Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN TEBAL

PERKERASAN LENTUR PADA JALAN BATAS PROVINSI


Virginia Claudia Lao

Asisten Perencanaan Teknik, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional


Sulawesi Barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Korespondensi: claudy_sky82@yahoo.com

ABSTRACT

Due to getting development and improvement zone area in West Sulawesi Province, the
Kalumpang–Bonehau-Batas South Sulawesi route is planned to be upgraded to a national road from a district
road. The purpose of this study was to compare the 2017 pavement design manual method and component
analysis in planning the flexible pavement thickness of inter-provincial roads. The design of flexible
pavement thickness uses the 2017 road pavement design manual method, namely AC-WC 40 mm, AC-BC 60
mm, AC-Base 80 mm, and class A top layer 300 mm. The results of the component analysis method, namely
the thickness of the surface layer using a mixture of laston is 5 cm, the top foundation layer uses 20 cm class
A crushed stone and the lower foundation layer uses 10 cm class A sandstone.

Keywords: west Sulawesi, flexible pavement thickness, road pavement design manual 2017, component
analysis

1. PENDAHULUAN nasional dari jalan kabupaten. Lebar jalan yang


Dalam rangka upaya percepatan direncanakan adalah 7 m dengan lebar ruang
pembangunan dan pengembangan wilayah di milik jalan 14 m, dan panjang jalan 89 km.
Provinsi Sulawesi Barat maka perlu dilakukan Untuk menaikkan tingkat pelayanan jalan,
peningkatan pelayanan dan pengembangan maka perlu pula direncanakan peningkatan
jaringan jalan. Di tahun 2020, panjang jalan di jenis perkerasan tanah menjadi perkerasan
Provinsi Sulawesi Barat adalah 7245,15 km aspal sehingga harus diketahui tebal perkerasan
yang terbagi menjadi 763,14 km merupakan jalan yang dapat melayani beban roda
jalan nasional, 644,30 km merupakan jalan kendaraan yang melintas di atas permukaan
provinsi, dan 5837,81 km adalah jalan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kabupaten [1]. Dari total panjang jalan di merancang tebal perkerasan jalan akses
Provinsi Sulawesi Barat, terdapat 4226,12 km Bonehau-Kalumpang-Batas Sulawesi Selatan
merupakan jalan tidak beraspal dan 3013,66 dengan metode desain perkerasan jalan 2017
jalan beraspal [1]. Jika ditinjau dari kondisi dan analisa komponen.
permukaan jalan, untuk kondisi permukaan Beberapa penelitian tebal perkerasan lentur
jalan yang baik sepanjang 2125,55 km, kondisi yang menggunakan metode manual desain
sedang 1560,36 km, 1502,93 km kondisi rusak, perkerasan jalan 2017 dan analisa komponen
dan 2056,31 km kondisi rusak berat [1]. yaitu, tebal overlay 10 cm untuk ruas jalan
Adapun rencana pengembangan jaringan jalan Minang-Meninting dengan menggunakan
primer yang berada di Sulawesi Barat adalah metode manual desain jalan 2017, Mataram
Mamuju – Bandara Tampapadang – Pelabuhan adalah 13 cm jika berdasarkan lendutan
Belang – belang; Tapalang Barat –Sumare – maksimum, 6 cm berdasarkan lengkung
Rangas – Mamuju; Batas Provinsi Sulawesi lendutan. Apabila menggunakan metode analisa
Selatan – Polewali – Majene–Mamuju [2]. komponen, tebal overlay 8,50 cm dan Bina
Salah satu rute jalan yang menghubungkan Marga 2005 tebal overlay 5,60 cm [4].
Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan Penggunaan metode batas kapasitas jalan dalam
adalah jalan Kalumpang–Bonehau-Batas analisis desain perkerasan lentur jalan nasional
Sulawesi Selatan. Rute ini rencananya akan Caruban – Ngawi diperoleh tebal AC-WC 5
mengalami peningkatan status menjadi jalan cm, AC-BC 6 cm, AC Base 22 cm, fondasi

