Bab 02
Bab 02
KEABSAHAN KONTRAK
A. ISTILAH KONTRAK DAN PERJANJIAN
Dalam keseharian (sehari-hari) ada kata atau istilah Perjanjian dan juga
Kontrak (Perjanjian atau Kontrak). Sehingga timbul pertanyaan apakah pengertian
Perjanjian sama dengan Kontrak atau sebaliknya ? Moch. Isnaeni berpendapat bahwa
istilah Kontrak dan Perjanjian adalah identik, tanpa perlu dibedakan, dan dapat
dipergunakan secara bersamaan37 dengan alasan bahwa Bab Kedua, Buku III BW yang
secara harfiah berjudul Tentang Perikatan yang Dilahirkan dari Kontrak atau
Perjanjian. Jelas-jelas BW tidak pernah memperbedakan kedua istilah tersebut,
tambahan lagi sudah sangat umum orang menyebut azas yang sangat terkenal dalam
Hukum Perjanjian sebagaimana termaktub dalam Pasal 1338 BW dengan istilah
kebebasan berkontrak38. Pada sisi yang lain, Budiono Kusumohamidjojo berpendapat
istilah Perjanjian (dalam Bahasa Indonesia) tidak selalu sepadan dengan Kontrak
(dalam Bahasa Inggris)39. Dalam kepustakaan hukum bahasa Inggris menunjukkan
istilah Contract dipergunakan dalam kerangka hukum nasional atau internasional yang
bersifat perdata. Dalam kerangka Hukum Internasional Publik40., yang disebut
Perjanjian dalam Bahasa Inggris disebut Treaty atau Covenant. Sejauh yang dapat
diketahui, tidak pernah dua pihak swasta atau lebih membuat treaty atau covenant,
Sebaliknya41., tidak pernah terekam dua negara yang diwakili oleh pemerintah
masing-masing membuat suatu kontrak.
Mempertemukan 2 (dua) istilah yang berasal dari 2 (dua) bahasa yang
berbeda dan kemudian dirangkum menjadi satu istilah hukum dalam bahasa
Indonesia merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan ataupun untuk
mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Kata Perjanjian dalam Bahasa Indonesia merupakan kata yang mempunyai
(salah satu) arti sebagai persetujuan (lisan atau tertulis) yang dibuat oleh dua pihak
37
Page - 17 -
atau
lebih,
masing-masing
berjanji
42
Page - 18 -
Secara komutatif familiar Perjanjian adalah Kontrak, dan Kontrak adalah Perjanjian.
2.
Kontrak adalah Perjanjian Bisnis, yang bukan Perjanjian Bisnis bukan Kontrak.
3.
4.
Pada saat ini Hukum Kontrak tertuang dalam Buku III Burgerlijk
Wetboek (BW) Indonesia tentang Perikatan. Di dalam kodifikasi itu tidak
disebutkan adanya kata Kontrak. Yang ada kata overeenkomst yang
apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Perjanjian. Akan
tetapi kontrak memang merupakan perjanjian yang dalam hal ini perjanjian
bisnis. Sedangkan perjanjian yang bukan merupakan perjanjian bisnis tidak
dapat disebut kontrak. Kontrak merupakan awal terjadinya transaksi bisnis.
Peter Mahmud Marzuki, Filosofi Pembaharuan Hukum Indonesia, Jurnal
Yustika, Volume 5, Nomor 1 Juli 2002, 28 29.
50
Dalam kamus bahasa Indonesia Istilah Kontrak sudah merupakan
Kosakata dalam bahasa Indonesia, dan istilah Perjanjian sama dengan Kontrak
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op cit., hal. 523.Badudu-Zain, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 1994, hal. 715.
51
Perbedaan antara Perjanjian dan Kontrak dilihat dari ada atau tidak
adanya akibat hukum, misalnya : perjanjian yang mempunyai konsekuensi
hukum yang mengikat sama artinya dengan kontrak, yang intinya, yaitu
masing-masing pihak terikat untuk memenuhi prestasi (memberikan prestasi)
atas hal-hal yang telah dijanjikan (disepakati) tersebut. Dan bila terjadi
pengingkaran dari janji (wanprestasi) akan memberikan hukuman padanya
untuk mengganti rugi mitra berjanjinya yang dirugikan (hukum perikatan atau
law obligation), tidak peduli kesepakatan tersebut tertulis atau lisan.
Sedangkan perjanjian yang tidak mempunyai konsekuensi hukum, tidak sama
artinya dengan kontrak. Hal ini dalam prakteknya dicirikan oleh pelakupelaku bisnis secara sengaja telah menciptakan bentuk-bentuk perjanjian yang
dari penjudulannya saja sudah dimaksudkan sebagai suatu kesepakatan yang
tidak mempunyai akibat hukum, antara lain, seperti memorandum of
understanding, letter of intent, letter of comfort.Istilah-istilah tersebut pada
dasarnya dimaksudkan untuk kesekapatan-kesepakatan yang tidak mempunyai
kekuatan hukum walaupun tidak secara tegas disebutkan oleh para pihak di
dalamnya. Ricardo Simanjuntak, Teknik Perancangan Kontrak Bisnis,
Mingguan Ekonomi dan Bisnis KONTAN, Jakarta, 2006,, hal. 27 35.
Page - 19 -
dengan kontrak.
5.
tercantum dalam Buku III KUHPerdata yang terdiri dari 18 bab dan 631
pasal, yang dimulai dari Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1854, yaitu :
a.
sumber perikatan,
prestasi,
b.
Jenis-jenis perikatan.
Perikatan yang dilahirkan dari Perjanjian (Pasal 1313 sampai dengan Pasal
1351 KUHPerdata), diatur mengenai :
c.
ketentuan umum,
akibat perjanjian,
penafsiran perjanjian.
Page - 20 -
(diatur
dengan
Pasal 1540
KUHPerdata).
b.
c.
Page - 21 -
e.
Jual-beli benda milik orang lain batal, dan pembeli yang tidak mengetahui
bahwa barang itu milik orang lain berhak untuk menuntut penjual yang
bersangkutan, ganti biaya, rugi dan bunga.
Penjual berkewajiban untuk menyatakan dengan tegas untuk apa ia
mengikatkan dirinya, oleh karena segala janji yang tidak terang (duister)
dan dapat diberikan berbagai pengertian (dubbelzinnig), harus ditafsirkan
atas kerugian penjual itu.
Tentang kewajiban (utama) dari penjual terhadap pembeli, yaitu :
a.
b.
c.
penguasaan benda yang dijual itu secara aman dan tenteram (rustig en
vreedzaam),
d.
Page - 22 -
Hal-hal penting lain yang perlu difahami yaitu mengenai jual-beli dengan
hak membeli kembali (het recht van wederinkoop) tercantum dalam Pasal
1519 sampai dengan Pasal 1532 KUHPerdata, antara lain dan terutama
tentang hal-hal sebagai berikut :
a. Para pihak (penjual dan pembeli) dapat mengadakan perjanjian, bahwa
penjual berhak untuk membeli kembali benda yang telah dijualnya
kepada pembeli, dengan mengembalikan atau membayar kembali
harga pembelian asal (oorspronkelijke koopprijs) dengan / disertai
penggantian biaya-biaya pembelian, penyerahan, pembetulan /
perbaikan dan tambah harga (waardemeerdering) sebagai akibat dari
biaya-biaya yang dikeluarkan. Sebelum pembayaran-pembayaran
tersebut terjadi penjual yang demikian tidak dapat memperoleh
penguasaan (bezit) atas benda yang dibelinya kembali itu.
b. Barang siapa membeli dengan janji untuk membeli kembali, maka ia
menggantikan segala hak dari penjual yang bersangkutan.
c. Dalam pada itu penjual suatu benda tak gerak dengan janji hak beli
kembali, dapat / boleh juga menggunakan haknya terhadap pembeli
kedua, walaupun seandainya dalam perjanjian / persetujuan kedua itu
tidak disebutkan tentang janji (beding) itu.
d. Hak membeli kembali itu tidak boleh diperjanjikan untuk waktu yang
lebih lama dari lima tahun, dengan sanksi jika diperjanjikan lebih lama
dari waktu tersebut, maka waktu itu diperpendek sampai 5 tahun saja.
