Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1 Metode Penelitian Hukum

Soal No 1

MERAWAT KEADILAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT HUKUM ADAT: URGENSI PENATAAN REGULASI
MELALUI PEMBENTUKAN UNDANG- UNDANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT

Pengajuan yudicial review terhadap undang-undang yang tidak sejalan dengan UUD 1945, terkait
dengan keberadaan masyarakat hukum adat, sudah diajukan sejumlah pihak. Kajian ini ingin
menelusuri orientasi keadilan sosial dari putusan Mahkamah Konstitusi terkait implikasinya terhadap
masyarakat hukum adat, dengan menegaskan urgensi Undang-Undang Pengakuan dan Perlindungan
bagi Masyarakat Hukum Adat. Ada empat putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka jalan
keadilan bagi keberadaan masyarakat hukum adat, yakni Putusan MK No. 001-21-22/PUU- I/2003 dan
No. 3/PUU-VIII/2010 (memperjelas tolak ukur frasa “sebesar- besar kemakmuran rakyat”), Putusan
MK No. 10/PUU-I/2003 (memperjelas empat syarat masyarakat hukum adat), Putusan MK No.
35/PUU-X/2012 (membedakan hutan adat dan hutan negara), dan Putusan MK No. 006/PUU- III/2005
dan 11/PUU-V/2007 (dasar kerugian konstitusional). Putusan ini seharusnys berimplikasi kepada
kemajuan pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat yang lebih adil. Seyogianya dengan
empat putusan Mahkamah Konstitusi, sudah lahir Undang-Undang yang mengkoordinir semua
pengakuan dan perlindungan terhadap Masyarakat Hukum Adat.

Sumber : Prosiding KHTN 4 Jember, “MERAWAT KEADILAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT HUKUM ADAT:
URGENSI PENATAAN REGULASI MELALUI PEMBENTUKAN UNDANG- UNDANG PENGAKUAN DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT HUKUM ADAT, Sulaiman.

Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling cocok
dalam melakukan penelitian tersebut!

Jawab :

Metode pendekatan penelitian yang digunakan pada wacana diatas yaitu Pendekatan Perundang-
undangan (Statute Approach) dimana pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan
perundang-undangan yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi.
Pendekatan perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari konistensi/kesesuaian
antara Undang-Undang Dasar dengan Undang-Undang atau antar Undang-undang yang satu dengan
lainnya.

Soal No 2

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN PENDEKATAN ASAS 3E


(TINJAUAN ASAS-ASAS DALAM UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011)

Pembentukan peraturan perundangan harus dilakukan dengan taat asas dalam berbagai aspeknya.
Termasuk didalamnya adalah asas-asas yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Untuk itu, setiap
perancang peraturan perundangan (drafter) perlu memahami benar dan melaksanakan asas-asas
tersebut. Memahami dan melaksanakan asas-asas tersebut, adalah merupakan salah satu upaya
penataan regulasi. Diantara rumusan asas yang dapat dijadikan rujukan adalah asas 3E (efficiency,
effectivity, dan efficacy). Asas 3E ini pada dasarnya memiliki kesesuaian dengan asas-asas yang
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011.
Sumber : Prosiding KHTN 4 Jember, PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN
PENDEKATAN ASAS 3E (TINJAUAN ASAS-ASAS DALAM UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011), Lita
Tyesta ALW.

Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang paling cocok
dalam melakukan penelitian tersebut!

Jawab :

Berdasarkan jurnal diatas pendekatan penelitaian yang paling cocok adalah pendekatan perundang-
undangan (Statute Approach) juga, dimana pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua
peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang
sedang dihadapi. Pendekatan perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari
konistensi/kesesuaian antara Undang-Undang Dasar dengan Undang-Undang atau antar Undang-
undang yang satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai