Anda di halaman 1dari 28

Akuntansi Berbasis Syariah 1

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat
serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Buku Akuntansi Berbasis Syariah ini disusun agar bisa menjadi


pedoman praktis bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro
kecil dan menengah, dalam bermuamalah mengkuti syariah. Syariah
merupakan pedoman kita dalam berhubungan dengan Allah, sesama,
dan lingkungan hidup.

Seperti bisnis konvensional yang bertujuan mendapatkan


keuntungan materi, prinsip bisnis syariah juga demikian adanya.
Namun tetap menekankan pentingnya menggapai ridha Allah SWT
dalam setiap berusaha.

Buku kecil ini dikemas sangat praktis dengan penyampaian


menggunakan bahasa semudah mungkin untuk dipahami. Kalau pun
ada kosa kata yang mash menggunakan terminologi baku, tentu itu
bertujuan agar tidak terjadi kehilangan makna kosa kata itu yang
sesungguhnya.

Semoga buku ini bisa bermanfaat untuk para pembaca.


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 1 November 2021

Penulis

Akuntansi Berbasis Syariah I


KATA PENGANTAR I
II
DAFTAR ISI

BAB I KISAH NABI YUSUF 1


BAB II MENGENAL AKUNTANSI
DAFTAR ISI

A. Siklus Akuntansi 2

B. Persamaan Dasar Akuntansi 3

C. Analisis Transaksi 3

D. Pengertian Akun 4

E. Aturan Pencatatan 4

F. Saldo Normal 4

G. Kelompok Akun 5

H. Jurnal 5

I. Buku Besar 5

J. Neraca Saldo 5

K. Jurnal Penyesuaian 6

L. Neraca Lajur 6

M. Laporan Keuangan 6

BAB III III KEUANGAN SYARIAH


A. Tujuan Kerangka Dasar 7

B. Paradigma Transaksi Syariah 7

C. Asas Transaksi Syariah 7

D. Karakteristik Transaksi Syariah 7

E. Tujuan Laporan Keuangan 8

F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 8

G. Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah 8

H. Komponen Laporan Keuangan Entitas Asuransi Syariah 9

I. Komponen Laporan Keuangan Amil 9

J. Komponen Laporan Keuangan Lembaga Wakaf 9

Akuntansi Berbasis Syariah II


BAB IV AKUNTANSI AKAD JUAL BELI 10

BAB V PERLAKUAN AKUNTANSI MURAHABAH 12

BAB VI AKUNTANSI SALAM 15

BUKU KERJA 24

Akuntansi Berbasis Syariah III


BAB 1
KISAH NABI YUSUF

Dalam Al-Quran Surat Yusuf, dijelaskan tentang Di masa subur negeri Mesir, Nabi Yusuf As harus

riwayat hidup Nabi Yusuf As sejak beliau masih mengatur jumlah dan jenis tanaman beserta pola-

kecil, ketika beliau dibuang ke dalam sumur oleh tanamnya, untuk mempersiapkan persediaan

kakak-kakaknya, sampai akhirnya beliau menjadi makanan selama 7 (tujuh) tahun.

bendaharawan di Kerajaan Mesir.


Semua manajemen itu dilaksanakan dengan baik

Seperti dalam Surat Yusuf ayat 55: “Jadikanlah oleh Nabi Yusuf As. Beliau mengusahakan agar

aku bendaharawan Negara, sesungguhnya aku bahan pokok makanan bisa tahan selama 7 (tujuh)

adalah orang yang Hafidz dan ‘Alim (dalam tahun. Hal itu terjadi pada ribuan tahun lalu, bukan

perbendaharaan)”. zaman sekarang. Nabi Yusuf As punya kecerdasan

yang luar biasa, yang sulit tertandingi sampai


Hafidz artinya amanah (jujur). Pandai menjaga
saat ini.
dan memelihara amanah, bisa dipercaya. ‘Alim

artinya orang yang ber-ilmu, menguasai bidangnya. Dalam konteks kekinian, Nabi Yusuf As yang

ketika itu menjabat sebagai bendahara negara,


Dizaman Nabi Yusuf, negeri Mesir mengalami
sesungguhnya telah menerapkan akutansi
masa subur selama 7 (tujuh) tahun dan mengalami
keuangan dan akuntansi manajemen yang luar
paceklik (krisis pangan) selama 7 (tujuh) tahun.
biasa baiknya.

Akuntansi Berbasis Syariah 1


BAB II
MENGENAL AKUTANSI

Akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut A. Siklus Akuntansi

pandang yaitu: a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber

1. Fungsi dan Kegunaan atau bukti transaksi.

Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang b. Penjurnalan, yaitu menganalisa dan mencatat

berfungsi memberikan informasi kuantita- transaksi dalam jurnal (buku harian)

tif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu

terutama yang bersifat keuangan yang ber- memindahkan debet dan kredit dari jurnal

manfaat dalam pengambilan keputusan. ke akun buku besar.

d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu me-


2. Proses Kegiatan
nyiapkan neraca saldo unttuk mengecek
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifi-
keseimbangan buku besar.
kasi, dan mengikhtisarkan transaksi- transaksi
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan mema-
kejadian yang sekurang-kurangnya atau
sukkan jumlahya pada neraca saldo.
sebagian bersifat keuangan dengan cara

menginterpretasikan hasil-hasilnya.

Akuntansi Berbasis Syariah 2


f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal b. Pembelian aktiva secara kredit

dan memindahbukukan ayat-ayat penutup. Contoh = suatu perusahaan jasa percetakan mem-

g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu beli mesin cetak seharga Rp70.000.000, secara

laporan rugi laba, laporan perubahan modal kredit.

dan neraca. Analisis = transaksi tersebut akan mem-

pengaruhi aktiva yaitu peralatan bertambah senilai


B. Persamaan Dasar Akuntansi
Rp70.000.000,- dan liabilitas bertambah senilai

Rp70.000.000,-.

c. Penjualan aktiva secara tunai

Contoh = suatu perusahaan makanan menjual


Aktiva = harta yang dimiliki perusahaan yang
kendaraannya seharga Rp150.000.000,- secara
merupakan sumber ekonomi.
tunai.

Contoh : kas, piutang, gedung, dsb. Analisis = transaksi tersebut akan mem-

Liabilitas = kewajiban yang menjadi beban pengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan

perusahaan. bertambah sebesar Rp150.000.000,- dan

Contoh : utang atas pembelian kredit, utang kendaraan perusahaan berkurang senilai

kepada pemasok Ekuitas = hak atau klaim pemi- Rp150.000.000,-.

lik atas aktiva perusahaan.


d) Penjualan aktiva secara kredit
Contoh : setoran modal oleh pemilik.
Contoh = suatu perusahaan minuman menjual

C. Analisis Transaksi kendaraan seharga Rp200.000.000,- secara kredit.

1. Transaksi yang Mempengaruhi Aktiva Analisis = transaksi tersebut akan mempen-

a. Pembelian aktiva secara tunai garuhi aktiva yaitu kendaraan berkurang senilai

Contoh = suatu perusahaan produsen makanan Rp200.000.000,- dan piutang perusahaan

membeli sebuah kendaraan dengan harga bertambah sebesar Rp200.000.000,-

Rp300.000.000,- secara tunai


2. Transaksi yang Mempengaruhi Liabilitas
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi
a. Pembelian aktiva secara kredit
aktiva yaitu kas perusahaan berkurang sebesar
Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah
Rp300.000.000,- dan kendaraan bertambah senilai
mesin secara kredit seharga Rp250.000.000,-
Rp300.000.000,-

Akuntansi Berbasis Syariah 3


Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi D. Pengertian Akun

liabilitas yaitu utang perusahaan bertambah Akun atau perkiraan adalah suatu media untuk

sebesar Rp250.000.000,- dan peralatan bertam- mengklasifikasikan dan mencatat penambahan

bah sebesar Rp250.000.000,-. dan pengurangan dari setiap unsur-unsur lapo-

Pembayaran utang ran keuangan. Bentuk akun atau perkiraan yang

Contoh = suatu perusahaan membayar utang paling sederhana adalah akun atau perkiraan

sebesar Rp10.000.000,- bentuk “T”, di mana sisi kiri adalah debet dan

Analisis = transaksi tersebut mempengaruhi sisi kanan adalah kredit. Dasar pencatatan

liabilitas yaitu Utang perusahaan berkurang untuk mendebet dan mengkredit adalah per-

sebesar Rp10.000.000,- dan kas berkurang samaan akuntansi dengan tambahan biaya dan

sebesar Rp10.000.000,-. pendapatan. Bentuk perkiraan “T”.

