Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ARYA JAKA SAMUDRA


IHSAN ZUBAIDI
DWI ARDIANSYAH
RIFKI NABAWI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR


SMK AL FALAH JAKARTA
JLN. MAMPANG PRAPATAN 1 NO.3 MAMPANG PRAPATAN
JAKARTA SELATAN
-2022-
HALAMAN PENGESAHAN

Halaman Prakerin Kerja Industri ini disusun guna memenuhi salah satu syarat uji kompetensi
Kejuruan dan Ujian Nasional di SMK AL FALAH, yang dilaksanakan oleh peserta didik dengan
nama berikut ini :

Nama Peserta Dan program keahlian :


1. Ihsan Zubaidi (Teknik Komputer dan Jaringan)
2. Arya Jaka Samudra (Teknik Komputer dan Jaringan)
3. Rifki Nabawi (Teknik Komputer dan Jaringan)
4. Dwi Ardiansyah (Teknik computer dan jaringan}

Menyetujui :

KEPALA PROGRAM KEAHLIAN KEPALA SEKOLAH SMK AL FALAH

MOHAMAD AMADA, S.Tr.Kom MASRUROH, S.Ag

PEMBIMBING SEKOLAH PEMBIMBING DU/DI

TEGUH WASONO KARTIKA

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua,
Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan dan
kelancaran untuk penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar/mengajar disekolah,
maupun dalam melaksanakan prakerin kerja di Dunia Industri. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu dalam membuat penyusunan Laporan Prakerin Kerja Industri, diantaranya:
1. Ibu Masruroh, S.Ag, Selaku Kepala Sekolah SMK AL FALAH
2. Bapak Mohamad Amada, S.Tr.Kom, Selaku Kepala Program Teknik Komputer Jaringan
3. Bapak Teguh Wasono, S.P.D Selaku pembimbing dari pihak sekolah
4. Ibu Fatimah, Selaku pembimbing dari pihak industri
5. Rekan Sekelompok

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu
bagi kemajuan serta perkembangan SMK AL FALAH. Saya mengucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telat membantu. Semoga Allah SWT. membalas kebaikan kalian
semua, Aamiin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Prakerin........................................................................1
B..Tujuan Prakerin..................................................................................... 1
C..Manfaat Prakerin................................................................................... 2
D. Dasar Pelaksanaan Prakerin.................................................................. 2
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN................................................ 4
A. Sejarah Singkat Perusahaan.................................................................. 4
B..Struktur Organisasi Perusahaan............................................................ 5
C..Jenis Produksi/Jasa Perusahaan.............................................................6
BAB III DASAR TEORI.................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 12
BAB V PENUTUP........................................................................................... 16
A. Kesimpulan..........................................................................................16
B..Saran – Saran ......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKERIN

Prakerin Kerja Industri yang lebih dikenal dengan istilah PRAKERIN merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Nasional serta Uji Kompetensi yang dilaksanakan pada setiap akhir
tahun pembelajaran. Dengan pelaksanaan PRAKERIN. Maka, siswa dapat mempraktikkan apa
yang selama ini di dapatkan nya di sekolah dan siswa dapat menunjukkan keterampilan nya di
dunia kerja.
SMK AL FALAH memiliki visi dan misi yang bertujuan untuk menyediakan tenaga kerja yang
siap kerja, terampil, dan inovatif dalam segala bidang pekerjaan. Dengan diadakan nya Prakerin
siswa dapat mengerti secara jelas dan langsung aktivitas dunia usaha, jadi mampu
mengimplementasikan nya dalam melakukan suatu usaha ketika sudah lulus sekolah nanti.
Prakerin juga dapat meminimalisir jumlah angka gerakan di Indonesia yang setiap tahun selalu
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Dari pelaksanaan Prakerin siswa
mampu mengambil pengalaman yang berharga dalam dunia usaha dan mampu bersaing nantinya.