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 191
agregat kelas A 15 cm, dan fondasi SG 2,5 35 15 cm [7]. Susunan tebal perkerasan jalan Desa
cm [5]. Tebal perkerasan jalan terhadap Waisarira-Kaibobu dengan menggunakan
peningkatan simpang jalan Talang Babat – metode Manual desain Perkerasan 2013 adalah
Pangkal Bulian Kabupaten Tanjung Jabung tebal HRS-WC 3 cm, HRS Base 3,5 cm, LPA
Timur dengan menggunakan metode analisa kelas A2 25 cm, LPA Kelas B 12,5 cm.
komponen adalah 4 cm [6]. Dari hasil analisis Apabila menggunakan metode Manual Desain
tebal perkerasan jalan Malinau – Mensalong Perkerasan 2017, diperoleh tebal AC-WC 4 cm,
menggunakan perbandingan metode Bina AC-BC 6 cm, LPA Kelas A 40 cm [8].
Marga 2013 dan Manual Desain Perkerasan Peningkatan tebal perkerasan jalan
Jalan 2013, diperoleh tebal AC-WC 14 cm, Keduncino-Bandengan dengan menggunakan
tebal AC-BC 7,5 cm LPA 10 cm, LPB 20 cm Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan
untuk metode Bina Marga 2013. Hasil susunan Pt.T-01-2022-B (2002) diperoleh tebal AC-WC
tebal perkerasan jalan dengan metode MDP 5 cm, AC-BC 6 cm, base course 15 cm, dan
2013 yaitu tebal AC-WC, AC-BC, CTB, dan subbase course 15 cm, serta 10 cm overlay [9].
LPA masing-masing 4 cm, 13,5 cm, 15 cm dan

Gambar 1. Jaringan jalan provinsi Sulawesi Barat

Tabel 1. Faktor pertumbuhan lalu lintas


2. METODE Jawa Sumatera Kalimantan Rata-rata
2.1. Manual desain perkerasan jalan 2017 Indonesia
Langkah-langkah perencanaan tebal Arteri 4.80 4.83 5.14 4.75
perkerasan lentur berdasarkan metode dan
manual desain perkerasan jalan 2017 [10], perkotaan
yaitu: Kolektor 3.50 3.50 3,50 3.50
(a) Menentukan CBR desain rural
(b) Menentukan faktor pengali pertumbuhan Jalan 1.00 1.00 1.00 1.00
lalu lintas desa
(c) Prediksi lalu lintas
(d) Menentukan beban sumbu standar Tebal setiap lapis dari desain perkerasan
kumulatif lentur menggunakan lapis fondasi berbutir
(e) Menentukan desain perkerasan didasarkan pada kumulatif beban sumbu 20
Nilai faktor pertumbuhan lalu lintas tahun pada tahun rencana [10] dapat dilihat
berdasarkan fungsi jalan dan pulau [10] pada Tabel 2.
disajikan pada Tabel 1.

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 192
Tabel 2. Desain perkerasan lentur – aspal dengan lapis fondasi berbutir
Solusi yang
FFF1 FFF2 FFF3 FFF4 FFF5 FFF6 FFF7 FFF8 FFF9
dipilih
Kumulatif
beban sumbu
20 tahun pada <2 > 4-7 > 7-10 > 10-20 > 20-30 > 30-50 > 50-100 > 100-200
lajur rencana
(106 ESA 5)
Ketebalan Lapis Perkerasan (mm)
AC-WC 40 40 40 40 40 40 40 40 40
AC-BC 60 60 60 60 60 60 60 60 60
AC Base 0 70 80 105 145 160 180 210 245
LPA Kelas A 400 300 300 200 300 300 300 300 300

Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas [10] Tabel 3. Faktor distribusi lajur (DL)
(R) = (1) Jumlah lajur Kendaraan niaga pada lajur desain (%
setiap arah terhadap populasi kendaraan niaga)
1 100
Nilai faktor distribusi lajur berdasarkan jumlah
2 80
lajur setiap arah dan persentase kendaraan
niaga pada lajur desain [10] disajikan pada 3 60
Tabel 3. 4 50

Nilai vehicle damage factor (VDF) per


golongan kendaraan, beban aktual dan beban
normal untuk pulau Sulawesi [10] dapat dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Vehicle Damage Factor (VDF) masing-masing jenis kendaraan niaga pulau Sulawesi
Jenis kendaraan Sulawesi
Beban aktual Beban normal
VDF 4 VDF 5 VDF 4 VDF 5
5b 1,0 1,0 1,0 1,0
6a 0,55 0,5 0,55 0,5
6b 4,9 9,0 2,9 4.0
7a1 7,2 11,4 4,9 6,7
7a2 9,4 19,1 3,8 4,8
7b1 - - - -
7b2 - - - -
7c1 13,2 25,5 6,5 8,8
7c2a 20,2 42,0 6,6 8,5
7c2b 17,0 28,8 9,3 13,5
7c3 28,7 59,6 6,9 8,8