3. Transaksi yang Mempengaruhi Ekuitas E. Aturan Pencatatan

a. Penambahan investasi pemilik • Pendebetan

Contoh = Tuan Ahmad melakukan penyetoran • Pengkreditan

uang sebesar Rp100.000.000,- ke kas perusahaan


F. Saldo Normal
sebagai tambahan modal.
Saldo normal tiap-tiap akun atau perkiraan adalah
Analisis = transaksi tersebut akan mem-
sebagai berikut:
pengaruhi ekuitas yaitu modal perusahaan bertam-

bah sebesar Rp100.000.000,- dan kas perusahaan

bertambah sebsesar Rp100.000.000,-.

b. Pengurangan investasi pemilik

Contoh = Tuan Anwar melakukan penarikan uang G. Kelompok Akun

perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Terdapat 2 (dua) kelompok akun atau perkiraan

Rp20.000.000,- dalam akuntansi yaitu akun riil atau permanen

Analisis = transaksi tersebut akan mem- dan akun nominal atau sementara.

pengaruhi ekuitas yaitu modal perusahaan berkurang 1. Akun Riil atau Permanen

sebesar Rp20.000.000,- dan kas berkurang Akun-akun yang terdapat dalam neraca yaitu

sebesar Rp20.000.000,-. aktiva, utang dan modal. Akun ini menyatakan

posisi saldo keuangan pada neraca.

Akuntansi Berbasis Syariah 4


2. Akun Nominal atau Sementara akan tampak saldo dari akun-akun tersebut.

Adalah akun-akun yang terdapat dalam per- Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal

hitungan rugi-laba yaitu akun pendapatan dan akan diposting atau dipindahkan ke buku besar

akun beban. Akun-akun pada akhir periode secara berkala.

akuntansi harus ditutup sehingga saldonya Bentuk Buku Besar T yang cukup lengkap

nol pada awal periode akuntansi. berbentuk sebagai berikut:

H. Jurnal

1. Fungsi Analisis
.
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang

didebet dan perkiraan yang dikredit serta

jumlahnya masing-masing.

2. Fungsi Pencatatan
J. Neraca Saldo
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan
Neraca Saldo merupakan daftar yang berisi
dalam kolom debet dan kredit serta kete-
kumpulan seluruh akun atau perkiraan yang
rangan yang perlu.
terdapat pada buku besar. Neraca saldo
3. Fungsi Historis
disusun untuk memastikan bahwa buku besar
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan
secara matematis adalah akurat dengan
secara kronologis. Bentuk jurnal adalah
pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet
sebagai berikut:
selalu sama dengan saldo- saldo kredit.

I. Buku Besar

Buku Besar adalah buku yang berisi semua K. Jurnal Penyesuaian

akun-akun (kumpulan akun) yang terdapat Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat

dalam laporan keuangan. Buku ini mencatat untuk menyesuaikan saldo akun-akun ke saldo

perubahan-perubahan yang terjadi pada yang sebenarnya sampai dengan periode

masing-masing akun dan pada akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara

Akuntansi Berbasis Syariah 5


pendapatan dan beban dari suatu periode

dengan periode yang lain.

Saldo akun yang perlu disesuaikan adalah:

1. Penyusutan/depresiasi aset tetap;

2. Beban Dibayar Dimuka;

3. Beban Yang Masih Harus Dibayar;

4. Pendapatan Diterima Dimuka;

5. Pendapatan yang Masih Harus Dibayar

L. Neraca Lajur

Neraca Lajur adalah kertas kerja berko-

lom-kolom untuk memudahkan dalam

membuat penyesuaian dan penyusunan lapo-

ran keuangan. Neraca Lajur disusun dengan

memindahkan data-data neraca saldo dan

jurnal penyesuaian.

M. Laporan Keuangan

Laporan keuangan UMKM terdiri atas :

1. Laporan Laba Rugi

2. Laporan Perubahan Modal

3. Neraca

Akuntansi Berbasis Syariah 6


BAB III
KEUANGAN SYARIAH

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian B. Paradigma Transaksi Syariah

Laporan Keuangan Syariah Alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai

Amanah ( kepercayaan Ilahi ), dan sarana keba-

KDPPLKS atau Kerangka Dasar Penyusunan dan hagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk

Penyajian Laporan Keuangan Syariah merupakan mencapai kesejahteraan hakiki secara material

kerangka dasar atau kerangka konseptual untuk dan spiritual ( al-falah ).

entitas syariah.
C. Asas Transaksi Syariah

A. Tujuan Kerangka Dasar 1. Persaudaraan ( Ukhuwah );

Menjadi acuan bagi: 2. Keadilan (‘ adalah );

1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, 3. Kemaslahatan ( maslahah );

dalam melaksanakan tugasnya; 4. Keseimbangan ( tawazun );

2. Penyusun laporan keuangan, untuk menang- 5. Universalisme ( syumuliyah );

gulangi masalah akuntansi syariah yang belum


D. Karakteristik Transaksi Syariah
diatur dalam standar akuntansi keuangan
1. Dilakukan berdasarkan prinsip saling paham
syariah;
dan saling ridha;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui
mengenai apakah laporan keuangan disusun
sepanjang objeknya halal dan baik ( thayyib );
sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar
berlaku umum atau tidak;
dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam
komoditas;
menafsirkan informasi yang disajikan dalam
4. Tidak mengandung unsur riba, kezhaliman,
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
maysir, gharar, dan haram;
standar akuntansi keuangan.

Akuntansi Berbasis Syariah 7


5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang 4. Informasi mengenai tingkat keuntungan

( time value of money ): investasi yang diperoleh penanam modal

6. Dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang dan pemilik dana syirkah temporer, informasi

jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pemenuhan kewajiban ( obligation ) fungsi

pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan

tidak diperkenankan menggunakan stan- dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan

dar ganda harga untuk satu akad serta tidak wakaf.

menggunakan dua transaksi bersamaan yang

berkaitan ( ta’alluq ) dalam suatu akad; F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa per- 1. Dapat dipahami

mintaan ( najasy ), maupun melalui rekayasa 2. Relevan

penawaran (ihtikar);dan 3. Keandalan

8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap 4. Dapat dibandingkan

menyuap ( risywah ).

G. Komponen Laporan Keuangan Bank


E. Tujuan Laporan Keuangan
Syariah ( Lampiran A PSAK 101 )
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip
1. Laporan posisi keuangan;
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
2. Laporan laba rugi dan penghasilan kompre-
usaha.
hensif lainnya;
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap
3. Laporan perubahan ekuitas;
prinsip syariah, serta informasi aset, kewa-
4. Laporan arus kas;
jiban, pendapatan dan beban yang tidak
5. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi
sesuai dengan prinsip syariah ( jika ada ), serta
hasil;
bagaimana perolehan dan penggunaannya.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
3. Informasi untuk membantu mengevalu-
7. Laporan sumber dan penggunaan dana
asi pemenuhan tanggung jawab entitas
kebajikan; dan
syariah terhadap amanah dalam mengamankan
8. Catatan atas laporan keuangan.
dana, menginvestasikannya pada tingkat

keuntungan yang layak.