B. TUJUAN PRAKERIN
Penyelenggaraan Prakerin Kerja Industri bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kejuruan melalu peran serta industri dalam
meningkatkan keahlian siswa
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntunan didunia kerja
3. Menambah pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
pendidikan keahlian
4. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan melalui
pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja
5. Memperoleh jalinan kerja sama antara sekolah dengan dunia kerja

1
C. MANFAAT PRAKERIN

a) Manfaat bagi Instansi


1) Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin, dan tanggung jawab
2) Dapat menambah silahturahmi dan mengenal siswa yang belajar dan bekerja di
kantornya
3) Dapat berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan

b) Manfaat bagi Sekolah


1) Terjaminnya pendidikan ke arah keahlian profesional tertentu
2) Memberikan kesenangan pada sekolah, karena pendidikan nya lebih terjamin dan
memperoleh bekal pendidikan yang bermanfaat bagi berbagai pihak
3) Meningkatkan proses efisiensi bagi pendidikan pelatihan
4) Tujuan pendidikan untuk mendapatkan keahlian profesional lebih mudah dicapai

c) Manfaat bagi Siswa


1) Setelah tamat, tidak memerlukan waktu tambahan yang terlalu lama untuk
menyesuaikan diri maupun untuk mencapai tingkat keahlian siap kerja
2) Laporan prakerin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi
mengenai situasi umum tempat prakerin
3) Dapat mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya

D. DASAR PELAKSANAAN PRAKERIN

Dasar dari pelaksanaan PKL, yaitu :


1. Dapat mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah sehingga
dapat diterapkan dengan baik.
2. Dapat membentuk pola pikir yang konstruktif bagi siswa-siswi prakerin.
3. Bisa melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional di dunia
kerja yang sebenarnya.
4. Dapat membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi prakerin.
5. Bisa menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa-
siswi prakerin sesuai bidang masing-masing.
6. Dapat menambah jenis ketrampilan yang dimiliki oleh siswa-siswi agar dapat
dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Sejak 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memulai sejarahnya sebagai sebuah bangsa yang
masih muda dalam menyusun pemerintahan, politik, dan administrasi negaranya. Landasan
berpijaknya adalah ideologi Pancasila yang diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri beberapa
minggu sebelumnya dari penggalian serta perkembangan budaya masyarakat Indonesia dan
sebuah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pra Amendemen yang
baru ditetapkan keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen) tersebut
mengatur berbagai macam lembaga negara dari Lembaga Tertinggi Negara hingga Lembaga
Tinggi Negara. Konsepsi penyelenggaraan negara yang demokratis oleh lembaga-lembaga
negara tersebut sebagai perwujudan dari sila keempat yang mengedepankan prinsip demokrasi
perwakilan dituangkan secara utuh didalamnya.

Kehendak untuk mengejawantahkan aspirasi rakyat dalam sistem perwakilan, untuk pertama
kalinya dilontarkan oleh Bung Karno, pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945. Muhammad Yamin
juga mengemukakan perlunya prinsip kerakyatan dalam konsepsi penyelenggaraan negara.
Begitu pula dengan Soepomo yang mengutarakan idenya akan Indonesia merdeka dengan prinsip
musyawarah dengan istilah Badan Permusyawaratan. Ide ini didasari oleh prinsip kekeluargaan,
dimana setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.

Dalam rapat Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, Soepomo menyampaikan bahwa ‘’Badan
Permusyawaratan’’ berubah menjadi ‘’Majelis Permusyawaratan Rakyat’’ dengan anggapan
bahwa majelis ini merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, yang mana anggotanya
terdiri atas seluruh wakil rakyat, seluruh wakil daerah, dan seluruh wakil golongan. Konsepsi
Majelis Permusyawaratan Rakyat inilah yang akhirnya ditetapkan dalam Sidang PPKI pada acara
pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen).

4
A. Masa Orde Lama (1945-1965) dan Orde Baru (1965-1999)

Pada awal masa Orde Lama, MPR belum dapat dibentuk secara utuh karena gentingnya situasi
saat itu. Hal ini telah diantispasi oleh para pendiri bangsa dengan Pasal IV Aturan Peralihan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen)
menyebutkan, Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala
kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.

Sejak diterbitkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor X, terjadi perubahan-perubahan yang


mendasar atas kedudukan, tugas, dan wewenang KNIP. Sejak saat itu mulailah lembaran baru
dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, yakni KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Dengan demikian, pada awal berlakunya Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen) dimulailah lembaran
pertama sejarah MPR, yakni terbentuknya KNIP sebagai embrio MPR.

Pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949-1950) dan Undang-Undang
Dasar Sementara (1950-1959), lembaga MPR tidak dikenal dalam konfigurasi ketatanegaraan
Republik Indonesia. Pada tanggal 15 Desember 1955 diselenggarakan pemilihan umum untuk
memilih anggota Konstituante yang diserahi tugas membuat Undang-Undang Dasar.

Namun, Konstituante yang semula diharapkan dapat menetapkan Undang-Undang Dasar ternyata
menemui jalan buntu. Di tengah perdebatan yang tak berujung pangkal, pada tanggal 22 April
1959 Pemerintah menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945, tetapi anjuran ini pun tidak
mencapai kesepakatan di antara anggota Konstituante.

Dalam suasana yang tidak menguntungkan itu, tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekret Presiden yang berisikan:

 Pembubaran Konstituante,
 Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara 1950,
 Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Untuk melaksanakan Pembentukan MPRS sebagaimana diperintahkan oleh Dekret Presiden 5
Juli 1959, Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 yang mengatur
Pembentukan MPRS sebagai berikut:

 MPRS terdiri atas Anggota DPR Gotong Royong ditambah dengan utusan-utusan dari
daerah-daerah dan golongan-golongan.
 Jumlah Anggota MPR ditetapkan oleh Presiden.
 Yang dimaksud dengan daerah dan golongan-golongan ialah Daerah Swatantra Tingkat I dan
Golongan Karya.
 Anggota tambahan MPRS diangkat oleh Presiden dan mengangkat sumpah menurut
agamanya di hadapan Presiden atau Ketua MPRS yang dikuasakan oleh Presiden.
 MPRS mempunyai seorang Ketua dan beberapa Wakil Ketua yang diangkat oleh Presiden.

Jumlah anggota MPRS pada waktu dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 199 Tahun
1960 berjumlah 616 orang yang terdiri dari 257 Anggota DPR-GR, 241 Utusan Golongan Karya,
dan 118 Utusan Daerah.

Pada tanggal 30 September 1965 terjadi peristiwa G-30-S. Dalam rangka pembersihan
keanggotaan MPRS dari unsur PKI, yang dituduh sebagai dalang, dan ditegaskan dalam Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1966 bahwa sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang dipilih oleh rakyat, maka MPRS menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan UUD
1945 sampai MPR hasil Pemilihan Umum terbentuk.

B. Masa Reformasi (1999-sekarang)

Bergulirnya reformasi yang menghasilkan perubahan konstitusi telah mendorong para pengambil
keputusan untuk tidak menempatkan MPR dalam posisi sebagai lembaga tertinggi. Setelah
reformasi, MPR menjadi lembaga negara yang sejajar kedudukannya dengan lembaga-lembaga
negara lainnya, bukan lagi penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang melaksanakan kedaulatan
rakyat. Perubahan Undang-Undang Dasar telah mendorong penataan ulang posisi lembaga-
lembaga negara terutama mengubah kedudukan, fungsi dan kewenangan MPR yang dianggap
tidak selaras dengan pelaksanaan prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat sehingga sistem
ketatanegaraan dapat berjalan optimal.

Pasal 1 ayat (2) yang semula berbunyi: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”, setelah perubahan Undang-Undang Dasar
diubah menjadi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.” Dengan demikian pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak lagi dijalankan sepenuhnya oleh
sebuah lembaga negara, yaitu MPR, tetapi melalui cara-cara dan oleh berbagai lembaga negara
yang ditentukan oleh UUD 1945.

