id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entok merupakan salah satu ternak unggas domestik yang memiliki potensi yang
baik untuk dikembangkan sebagai penghasil daging, juga memiliki kemampuan
mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar (Fatmarischa et al. 2017). Data statistik
Kementerian Pertanian Republik Indonesia mencatat bahwa produksi daging entok
pada tahun 2013 mencapai angka 4 ton. Produksinya meningkat dari tahun ke tahun
dan pada tahun 2017 mencapai angka 5,6 ton (Kementan, 2017). Pengembangan entog
sebagai unggas air unggulan Indonesia masih memiliki beberapa kendala, diantaranya
peningkatan populasi dan produksi telur yang rendah (Juliyanty, 2019), belum adanya
data kebutuhan pakan dan metode pemberian pakan yang tepat (Ayuningtyas, 2016).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk perbaikan performa adalah dengan
memperbaiki pakan yang diberikan. Peningkatkan kandungan nutrien pakan dapat
dilakukan dengan pemberian pakan tambahan dalam ransum untuk mengoptimalkan
potensi entok. Pakan tambahan yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan
potensi entog, salah satunya yaitu L-karnitin. Suplementasi L-karnitin juga dapat
digunakan untuk menurunkan kadar kolestrol daging, meningkatkan digestibilitas
nutrien, memperbaiki konversi pakan dan menurunkan kandungan lemak karkas dan
dapat mempertahankan keempukan dan susut masak pada daging (Owen et al., 2001).
Penggunaan L- karnitin didasarkan pada bobot badan (Owen, 1996) untuk babi
penggunaan L- karnitin sebesar 100-200 ppm, semakin tinggi bobot badan maka
penggunaan L- karnitin semakin tinggi. Pada puyuh penggunaan L-karnitin sebesar 10
ppm, pada itik tegal sebesar 25 ppm dan pada ayam sebesar 30 ppm (Sudibya, 2007).
Penambahan minyak ikan yang mengandung L-Karnitin dapat mempercepat
metabolisme asam lemak yang terdapat dalam minyak ikan karena adanya L-Karnitin
telah diketahui secara alami sebagai komponen yang mirip dengan vitamin yang
mempunyai fungsi utama sebagai fasilitator transport asam lemak rantai panjang
menjadi pendek ke dalam mitokondria untuk menghasilkan energi (ATP) melalui -
oksidasi dan phosphorilasi oksidatif sehingga pemanfaatan lemak sebagai sumber
energi dapat optimal Muchtadi et al (1993). L- Karnitin mempunyai potensi yang
positif untuk meningkatkan pertumbuhan dan katabolisme lemak sehingga sangat
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dibutuhkan dalam pakan yang mengandung lemak (Mohseni et al., 2008) sehingga
penggunaan L-karnitin yang diberi tambahan minyak ikan diharapkan mampu
mengontrol metabolisme entok. Minyak ikan yang ditambahkan dalam pakan dengan
kadar sebesar 4% sudah meningkatkan performa yang optimum sehingga kadar tidak
perlu ditambahkan (Sudibya, 2007). Minyak ikan tuna memiliki kandungan asam
lemak omega-3 utamanya Eikosapentaenoat (EPA) 33,6-44,85%, Dokosaheksaenoat
(DHA) 14,64% dan Energi (ME) 8260 Kcal/kg. Minyak ikan lemuru mengandung
asam lemak omega-3 yaitu EPA 34,17%, DHA sebanyak 17,40% dan ME 8280
Kcal/kg (Sudibya et al., 2007). Oleh karena itu, penambahan minyak ikan yang
mengandung L-karnitin diharapkan dapat mempercepat metabolisme asam lemak
sehingga pemanfaatan lemak sebagai sumber energi dapat optimal. Berdasarkan uraian
diatas diperlukan adanya penelitian dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh
suplementasi L-karnitin dan minyak ikan dalam ransum terhadap performa karkas
entog betina periode grower.
B. Rumusan Masalah
2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian