Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BIOKIMIA

LEMAK UNTUK HEWAN TERNAK

Disusun oleh :

Maulana Akbar 220311005

Dosen pengampu:
Dein iftitah

PROGRAM STUDI SI - PETERNAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH CIREBON
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN
 Latar belakang
 Tujuan makalah
 Manfaat lemak dalam ransum hewan ternak
II. JENIS-JENIS LEMAK UNTUK HEWAN TERNAK
 Lemak nabati
 Lemak hewani
 Lemak sintetis
III. KUANTITAS LEMAK DALAM RANSUM HEWAN TERNAK
 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan lemak pada hewan ternak
 Jumlah lemak yang dibutuhkan pada spesies ternak, usia, dan tingkat produksi
IV. PENGARUH LEMAK DALAM KUALITAS PRODUK TERNAK
 Pengaruh lemak dalam kualitas daging pada hewan ternak
 Pengaruh lemak dalam kualitas susu pada hewan ternak
V. KESIMPULAN
 Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan
VI. DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas akhir
mata kuliah Nutrisi Hewan Ternak, dengan judul "Lemak untuk Hewan Ternak".
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperkenalkan jenis-jenis lemak yang cocok
untuk hewan ternak, kuantitas lemak yang dibutuhkan, serta pengaruh lemak dalam kualitas
produk ternak. Dalam makalah ini, saya menggunakan berbagai sumber referensi yang
diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk memilih jenis dan kuantitas lemak yang
tepat untuk hewan ternak.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca, saya berharap makalah ini dapat terus diperbaiki dan menjadi
referensi yang bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Hewan ternak merupakan salah satu aset penting dalam dunia pertanian. Agar hewan ternak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, diperlukan pemberian ransum yang cukup dan
seimbang. Salah satu komponen penting dalam ransum hewan ternak adalah lemak. Lemak
memiliki berbagai manfaat bagi hewan ternak, antara lain sebagai sumber energi, membantu
dalam penyerapan vitamin, dan pengaruhnya dalam kualitas produk ternak.
Namun, pemilihan jenis dan kuantitas lemak yang tepat dalam ransum hewan ternak masih
sering menjadi masalah bagi peternak. Beberapa peternak masih kurang memahami jenis-
jenis lemak yang cocok untuk hewan ternak, kuantitas lemak yang dibutuhkan, serta
pengaruh lemak dalam kualitas produk ternak. Pemilihan yang tidak tepat dapat berdampak
buruk pada kesehatan dan produktivitas hewan ternak, serta kualitas produk ternak yang
dihasilkan.
Oleh karena itu, penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai jenis-jenis lemak yang cocok untuk hewan ternak, kuantitas lemak yang
dibutuhkan, serta pengaruh lemak dalam kualitas produk ternak. Dengan adanya informasi
yang tepat mengenai lemak dalam ransum hewan ternak, diharapkan peternak dapat memilih
jenis dan kuantitas lemak yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan hewan ternaknya.

TUJUAN PENULISAN
Tujuan saya menulis makalah ini agar bisa mengedukasi peternak, ya meskipun saya belum
terlalu pintar dan masi banyak kesalahan di makalah ini saya berharap makalah ini berguna
untuk orang lain dan sebagai media saya belajar
MANFAAT LEMAK BAGI HEWAN TERNAK
Lemak merupakan salah satu nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan hewan ternak, termasuk sapi. Sebagai sumber energi, lemak dapat menjadi
cadangan yang digunakan ketika ternak membutuhkan energi tambahan untuk aktivitas dan
pertumbuhan selama masa pertumbuhan dan penggemukan. Selain itu, lemak juga berfungsi
sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K yang sangat penting bagi kesehatan dan
pertumbuhan hewan ternak.
Vitamin A, D, E, dan K termasuk ke dalam jenis vitamin yang larut dalam lemak.
Dengan adanya lemak dalam tubuh ternak, vitamin-vitamin tersebut dapat disimpan dengan
baik dan tersedia ketika tubuh membutuhkannya. Kekurangan vitamin-vitamin tersebut dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada hewan ternak, seperti gangguan pertumbuhan,
kerusakan pada tulang, dan masalah reproduksi.
Lemak pada hewan ternak juga berfungsi sebagai cadangan energi yang tersimpan
dalam jaringan sel-sel tubuh dalam bentuk lemak cadangan. Ketika tubuh membutuhkan
energi tambahan, lemak dapat diubah menjadi pati dan gula yang digunakan sebagai sumber
energi. Hal ini terjadi ketika hewan ternak mengalami stres atau ketika mereka membutuhkan
energi tambahan untuk pertumbuhan dan penggemukan.
Ketika hewan ternak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, lemak tersebut
akan disimpan dalam jaringan sel-sel tubuh sebagai lemak cadangan. Jika terdapat kelebihan
lemak, lemak tersebut akan disimpan di beberapa bagian tubuh seperti di bawah kulit, di
sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus, dan di antara otot-otot. Pada sapi,
kelebihan lemak terutama disimpan di punuknya yang terletak di belakang leher. Jenis dan
kuantitas lemak yang disimpan pada tubuh hewan ternak tergantung pada jenis ternak, mutu
makanan yang dikonsumsi, umur, aktivitas, dan kesehatan hewan ternak tersebut.
Dalam pemberian ransum pakan ternak, bahan-bahan yang mengandung sumber
lemak seperti bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dan bungkil kacang kedelai seringkali
digunakan untuk memberikan asupan lemak yang cukup bagi hewan ternak. Pemilihan jenis
dan kuantitas lemak yang tepat dalam ransum pakan ternak menjadi penting karena dapat
memengaruhi kesehatan dan produktivitas hewan ternak, serta kualitas produk ternak yang
dihasilkan. Oleh karena itu, peternak perlu memperhatikan pemilihan jenis dan kuantitas
lemak yang tepat dalam pemberian ransum pakan ternak bagi hewan ternak mereka.(Disnak
Sumbar, 2013)
II. JENIS JENIS LEMAK UNTUK HEWAN TERNAK