Tugas, dan wewenang MPR secara konstitusional diatur dalam Pasal 3 UUD 1945, yang sebelum
maupun setelah perubahan salah satunya mempunyai tugas mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar sebagai hukum dasar negara yang mengatur hal-hal penting dan mendasar. Oleh
karena itu dalam perkembangan sejarahnya MPR dan konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar
mempunyai keterkaitan yang erat seiring dengan perkembangan ketatanegaraan Indonesia.
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
D. JENIS PRODUKSI/JASA PERUSAHAAN

MPR adalah lembaga negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sekarang ini bukan lagi
merupakan lembaga tertinggi negara. Ia adalah lembaga negara yang sederajat dengan lembaga
negara lainnya. Dengan tidak adanya lembaga tertinggi negara maka tidak ada lagi sebutan
lembaga tinggi negara dan lembaga tertinggi negara. Semua lembaga yang disebutkan dalam
UUD 1945 adalah lembaga negara.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga pelaksana kedaulatan rakyat oleh
karena anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah para wakil rakyat yang berasal
dari pemilihan umum. MPR bukan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat sebagaimana
tertuang dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 ,perubahan ketiga bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar. Ketentuan mengenai
keanggotaan MPR tertuang dalam Pasal 2 Ayat (1) UUD 1945 sebagai berikut:

Tugas dan Wewenang MPR

Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang. MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :

1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;


2. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam sidang
paripurna MPR;
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah presiden dan atau wakil
presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR;
4. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
5. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh
hari;
6. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam
masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik yang paket calon presiden dan wakil presidennya meraih
suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa
jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
7. Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.
BAB 3
DASAR TEORI

Public Relations Public Relations adalah disiplin ilmu yang menangani reputasi, dengan tujuan
memperoleh pemahaman, dukungan, dan mempengaruhi opini serta perilaku. Public relations
adalah usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan
hubungan baik serta saling pengertian antara sebuah organisasi dengan publiknya. Perusahaan
tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur.
Melainkan juga harus berhubungan dengan sejumlah besar masyarakat yang berkepentingan.
Masyarakat adalah setiap kelompok yang memiliki kepentingan dalam atau pengaruh terhadap
kemampuan suatu perusahaan mencapai tujuannya saat ini atau pada masa mendatang.
Public Relations meliputi berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan dan masing-masing produknya. Dalam praktiknya, public relations
atau humas dapat berfungsi ganda yaitu disatu pihak sebagai MPR (marketing public relations)
untuk mencapai marketing objektif sedangkan pihak lain sebagai CPR (corporate public relations)
untuk mencapai tujuan utama perusahaan (company goal) dalam menciptakan identitas dan citra
yang positif. Hubungan Marketing dengan Public Relations Public relations saat ini telah
menjadi alat komunikasi dengan peran yang lebih besar, bukan hanya membangun dan menjaga
citra perusahaan tetapi juga mencakup produk dan merek. Dalam artikel yang berjudul,
“Marketing and Public Relations” yang dimuat di Journal of Marketing pada tahun 1978. Philip
Kotler dan Wiliam Mindak membuat pernyataan sebagai berikut “were does marketing end and
Public relations begin, and where does public relations end and marketing begin ?”. Menurut
Philip Kotler dan Wiliam Mindak 5 model yang mengkaitkan public relations dan marketing ,
sebagai berikut :
1) Terpisah tetapi fungsinya sama. Model ini mendekati model tradisional dalam marketing
dan public relations, dimana masing - masing berdiri pada sudut yang berdiri karena
ilmunya berbeda. Marketing bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen
untuk memperoleh laba. Public relations dibutuhkan karena berperan dalam sektor citra

11
sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap perusahaan dan perusahaan
memperoleh laba.
2) Sama fungsinya tetapi tumpang tindih. Pandangan ini berdasarkan pengamatan bahwa
keduanaya sama pentingnya dan terpisah, tetapi mempunyai obyektif yang tumpang
tindih adalah peluncuran produk yang melibatkan publisitas pers. 9 Perusahaan dapat
menentukan apakah tugas ini dibebankan pada bagian marketing atau pada bagia PR.
3) Marketing sebagai fungsi yang lebih dominan. Pandangan ini berdasarkan pikiran bahwa
Cooperate Public Relations merupakan bagian Cooperate Marketing.
4) Public Relations sebagai fungsi yang dominan. Pandangan ini adalah sebaliknya dari
pandangan diatas, yakni percaya bahwa public relations yang harus mengendalikan
marketing. Masa depan perusahaan tergantung pada bagaimana pandangan masyarakat
terhadap perusahaan. Tugas perusahaan adalah membangun kepercayaan dan kepuasan
kelompok publik tersebut sebesar - besarnya. Kepuasan konsumen harus diimbangi
dengan kepuasan kelompok konsumen lainnya.
5) Marketing dan public relations mempunyai fungsi yang sama. Padangan ini berdasarkan
pemikiran kedua bidang ini telah memasukan area yang berbeda. Keduanya tentang pasar
dan lingkungan marketing (publik). Keduanya mengenal istilah segmentasi pasar,
perilaku konsumen, persepsi, sikap dan citra.

