MANDIRI
1. Pengertian Perjanjian
Pengertian dari perjanjian itu sendiri, diatur dalam Buku III dan Bab II
(persetujuan) adalah satu perbuatan dengan mana satu orang, atau lebih
adalah:
29
Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustitia, Yogyakarta,
2009, hlm. 41.
30
Ibid.
28
29
a. Subekti
antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu
berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu
hal.31
yang terjadi antara orang yang satu dengan orang yang lain karena
31
Subekti, Hukum Perjanjian, Op.cit, hlm 1
32
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 2004, hlm 6.
30
pihak saja, tidak dari kedua belah pihak. Sedangkan dari maksud
hukum.
perjanjian personal.
hubungan hukum antara dua pihak dalam lapangan harta kekayaan, dimana
pihak yang satu (kreditur) berhak atas prestasi dan pihak yang lain
33
R. Setiawan, Op.cit, hlm 49.
34
Riduan Syahrani, Op.cit, hlm. 195.
33
(Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1351) dan Title V sampai dengan XVIII
(Pasal 1457 sampai dengan Pasal 1864) Buku III KUH Perdata, sedangkan
perikatan yang bersumber dari undang-undang, diatur dalam Title III (Pasal
KUH Perdata, dibedakan atas perikatan yang lahir dari undang-undang saja
(Uit de wet door’s mensen toedoen). Perikatan yang lahir dari undang-
orang, atau dua pihak yang membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan
35
Riduan Syahrani, Op.cit, hlm. 201.
36
Ibid
37
Ibid, hlm. 202.
34
terikat satu sama lain, karena janji yang telah mereka berikan. Tali
terkandung dalam Buku III KUH Perdata, akan tetapi asas kebebasan
keadaan bebas dalam arti tetap selalu dalam ruang gerak yang dibenarkan
KUHPerdata yaitu :
berikut :
para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada persesuaian
dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada paksaan, kekeliruan dan
penipuan.
membaca surat itu, hal itu menjadi tanggung jawab sendiri. Ia dianggap
sesingkat-singkatnya.39
penawaran. Jadi, dilihat dari pihak yang menerima, yaitu pada saat
dikirim, tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan teori ini juga
40
R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.
87.
37
perbuatan hukum secara sah yaitu harus sudah dewasa, sehat pikiran
41
Ibid, hlm. 163.
38
hukum secara sah, orang-orang yang kurang atau tidak sehat akal
keluarganya.
diperhitungkan.
bahwa barang-barang yang baru akan ada di kemudian hari juga dapat
perjanjian.
43
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung, Cetakan
VII, Bandung, 2004, hlm. 29.
40
bahwa suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu
dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau
44
Ibid, hlm. 211.
45
Ibid, hlm. 213.
41
b. Asas Konsensualisme
46
A. Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta
Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 2004, hlm. 9.
42
sah apabila sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan tidaklah
perjanjian itu sudah sah dalam arti sudah mengikat, apabila sudah
konsensuil.47
ini tersimpul dari kesepakatan para pihak, namun demikian pada situasi
c. Asas Kepercayaan
sama lain akan memegang janjinya, dengan kata lain akan memenuhi
undang.
dimaksudkan oleh Pasal tersebut, tidak lain dari pernyataan bahwa tiap
perjanjian mengikat kedua belah pihak,48 yang tersirat pula ajaran asas
Asas ini menetapkan para pihak dalam persamaan derajat tidak ada
Maha Esa.
f. Asas Keseimbangan
seimbang.49
49
Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2009, hlm, 88.
45
h. Asas Moral
kontra prestasi dari pihak debitur. Juga hal ini terlihat dari
i. Asas Kepatutan
perjanjian.
46
j. Asas Kebiasaan
Asas ini diatur dalam Pasal 1339 jo Pasal 1347 KUHPerdata, yang
mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal
itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW bersifat dinamis, artinya
sebagai anggota masyarakat harus jauh dari sifat merugikan pihak lain,
50
Ibid, hlm. 134.
47
belah pihak membuat suatu perjanjian. Kedua belah pihak harus selalu
itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW tidak harus diinterpretasikan
pelaksaan perjanjian.
artinya itikad baik harus melandasi hubungan para pihak pada tahap pra
fungsi itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW mempunyai sifat
5. Jenis-Jenis Perjanjian
51
Ibid, hlm. 139.
52
Abdul Kadir Muhamad, Hukum Perjanjian, PT. Citra Aditya Abadi, Bandung,
2014, hlm.86.
48
pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lainnya,
terbatas.
para pihak.
terdahulu merupakat isi perjanjian yang memuat hak dan kewajiban para
dan sebaliknya hak pihak pertama merupakan kewajiban bagi pihak kedua.
