaris (Pasal 16 ayat (1) huruf b Undang-

Undang nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris)


20
Ghansham Anand, Karakteristik Jabatan Notaris di Indonesia, Zifatama Publisher,

Surabaya, 2014, h 73
21
Habib Adji, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris, Rafika Aditama,

Bandung, h 49
22
Hal ini merupakan salah satu kewajiban Notaris (Pasal 16 ayat (1) huruf b Undang-

Undang nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris)


12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22
23
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris, 2009, Hal. 46.


24
B. Arief Sidharta, Pengantar Logika, Sebuah Langkah Pertama Pengenalan Medan

Telaah, Cet. Ke-4, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2012), Hal. 21.
25
Renvooi berarti penunjukan kepada catatan di sisi akta tentang tambahan, coretan

dan penggantian yang disahkan, R. Soegondo Notodisoerojo, Op. Cit. Hal. 175.
26
Pasal 16 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris.
27
G.H.S. Lumban Tobing, 1996, Op. Cit, Hal. 54.
28
G.H.S. Lumban Tobing, 1996, Op. Cit, Hal. 54.
29
Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris.
30
Ratih Kusuma Wardani, 2009, Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis

(Informend Consent), di RSUP. Dr. Kariadi Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro,

Semarang., Hal. 43.


31
Arthur S. Hartkamp, Ibid., Hal. 34.
32
Pasal 16 ayat (1) huruf k Undang-Undang Jabatan Notaris.
33
Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris.

34
Pieter E. Latumeten, Op.Cit. 6

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Anda mungkin juga menyukai