Kelebihan public relations dalam marketing terletak pada aspek komunikasi yang menjadi alat
utamanya. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam marketing barang, jasa
maupun ide atau citra lembaga. Komunikasi berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang
marketing 10 melalui berbagai saluran serta pesan – pesan yang bersifat informatif dan persuasif.
Masuknya bidang public relations ke dalam marketing, karena peningkatan kebutuhan dan minat
konsumen, harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi, dan banyaknya promosi dari
produk/jasa sejenis. Berubahnya cara marketing dengan memasukkan public relations ke
dalamnya disebabkan oleh:
a) Adanya sikap kritis konsumen dan ketatnya pengawasan pemerintah.
b) Penarikan berbagai produk selalu menghiasi berita utama di media massa.
c) Adanya kesah negatif kepada konsumen terhadap produk baru yang ditawarkan.
d) Perlunya pemasangan iklan dengan muatan yang mencerminkan kebutuhan sosial dan
tanggung jawab konsumen.
e) Seringkali bermunculan berbagai isu produk dan perusahaan.
f) Masalah citra perusahaan dan produk yang selalu diperlihara dan ditingkatkan. Public
Relations dapat menjadi sangat efektif sebagai penopang fungsi marketing, jika terlebih
dahulu diperjelas dalam perencanaan marketing.

Perencanaan harus matang dalam menentukan sasaran dan target perusahaan, yaitu dengan
penerapan strategi dan taktik promosi untuk penjualan suatu 11 produk. Karena itu hubungan
antara humas dan marketing harus sangat kuat. public relations digunakan dalam perencanaan
marketing untuk mencapai sejumlah sasaran :

a) Membantu perusahaan dan nama produk agar lebih terkenal.


b) Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk.
c) Membantu meningkatkan suatu produk life style, seperti menyempurnakan pesan dan
iklan dan promosi penjualan dengan menambah informasi baru.
d) Mencari pangsa pasar baru dan memperluas keberadaannya.
e) Memantapkan semua citra positif bagi produk dan usahanya.

Philip Kotler juga berpendapat bahwa public relations adalah salah satu bentuk kegiatan
komunikasi dari 5 bauran komunikasi marketing (marketing communication mix/promotion mix)
yang digunakan untuk mengkomunikasikan produk atau citra lembaga pada khalayak. Empat
unsur lainnya adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan
pribadi (personal selling), dan marketing langsung (direct sales).
BAB 4
PEMBAHASAN

A. BIDANG PEKERJAAN

Praktikan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Majelis Permusyawaratan


Rakyat Republik Indonesia, Jl. Gatot Subroto No. 6 Jakarta Pusat. Praktikan ditempatkan di
bagian Keanggotaan dan Kepegawaian di lingkungan Sekretariat Jenderal Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Adapun bidang pekerjaan yang dilaksanakan
praktikan adalah:
1) Bidang Administrasi Perkantoran Pekerjaan yang praktikan lakukan dalam bidang
administrasi perkantoran adalah menyiapkan berita acara untuk pelantikan calon pegawai
negeri sipil menjadi pegawai negeri sipil, membuat daftar tanda terima surat keluar, dan
mengirim surat kenaikan gaji berkala kepada pegawai tertentu.
2) Bidang Kearsipan Pekerjaan yang praktikan lakukan dalam bidang kearsipan adalah
melakukan filing dokumen menggunakan sistem abjad anggota MPR dan pegawai Setjen
MPR seperti Surat Kenaikan Gaji Berkala, Formulir Sasaran Kerja PNS, Surat Keputusan,
Nota Dinas, Berita Acara Pengucapan Sumpah Anggota MPR RI, Surat Laporan
Perkawinan, dan Surat Laporan Pertambahan Anak.

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIN

Praktik Kerja Industri dilaksanakan di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat di Jalan


Senayan, Kebayoran Baru, Jl. Gatot Subroto No.6, RT.1/RW.3, Gelora, Kecamatan Tanah
Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 15810 Praktik Kerja Industri
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada tanggal 3 Januari 2021 s/d 31 Maret 2021.
Jam operasional selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin), yaitu sebagai berikut :
 Senin : 08.00 – 15.00
 Selasa : 08.00 – 15.00
 Rabu : 08.00 – 15.00
 Kamis : 08.00 – 15.00
 Jumat : 08.00 – 15.00

C. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PELAKSANAAN


PRAKERIN

Dalam pelaksanaan prakerin terdapat beberapa factor pendorong dan penghambat sebagai
berikut :
 Faktor Pendorong : 3 faktor pendorong yang membantu kami selama melaksanakan
kegiatan prakerin, yaitu :
1) Lingkungan kerja yang bersih membuat kami merasa nyaman dalam melaksanakan
tugas
2) Karyawan yang baik dan ramah membuat kami tidak membutuhkan banyak waktu
untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja
3) Fasilitas yang memadai dapat membantu kami, sehingga kami bisa mengerjakan
tugas dengan cepat

 Faktor Penghambat : Faktor yang menjadi penghambat kami selama melaksanakan


prakerin, yaitu :
1) Kurangnya pengalaman kami belum begitu berpengalaman sehingga pekerjaan yang
kami kerjakan terkadang mengalami kesulitan
2) Kurangnya menguasai peralatan kantor, ada beberapa peralatan kantor yang belum
kami kuasai, sehingga kami harus meluangkan waktu untuk berlatih terlebih dahulu
3) Kurangnya jumlah alat kantor, sehingga memperlambat pekerjaan
BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan prakerin sangat penting bagi siswa dan siswi, karena untuk memenuhi persyaratan
untuk dapat mengikuti Ujian Nasional dan Uji Kompetensi, dan juga siswa dan siswi akan
mengetahui dan mempelajari secara langsung bagaimana dunia pekerjaan dan bidang pemasaran

B. SARAN – SARAN
1. Saran untuk siswa
a) Siswa harus mampu bekerja dan berfikir cepat dalam melakukan berbagai hal
b) Siswa harus selalu melakukan kerja sama dengan karyawan
c) Mampu memanfaatkan peluang untuk mendapatkan nilai yang baik dari prakerin

2. Saran untuk sekolah


a) Terus melakukan kerja sama dengan MPR
b) Pihak sekolah sekurang-kurang nya 2 kali selama 1 bulan untuk menjenguk
peserta prakerin

3. Saran untuk Instansi


a) Semoga MPR tetap bisa menyediakan tempat untuk siswa dan siswi SMK yang
akan melaksanakan prakerin di masa yang akan datang
b) Lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan
c) Menjadi yang terbaik
d) Karyawan/Karyawati dapat lebih membantu dalam membimbing siswa prakerin
e) Bagi seluruh karyawan dan karyawati berharap untuk lebih meningkatkan
komunikasi yang baik dalam bekerja antara karyawan.

16
DAFTAR PUSTAKA
UU No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2015, Tentang Pembangunan
Sumber Daya Industri
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 Tahun 2017, Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
Peraturan Menteri Perindustrian No. 03/M-IND/PER/I/2017, Tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang link and match
dengan industry
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
4678/D/KEP/MK/2016, Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Permendikbud 50 Tahun 2020, Tentang Prakerin Kerja Lapangan bagi peserta didik

DAFTAR LAMPIRAN
Dibawah ini berikut lampiran Prakerin Kerja Industri :
1. Sertifikat PKL
2. Jurnal Kegiatan PKL
3. Foto Perusahaan
4. Foto Peserta PKL

1
2

Anda mungkin juga menyukai