Anda di halaman 1dari 13

ETILEN GLIKOL

Cahyaning Putri Mega


23334732​
KASUS
SEPTEMBER 2022 SEPTEMBER 2022
WHO WHO
“4 produk obat yang berasal “Kasus kematian yang
dari produsen Maiden terjadi pada 66 anak-anak
Pharmaceuticals Limited di Gambia terjadi karena
(Haryana, India) tidak konsumsi sediaan sirop
memenuhi standar kualitas parasetamol dan obat batuk
karena mengandung etilen yang terkontaminasi oleh
glikol dalam jumlah yang etilen glikol”
tidak dapat diterima.”

OKTOBER 2022
IDI
“Terdapat 324 kasus Gagal Ginjal Akut Progresif
Atipikal (GGAPA) yang belum diketahui
penyebabnya terjadi pada anak yang tersebar di
27 propinsi di Indonesia”
3

PRODUK SIRUP
4

ETILEN GLIKOL C2H6O2

 Etilen glikol atau yang disebut juga Monoetilen Glycol, di dapatkan dari
reaksi etilen oksida dengan air.
 Etilen Glikol berupa cairan jenuh, tak berwarna, tak berbau, berasa
manis, dan larut sempurna di dalam air
 Etilen Glikol banyak digunakan dalam berbagai produk rumah tangga dan
industri.
 Etilen glikol tidak diserap dengan baik melalui kulit sehingga tidak dapat
menyebabkan toksisitas sistemik.
Mengapa Etilen Glikol Bisa Ada Pada 5

Obat Sirup?
” Kosolven
Parasetamol Beberapa kosolven yang biasa
Sebagaimana diketahui digunakan dalam sediaan sirop
bahwa parasetamol dan adalah gliserin, propilen glikol,
beberapa bahan aktif obat polietilen glikol, dan etanol.
batuk sulit larut dalam air,
oleh karenanya di dalam
formulasi digunakan kosolven
untuk meningkatkan Identifikasi
kelarutan bahan aktif tersebut. Dietilen glikol dan Etilen glikol
Masing-masing tidak lebih dari
0,10% untuk dietilen glikol dan
etilen glikol
FARMAKOKINETIK 6

ETILEN GLIKOL
Etilen Enzim alcohol
Glikol dehydrogenase (ADH)

Nikotinamid adenin Glikoaldehi


dinukleotida (NAD) d

Asam
Glikolat

Asam
Oksalat Kalsium

Kristal
Kalsium
Oksalat
TOKSISITAS 7

ETILEN GLIKOL
 Timbulnya gejala keracunan terjadi bersamaan dengan peningkatan
kadar serum yang terjadi 20-30 menit setelah dikonsumsi, dan kadar
puncaknya biasanya terjadi dalam waktu 1 – 4 jam.
 Nilai ambang batas toksisitas etilen glikol adalah sebesar 3.2 mM (20
mg/dl). Berdasarkan data literatur, dosis minimal yang letal (mematikan)
pada manusia untuk etilen glikol diperkirakan sekitar 100 ml untuk
orang dewasa dengan berat badan 70 kg atau 1,6 g/kg berat badan.
 Dosis letal etilen glikol diperkirakan sekitar 1400 – 1600 mg/kg dan
kadar etilen glikol dalam darah yang lebih besar dari 25 mg/dL.
TAHAP TOKSISITAS
8

ETILEN GLIKOL

1 2 3
NEUROLOGICAL KARDIOPULMUNER RENAL
Tahap ini berlangsung antara Tahap ini berlangsung antara Tahap ini berlangsung
30 menit hingga 12 jam 12 jam hingga 24 jam antara 24 jam dan 72 jam
setelah paparan. Ditandai setelah terpapar etilen glikol. setelah paparan. Ditandai
dengan gejala pada depresi Ditandai dengan efek dengan nyeri pinggang,
sistem saraf pusat (SSP) kardiorespirasi, dengan hiperkalsemia, oliguri,
seperti pada keracunan perkembangan napas yang
etanol, yaitu pusing, agitasi,
anuria, dan gangguan
cepat, asidosis, takikardi dan fungsi ginjal
mata berputar, mual, tekanan darah tinggi
muntah.
9

METODE ANALISIS CEMARAN


ETILEN GLIKOL
1. Kromatografi Gas Teknik chromatography dengan
bantuan media gas
2. Kromatografi Gas Spektrometer Massa Metode
menggabungkan keterampilan pemisahan kromatografi gas
dengan kemampuan deteksi dan identifikasi spektrometri massa
3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Teknik kromatografi
dimana fase geraknya berupa cairan dan fase diamnya bisa
berupa memiliki bentuk padat atau cair.
PENGOBATAN
1. Pemberian natrium bikarbonat dengan atau tanpa manitol dapat
meningkatkan eksresi EG dan metabolitnya melalui urin serta
secara teori dapat membantu mencegah gagal ginjal akut.
2. Fomepizole dapat mensaturasi enzim dehidrogenasi alkohol dan
mencegah metabolisme etilen glikol menjadi metabolit
toksiknya.
3. Hemodialisis direkomendasikan untuk pengobatan keracunan
etilen glikol dengan asidosis metabolik yang parah dan tidak
merespons terhadap terapi (pH darah 22 50 mg/dl. Selain itu,
hemodialisis juga dianjurkan apabila konsentrasi asam glikolat
>8 sampai 10 mmol/L
4. Selain itu, pemberian piridoksin, folat, dan tiamin, yaitu
kofaktor yang diperlukan untuk metabolisme EG, dapat
mengurangi toksisitas dengan meningkatkan metabolisme asam
glikolat menjadi metabolit non toksik.
11

KESIMPULAN
1) Etilen Glikol merupakan senyawa toksik yang apabila tertelan dapat
mengakibatkan toksisitas pada organ antara lain gangguan ginjal akut
hingga kematian.
2) Toksisitas EG dan DEG disebabkan oleh hasil metabolismenya di dalam
tubuh menjadi metabolit toksik, antara lain asam glikolat dan asam
oksalat.
3) Berdasarkan European Food Safety Authority (EFSA), metabolit Etilen
Glikol dan Dietilen Glikol, yaitu Asam Oksalat bersifat nefrotoksik,
sehingga terdapat ketentuan batas Tolerable Daily Intake (TDI) untuk
eetilen glikol maupun kombinasi adalah 0,5 mg/kg BB/hari dari semua
sumber asupan.
12

SUMBER
1) WHO. 5 Oktober 2022. https
://www.who.int/news/item/05-10-2022-medical-product-alert-n-6-2022-s
ubstandard-(contaminated)-paediatric-medicines
2) BPOM. 2023. Seri Buku Saku Penangangan Kasus Cemaran Etilen
Glikol dan Dietilen Glikol dalam Sirop Obat.
3) Kementrian Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI.
Hal 1447
4) BPOM. 2022. Metode Analisis Uji Cemaran Etilen Glikol (EG) dan
Dietilen Glikol (DEG).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai