Anda di halaman 1dari 2

Ashri Maulidia Lestari

1502223097
KM 46-06

Teori Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian (Anxiety and Uncertainty


Management) yaitu teori yang memfokuskan pada budaya pada kelompok dan orang asing.
Gudykunst meyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari
kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Gudykunst juga mencatat bahwa orang
asing dan anggota dalam susatu kelompok mengalami beberapa tingkat kecemasan dan
ketidakpastian dalam situasi komunikasi yang baru. Situasi yang dilakukan oleh orang asing
tersebut pasti mengalami kecemasan dan ketidakpastian dan mereka tidak yakin bagaimana
harus bersikap. Teori tersebut dibuktikan dengan saya yang mencoba untuk berkenalan dengan
orang asing. Adanya miss komunikasi antara saya dengan orang asing tersebut dikarenakan
kecemasan yang terjadi saat berkomunikasi.
Saya memulai pembicaraan dengan seorang Native Speaker, dari sebuah Website
bernama Ome Tv. Ome Tv sendiri merupakan sebuah website/aplikasi video chat yang
memungkinkan kita berkenalan atau berinteraksi langsung secara virtual dengan orang asing
di seluruh dunia. Dalam website tersebut saya berkenalan dengan seorang warga negara asing,
yang berasal dari Finlandia. Sebelumnya, saya menjelaskan kepada WNA tersebut, jika saya
sedang melatih Speaking dan Listening (kebetulan itu memang salah satu tujuan saya
menggunakan Ome Tv). Meskipun dalam pembicaraan tersebut kurang sedikit lancar karena
beberapa dari kami kurang mengerti beberapa kalimat yang diucapkan, itu pun karena
perbedaan aksen yang kami gunakan.
Saat mulai pembicaraan, ia menanyakan dari mana saya berasal, dan saya menjawab
bahwa saya berasal dari Indonesia. Sebelumnya, ia mengria jika saya berasal dari China, namun
saya jelaskan kembali bahwa saya berasal dari Indonesia, dan memang rata-rata orang asia
memiliki penampilan yang hampir serupa. Karena sebenernya saya sedikit bingung dan hanya
menyaipkan pertanyaan-pertanyaan template, jadi percakapan tersebut tidak berlangsung lama.
Saya menjelaskan tentang Indonesia, karena sebetulnya dia tidak tahu ada negara bernama
Indonesia. Ketika saya menyebutkan nama Bali, beliau langsung paham. Seperti yang
diketahui, memang rata-rata orang luar negeri lebih mengatahui Bali daripada Indonesia itu
sendiri. Bahkan beliau tidak tahu jika Bali adalah sebuah pulau, bukan sebuah negara. Lalu
setelah saya memberi tahu tentang Indonesia, memberi tahu tentang memberi tahu tentang
negara Finlandia, kembali lagi pada beberapa kalimat di atas, beberapa kali saya kurang
memahami kalimat-kalimat yang dia ucapkan. Mungkin jika dia adalah orang Indonesia, saya
akan lancar untuk berbasa-basi, namun karena dia adalah seorang warga negara asing, saya
menjadi sedikit cemas karena takut salah dalam berucap.
Setelah saya amati percakapan saya dengan beliau adalah, saya berada di level 3, yaitu
kompetensi sadar, yang di mana kita memikirkan komunikasi kita dan terus bekerja untuk
menjadi lebih efektif. Kemudian, adanya kecemasan juga membuat komunikasi menjadi sedikit
tidak lancar. Karena menurut Gudykunst, kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab
dari kegagalan komunikasi. Tetapi saya mencoba agar percakapan tersebut menjadi lebih
efektif, dengan memikirkan komunikasi yang lebih santai.

Anda mungkin juga menyukai