Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

DIETETIK KLINIK

Maria Trisiana Dhue Nay

1909010045

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN HEWAN

PRODI KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hantarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat nya
yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin sesuai
yang diharapkan. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dosen pada bidang Nutrisi di
Prodi Kedokteran Hewan UNDANA. Selain itu juga untuk memberi atau menambah wawasan
kepada pembaca tentang judul yang dimaksud “Defisiensi Lemak Dan Minyak Kelebihan
Asupan Energi Berbasis Lemak Dan Strategi Penanganan Pada Unggas ”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “DIETETIK KLINIK”
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan penulis terkait judul
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis sadar akan kekurangan yang dimiliki sehingga semua nya ini masih jauh dari kata
sempurna. Penulis memohon agar ada saran maupun kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Kupang,13 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4


1.2 Tujuan..............................................................................................................................5

BAB II ISI.............................................................................................................................6

2.1 Defesiensi lemak dan minyak..........................................................................................6

2.2 Kelebihan energi berbasis lemak.....................................................................................7

2.3 Strategi penanganan ........................................................................................................8

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman
dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti
ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi
adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak
tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi. Selain itu, perbedaan lemak dan
minyak adalah minyak dalam suhu kamar berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk semi
padat.
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan kita. Salah
satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah sumber cadangan kalori
yang memiliki energi tinggi. Jika dibandingkan, metabolisme karbohidrat dan protein akan
menghasilkan energi sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan trigliserol bisa menghasilkan 9
kkal/g. Fungsi biologi lipid tergantung pada struktur kimianya. Minyak dan lemak
merupakan cadangan makanan pada banyak organisme. Sebagai bentuk umum lipid yang
berfungsi sebagai cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki bentuk sebagai asam
lemak dan derivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon yang memiliki tingkat
oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam air dan bisa larut dalam pelarut nonpolar
seperti eter dan kloroform. Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol
atau trigliserida.
Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan single gliserol.
Asam lemak pembentuk trigliserida dapat terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua
atau lebih asam lemak. Trigliserida merupakan cadangan makanan yang kaya energi. Pada
vertebrata, trigliserida disimpan dalam bentuk lemak di dalam sel. Sedangkan tumbuhan
menyimpan trigliserida dalam benihnya.
Fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk membran yang tersusun atas double
layer. Membran lipid tersebut bersifat amfipatik karena memiliki ujung yang bersifat
hidrofobik dan ujung lainnya bersifat hidrofilik. Pada gliserofosfolipid dan beberapa

4
spingolipid, molekul bagian kepala yang polar berikatan dengan gugus hidrofobik melalui
ikatan fosfodiester.
1.2 Tujuan

Untuk Mengetahui Defisiensi Lemak Dan Minyak Kelebihan Asupan Energi Berbasis Lemak
Dan Strategi Penanganan Pada Unggas

5
BAB II

ISI

2.1 Defisiensi Lemak Dan Minyak

Lemak nabati (biji-bijian) dan lemak hewan kebanyakan merupakan lemak netral.
Meskipun demikian bahan-bahan nabati selain biji-bijian umumnya mengandung banyak sekali
lipida kompleks dan pigmen pigmen yang dapat diekstraksi dengan eter, tetapi tidak
menghasilkan energi (Llyod, dkk, 1978). Bahan bakar atau energi disimpan dalam jaringan
tanaman adalah pati, sedangkan dalam jaringan hewan adalah glikogen.Pada tanaman maupun
hewan, cadangan energi dapat pula disimpan dalam bentuk lemak atau minyak. Dalam tanaman,
lemak dan minyak dibuat dari karbohidrat (misalnya buah-buahan yang masak patinya akan
menurun dan lemaknya meningkat).

Komposisi lemak dan minyak pada umumnya Pada terdapat dalam bahan makanan
(tanaman) dan dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida, yaitu esterisasi dari asam
lemak dan gliserol. Semua ternak dalam hal ini adalah ternak unggas yang diuji dengan diberi
makanan yang kurang asam lemak esensial maka akan menunjukkan pertumbuhan yang
menurun serta efisiensi konversi pakan yang rendah.

Ayam broiler memiliki perlemakan yang tinggi, disebabkan memiliki karakteristik


mempunyai nafsu makan yang tinggi, namun malas bergerak sehingga kelebihan energi disimpan
dalam bentuk lemak dalam tubuh. Lemak pada ayam broiler akan disimpan ke jaringan bawah
kulit, abdomen dan intramuskuler. Ayam broiler memiliki lemak yang cukup tinggi pada umur
16 minggu sebelum panen karena pembentukan lemak yang cepat pada umur tersebut (Pratikno,
2010). Perlemakan yang terdapat pada ayam broiler dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
genetik, nutrien pakan, jenis kelamin, umur ayam dan faktor lingkungan (Hidayat, 2015).
Penambahan lemak kedalam pakan akan dapat menambah sedikit perbaikan pada
pertumbuhan dan efesiensi penggunaan pakan pada ayam pedaging atau ayam petelur
disebabkan karena lebih tingginya densitas kalori pada pakan yang mengandung lemak. Ayam
dapat menggunakan lemak dalam jumlah yang tinggi sebagai sumber energi asal imbangan
energi total dengan nutrient yang lain tetap dipertahankan dan dalam keadaan tetap serasi. Ayam
dapat tumbuh dan berproduksi dengan normal apabila karbohidrat pada pakan yang sebagai

6
sumber energi diganti dengan lemak, tetapi apabila ransum pakan tersebut memiliki kelebihan
asam lemak bebas maka akan memperhambat pertumbuhan pada ayam tersebut karena asam
lemak bebas sukar diadopsi.
Lemak kasar merupakan sekelompok besar molekul-molekul yang terdiri dari unsur-
unsur karbon, hidrogen dan oksigen meliputi asam lemak, sterol, vitamin yang larut dalam air
(A,D,E dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid dan lain-lain
(Sudarmadji et al., 2003). Lemak kasar pada unggas dimanfaatkan untuk produksi telur, lemak
pada daging dan sebagai cadangan sumber energy untuk aktivitas unggas. Ransum yang
mengandung lemak/minyak akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi asam-
asam lemak seperti asam lemak linoleat, termasuk Omega 3 yang terdiri dari Eicosapentaenoic
acid (EPA) dan Docosahexaenoic acid (DHA) (Keteren, 2010). Lemak dicampurkan dalam
ransum ayam broiler untuk meningkatkan kandungan energi. Ransum ayam broiler yang
defisiensi lemak akan menghambat pertumbuhan (Suprijatna et al., 2005).

2.2 Kelebihan Asupan Energi Berbasis Lemak

Pakan yang mengandung asam lemak bebas apabila diberikan berlebihan pada ayam
broiler maka pertambahan berat badan ayam akan menurun, contohnya adalah minyak kalsium.
Pemberian minyak kalsium akan dapat meningkatkan kandungan energi dalam ransum hal ini
disebabkan karena kandungan ME minyak kalsium tinggi yaitu sebesar 4.922. Peningkatan ME
ransum juga akan berdampak terhadap penurunan konsumsi ransum. Bidura (2007) ayam
mengunsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi dimana Penambahan minyak kalsium
dalam ransum komersial meningkatkan kandungan energi termetabolis ransum sehingga
konsumsi ransum menurun.

Kelebihan energi pada ayam broiler akan menghasilkan karkas yang mengandung lemak
tinggi dan rendahnya konsumsi menyebabkan lemak dan karbohidrat yang disimpan dalam
glikogen rendah (Tillman et al.,1991). Tanda-tanda dari ayam yang teroksidasi minyak adalah
Pertumbuhan ayam tersebut rendah, nafsu makan berkurang, distropi otot, mortalitas tinggi,
penyerapan lemak berkurang. Bahan-bahan makanan yang kaya asam lemak
polyunsaturated/PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang mudah teroksidasi meliputi: minyak
ikan, tepung ikan, dedak padi dan minyak biji-bijian.

7
2.3 Strategi Penanganan

Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi lemak pada ayam adalah mengenai
strategi nutrisi yang diberikan melalui pemberian pakan atau air minum. Manajemen pemberian
pakan dapat dilakukan sebagai usaha mengurangi perlemakan ayam broiler yaitu dengan
menerapkan pembatasan pakan yang diberikan. Pembatasan dilakukan secara kuantitatif dengan
mengurangi pemberian pakan yang diberikan dengan disesuaikan fase ayam tersebut, sedangkan
pembatasan kualitatif dilakukan dengan menurunkan kualitas pakan atau dengan menurunkan
kandungan nutrien terutama energi dan protein namun tetap memperhatikan kebutuhan ternak
(Hidayat, 2015). Hal ini dilakukan supaya tidak terdapat kelebihan nutrien terutama karbohidrat
dan protein, akibat kelebihan pakan pada energi metabolis akan dikonversi menjadi lemak tubuh
sebagai cadangan energi (Mangais dkk., 2016). Pengurangan lemak pada ayam broiler dapat
dilakukan dengan penambahan aditif pada pakan seperti kunyit, temulawak dan jahe yang
memiliki kandungan untuk merangsang empedu mengeluarkan garam-garam empedu lebih
banyak sehingga dapat meningkatkan pemecahan lemak, protein dan karbohidrat
(Sulistyoningsih, 2014).

TABEL

Kebutuhan Zat Makanan Ayam Pedaging Fase Starter Sampai Finisher

8
Kebutuhan pakan ayam pada berbagai umur

Tingkat Absorbsi Asam Lemak Bebas dan Trigliserida

9
BAB III

KESIMPULAN

Komposisi lemak dan minyak pada umumnya Pada terdapat dalam bahan makanan
(tanaman) dan dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida, yaitu esterisasi dari asam
lemak dan gliserol. Ayam dapat tumbuh dan berproduksi dengan normal apabila karbohidrat
pada pakan yang sebagai sumber energi diganti dengan lemak, tetapi apabila ransum pakan
tersebut memiliki kelebihan asam lemak bebas maka akan memperhambat pertumbuhan pada
ayam tersebut karena asam lemak bebas sukar diadopsi. Kelebihan energi pada ayam broiler
akan menghasilkan karkas yang mengandung lemak tinggi dan rendahnya konsumsi
menyebabkan lemak dan karbohidrat yang disimpan dalam glikogen rendah (Tillman et
al.,1991).

10
DAFTAR PUSTAKA

Ajar, B., Kuliah, M., Ternak, N., Dan, U., Nutrisi, J., Makanan, D. a N., Peternakan, F., &
Padjadjaran, U. (2009). Lipid dan asam lemak pada unggas dan monogastrik. Universitas
Stuttgart.

Andika, I., Mudita, I., Siti, N., & Sutama, I. (2015). Peternakan Tropika Peternakan Tropika.
Journal of Tropical Animal Science, 3(1), 60–80.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/80a62e1b18443e312ea393947017b
283.pdf

Dr. Vladimir, V. F. (1967). 済無 No Title No Title No Title. Gastronomía Ecuatoriana y


Turismo Local., 1(69), 5–24.

Guthrie, J. P. (1977). 済無 No Title No Title No Title. Can. J. Chem, 55, 3562–3574.

Kurniawati, P., & Ranowati, R. (2017). Modul Lipid. Metabolisme Biokimia Jilid 1, 45–56.

11

Anda mungkin juga menyukai