ABSTRACT
Due to getting development and improvement zone area in West Sulawesi Province, the
Kalumpang–Bonehau-Batas South Sulawesi route is planned to be upgraded to a national road from a district
road. The purpose of this study was to compare the 2017 pavement design manual method and component
analysis in planning the flexible pavement thickness of inter-provincial roads. The design of flexible
pavement thickness uses the 2017 road pavement design manual method, namely AC-WC 40 mm, AC-BC 60
mm, AC-Base 80 mm, and class A top layer 300 mm. The results of the component analysis method, namely
the thickness of the surface layer using a mixture of laston is 5 cm, the top foundation layer uses 20 cm class
A crushed stone and the lower foundation layer uses 10 cm class A sandstone.
Keywords: west Sulawesi, flexible pavement thickness, road pavement design manual 2017, component
analysis
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 191
agregat kelas A 15 cm, dan fondasi SG 2,5 35 15 cm [7]. Susunan tebal perkerasan jalan Desa
cm [5]. Tebal perkerasan jalan terhadap Waisarira-Kaibobu dengan menggunakan
peningkatan simpang jalan Talang Babat – metode Manual desain Perkerasan 2013 adalah
Pangkal Bulian Kabupaten Tanjung Jabung tebal HRS-WC 3 cm, HRS Base 3,5 cm, LPA
Timur dengan menggunakan metode analisa kelas A2 25 cm, LPA Kelas B 12,5 cm.
komponen adalah 4 cm [6]. Dari hasil analisis Apabila menggunakan metode Manual Desain
tebal perkerasan jalan Malinau – Mensalong Perkerasan 2017, diperoleh tebal AC-WC 4 cm,
menggunakan perbandingan metode Bina AC-BC 6 cm, LPA Kelas A 40 cm [8].
Marga 2013 dan Manual Desain Perkerasan Peningkatan tebal perkerasan jalan
Jalan 2013, diperoleh tebal AC-WC 14 cm, Keduncino-Bandengan dengan menggunakan
tebal AC-BC 7,5 cm LPA 10 cm, LPB 20 cm Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan
untuk metode Bina Marga 2013. Hasil susunan Pt.T-01-2022-B (2002) diperoleh tebal AC-WC
tebal perkerasan jalan dengan metode MDP 5 cm, AC-BC 6 cm, base course 15 cm, dan
2013 yaitu tebal AC-WC, AC-BC, CTB, dan subbase course 15 cm, serta 10 cm overlay [9].
LPA masing-masing 4 cm, 13,5 cm, 15 cm dan
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 192
Tabel 2. Desain perkerasan lentur – aspal dengan lapis fondasi berbutir
Solusi yang
FFF1 FFF2 FFF3 FFF4 FFF5 FFF6 FFF7 FFF8 FFF9
dipilih
Kumulatif
beban sumbu
20 tahun pada <2 > 4-7 > 7-10 > 10-20 > 20-30 > 30-50 > 50-100 > 100-200
lajur rencana
(106 ESA 5)
Ketebalan Lapis Perkerasan (mm)
AC-WC 40 40 40 40 40 40 40 40 40
AC-BC 60 60 60 60 60 60 60 60 60
AC Base 0 70 80 105 145 160 180 210 245
LPA Kelas A 400 300 300 200 300 300 300 300 300
Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas [10] Tabel 3. Faktor distribusi lajur (DL)
(R) = (1) Jumlah lajur Kendaraan niaga pada lajur desain (%
setiap arah terhadap populasi kendaraan niaga)
1 100
Nilai faktor distribusi lajur berdasarkan jumlah
2 80
lajur setiap arah dan persentase kendaraan
niaga pada lajur desain [10] disajikan pada 3 60
Tabel 3. 4 50
Tabel 4. Nilai Vehicle Damage Factor (VDF) masing-masing jenis kendaraan niaga pulau Sulawesi
Jenis kendaraan Sulawesi
Beban aktual Beban normal
VDF 4 VDF 5 VDF 4 VDF 5
5b 1,0 1,0 1,0 1,0
6a 0,55 0,5 0,55 0,5
6b 4,9 9,0 2,9 4.0
7a1 7,2 11,4 4,9 6,7
7a2 9,4 19,1 3,8 4,8
7b1 - - - -
7b2 - - - -
7c1 13,2 25,5 6,5 8,8
7c2a 20,2 42,0 6,6 8,5
7c2b 17,0 28,8 9,3 13,5
7c3 28,7 59,6 6,9 8,8
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 193
(f) Menentukan lintas ekuivalen tengah (LET) 2020 dan tahun konstruksi 2021. Lalu lintas
LET = (LEP+LEA)/2 (6) harian rata-rata pada akses
(g) Menentukan lintas ekuivalen rencana (LER) Salubatu-Bonehau-Kalumpang termasuk
LER = LET x FP (7) kategori lalu lintas rendah. Sepeda motor dan
(h) Menentukan indeks tebal perkerasan kendaraan bermotor roda tiga adalah jenis
(i) Pemeriksaan tebal lapis perkerasan kendaraan yang dominan melalui jalan tersebut,
sebaliknya kendaraan berat sangat sedikit
melalui jalan akses
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Salubatu-Bonehau-Kalumpang.
