Anda di halaman 1dari 3

ETHYLENE GLYCOL

KEGUNAAN
Etilen glikol paling sering digunakan sebagai zat antibeku (antifreeze) pada radiator
kendaraan. Namun, zat ini juga digunakan sebagai pelarut pada industri tinta stempel,
pulpen, pelarut, cat, dan plastic.

Glycols atau yang disebut Glikol adalah merupakan senyawa organik yang termasuk
dalam golongan alkohol. Jika dilihat dari molekulnya, glikol 2 hydroxyl (―OH) menyatu
dengan atom karbon yang berbeda. Jenis glycols yaitu Mono Ethylene Glycol (MEG)
dan Diethylene Glycol (DEG).

BAHAYA ETHYLENE GLYCOL

Etilen glikol dan beberapa turunannya agak beracun, sehingga jika masuk ke dalam
tubuh dalam kadar tertentu bisa memengaruhi organ tubuh dan menyebabkan kematian
(high toxic). (sds)

TOXISITAS PADA ORGAN SASARAN

Jika seseorang menelan etilen glikol, saluran pencernaan akan segera menyerap zat tersebut
dan membentuk senyawa yang disebut asam glikolat. Senyawa ini dapat mengganggu
keseimbangan asam basa dalam tubuh sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang
parahJika etilen glikol terurai menjadi senyawa beracun dalam tubuh, maka pertama-
tama yang akan di serang adalah sistem saraf pusat (SSP), kemudian jantung, Liver
dan ginjal. (sds)

 Hasil studi menunjukkan, etilen glikol menyerap cepat ke dalam darah. Semakin tinggi
dosis yang masuk, semakin cepat didistribusikan ke seluruh tubuh.

BATAS MAXIMUM CEMARAN

0.1 % (0.5 mg/kg)


DIETHYLEN GLICOL

KEGUNAAN

Diethylene glycol adalah senyawa organik. Ini adalah cairan tidak berwarna, praktis tidak
berbau, beracun, dan higroskopis dengan rasa manis. Ini larut dalam air, alkohol, eter, aseton,
dan etilen glikol. Diethylene glycol digunakan dalam pembuatan resin polyester, polyurethane,
dan plasticizer.

BAHAYA

Dietilen glikol adalah zat kimia yang memiliki efek toksik atau beracun jika terkonsumsi
melebihi batas aman. Keracunan zat kimia tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan
hingga gagal ginjal akut.

TOXISITAS

Dampak keracunan dietilen glikol tidak jauh berbeda dengan yang telah dijelaskan di atas.
Keracunan dietilen glikol juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, asidosis metabolik,
gangguan saraf, serta kerusakan ginjal dan hati.

BATAS MAXIMUM CEMARAN

0.2 % (0.5 mg/kg)


Mengapa terdapat EG & DEG pada PG?

Apakah gliserin dan propilen glikol dapat berubah menjadi EG dan DEG?
Secara kimia, gliserin dan propilen glikol memiliki struktur yang identic dengan EG dan DEG, yakni sama-sama
senyawa polialkohol. Namun demikian, gliserin dan propilen glikol tidak akan mengalami perubahan menjadi EG
dan DEG tanpa kondisi reaksi dan bantuan enzim yang sesuai. Gliserin sebagai bahan yang banyak digunakan, baik
dalam komposisi obat maupun makanan, hanya dapat berubah menjadi EG dan DEG dengan bantuan enzim
katalase. Produksi obat dan makanan secara umum tidak menggunakan enzim katalase dalam prosesnya sehingga
gliserin selama proses dan penyimpanan tidak berisiko berubah menjadi EG dan DEG. Mekanisme reaksi perubahan
gliserin menjadi EG dan DEG dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Permasalahan yang banyak dikhawatirkan oleh para produsen obat dan makanan adalah pengaruh perubahan suhu
terhadap kualitas bahan. Gliserin sejatinya memang rentan mengalami degradasi akibat pemanasan pada kisaran
suhu 133-175oC. Namun demikian, degradan yang dihasilkan bukanlah EG dan DEG, melainkan asam format dan
asam akrilat. Kedua senyawa tersebut juga diketahui berkorelasi terhadap gangguan ginjal dan pernapasan. Oleh
sebab itu, tetap menjadi hal yang penting untuk memperhatikan suhu yang digunakan selama proses produksi obat
dan makanan yang mengandung gliserin.

Pengunaan bahan baku gliserin dan propilen glikol dengan kualitas rendah akan lebih berbahaya, karena tanpa reaksi
degradasi, dalam bahan baku gliserin dan propilen glikol tersebut sudah mengandung EG atau DEG.

Kesimpulan
Kasus gagal ginjal akut yang terjadi saat ini sangat mungkin berkorelasi dengan cemaran EG dan DEG yang terdapat
dalam berbagai produk. Tidak hanya pada produk obat, produk-produk pangan juga banyak menggunakan bahan-
bahan yang berisiko tinggi untuk tercemar oleh EG dan DEG. Proses produksi obat dan makanan yang mengandung
gliserin dan propilen glikol umumnya aman dari risiko degradasi menjadi EG dan DEG.

Walaupun demikian, degradasi akibat pemanasan tetap perlu diperhatikan untuk mencegah terbentuknya degradan
yang bersifat toksik selain EG dan DEG. Oleh sebab itu, setiap bahan yang akan digunakan harus dilakukan
standarisasi, sesuai dengan grade dan ketentuan yang telah ditetapkan pihak regulatori.

Anda mungkin juga menyukai