Persamaan untuk menghitung nilai beban (a) Menentukan CBR desain


sumbu standar kumulatif (Cumulative (b) Menentukan daya dukung tanah (DDT)
Equivalent Axle Load) DDT = 4,3 log CBR + 1,7 (3)
(2) (c) Prediksi lalu lintas
(d) Menentukan lintas ekuivalen permulaan
2.2. Analisa komponen (LEP)
Langkah-langkah penentuan tebal (4)
perkerasan dengan metode analisa komponen (e) Menentukan lintas ekuivalen akhir (LEA)
[3] (5)

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 193
(f) Menentukan lintas ekuivalen tengah (LET) 2020 dan tahun konstruksi 2021. Lalu lintas
LET = (LEP+LEA)/2 (6) harian rata-rata pada akses
(g) Menentukan lintas ekuivalen rencana (LER) Salubatu-Bonehau-Kalumpang termasuk
LER = LET x FP (7) kategori lalu lintas rendah. Sepeda motor dan
(h) Menentukan indeks tebal perkerasan kendaraan bermotor roda tiga adalah jenis
(i) Pemeriksaan tebal lapis perkerasan kendaraan yang dominan melalui jalan tersebut,
sebaliknya kendaraan berat sangat sedikit
melalui jalan akses
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Salubatu-Bonehau-Kalumpang.
Nilai CBR desain yang digunakan adalah
12,75%. Rencana tahun desain adalah tahun

Gambar 2. Jumlah LHR Ruas Salubatu-Bonehau-Kalumpang (2019)

Tahun Tingkat pertumbuhan LHRT


3.1. Metode manual desain perkerasan jalan
2030 4,75% 23,77
2017
2031 4,75% 24,72
Tingkat pertumbuhan untuk jalan arteri 2032 4,75% 25,71
digunakan rata-rata 4,75%. %. Pada tahun 2033 4,75% 26,74
2021, nilai LHRT 16,70 kendaraan/hari, pada
2034 4,75% 27,81
umur rencana 10 tahun, nilai LHRT 2031
2035 4,75% 28,92
sebesar 25,71 kendaraan/hari, dan 36,59
kendaraan/hari di umur rencana 20 tahun 2036 4,75% 30,08
(2041). 2037 4,75% 31,28
Tabel 5. Nilai LHRT Ruas Salubatu – Bonehau 2038 4,75% 32,53
- Kalumpang 2039 4,75% 33,83
Tahun Tingkat pertumbuhan LHRT 2040 4,75% 35,18
2021 4,75% 16,70 2041 4,75% 36,59
2022 4,75% 17,54
2023 4,75% 18,06 Dengan menggunakan persamaan 1, umur
2024 4,75% 18,79 rencana 20 tahun dan tingkat pertumbuhan
2025 4,75% 19,54 sebesar 4,75%, maka diperoleh nilai R = 21,10.
2026 4,75% 20,32 Selanjutnya, untuk menentukan nilai beban
2027 4,75% 21,13 sumbu standar kumulatif per tahun,
2028 4,75% 21,98 sebelumnya perlu dicari dahulu nilai andin
2029 4,75% 22,86
pengali pertumbuhan lalu lintas ®. Faktor

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 194
distribusi arah 0,5 untuk jalan arteri dan Desain perkerasan lentur aspal dengan
andin distribusi lajur 2 arah adalah 0,8, lapis pondasi berbutir diperoleh tebal AC-WC
sehingga total nilai beban sumbu standar 40 mm, AC-BC 60 mm, tebal AC-Base 80 mm,
kumulatif (CESA 5) adalah 6,09 x 106 ESAL. dan tebal lapis pondasi atas kelas A 300 mm.