Tentang jual-beli piutang (inschulden) dan benda-benda lain (hak) yang
tak bertubuh (onlichamelijke zaken) yang diatur dalam Pasal 1533 sampai
dengan 1540 KUHPerdata, yang perlu diperhatikan antara lain sebagai
berikut :
a. Dalam jual-beli suatu piutang (inschuld) meliputi segala sesuatu yang
melekat pada piutang itu, seperti : penanggungan (borgtocht), hak
istimewa (voorrechten) dan hipotik.
b. Penjual dari kedua hal tersebut di atas harus menanggung bahwa hakhak itu benar-benar ada sewaktu hak-hak itu diserahkan, walaupun
tidak terdapat klausule demikian dalam perjanjian yang bersangkutan.
Page - 23 -
yang syaratnya
merupakan suatu syarat penghapusan (ontbindende voorwaarden). (M.A. tanggal 14-5-1973 No. 1103 K/Sip/1972).
2.
3.
MA No. 319 K/Sip/1974.- Objek jual beli dalam hal ini kendaraan
bermotor yang ternyata berasal dari kejahatan dikategorikan barang
yang
mengandung
cacad
yang
tersembunyi
yang
5.
6.
7.
8.
Page - 24 -
10. M.A. 882 K/Sip/1973. - Jual beli rumah yang diatasnya telah
dilakukan penyitaan adalah tidak sah.
11. MA No. 521 K/Sip/1975.- Jual beli rumah dianggap meliputi juga
pemindahan hak sewa/hak pemakaian tanah di atas mana rumah itu
berdiri.
12. MA No. 3176 K /Pdt/1988.- Sebidang tanah yang sudah jelas ada
sertifikatnya tidak dapat diperjual belikan begitu saja berdasarkan
surat girik, melainkan harus didasarkan atas sertifikat tanah yang
bersangkutan, yang merupakan bukti otentik dan mutlak tentang
pemilikannya, sedang surat girik hanya sebagai tanda untuk
membayar pajak.
13. MA No. 2691 K/Pdt/1996.- Perjanjian lisan menjual tanah harta
bersama yang dilakukan suami dan belum disetujui isteri maka
perjanjian tersebut tidak sah menurut hukum. Tindakan terhadap
harta bersama oleh suami isteri harus mendapat persetujuan suami
isteri (Pasal 36 ayat 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan).
14. MA No. 701K/Pdt/1997.- Jual beli tanah yang merupakan harta
bersama harus disetujui pihak isteri atau suami. Harta bersama berupa
tanah yang dijual suami tanpa persetujuan isteri adalah tidak sah
dan batal demi hukum.
15. MA No. 522 K /Pdt/1990.- Sebelum berlaku UUPA tahun 1960,
berdasarkan Vervreemdingsverbod, S. 1875 No. 179, tanah milik
pribumi tidak dapat dialihkankepada golongan asing, jual beli yang
Page - 25 -
PPAT
dan
sertifikat
tanah
merupakan
bukti
Page - 26 -
Page - 27 -
30. MA No. 14 K/Sip/1953. - Perjanjian jual beli i.c jual beli toko
yang dalam perjanjiannya ditentukan bahwa jual beli itu akan
pecah dengan sendirinya bila pembeli setelah waktu yang ditentukan
tidak melunasi sisa uang pembeliannya, pemecahannya berdasarkan
Pasal 1266 BW tetap harus dimintakan kepada Hakim. Karena
setelah pada waktu yang ditentukan itu pembeli tidak melunasi
sisa uang pembeliannya, penjual diam saja dan kemudian selama 8
tahun berturut-turut mem-biarkan pembeli memungut uang sewa
terhadap toko-toko itu, penjual harus dianggap telah melepaskan
haknya akan pemecahan jual beli dan pembeli dianggap tetap
sebagai pemilik dari toko-toko tersebut.
31. MA No. 62 K/Sip/1952.- Jual beli yang diadakan dengan
ketentuan bahwa pembeli harus menjual terus barang yang bersangkutan untuk kemudian diadakan pembagian keuntungan
adalah suatu persetujuan bersyarat termaksud dalam Pasal 1263
BW, yang menurut ayat 2 Pasal tersebut persetujuan ini baru dapat
dituntut pelaksanaannya setelah syarat itu dipenuhi
(i.c
Page - 28 -
Tukar menukar
(diatur Pasal
1541
1546
KUHPerdata) 53..
Tukar-menukar (ruiling) ialah suatu persetujuan / perjanjian, dengan mana
para pihak mengikatkan diri untuk saling memberikan suatu barang secara
timbal-balik (elkander wederkerig), sebagai pengganti suatu barang lain.
Segala apa yang dapat dijual, dapat pula menjadi bahan (onderwerp) tukarmenukar. Perbedaannya yaitu, jika dalam jual-beli objeknya adalah uang
dan barang lain (bukan uang), dalam tukar-menukar yang merupakan
objeknya sama yaitu berupa barang (bukan uang).
Mutatis mutandis apa yang berlaku bagi jual-beli banyak yang berlaku
pula untuk tukar-menukar. Pasal 1543, 1544 dan 1545 KUHPerdata namun
merupakan peraturan khusus untuk perjanjian tukar-menukar.
f.
Pasal
1548
sampai
dengan Pasal
1600 KUHPerdata).
Sewa-menyewa (huur en verhuur) adalah suatu perjanjian / persetujuan
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama sesuatu
waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak
tersebut terakhir disanggupi pembayarannya.
Kewajiban yang menyewakan :
Kewajiban utama / pokok (penting) dari pihak yang menyewakan,
yaitu :
Menyerahkan barang yang disewakannya itu kepada pihak penyewa,
dalam keadaan terpelihara baik segala-galanya (in alle opzichten);
Memelihara barang yang disewakannya itu sedemikian rupa, hingga
53
Page - 29 -
melakukan
pembetulan-pembetulan
(reparatien)
yang
pihak
yang
menyewakan
tidak
diwajibkan
untuk
menaati
Page - 30 -
telah dijanjikan
menyewa :
1.
2.
Segala
sesuatu
pengosongan
mengenai
rumah
penghentian
merupakan
sewa-menyewa
wewenang
Kantor
dan
Urusan
Page - 31 -
-Bila sebidang tanah yang disewa oleh orang lain dijual, maka
hubungan sewa-menyewa dengan pemilik lama harus dihormati oleh
pemilik baru, dengan pengertian bahwa apabila pemilik baru hendak
menghentikan hubungan sewa-menyewa itu, ia harus memberi waktu
yang layak kepada penyewanya untuk mengosongkan tanah tersebut
dan menyerahkannya kepadanya. (M.A. tanggal 12-9-1970 No. 130
K/Sip/1970).
4.
5.
6.
kedudukan
untuk
menggugat
tentang
beralihnya
kepemilikan.
7.
8.
9.
harus
ditafsirkan sedemikian rupa, bahwa barang itu tidak usah sama sekali
musnah melainkan sudah cukup, apabila barang itu rusak sedemikian
Page - 32 -
Page - 33 -
dalam
keadaan
terisi
oleh
Tergugat
dengan
hak
Page - 34 -
h.
Page - 35 -
kerja / perburuhan54.
i.
Pemborongan kerja / pekerjaan (diatur dalam Pasal 1601 b dan Pasal 1604
sampai dengan Pasal 1617 KUHPerdata)
Pemborongan kerja (aanneming van werk) ialah persetujuan / perjanjian
dengan mana pihak yang satu pemborong (aannemer) - mengikatkan diri
untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain yang
memborongkan (aanbesteder) dengan menerima suatu harga (prijs) yang
ditentukan.
Dalam kontrak pemborongan itu para pihak (yang memborongkan dan
pemborong) dapat menjanjikan :
Bahwa pemborong hanya akan melakukan pekerjaan (arbeid) saja, atau
Bahwa pemborong selain dari melakukan pekerjaan akan menyediakan
bahannya (stof) juga.
Hal tersebut membawa akibat dalam pertanggung jawaban, yaitu mengenai
hal yang pertama, jika hasil pekerjaan yang bersangkutan musnah
(vergaat), maka pemborong hanya bertanggung jawab untuk / karena
kesalahannya saja, sedangkan mengenai hal yang kedua, jika hasil
pekerjaan yang bersangkutan dengan cara bagaimanapun juga musnah
sebelum pekerjaan itu diserahkan kepada yang memborongkan, maka
pemborong bertanggung-jawab atas segala kerugian, kecuali bila pihak
yang memborongkan telah lalai untuk menerima pekerjaan itu.
Para ahli bangunan (bouwmeesters) dan para pemborong
yang
konstruksinya
atau
karena
tak
patut/tak
baiknya
Page - 36 -
k.
Hibah (diatur dalam Pasal 1666 sampai dengan Pasal 1693 KUHPerdata).
Hibah / penghibahan (schenking) adalah suatu persetujuan / perjanjian,
dengan / dalam mana pihak yang menghibahkan (schenker), pada waktu ia
masih hidup, secara cuma-cuma (om niet) dan tak dapat ditarik kembali,
menyerahkan/ melepaskan sesuatu benda kepada / demi keperluan
penerima hibah (begiftidge) yang menerima penyerahan / penghibahan itu.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan tentang hibah ini antara lain :
Yang dapat dihibahkan hanya benda yang sudah ada pada saat
penghibahan itu terjadi. Jika hibah itu mencakup barang-barang yang
belum ada, maka penghibahan batal sekedar mengenai barang-barang
yang belum ada itu.
Antara suami-isteri penghibahan dilarang, kecuali mengenai hadiah atau
Page - 37 -
mengenai
kertas-kertas
berharga
(geldswaardige
papieren)
Penghibahan
kepada
lembaga-lembaga
umum
atau
keagamaan
(te niet
gedaan) :
a. Jika syarat-syarat yang tercantum dalam akta yang bersangkutan
tidak dipenuhi ;
b. Jika penerima hibah bersalah melakukan atau turut melakukan
kejahatan yang bertujuan untuk membunuh penghibah atau kejahatan
lain terhadap penghibah ;
Page - 38 -
-Apabila
sekalipun hibah itu tidak dilakukan di muka kepala desa, maka hibah
itu adalah sah.
-Dalam Hukum Adat Jawa-Barat tidak ada suatu ketentuan bahwa
suatu hibah atau wasiat harus dilakukan dalam suatu bentuk yang
tertentu, misalnya dengan membuat suatu akta di hadapan pemerintah
desa. (M.A. tanggal 31-5-1972 No. 249 K/Sip/1972).
2.
3.
4.
5.
Page - 39 -
penghibahan.
-Meskipun suatu penghibahan merupakan hibah mutlak, namun
apabila kedua belah pihak sama-sama setuju, tiada halangan dalam
hukum apabila tanah dan sawah selama hidup pemberi hibah masih
dikuasai olehnya.(M.A. tanggal 5-2-1972 No. 855 K/Sip/1971).
6.
7.
8.
MA No. 556 K/Sip/1971. - Hibah yang sah mengenai barangbarang bergerak yang harganya tidak berkelebihan dan yang sesuai
dengan kemampuan pemberi hadiah (i.c pemberian kedai kopi yang
berharga Rp. 200.000,- dianggap tidak sesuai dengan kemampuan
pemberi hadiah).
9.
Page - 40 -
Penitipan
KUHPerdata) 55.
Penitipan barang (bewaargeving) terjadi, apabila seseorang menerima
sesuatu barang dari seseorang lain dengan syarat bahwa ia menyimpannya
dan mengembalikannya dalam ujud asalnya (in natura).
KUHPerdata mengenal dua macam penitipan barang, yaitu :
Penitipan yang sejati (de eigenlijk gezegde bewaargeving) dan
Sekestrasi (sequestratie).
Penitipan sejati :
Penitipan barang yang sejati hanya dapat terjadi mengenai barang gerak
(roerende goederen) dan jika tidak dijanjikan sebaiknya dianggap
dibuat tanpa pembayaran (cuma-cuma), dengan ketentuan bahwa
barang yang bersangkutan. Harus sungguh-sungguh diserahkan atau
secara dugaan / disangkakan (voorondersteld).
Penitipan barang itu terjadi :
Dengan sukarela, yaitu bila terdapat kata sepakat (wederkerige
toestemming) antara yang menitipkan dan yang dititipi, atau
Karena terpaksa, yaitu bila/dalam hal terjadinya sesuatu malapetaka,
seperti kebakaran, runtuhnya gedung, perampokan, karamnya kapal,
banjir dan peristiwa lain yang tak disangka-sangka.
Yang menerima titipan barang berkewajiban untuk merawat barang
yang bersangkutan, dan memeliharanya itu harus seperti ia
memelihara barang milik pribadinya sendiri serta mengembalikan
barang itu dalam ujudnya tatkala ia menerima barang itu. Oleh
55
Page - 41 -
karena itu apabila yang dititipkan itu berupa uang (geldsom), maka
yang harus dikembalikan itu mata uang yang sama seperti yang
dititipkan. Naik atau turunnya nilai uang itu atau kemunduran harga
dari sesuatu barang yang dititipkan merupakan tanggungan pihak
yang menitipkan (logis).
Penerima barang titipan berhak bila beralasan yang sah untuk
mengembalikan kepada pihak yang menitipkan barang yang
bersangkutan sebelum habisnya waktu penitipan menurut perjanjian,
atau jika pihak yang menitipkan menolaknya dapat diminta izin
hakim untuk menitipkan barang itu di suatu tempat lain.
Sekestrasi :
Pengertian tentang sekestrasi (sequestratie) dapat kita baca dalam Pasal
1730 KUHPerdata, hal mana terjadi atas barang sengketa / perselisihan
(geschil). Barang yang bersangkutan berada di tangan seorang ketiga
(een derde), yang mengikatkan diri untuk mengembalikan barang itu
serta hasilnya (vruchten) kepada pihak yang dinyatakan berhak, hal
mana dapat terjadi karena perjanjian atau atas perintah hakim.
Sekestrasi tunduk pada aturan yang berlaku untuk penitipan sejati, akan
tetapi dengan perbedaan / pengecualian sebagaimana tercantum dalam
Pasal 1734 dan seterusnya KUHPerdata, antara lain :
Bahwa sekestrasi dapat mengenai baik benda (ber) gerak maupun benda
tak gerak, dan
Bahwa orang yang dititipi barang secara sekestrasi tidak dapat
dibebaskan dari tugasnya sebelum selesai / berakhirnya sengketa yang
bersangkutan,
kecuali
jika
semua
pihak
yang
berkepentingan
1753
KUHPerdata) 56.
Page - 42 -
pihak yang lainnya untuk dipakai secara cuma-cuma (om niet), dengan
syarat bahwa yang menerima barang itu setelah memakainya atau setelah
lewatnya suatu waktu tertentu, akan mengembalikannya.