Itu sebabnya dikatakan bahwa inti sari atau objek dari perjanjian adalah
adalah:
Misalnya, prestasi memberikan sesuatu (to given) maka pihak yang satu
lain berhak menerima benda tersebut. Hal ini diatur di dalam Pasal 1235
kewajiban, prestasi tidak hanya menimbulkan hak kepada satu pihak lalu
50
sudah menjadi sifat manusia untuk hidup saling tergantung. Tidak ada
pernah menerima hak. Perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak
secara sah menjadi tolak ukur hubungan mereka dalam melaksanakan hak
dan keajiban di mana apa yang mereka sepakati bersama berlaku sebagai
pihak tidak hanya untuk hal-hal yang dituliskan atau dinyatakan dengan
tegas tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian
munculnya hak dan kewajiban bagi para pihak di luar yang disetujui tetapi
dan undang-undang yang ada. Ini membuka peluang bagi hakim untuk
51
Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa adanya hak dan kewajiban
perjanjian dan itu harus dengan kesepakatan para pihak (Pasal 1339
KUHPerdata).
apa yang telah dipenuhi harus pula ditiadakan. Akan tetapi, dapat terjadi
bahwa harus pula berakhir atau hapus untuk waktu selanjutnya, jadi
perikatan untuk membayar uang sewa yang telah dinikmati tidak menjadi
hapus karenanya.53
53
R. Setiawan, Op.cit, hlm. 68.
54
Ibid, hlm. 69.
53
a. Karena pembayaran;
penitipan;
i. Karena berlakunya syarat batal, yang diatur dalam bab ke satu buku ini;
j. Karena liwatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab
tersendiri.
Prestasi adalah suatu yang wajib harus dipenuhi oleh debitur dalam
55
Budiman N.P.D Sinaga, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari
Presfektif Sekretaris, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 20.
56
Riduan Syahrini, Op.cit, hlm. 218.
54
suatu perjanjian, dapat disebabkan dua hal, yaitu kesalahan debitur baik
(Overmacht/Force Majure).57
harus memenuhi prestasi tidak selalu mudah, karena kapan debitur harus
perjanjian jual beli suatu barang misalnya tidak ditetapkan kapan penjual
harus menyerahkan barang yang harus dijualnya pada pembeli dan kapan
diberikan somasi oleh kreditur atau juru sita. Pengertian somasi adalah
57
Djaja S. Meliala, Hukum Perikatan dalam Prespektif BW, Nuansa Aulia,
Bandung, 2012, hlm. 175.
55
memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara
dalam Pasal 1238 KUHPerdata yang menentukan, bahwa teguran itu harus
kemampuan debitur.
dikatakan sengaja atau lalai tidak memenuhi prestasi, yaitu ada 3 macam :
Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru
dijanjikannya;
agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan karena wanprestasi
tersebut.60
tidak dilaksanakan karena unsur kesalahan dari para pihak atau tidak.
perhitungan-perhitungan tertentu.
59
Subekti, Op.cit, hlm. 54.
60
Munir Fuady, Hukum Kontrak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm, 88.
57
a. Pemenuhan prestasi;
b. Ganti kerugian;
d. Pembatalan perjanjian;
melaksanakannya.
perikatan tersebut telah lewat, tetapi prestasi belum juga dipenuhi, apakah
hukum dalam hal ini sepakat bahwa apabila kreditur menyatakan masih
61
R. Setiawan, Op.cit, hlm 18.
62
Subekti, Op.cit. hlm. 34
58
pelaksanaan perjanjian itu tidak ada, para ahli hukum mempunyai pendapat
pengadilan.
buku III KUHPerdata, yang dituangkan dalam Pasal 1244, 1245 dan 1444
64
Sri Soedewi Masjcoen Sofwan, Hukum perutangan, FH Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, 1975, hlm. 19.
65
Subekti, Op.cit, hlm. 59.
66
Riduan Syahrini, Op.cit, hlm. 232.
60
diminta pertanggungjawabannya. 67
dilaksanakan nanti.
tersebut.
67
Riduan Syahrini, Op.cit, hlm. 234.
68
Ibid, hlm. 235.
62
PNPM Mandiri.
69
Petunjuk Teknis Oprasional (PTO) Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Jakarta, Direktorat Jendral Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa. hlm. 1
70
ibid,hlm. 2.
63
masyarakat.
secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan dalam
kelompok.71
4. Peran Pelaku-Pelaku
a. Pelaku di desa
di desa meliputi :
antar desa.
5) Tim Pemantau
6) Tim Pemelihara
masyarakat setempat.
8) Kelompok Masyarakat
b. Pelaku di Kecamatan
1) Camat
kecamatan.
MAD/BKAD.
MAD/BKAD.
6) Fasilitator Kecamatan
8) Tim Pengamat
dan sumber daya alam, serta program atau proyek dari pihak ketiga
BP-UPK, TV, TPK, dan lain-lain) BKAD menjadi jalan keluar dari
UPK.
Pinjaman:
perseorangan.
pendapatan.
PMPN Mandiri.
b. Profil kelompok
h. Foto copy KTP dan surat keterangan dari desa yang masih berlaku
l. Rekapitulasi pemanfaat.
usulan.
5. Pengembalian pinjaman
bulanan
6. Jasa/Bunga Pinjaman
jasa/bunga.
politik.
ibadah.
perlengkapannya.
usia kerja.
sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang
terumbu karang.
8. Wanprestasi
Perdesaan, apabila pihak kedua dan pemberi kuasa dalam waktu tiga
9. Sanksi
73
Ibid, hlm. 31.