Lemak adalah suatu senyawa organik yang merupakan salah satu komponen utama dalam
nutrisi hewan ternak. Lemak yang diberikan kepada hewan ternak bisa berasal dari sumber
nabati, hewani, atau bahkan sintetis. Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai jenis-
jenis lemak untuk hewan ternak:

A. Lemak Nabati Lemak nabati adalah lemak yang berasal dari tumbuhan, seperti
minyak kelapa, minyak sawit, minyak kedelai, dan sebagainya. Lemak nabati
biasanya lebih murah dibandingkan dengan lemak hewani, sehingga sering digunakan
sebagai sumber lemak bagi hewan ternak, terutama untuk pakan unggas dan babi.
Namun, perlu diingat bahwa beberapa jenis lemak nabati mengandung asam lemak
tak jenuh yang berpotensi merusak kesehatan hewan ternak jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan.
B. Lemak Hewani Lemak hewani adalah lemak yang berasal dari hewan, seperti lemak
sapi, lemak babi, lemak ayam, dan sebagainya. Lemak hewani memiliki kandungan
asam lemak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan lemak nabati, sehingga
penggunaannya harus lebih hati-hati agar tidak menyebabkan kelebihan lemak yang
berakibat buruk pada kesehatan hewan ternak. Namun, lemak hewani memiliki
keunggulan dalam hal cita rasa dan kelezatan daging, sehingga sering digunakan
untuk meningkatkan kualitas rasa dan tekstur daging pada hewan ternak.
C. Lemak Sintetis Lemak sintetis adalah lemak yang dihasilkan melalui proses kimia
atau sintesis dalam laboratorium. Lemak jenis ini biasanya digunakan untuk pakan
ternak yang memerlukan kandungan asam lemak tertentu, seperti pakan ikan, unggas,
dan sapi perah. Lemak sintetis juga sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam
pakan ternak untuk meningkatkan kandungan energi dan protein, serta memperbaiki
kualitas rasa dan aroma pada produk ternak.

Dalam penggunaan lemak untuk pakan ternak, perlu diperhatikan jumlah dan jenis lemak
yang diberikan, sehingga tidak menyebabkan kelebihan lemak yang berakibat buruk pada
kesehatan hewan ternak. Pemilihan jenis lemak yang tepat juga dapat meningkatkan kualitas
nutrisi dan kesehatan hewan ternak, sehingga menghasilkan produk ternak yang lebih sehat
dan bernilai jual tinggi

III. KUANTIAS LEMAK DALAM RAMSUM TERNAK


Lemak merupakan komponen penting dalam ransum pakan ternak yang berperan dalam
menjaga kesehatan, pertumbuhan dan produksi ternak. Kuantitas lemak dalam ransum ternak
sangat tergantung pada faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi kebutuhan lemak
pada ternak. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan lemak pada ternak adalah
spesies ternak, usia, tingkat produksi, lingkungan, kondisi kesehatan, serta jenis pakan yang
diberikan.
Jumlah lemak yang dibutuhkan pada spesies ternak, usia, dan tingkat produksi berbeda-beda.
Contohnya, sapi yang digunakan untuk produksi susu memerlukan jumlah lemak yang lebih
tinggi dibandingkan sapi yang digunakan untuk produksi daging. Kebutuhan lemak pada
ternak yang lebih tua cenderung lebih rendah daripada ternak yang lebih muda karena
metabolisme tubuh ternak yang lebih muda memerlukan lebih banyak energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Selain itu, lingkungan dan kondisi kesehatan ternak juga mempengaruhi kebutuhan lemak
pada ternak. Jika ternak terkena penyakit atau stres, maka kebutuhan lemaknya akan
meningkat. Jenis pakan yang diberikan juga mempengaruhi jumlah lemak dalam ransum
ternak. Pakan yang mengandung banyak sumber lemak nabati, seperti bungkil kelapa atau
bungkil kacang tanah, akan memberikan jumlah lemak yang lebih banyak pada ternak
dibandingkan dengan pakan yang mengandung sumber lemak hewani.
Dalam memberikan ransum pakan ternak yang mengandung lemak, perlu diperhatikan juga
batasan maksimum jumlah lemak yang diberikan pada ternak. Jika jumlah lemak yang
diberikan melebihi batas yang dianjurkan, dapat menyebabkan obesitas pada ternak yang
pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas ternak.
Dalam memperhitungkan kebutuhan lemak pada ternak, perlu dilakukan secara cermat dan
teliti dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kebutuhan lemak tersebut.
Dalam hal ini, konsultasi dengan ahli nutrisi ternak atau dokter hewan sangat disarankan
untuk memastikan kebutuhan lemak pada ternak terpenuhi dan mengoptimalkan produksi
ternak.
IV. PENGARUH LEMAK DALAM KUALITAS PRODUK TERNAK