Tabel 6. Nilai beban sumbu standar kumulatif


Nilai VDF 4 Nilai VDF 5 LHR
LHR
Jenis kendaraan Beban Beban ESA 4 ESA 5
2019
Aktual Normal Aktual Normal 2041
Sepeda motor,skuter,
roda 3 56 148 0 0
Sedan/angkot/pick
up/station wagon 123 326 0 0

Bus kecil 0 0 0 0

Bus besar 0 1 1 1 1 0 0 0
Truk 2 sumbu cargo
ringan 2 0,55 0,5 0,55 0,5 5 8163 8163,399

Truk 2 sumbu ringan 0 0,55 0,5 0,55 0,5 0 0 0


Truk 2 sumbu cargo
sedang 2 4,9 9 2,9 4 5 146941 65307,19
Truk 2 sumbu berat
muatan umum 2 4,9 9 2,9 4 5 146941 65307,19

Truk 2 sumbu berat 1 4,9 9 2,9 4 3 73471 32653,6

Truk 3 sumbu ringan 8 7,2 11,4 4,9 6,7 21 744502 437558,2

Truk 3 sumbu sedang 0 7,2 11,4 4,9 6,7 0 0 0

Truk 3 sumbu berat 0 9,4 19,1 3,8 4,8 0 0 0


Truk 2 sumbu dan
andingan 2 sumbu 0 0 0 0

Semi trailer 4 sumbu 0 13,2 25,5 6,5 8,8 0 0 0

Semi trailer 5 sumbu 0 20,2 42 6,6 8,5 0 0 0

Semi trailer 6 sumbu 0 17 28,8 9,3 13,5 0 0 0


CESA 1120018 608989,6

Tabel 7. Nilai LHR metode analisa komponen


4.2. Metode analisa komponen Tahun LHR
Nilai daya dukung tanah yang diperoleh 2021 194,0388
dengan menggunakan persamaan 3 dan nilai
2022 201,8376
CBR 12,75% sebesar 6,454. Besarnya
persentase kendaraan berat sebesar 7,732%, 2023 205,8744
kelandaian maksimum 10% dan rata-rata 2024 209,9918
intensitas curah hujan per tahun 884,9 mm. 2025 214,1917
Adapun pertimbangan dalam pemilihan nilai 2026 218,4755
faktor regional adalah kelandaian 6-10%,
2027 222,845
persentase kendaraan berat ≤ 30%, dan iklim <
900mm/th, maka nilai faktor regional 1,0. 2028 227,3019
Jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk 2029 231,848
umur rencana 20 tahun, tingkat pertumbuhan 2030 236,4849
lalu lintas 2%, di tahun 2041 sebesar 294,0393. 2031 241,2146

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 195
Tahun LHR Tahun LHR
2032 246,0389 2037 271,6468
2033 250,9597 2038 277,0798
2034 255,9789 2039 282,6214
2035 261,0985 2040 288,2738
2036 266,3204 2041 294,0393

Tabel 8. Nilai lintas ekuivalen


Jenis kendaraan Golongan Angka Ekivalen LEP LEA 20

Sepeda motor,skuter, roda 3 1 0,0000 0,0000


Sedan/angkot/pick up/station wagon 2 0,0004 0,0246 0,0373
Bus kecil 5a 0,3106 0,0000 0,0000
Bus besar 5b 2,5478 0,0000 0,0000
Truk 2 sumbu cargo ringan 6a1 2,4159 2,4159 3,6617
Truk 2 sumbu ringan 6a2 2,4159 0,0000 0,0000
Truk 2 sumbu cargo sedang 6b1.1 2,7416 2,7416 4,1554
Truk 2 sumbu berat muatan umum 6b2.1 2,7416 2,7416 4,1554
Truk 2 sumbu berat 6b2.2 2,7416 1,3708 2,0777
truk 3 sumbu ringan 7a1 2,7416 10,9664 16,6214
truk 3 sumbu sedang 7a2 2,7416 0,0000 0,0000
truk 3 sumbu berat 7a3 2,7416 0,0000 0,0000
truk 2 sumbu dan gandengan 2 sumbu 7b 3,9083 0,0000 0,0000
semi trailer 4 sumbu 7c1 4,1714 0,0000 0,0000
semi trailer 5 sumbu 7c2 6,4994 0,0000 0,0000
semi trailer 6 sumbu 7c3 7,2324 0,0000 0,0000
Total 20,2609 30,70876

Nilai LEP, LEA, LET, dan LER untuk kendaraan, lintas ekuivalen permulaan, lintas
umur rencana 20 tahun, berturut-turut yaitu ekuivalen akhir, lintas ekuivalen tengah, lintas
20,2609, 30,70876, 25,4848, 50,96966. Indeks ekuivalen rencana, penentuan nilai daya
permukaan pada akhir umur rencana (IP) , jika dukung tanah berdasarkan nilai CBR (baik
dilihat dari nilai LER berkisar antara 10-100 menggunakan rumus maupun nomogram), nilai
dan klasifikasi jalan arteri adalah 2,0. Indeks CBR rencana ditentukan dengan metode
permukaan pada awal umur rencana (IPo) persentil 90, faktor regional berdasarkan
dengan jenis lapis perkerasan laston adalah kondisi iklim, kelandaian, dan persentase
3,9-3,5. Dengan menggunakan nomogram, kendaraan berat terhadap total LHR, kondisi
diperoleh indeks tebal perkerasan 5. Susunan kehalusan/kerataan permukaan jalan ditetapkan
tebal lapis permukaan menggunakan metode pada awal dan akhir umur rencana, penentuan
analisa komponen yaitu tebal lapis permukaan tebal perkerasan menggunakan nomogram
menggunakan campuran laston adalah 5 cm, berdasarkan nilai daya dukung tanah, lintas
lapis pondasi atas menggunakan batu pecah ekuivalen rencana, dan faktor regional.
kelas A 20 cm dan lapis pondasi bawah Sedangkan dari metode manual desain
menggunakan sirtu kelas A 10 cm. perkerasan jalan 2017 yaitu tingkat
pertumbuhan lalu lintas telah ditentukan
5. KESIMPULAN berdasarkan fungsi jalan dan pulau, umur
Perbandingan penentuan tebal rencana berdasarkan elemen perkerasan,
perkerasan antara metode analisa komponen struktur perkerasan berdasarkan kumulatif
dan manual desain perkerasan jalan 2017 beban sumbu 20 tahun pada lajur rencana, nilai
adalah pada metode analisa komponen dapat vehicle damage factor berdasarkan beban
dihitung angka ekuivalen beban sumbu aktual dan normal per jenis kendaraan dan
pulau, nilai CBR rencana untuk tanah dasar
REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 196
menggunakan metode CBR persentil 10, dan berdasarkan ketersediaan biaya konstruksi dan
distribusi normal standar. Dari kedua metode tingkat performa jalan yang dikehendaki
ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam terhadap prakiraan tingkat pertumbuhan lalu
perencanaan tebal perkerasan jalan tergantung lintas.

6. DAFTAR PUSTAKA Analisa Komponen (Studi Kasus Peningkatan


Jalan Simpang Talang Babat - Pangkal Bulian
[1] Badan Pusat Statistik, Sulawesi Barat dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur), Jurnal
Angka 2021, Badan Pusat Statistik, Mamuju, Talenta Sipil, vol. 2, no. 2, 2019, halaman.
2021. 57-66.
[2] Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi [7] Demyadi, E.A Benny Mochtar, and Y. Subhy. ,
Barat 2014-2034, Mamuju, 2014. Analisa Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur
[3]Kementerian Pekerjaan Umum SNI dengan Menggunakan Metode Bina Marga 2013
1732-1989-F, Tata Cara Perencanaan Tebal dan Manual Desain Perkerasan Pada Ruas
Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Jalan Malinau - Mensalong, TEKNIK SIPIL
Analisa Komponen, Dewan Standardisasi DAN ARSITEKTUR, vol. 1, no. 1, 2018, pp.
Nasional, 1989. 1-11.
[4] H. Rahman, I. W. Suteja and R. Yuniarti, [8] J. Pattipeilohy, W. Sapulette and N. L. ,
Penanganan Kerusakan Perkerasan Jalan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pada
Menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan Ruas Jalan Desa Waisarira-Kaibobu,
2017 (MDP 2017), Universitas Mataram, 2018, Manumata, vol. 5, no. 2, 2019, pp. 56-64
halaman. 1-17. [9] M. Purnomo, M. Priyanti and H. T. C. A,
[5] N. Desyana, P. S. Ayundaningtyas, H. R. Flexible Pavement Improvement Analysis at
Maulana and A. Suraji, Analisis Disain Keduncino-Bandengan Road, Jepara Indonesia,
Perkerasan Jalan dengan Menggunakan Metode International Journal of Innovative Technology
Batas Kapasitas Jalan, in Conference on and Exploring Engineering (IJITEE), vol. 8, no.
Innovation and Applicaton of Science and 8, 2019, pp. 2472-2475.
Technology (CIASTECH 2019), Malang, 2019. [10] Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
[6] F. R. Yamali, M. N. and A. R. Saparuddin, Jenderal Bina Marga, Manual Desain
Kajian Perkerasan Jalan Menggunakan Metode Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.3 – 2022 ISSN 1978 - 5658 197

Anda mungkin juga menyukai