Nilai CBR desain yang digunakan adalah
12,75%. Rencana tahun desain adalah tahun
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 194
distribusi arah 0,5 untuk jalan arteri dan Desain perkerasan lentur aspal dengan
andin distribusi lajur 2 arah adalah 0,8, lapis pondasi berbutir diperoleh tebal AC-WC
sehingga total nilai beban sumbu standar 40 mm, AC-BC 60 mm, tebal AC-Base 80 mm,
kumulatif (CESA 5) adalah 6,09 x 106 ESAL. dan tebal lapis pondasi atas kelas A 300 mm.
Bus kecil 0 0 0 0
Bus besar 0 1 1 1 1 0 0 0
Truk 2 sumbu cargo
ringan 2 0,55 0,5 0,55 0,5 5 8163 8163,399
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 195
Tahun LHR Tahun LHR
2032 246,0389 2037 271,6468
2033 250,9597 2038 277,0798
2034 255,9789 2039 282,6214
2035 261,0985 2040 288,2738
2036 266,3204 2041 294,0393
Nilai LEP, LEA, LET, dan LER untuk kendaraan, lintas ekuivalen permulaan, lintas
umur rencana 20 tahun, berturut-turut yaitu ekuivalen akhir, lintas ekuivalen tengah, lintas
20,2609, 30,70876, 25,4848, 50,96966. Indeks ekuivalen rencana, penentuan nilai daya
permukaan pada akhir umur rencana (IP) , jika dukung tanah berdasarkan nilai CBR (baik
dilihat dari nilai LER berkisar antara 10-100 menggunakan rumus maupun nomogram), nilai
dan klasifikasi jalan arteri adalah 2,0. Indeks CBR rencana ditentukan dengan metode
permukaan pada awal umur rencana (IPo) persentil 90, faktor regional berdasarkan
dengan jenis lapis perkerasan laston adalah kondisi iklim, kelandaian, dan persentase
3,9-3,5. Dengan menggunakan nomogram, kendaraan berat terhadap total LHR, kondisi
diperoleh indeks tebal perkerasan 5. Susunan kehalusan/kerataan permukaan jalan ditetapkan
tebal lapis permukaan menggunakan metode pada awal dan akhir umur rencana, penentuan
analisa komponen yaitu tebal lapis permukaan tebal perkerasan menggunakan nomogram
menggunakan campuran laston adalah 5 cm, berdasarkan nilai daya dukung tanah, lintas
lapis pondasi atas menggunakan batu pecah ekuivalen rencana, dan faktor regional.
kelas A 20 cm dan lapis pondasi bawah Sedangkan dari metode manual desain
menggunakan sirtu kelas A 10 cm. perkerasan jalan 2017 yaitu tingkat
pertumbuhan lalu lintas telah ditentukan
5. KESIMPULAN berdasarkan fungsi jalan dan pulau, umur
Perbandingan penentuan tebal rencana berdasarkan elemen perkerasan,
perkerasan antara metode analisa komponen struktur perkerasan berdasarkan kumulatif
dan manual desain perkerasan jalan 2017 beban sumbu 20 tahun pada lajur rencana, nilai
adalah pada metode analisa komponen dapat vehicle damage factor berdasarkan beban
dihitung angka ekuivalen beban sumbu aktual dan normal per jenis kendaraan dan
pulau, nilai CBR rencana untuk tanah dasar
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 196
menggunakan metode CBR persentil 10, dan berdasarkan ketersediaan biaya konstruksi dan
distribusi normal standar. Dari kedua metode tingkat performa jalan yang dikehendaki
ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam terhadap prakiraan tingkat pertumbuhan lalu
perencanaan tebal perkerasan jalan tergantung lintas.
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 197