Pemberian 500 g konsentrat yang mengandung 10% kalsium lemak sawit pada domba Garut
menghasilkan persentase karkas (dressing percentage) yang lebih tinggi dari pada perlakuan
kontrol tanpa penambahan lemak sawit (47,28 vs 43,62%) tetapi kualitas daging (pH,
subcutaneous fat, ribeye area) tidak berbeda nyata antara perlakuan. Kandungan total asam
lemak jenuh dalam daging menurun sedangkan total asam lemak tidak jenuh meningkat
dengan diberi 10% kalsium lemak sawit di dalam konsentrat. Asam lemak tidak jenuh yang
meningkat secara nyata yaitu asam linoleat (C18:2), asam linolenat (C18:3), asam erurat
(C22:1) (Lubis dan Wina 1998). Pemberian 2% kalsium lemak sawit yang mengandung 31%
conjugated linoleic acid (CLA) pada sapi Angus Hereford memberikan pengaruh yang sama
dengan minyak jagung yang mengandung asam linoleat tinggi (linoleic acid) terhadap berat
karkas, ketebalan lemak, luas otot longissimus, hasil dan kualitas grading (Gillis et al. 2004).
Tetapi nilai marbling dan kualitas daging sapi Hanwoo (sapi lokal Korea) meningkat secara
nyata ketika diberi 100 g kalsium minyak sawit yang diperkaya dengan asam amino
dibandingkan dengan kontrol. Hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya peningkatan total
asam lemak, metionin dan lisin di dalam plasma darah. Untuk parameter lain seperti
ketebalan lemak punggung, skor grading hasil dan indeks, luasan “ribeye” tidak berbeda
antara pemberian asam amino-kalsium minyak sawit dengan kontrol
Lemak juga memainkan peranan penting dalam kualitas susu pada hewan ternak. Kualitas
susu yang dihasilkan dari hewan ternak dipengaruhi oleh kandungan lemak dalam susu
tersebut. Peningkatan kandungan lemak dalam susu ternak dapat meningkatkan kualitas susu
dan produk olahannya seperti keju, mentega, dan krim. Selain itu, kandungan lemak dalam
susu juga mempengaruhi rasa dan aroma dari produk susu tersebut.
Namun, terlalu banyak lemak dalam susu juga dapat berdampak negatif pada kualitas susu
dan produk olahannya. Lemak yang terlalu banyak dalam susu dapat mempengaruhi tekstur
dan kemampuan penyimpanan produk olahan susu, serta meningkatkan risiko terjadinya
oksidasi dan kehilangan kandungan nutrisi dalam produk olahan susu tersebut.
Oleh karena itu, dalam pemberian pakan ternak, perlu diperhatikan kadar lemak yang
diperlukan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan lemak pada hewan ternak yang dapat
mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Kualitas susu yang baik dan stabil dapat
meningkatkan nilai jual produk olahan susu serta memberikan manfaat bagi kesehatan
konsumen yang mengonsumsi produk olahan susu tersebut.(Wina & Susana, 2013)
V. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lemak memainkan peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak. Lemak berfungsi sebagai sumber energi,
pembawa vitamin, dan cadangan sumber energi bagi hewan ternak. Terdapat tiga jenis lemak
yang umum digunakan dalam pakan hewan ternak, yaitu lemak nabati, lemak hewani, dan
lemak sintetis. Kuantitas lemak dalam ransum ternak sangat penting untuk diperhatikan,
terutama dalam hal faktor yang mempengaruhi kebutuhan lemak pada hewan ternak seperti
spesies, usia, dan tingkat produksi. Selain itu, lemak juga berperan dalam kualitas susu pada
hewan ternak. Oleh karena itu, pemilihan jenis lemak dan kuantitas yang tepat dalam pakan
ternak sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan produksi yang optimal pada
hewan ternak.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Disnak Sumbar. (2013, October 21). NUTRISI DAN PAKAN TERNAK SAPI.
Https://Disnak.Sumbarprov.Go.Id/. https://disnak.sumbarprov.go.id/info/detil/40/nutrisi-dan-
pakan-ternak sapi.html#:~:text=Lemak%20memiliki%20peranan%20penting
%20bagi,sumber%20energi%20bagi%20ternak%20peliharaan.
Wina, E., & Susana, I. W. R. (2013). Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan produksi dan
reproduksi ternak ruminansia. Wartazoa, 23(4), 176–184.
 

Anda mungkin juga menyukai