Kewajiban-kewajiban peminjam barang antara lain, bahwa ia peminjamberkewajiban untuk menyimpan dan memelihara barang pinjaman yang
bersangkutan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya, yaitu sebagai seorang
bapak rumah tangga yang baik (als een goed huisvader). Ia hanya boleh
memakai barang pinjaman itu sesuai dengan sifat dari barang yang
bersangkutan.
n.
Pinjam-mengganti
atau
pinjam-ganti
atau
pinjam-meminjam
Page - 43 -
(verbruik-lening)
Putusan
mengganti / meminjam :
1.
Apabila
bunga
tidak
diperjanjikan,
Page - 44 -
maka
Pengadilan
dapat
3.
4.
5.
Untuk uang titipan tidak dapat dikenakan bunga. (M.A. tanggal 13-81973 No. 382 K/Sip/1973).
6.
Apabila
bunga
tidak
diperjanjikan,
maka
Pengadilan
dapat
Page - 45 -
9.
Suku bunga yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak dalam surat
perjanjian resmi (akta Notaris) tetap berlaku, sekalipun menurut
ketentuan Bank-bank Negara dan Hukum yang berlaku suku bunga
terhadap uang yang didepositokan jauh lebih rendah (Pasal 1767 BW).
(M.A. tanggal 19-12-1970 No. 728 K/Sip/1970).
undang-undang.
(M.A.
tanggal
5-2-1972
No.
779
K/Sip/1971).
11. Bunga di dalam perjanjian hutang piutang utang antara 2 orang
Indonesia (asli) berdasarkan Yurisprudensi tetap, dihitung sebanyak 6
% setahun, walaupun antara kedua belah pihak diadakan perjanjian
lain (dalam hal ini sebanyak 10 % sebulan). (M.A. tanggal 5-2-1972
No. 779 K/Sip/1971).
12. Menurut
Page - 46 -
masalah
bunga kredit
bank (BPR) telah disepakati oleh kedua belah pihak, sebesar Rp.
5 % setiap bulan sesuai dengan Surat Perjanjian Kredit, namun
karena perjanjian kredit tersebut dinilai mengandung unsur-unsur
pemerasan dan riba, sesuai dengan ketentuan Riba Stb 1938/
No. 532, maka Hakim Mahkamah Agung karena jabatannya
ber-wenang merubah dan menentukan kembali (menurunkan)
besarnya bunga kredit yang mengandung riba tersebut ke tingkat
bunga kredit yang adil dan patut yaitu 2 % perbulan, sesuai
dengan tingkat bunga "kredit bank" yang umum berlaku
dalarn masyarakat perbankan saat perkara diperiksa dan diadili.
22. MA No. 419 K/Sip/1959.- Dalam
Page - 47 -
belah pihak dan dalarn hal yang meminjamkan uang sendiri lalai
untuk menagih, sehingga uang pinjaman sampai lama tidak
dikembalikan (i.c sampai 20 tahun) bunga yang
pantas
hal
Tergugat
mempunyai
besarnya
denda
No.
pinjam
meminjam
Page - 48 -
29. MA No. 340 K/Sip/1971. - Apabila dalam hal pinjam meminjam oleh
kedua belah pihak telah diperjanjikan mengenai upah penagihan, biaya
pengacara dapat dianggap sudah termasuk di dalamnya.
o. bunga tetap / abadi 57 (diatur dalam Pasal 1770 sampai dengan
Pasal 1773
KUHPerdata).
Bunga abadi (gevestigde / altijddurende renten) merupakan suatu
perjanjian
Page - 49 -
Perjanjian
untung-untungan
(kansovereenkomst)
merupakan
suatu
Contoh :
(1) Perjanjian pertanggungan (de overeenkomst van verzekering) - (Pasal
246 dan seterusnya KUHDagang);
(2) Bunga cagak hidup atau bunga untuk selama hidup seseorang
(lijfrente), dan
(3) Perjudian dan pertaruhan (spel en weddingschap).
Page - 50 -
Bunga cagak hidup tidak dapat diadakan atas diri seorang yang telah
meninggal pada hari dibuatnya perjanjian / persetujuan itu ; dengan sanksi
tak berdaya (krachteloos) / batal.
Pemungut bunga (renteheffer) hanya dapat menagih bunga dengan
mengatakan bahwa orang yang atas dirinya diadakan lijfrente itu masih
hidup.
Perjudian dan pertaruhan :
Mengenai hal ini undang-undang tidak memberikan suatu tuntutan
hukum (rechtsvordering) untuk utang yang terjadi karena itu, terkecuali
mengenai permainan yang berlaku (geschikt) untuk olahraga. Hal
tersebut tidak dapat dihindari dengan dalih pembaruan utang
(novatie/schuldvernieuwing).
Seseorang yang telah membayar secara sukarela suatu perjudian sama
sekali tidak berhak untuk menuntut kembali pembayaran itu terhadap /
dari pemenang yang bersangkutan., kecuali jika kemenangan itu terjadi
karena kecurangan atau penipuan dari pemenang tersebut.
q. Pemberian
kuasa
KUHPerdata).
Pemberian kuasa (lastgeving) merupakan suatu perjanjian / persetujuan
dengan mana seseorang memberi kuasa / kekuasaan (macht) kepada orang
lain (lasthebber), yang menerimanya untuk atas nama pemberi kuasa
(lastgever).
Kuasa itu dapat diberikan dan diterima dengan berbagai cara, yaitu :
Dengan akta umum / otentik (notarieel),
Dengan tulisan di bawah tangan (onderhands geschrift),
Dengan surat biasa dan/atau
Dengan lisan,
Sedangkan penerimaannya selain dari secara tegas sebagaimana
diterangkan di atas dapat pula secara diam-diam (stilzwijgend) dan dapat
disimpulkan dari pelaksanaannya.
Pemberian kuasa itu, bila tidak dijanjikan, terjadi secara cuma-cuma (om
niet). Jika upah bagi pemegang kuasa tidak ditentukan dengan tegas dalam
perjanjian yang bersangkutan maka berlakunya ketentuan Pasal 411
Page - 51 -
Page - 52 -
Page - 53 -
untuk
mengembalikan
kekuasaan
yang
bersangkutan.
Agar penarikan kembali kekuasaan itu mengikat pihak ketiga yang telah
mengadakan perikatan dengan pemegang kuasa, sebaiknya penarikan
kembali itu selain dari kepada pemegang kuasa diberitahukan pula
kepada pihak ketiga itu.
Jika pemberi kuasa mengangkat seorang kuasa baru untuk melakukan
suatu hal/ urusan yang sama (dezelfde zaak), maka terhitung mulai saat
diberitahukannya hal itu kepada pemegang kuasa yang pertama / terdahulu
itu, berarti / menyebabkan ditariknya kembali kekuasaan yang telah
diberikan oleh pemberi kuasa kepada pemegang kuasa yang pertama /
terdahulu tersebut.
Merupakan suatu keharusan bagi para ahli waris dari pemegang kuasa
yang meninggal untuk memberitahukan peristiwa meninggalnya pemegang
kuasa itu kepada pemberi kuasa dan mengambil langkah-langkah yang
perlu menurut keadaan demi kepentingan pemberi kuasa. Bila ahli waris
itu lalai dalam hal ini, ia / mereka dapat (bila beralasan) dituntut untuk
membayar/mengganti biaya, kerugian dan bunga.
Putusan
Kuasa.
1.
2.
-Suatu pemberian kuasa tanpa hak substitusi hanya berlaku bagi orang
yang diberi kuasa, sehingga kuasa ini tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain.
-Berdasarkan pasal 1470 BW, yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dan petunjuk, tidaklah patut seorang lasthebber membeli
sendiri barang kepunyaan lastgever.
-Apabila pemilik barang berkeberatan atas penjualan miliknya, maka
Page - 54 -
4.
Selama surat kuasa belum dicabut oleh pemberi kuasa, maka kedua
belah pihak terikat pada perjanjian pemberian kuasa tersebut.(MA.
tanggal 3-11-1971 No. 539 K/Sip/1971).
5.
6.
7.
- Suatu gugatan yang diajukan atas dasar suatu perjanjian kuasa yang
ternyata telah diputuskan (opgezegd), lagi pula belum pernah
dilaksanakan dengan secara itikad baik oleh penerima kuasa, harus
dinyatakan tidak diterima, karena tidak beralasan.
-Suatu surat kuasa khusus di mana penerima kuasa semula telah
memberi kuasa kepada pemberi kuasa semula guna menyelesaikan
sendiri masalah yang merupakan obyek pemberian kuasa semula,
merupakan pembebasan diri dari kewajiban (last) dari perjanjian
pemberian kuasa semula antara kedua belah pihak, karena perbuatan
tersebut telah memutuskan (opgezegd) perjanjian penguasaan itu
seperti tersimpul dalam maksud
Page - 55 -
sendirinya
mewakili
atau
bertindak
sebagai
kuasa
ahliwaris
r.
itu
merupakan
salah
satu
perjanjian
(exceptie),
seperti
masih
di
bawah
umurnya
Page - 56 -
ia
untuk menuntut supaya harta benda debitur disita dan dijual lebih
dahulu (voorrecht van eerdere uitwinning);
Jika ia telah mengikatkan dirinya untuk bertanggungjawab secara
renteng;
Jika debitur dapat mengajukan suatu tangkisan (exceptie), yang hanya
mengenai dirinya pribadi, misalnya karena ia masih di bawah umur;
Jika debitur berada dalam keadaan pailit atau jatuh miskin (kennelijk
onvermogen);
Jika penanggung itu karena perintah hakim (gerechtelijk borgtocht).
Dalam pada itu kreditur tidak diwajibkan untuk menyita dan menjual lebih
dahulu harta benda debitur (eerdere uitwinning), kecuali bila penanggung
memang telah memintanya demikian pada waktu dia (penanggung)
pertama kali dituntut di pengadilan.
Apabila beberapa orang telah mengikatkan diri sebagai penanggung untuk
seorang debitur dari/untuk utang yang sama, maka masing-masing terikat
untuk seluruh utang itu. Akan tetapi masing-masing terikat untuk seluruh
utang itu. Akan tetapi masing-masing dari mereka
Page - 57 -
menuntut
agar kreditur
lebih
dahulu
membayar piutang/
penagihannya.
Penanggung yang telah membayar berhak untuk menuntutnya kembali dari
debitur-utama
(hoofdschuldenaar),
tanpa
mengingat
apakah
penanggungan
hapus/berakhir
karena
hapus
berakhirnya
perjanjian/perikatan pokok (utama) ; jadi sama halnya seperti hipotik, gadai dan
perjanjian dampingan lainnya. Penundaan pembayaran yang diberikan oleh
kreditur kepada debitur yang bersangkutan tidak membebaskan penanggung,
walaupun ia (penanggung) dalam hal demikian/boleh memaksa/menuntut agar
debitur
membayar
utangnya
itu
atau
membebaskan
penanggung
dari
Perdamaian (diatur
dalam Pasal
1864
KUHPerdata) 59.
59
Page - 58 -
perdamaian
hanya
mengakhiri
perselisihan/sengketa
untuk
(bevoegdheid)
untuk
melepaskan
haknya
Page - 59 -
jenis
perjanjian
yang
disebutkan
dalam
Buku
III
pembiayaan meliputi :
a. Sewa Guna Usaha .
b. Modal Ventura.
c. Perdagangan Surat Berharga,
d. Anjang Piutang.
e. Usaha Kartu Kredit.
f. Pembiayaan Konsumen.
Secara pembidangan lebih banyak perjanjian-perjanjian yang disesuaikan
dengan isinya, antara lain60 :
60
Page - 60 -
a.
Keuangan.
- banking : kredit, cessie61, subrogasi62, novatie63, kompensasi64. dan
percampuran utang65.
- Asuransi,
- Pasar Modal.
b.
Industri.
c.
d.
e.
Kontruksi.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Kerjasama,
-
61
Page - 61 -
Page - 62 -
sebagai
pembeda antara kontrak-kontrak yang ada. Adanya pengertian dan ciri yang berbeda
tersebut merupakan suatu signifikasi batas tiap kontrak. Dalam praktek ditemukan
kontrak-kontrak tertentu tapi ketika terjadi sengketa, ternyata maksudnya menjadi
berbeda, misalnya dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 1074
K/Pdt/1995, bahwa perjanjian hutang-piutang dengan jaminan tanah tidak dapat
digantikan menjadi perjanjian jual-beli tanah jaminan bila tidak ada kesepakatan
mengenai harga tanah tersebut. Pada awalnya perjanjiannya adalah hutang-piutang
dengan jaminan tanah, tapi berhubung pihak yang berhutang tidak sanggup
membayarnya, maka ditindak lanjuti dengan menjadi jual-beli, artinya tanah jaminan
tersebut menjadi objek jual-beli sebagai bentuk pelunasan hutang, dan hal tersebut tidak
diperbolehkan jika tidak ada kesepakatan mengenai harga tanah tersebut. Untuk lebih
tegasnya, jika memang diperjanjikan pinjam-meminjam uang dengan jaminan, maka
harus ditegaskan pada awal kontrak seperti itu, yaitu pinjam-meminjam uang dengan
jaminan tanah, jangan ketika debitur wanprestasi, barang jaminan tersebut ditindak lanjuti
menjadi jual beli, artinya yang menjam/yang meminjamkan menjadi berkedudukan
sebagai pembeli dan yang meminjam menjadi berkedudukan sebagai penjual. Contoh
lainnya terdapat dalam putusan Mahkamah Agung nomor 1904 K/Sip/1982, bahwa
timbulnya surat kuasa untuk menjual rumah sengketa kepada pihak ketiga maupun
kepada dirinya, ternyata berawal dari surat pengakuan hutang dengan rumah sengketa
sebagai jaminan, maka perjanjian tersebut merupakan perjanjian semua untuk
menggantikan perjanjian asli yang merupakan hutang-piutang.
Siginifikasi pembeda kontrak ini sangat diperlukan untuk kontrak-kontrak yang
hampir mirip sama. Contohnya :.
Ciri
Pinjam meminjam
Pinjam pakai
-Perjanjian
/
persetujuan
dengan mana pihak yang satu
memberikan (geeft) suatu
barang kepada pihak yang
lainnya untuk dipakai secara
cuma-cuma (om niet),
-dengan syarat bahwa yang
menerima barang itu setelah
memakainya atau setelah
lewatnya
suatu
waktu
tertentu,
akan
Page - 63 -
Objek
mengembalikannya.
120 -123.
Page - 64 -
meskipun hak milik atas barabg belum beralih dari penjual kepada pembeli, tetapi
pemberli sudah menanggung resiko.
2. Teori Absorbsi.
Menurut teori ini untuk perjanjian campuran diterapkan unsur perjanjian
yang paling dominan. Kritik terhadap teori ini tidak mudah untuk menentukan unsur
perjanjian mana yang paling dominan, apakah perjanjian jual-beli atau perjanjian sewamenyewa.
3. Teori Sui Generis.
Menurut teori ini, perjanjian campuran adalah suatu perjanjian yang memiliki
ciri tersendiri. Karena itu ketentuan perjanjian khusus yang diatur dalam KUHPerdata
diberlakukan secara analogis bagi perjanjian campuran.
D. SISTEM PENGATURAN HUKUM KONTRAK.
Dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata ditegaskan bahwa semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya70. Hal ini menunjukkan
Indonesia menganut Sistem Terbuka, artinya setiap kata sepakat yang terjadi atau
dilakukan oleh para pihak menimbulkan daya ikat yang berlaku bagi para pihak.
Ketentuan
tersebut
membuat/mengadakan
mengandung
makna,
bahwa
orang
berhak
untuk
syarat dan ketentuan yang disepakti oleh para pihak, meskipun dalam hal ini tidak
berlaku mutlak, misalnya jika dikaitkan dengan ajaran melawan hukum,
tidak hanya
yang
70
Page - 65 -
Hukum
Perjanjian Indonesia yang diatur dalam Buku III
KUHPerdata mengandung ketentuan-ketentuan yang memaksa (dwingend,
mandatory) dan yang opsional (aanvullend., optional) sifatnya. Untuk
ketentuan yang memaksa para pihak tidak mungkin menyimpanginya dengan
membuat syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian yang
mereka buat. Namun terhadap ketentuan-ketentuan undang-undang yang
bersifat opsional para pihak bebas untuk menyimpanginya dengan
mengadakan sendiri syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lain sesuai
kehendak para pihak. Maksud dari adanya ketentuan-ketentuan yang opsional
itu, adalah hanya untuk memberikan aturan yang berlaku bagi perjanjian yang
dibuat oleh para pihak bila memang para pihak belum mengatur atau tidak
mengatur secara tersendiri, agar tidak terjadi kekosongan pengaturan
mengenai hal atau materi yang dimaksud. Bila pada akhirnya tetap terdapat
juga kekosongan aturan untuk sautu hal atau materi yang menyangkut
perjanjian itu, maka adalah kewajiban hakim untuk mengisi kekosongan itu
dengan memberikan aturan yang diciptakannya untuk menjadi acuan yang
mengikat bagi para pihak dalam menyelesaikan masalah yang dipertikaikan.
Sutan Remy Sjahdeini, op cit., hal. 47.
72
H.F. Abraham Amos, Legal Oipinion, Aktualisasi Teoritis dan
Emprisme, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. hal. 163 - 165.
Page - 66 -
Page - 67 -
menjadi UCP 500), sebagai petunjuk penggunaan pembayaran kredit dan asuransi
dagang internasional serta kontekstual persyaratan bagi lalu lintas dagang
internasional.
E. ASAS HUKUM KONTRAK.
Pasal 1338 dan Pasal 1320 KUHPerdata merupakan dasar bagi para pihak
untuk membuat perjanjian. Pasal 1338 KUHPerdata dikenal sebagai dasar
hukum dalam kebebasan berkontrak73, artinya para perjanjian dibuat oleh para
pihak akan mengikat para pihak yang membuatnya (pacta sunt servanda) 74.,
dan para pihak yang terikat didalamnya wajib melaksanakan sepenuhnya, kecuali
73
Page - 68 -
disepakati oleh para pihak perjanjian tersebut ditarik atau dicabut75. Suatu perjanjian
tak dapat ditarik kembali secara sepihak, jadi harus ada kesepakatan semua pihak
atau karena menurut pernyataan (aanwijzing) undang-undang cukup beralasan,
karena semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya (Pasal 1338 KUHPerdata).
Dalam Hukum Kontrak dikenal asas-asas penting, yaitu :
1. Kebebasan Berkontrak (Freedom on Contract/Party Autonomy)
Asas ini merupakan asas yang universal, artinya dianut oleh hukum
perjanjian di semua negara pada umumnya,76. Bahwa pada dasarnya Kebebasan
Berkontrak bukan berarti bebas tanpa batasan. Apapun yang disebut Kebebasan
senantiasa akan ada batasnya77. Batasan Kebesanan Berkontrak sebenarnya telah
dibatasi oleh ketentuan yang tersebut dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
ditafsirkan secara argumentum a contrario, yaitu :
75
Page - 69 -
a. Ayat (1) kontrak tidak sah jika tidak adan sepakat konsensus di antara para
pihak, yang berarti kebebasan salah satu pihak untuk menentukan isi suatu
kontrak dibatasi oleh sepakat pihak lainnya.
b. .ayat (2) bahwa kebebasan orang untuk membuat kontrak dibatasi oleh
kecakapannya yang bersangkutan.
c. Ayat (3) bahwa orang tidak bebas untuk membuat perjanjian yang berkaitan
dengan kausa yang dilarang oleh undang-undang, kesusilaan atau bertentangan
dengan ketertiban umum.
d. Ayat (4) - bahwa kebebasan para pihak dalam membuat kontrak tidak dapat
dilaklukan seenaknya atau semaunya tetapi dibatasi oleh itikad baiknya.
Asas kebebasan berkontrak menurut Hukum Perjanjian Indonesia
meliputi ruang lingkup sebagai berikut78:
1) Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian,
2) Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat
perjanjian,
3) Kebebasan untuk menentukan atau memilih causa dari perjanjian yang
akan dibuatnya,
4) Kebebasan untuk menentukan objek perjanjian,
5) Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian,
6) Kebebasan untuk menerima atau meyimpangi ketentuan undangundang yang bersifat opsional (aanvullend. optional).
2. Konsensualisme,
Bahwa salah satu syarat sahnya Perjanjian, yaitu adanya kata Sepakat
(Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata) dari para pihak yang membuat perjanjian, dan
kesepakatan tidak dilakukan secara formal, misalnya dengan cara-cara tertentu,
tapi sepakat tersebut muncul dari keinginan dari para pihak sendiri. Meskipun
dalam praktek sepakat ini dapat pula dilakukan dengan cara-cara tertentu secara
tertulis79.
78
Page - 70 -
80
Page - 71 -
2.
3.
4.
Asas itikad baik (in good faith, tegoedertrouw, de bonne foi). Pengertian
itikad baik ini mempunyai 2 (dua) arti, sebagai berikut :
a. Arti yang objektif, yaitu perjanjian yang dibuat itu harus dilaksanakan
dengan mengindahkan norma-norma
Asas pacta sunt servanda, yaitu semua perjanjian yang dibuat secara saha
berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.
81
Page - 72 -
6.
Asas force majeur atau asas keadaan memaksa, yaitu debitur dibebaskan dari
kewajiban untuk membayar ganti rugi, akibat tidak terlaksananya perjanjian
karena sesuatu sebab yang memaksa. Keadaan memaksa ialah keadaan
dimana debitur memang tidak berbuat berbuat apa-apa terhadap keadaan atau
peristiwa yang timbul diluar dugaan tadi.
7.
Asas exception non adimpleti contractus, yaitu asas pembelaan bagi debitur
untuk dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi, akibat tidak
dipenuhinya perjanjian dengan alasan kreditur pun lalai. Asas ini terutama
berlaku didalam suatu perjanjian timbale balik.
2.
KUHPerdata83..
3.
KUHDagang.
4.
5.
Page - 73 -
6.
7.
8.
9.
2.
3.
Page - 74 -
yayasan asing yang beroperasi di wilayah hukum suatu negara. Prinsip yang
dianut dalam konvensi ini adalah bahwa hukum yang berlaku yaitu hukum
tempat di mana badan usaha itu didirikan (place of incorporation), dan bukan
hukum di tempat mana perusahaan itu berkedudukan (lex rei sitae = redding
place).
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Page - 75 -
and Commercial Matters, (1966) yang berisikan antara lain: mengatur tentang
pengakuan dan pelaksanaan keputusan dalam perkara perdata dagang yang
diucapkan oleh hakim pengadilan luar negeri pada forum hukum di luar negeri.
10. Convention on the Taking of Evidence Abroad in Civil or Commercial
Matters, (1968) yang berisikan antara lain: untuk memudah-kan pemanggilan
dan mendengarkan kesaksian para saksi yang berada di luar negeri,
memudahkan pengambilan bukti-bukti yang ada di luar negeri, untuk
kepentingan proses peradilan perkara perdata dagang yang berlangsung dalam
suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena terdapat keharusan kerja sama yang
demikian di antara negara-negara anggota konvensi.
11. Convention on the Law Applicable to Traffic Accident, (1968) yang berisikan
antara lain: mengatur tentang hukum yang berlaku terhadap tanggung jawab
sipil yang bersifat nonkontraktual yang diakibatkan oleh kecelakaan perjalanan,
di mana pun kejadian itu diadili. Prinsip yang dianut dalam konvensi ini adalah
hukum ditempat mana yang diberlakukan yaitu hukum perdata internasional
internal di negara mana pun tempat kecelakaan itu terjadi84.
12. United Nations Convention on Contract for the International Sale of Goods
(17 April 1980), yang berisi penetapan keseragaman pengaturan yang mengatur
berbagai
kontrak
untuk
penjualan
barang-barang
internasional
yang
84
Page - 76 -
G. JENIS-JENIS KONTRAK.
Jenis-jenis Kontrak dapat
dilihat/ditinjau dari
lain :
1.
b.
c.
d.
e.
Perjanjiannyang
bersumber
dari
hukum
public
(publieckrechtelijke
overeenkomst).
2.
Menurut namanya.
Dalam Pasal 1319 BW membedakan Kontrak Bernama (artinya nama kontrak
oleh undang-undang sudah diberi nama disebut juga Kontrak Nominat), jika mengikuti
nama kontrak yang sudah ditentukan tersebut, maka ketentuan yang mengatur kontrak
tersebut harus diperhatikan. Kontrak Bernama terbatas jumlahnya sebagaimana yang
ditentukan dalam titel I, II, III, IV dan V sampai dengan titel XVIII BW, yaitu (1). Jual
beli, (2). Tukar-menukar, (3). Sewa-menyewa, (4). Perjanjian melakukan pekerjaan,
(5). Persekutuan perdata, (6). Badan hukum. (7). Hibah. (8). Penitipan barang. (9).
Pinjam pakai, (10). Pinjam-meminjam, (11). Pemberian kuasa. (12). Bunga tetap
(abadi), (13). Perjanjian untung-untungan. (14). Penanggungan utang, (15).
Perdamaian. Dan Kontrak Tidak Bernama (artinya undang-undang tidak memberikan
nama tertentu), tapi namanya diserahkan kepada praktek, misalnya anjak piutang,
waralaba. Kontrak Tidak Bernama ini sangat banyak jumlahnya (tidak terbatas) dan dapat
kita tentukan sendirinya sesuai dengan substansi Kontrak.
Adanya istilah Perjanjian Bernama atau Perjanjian Tertentu atau Perjanjian
Khusus, pada saat KUHPerdata dibuat, hanya perjanjian seperti itu yang dikenal dalam
masyarakat. Sesuai dengan perkembangan jaman, maka masyarakat dapat menciptakan
perjanjian lainnya, sehingga yang menjadi patokan untuk selanjutnya yaitu azas-azas
85
Page - 77 -
kontrak .
3.
Menurut bentuknya.
Kontrak
menurut
bentuknya86
dapat
dibagi
(dua),
yaitu
Timbal balik.
Kontrak timbal balik yaitu menimbulkan hak dan kewajiban para pihak.
Kontrak seperti ini ada 2 (dua) macam, yaitu Kontrak timbal balik sempurna,
artinya adanya keseimbangan prestasi yang dilakukan oleh para pihak. Dan
Kontrak sepihak yang menimbulkan kewajiban untuk salah satu pihak saja,
misalnya Kontrak pinjam-mengganti.
5.
keuntungan untuk salah satu pihak saja, misalnya pinjam pakai. Dan Perjaninan
dengan alas hak yang membebani yaitu ada prestasi dari masing-masing pihak,
artinya jika satu pihak melakukan suatu perbuatan hukum, maka pihak yang
lainnya melakukan perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
6.
Berdasarkan sifatnya.
Perjanjian seperti inmi didasarkan pada hak kebendaan dan kewajiban
yang ditimbulkan atau yang muncul dari perjanjian tersebut. Perjanjian seperti ini
86
Page - 78 -
ada yang disebut Perjanjian Kebendaan yaitu suatu perjanjian nyang ditimbulkan
dari hak kebendaan, contohnya perjanjian pembebanan jaminan, dan ada pula
Perjanjian Obligatoir merupakan perjanjian yang menimbulkan kewajiban dari
para pihak.
Dalam kaitan perjanjian berdasarkan sifatnya dikenal pula Perjanjian
Acessoir atau Ikutan, perjanjian seperti ini akan ada jika ada Perjanjian Pokoknya,
misalnya Perjanjian Pokoknya Pinjam-meminjam Uang, maka yang menjadi
Perjanjian Acessoirnya adalah barang/benda jaminan milik debitur (dengan Hak
Tanggungan untuk jaminan berupa tanah dan Fidusia untuk jaminan selain tanah).
7.
Pasal
Page - 79 -
Keadaan
melalui
(Undue
kedudukan
Influence),
seseorang
doktrin
dari
ini
dapat
posisinya
yang
dalam
upaya
untuk
menegosiasikan
penawaran
dan
penerimnaan.
b) Pihak yang lebih kuat tersebut secara tidak rasional menggunakan posisi
89
Page - 80 -
Page - 81 -
Page - 82 -
dalam
92
Page - 83 -
2. Usia izin kawin, bagi mereka yang akan menikah yang belum
berusia 30 (tiga puluh ) tahun diperlukan izin kawin pasal 42 (1)
KUHPerdata.
3. Usia dewasa, yaitu 21 (dua puluh satu) tahun atau telah kawin pasal
330 KUHPerdata.
Ketentuan seperti tersebut di atas dapat dikaitkan dan melihat
perkembangan terakhir (trend secara global) mengenai batas umur
dewasa, sebagai perbandingan di bawah ini kita mencoba untuk
mengkaji kembali beberapa ketentuan (secara internasional) yang
mengatur batas umur mulai dewasa tersebut.
Dalam konvensi mengenai hak anak-anak yang diprakarsai oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa, telah secara tegas menyatakan bahwa93 :
For the purpose of the present Convention, a child means every
humanbeing below the age 18 years, under the law applicable to the
child. Majority is attained earlier (yang dimaksud anak dalam
konvensi ini adalah setiap orang yang berusaha di bawah 18 (delapan
belas) tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi
anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal).
Kemudian menurut SMR-JJ94, menegaskan bahwa :
Juvenile is a child or young person who under the respective legal
system. May be dealt with for ab offence in a menner which is
different from an adult (Anak-anak adalah seorang anak atau remaja
yang menurut sistem hukum masing-masing dapat diperlakukan
sebagai pelaku suatu pelanggaran dengan cara yang berbeda dari
seorang dewasa).
Uraian singkat di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam
konvensi yang diselengarakan oleh PBB bahwa batas usia mulai dewasa
adalah 18 tahun95.
93
Page - 84 -
Page - 85 -
6. curator (kepailitan);
7. dalam jabatannya.
b. Subjek Hukum Badan Hukum99 Perdata (legal entity/corporate entity).
Institusi yang berbadan hukum perdata dalam Hukum Indonesia, antara lain :
1. Perseroan Terbatas (Pasal Undang-undang No. 40/2007)
2. Yayasan (Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 16/2001)
3. Koperasi (Undang-undang No. 25/1999).
4. Perkumpulan. (Staatsblad 1870 No.64 tentang Perkumpulan Berbadan
Hukum, Staatsblad 1937 no. 573,. Staatsblad 1938 no. 276. pasal 1653
1665 KUHPerdata).
c. Subjek Hukum Badan Hukum Publik.
Dalam keadaan tertentu bahwa lembaga pemerintahan sebagai badan hukum
publik
dapat
terlibat
dalam/untuk
membuat
kontrak,
misalnya
Page - 86 -
perjanjian, tak perduli apakah barang-barang itu sudah ada atau yang baru
akan ada kelak). Ragaan Prestasi 102:
PRESTASI
BERBUAT SESUATU
MEMBERIKAN
SESUATU
TIDAK BERBUAT
SESUATU
TIDAK DILAKUKAN/TERLAMBAT
DILAKUKAN/TIDAK SEMPURNA
DILAKUKAN
WANPRESTASI
102
Page - 87 -
4. Substansi perjanjian
adalah
sesuatu
membuat perjanjian, yang terdiri dari kata sepakat dan cakap bertindak untuk
melakukan suatu perbuatan hukum, dan syarat objektif yaitu syarat yang berkaitan
dengan
perjanjian
perbuatan
itu
sendiri atau
hukum oleh para pihak, yang terdiri dari suatu hal tertentu dan sebab
105
Page - 88 -
Dalam hukum perjanjian ada akibat hukum tertentu jika syarat subjektif
dan syarat objektif tidak dipenuhi107. Jika syarat subjektif tidak terpenuhi, maka
perjanjian dapat dibatalkan (vernietigbaar) sepanjang ada permintaan oleh orangorang tertentu atau yang berkpentingan108. Syarat subjektif ini senantiasa
dibayangi ancaman untuk dibatalkan oleh para pihak yang berkepentingan dari
orang tua, wali atau pengampu. Agar ancaman seperti itu tidak terjadi, maka dapat
dimintakan penegasan dari mereka yang berkepentingan, bahwa perjanjian
tersebut akan tetap berlaku dan mengikat para pihak. Jika syarat objektif tidak
dipenuhi, maka perjanjian batal demi hukum (nietig), tanpa perlu ada permintan
dari para pihak, dengan demikian perjanjian dianggap tidak pernah ada dan tidak
107
Page - 89 -
mengikat siapapun. Perjanjian yang batal mutlak dapat juga terjadi, jika suatu
perjanjian yang dibuat tidak dipenuhi, padahal aturan hukum sudah menentukan
untuk perbuatan
untuk
bagi para
apapun109. Misalnya jika suatu perjanjian wajib dibuat dengan akta (Notaris atau
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
Mulai
berlaku/ter
-jadinya
pembatalan.
-Melanggar
unsur subjektif,
yaitu :
1. sepakat
mereka
yang
mengikatkan
dirinya
(de
toetsemmimg van degenen die
zich verbinden).
2. kecakapan untuk membuat suatu
perikatan (de bekwaamheid om
eene verbindtenis aan te gaan).
I. SIFAT KONTRAK.
Dalam uraian sebelumnya ditegaskan bahwa kontrak paling sedikit ada 2
109
Page - 90 -
(dua) pihak yang terlibat di dalamnya, dalam praktek sering ditemukan Pernyataan
sepihak yang ditujukan untuk pihak lainnya,
kontrak ? Sehingga dalam kaitan perlu dikaji mengenai Sifat Kontrak110 yang
berkaitan dengan substansi dan pihak yang membuatnya, yaitu :
a.
aktif yang ditujukan kepada pihak lain yang pasif,. Pernyataan ini isinya
Deklaratif saja, meskipun dibuat oleh salah satu pihak saja, sebenarnya Pernyataan
tersebut dapat dikategorikan sebagai kontrak, karena ada pihak lain yang akan
menerima dan terkena oleh Pernyataan tersebut, dan pihak yang terkana
Pernyataan tersebut dapat menuntut pihak yang menyatakan tersebut. Perbedaan
antara Kontrak dan Pernyataan hanya dari segi pihak yang membuatnya saja, pada
Kontrak sudah pasti bisa lebih dari 2 (dua) pihak, sedangkan pada Pernyataan
hanya satu pihak saja, dan secara subtansi, Kontrak harus ada kesepakatan atau
dirumuskan bersama, sedangkan Pernyataan yang bersangkutan sendiri yang
berkepentingan. Sehingga dengan kata lain Pernyataan bersifat Deklaratif saja,
sedangkan Kontrak bersifat Konstitutif.
b.
Independensi Kontrak.
Kontrak dapat dibuat tanpa ada hubungannya dengan kontrak yang
lainnya, artinya Kontrak yang berdiri sendiri, dan ada juga Kontrak yang
berhubungan atau bagian atau derivasi dengan Kontrak yang lainnya., artinya
Kontrak yang satu lahir karena sebagai perintah atau tindak lanjut dari Kontrak
yang lainnya. Hal ini dapat dibedakan antara :
a)
c.
1.
2.
Intensitas Kontrak,
Kontrak akan sangat mudah dibuat jika hanya terdiri dari satu variabel,
misalnya sewa-menyewa bangunan rumah saja, dengan harga dan jangka waktu
tertentu, tapi akan sangat rumit, misalnya harga sewa tidak dibayar secara penuh,
110
Page - 91 -
tapi bertahap, dengan klausul, jika tidak dibayar, maka uang sewa yang sudah
diterima, maka selama waktu tertentu pula masa sewa berlangsung. Atau dalam
Leasing yang memadukan antara sewa-beli, akhirnya jual-beli. Contoh seperti ini
dikategorikan sebagai kontrak yang mudah/sederhana dan yang rumit. Tapi
praktek ditemukan kontrak-kontrak yang bertahap, seperti :
a) Kontrak Pendahuluan.
Kontrak seperti merupakan kontrak dengan substansi akan atau mau
membeli atau menjual atau melakukan tindakan awal untuk kontrak tertentu,
misalnya Perjanjian Pendahuluan Untuk Menjual/Membeli Saham atau Rumah.
Kontrak seperti ini
Kontrak Pelaksanaan.
Kontrak seperti ini ada sebagai tindak lanjut dari Kontrak Utama. Dan
Kontrak Utama ini tidak akan jalan jika tidak ada Kontrak Pelaksanaan. Substansi
Kontrak Pelaksaan mengatur secara rinci substansi kontrak tapi tidak bertentangan
dengan Kontrak Utama.
d.
Proyeksi Kontrak,
Secara umum substansi kontrak menegaskan suatu keadaan yang
dikehendaki oleh para pihak, bisa keadaan di masa lampau, sekarang atau masa
yang akan datang, bisa berdiri sendiri atau gabungan ketiga hal tersebut. Dalam
kaitan ini kontrak dapat dibedakan sebagai :
a)
b) Kontrak
yang
menegaskan
keadaan
sekarang
(misalnya
perjanjian
perdamaian).
c)
Kontrak yang akan mengatur hubungan para pisaka pada masa yang akan
datang atau sesuatu hal yang disepakati yang akan terjadi kemudian.
Page - 92 -
e.
Keseimbangan Kontraktual.
Sebuah kontrak yang baik disamping secara formal sesuai aturan hukum
yang berlaku, juga secara substansi harus justice and fairness, artinya harus
menerapkan prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran untuk/bagi para pihak Harus
ada kedudukan yang seimbang bagi para pihak, meskipun dalam praktek sangat
sulit untuk membuat atau menemukan kontrak yang seimbang111. Kontrak yang
tidak seimbang biasanya dapat diketahui ketika terjadi wanprestasi, sebenarnya
hal ini dapat dieliminasi ketika kontark dibuat, artinya persoalan yang akan timbul
kemudian dapat diketahui sebelumnya112.
.
----------------------------
111
Page - 93 -