Akuntansi Berbasis Syariah 8


H. Komponen Laporan Keuangan Entitas I. Komponen Laporan Keuangan Amil

Asuransi Syariah ( Lampiran B PSAK ) Menurut PSAK 101

1. Laporan posisi keuangan; 1. Laporan posisi keuangan;

2. Laporan surflus defisit dana tabarru’; 2. Laporan perubahan dana;

3. Laporan laba rugi dan penghasilan kompre- 3. Laporan aset kelolaan;

hensif lainnya; 4. Laporan arus kas;

4. Laporan perubahan ekuitas; 5. Catatan atas laporan keuangan.

5. Laporan arus kas;


J. Komponen Laporan Keuangan Lembaga
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
Wakaf Menurut PSAK 101
7. Laporan sumber dan penggunaan dana
1. Laporan posisi keuangan;
kebajikan; dan
2. Laporan rincian aset wakaf;
8. Catatan atas laporan keuangan.
3. Laporan aktivitas;

4. Laporan arus kas;

5. Catatan atas laporan keuangan.

Akuntansi Berbasis Syariah 9


BAB IV
AKUNTANSI
AKAD JUAL BELI

1. Definisi Murabahah PSAK 102, murabahah berdasarkan pesanan

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan bersifat mengikat, tidak dapat dibatalkan.

harga jual sebesar biaya perolehan ditambah c. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau

keuntungan yang disepakati dan penjual harus tangguh (cicilan).

mengungkapkan biaya perolehan barang terse- d. Murabahah memperkenankan penawaran

but kepada pembeli. harga berbeda dengan cara pembayaran yang

berbeda sebelum akad dilakukan.


2. Rukun Murabahah
e. Harga yang disepakati adalah harga jual dan
a. Pelaku yang terdiri dari Penjual ( al-bai’ )
biaya perolehannya harus diberitahukan.
dianalogkan sebagai bank dan Pembeli
f. Diskon terkait dengan pembelian barang
( al-musytari ) dianalogkan sebagai Aminah
meliputi:
b. Obyek atau barang yang akan diperjual belikan
• Diskon dari pemasok dalam bentuk apapun
( al-mabi’ )
atas pembelian barang
c. Harga ( al-saman ) dianalogkan sebagai pric-
• Diskon biaya asuransi dari perusahaan
ing atau plafond pembiayaan.
asuransi dalam rangka pembelian barang
d. Ijab dan qabul dianalogkan sebagai akad atau
• Komisi dalam bentuk apapun yang diterima
perjanjian
terkait dengan pembelian barang.

3. Karakteristik Murabahah g. Diskon pembelian barang yang diterima

a. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan setelah akad disepakati diberlakukan sesuai

pesanan dan tanpa pesanan. dengan kesepakatan dalam akad tersebut.

b. Murabahah berdasarkan pesanan dapat Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon

bersifat mengikat atau tidak mengikat pem- menjadi hak penjual.

beli untuk barang yang dipesan. Berdasarkan

Akuntansi Berbasis Syariah 10


h. Penjual dapat meminta uang muka pada j. Penjual boleh memberikan potongan saat

pembeli sebagai bukti komitmen sebelum pelunasan piutang bila:

akad disepakati. Uang muka tersebut men- • Membayar pelunasan tepat waktu; atau

jadi bagian pelunasan piutang murabahah jika • Membayar pelunasan lebih cepat dari waktu

akad disepakati. Bila akad batal, maka uang dalam kesepakatan.

muka dikembalikan setelah dikurangi dengan k. Penjual boleh memberikan potongan dari total

kerugian riil yang ditanggung penjual ( hamish piutang yang belum dilunasi bila:

jiddiyah ). Bila kerugian lebih besar dari uang • Membayar cicilan tepat waktu

muka, maka penjual dapat meminta tamba- • Mengalami penurunan kemampuan

han dari pembeli. pembayaran; atau

Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai: • Meminta potongan dengan alasan yang

• Pengurang biaya perolehan persediaan diterima penjual.

murabahah
4. Jenis – Jenis Murabahah
• Pengurang tagihan kepada pembeli
a. Murabahah berdasarkan pesanan

i. Bila pembeli tidak dapat melunasi piutang b. Murabahah tanpa pesanan

sesuai dengan perjanjian, maka penjual

dapat mengenakan denda kecuali jika dapat

dibuktikan pembeli tidak atau belum mampu

melunasi karena force majeur.

Akuntansi Berbasis Syariah 11


BAB V
PERLAKUAN
AKUNTANSI MURAHABAH

A. Akuntansi penjual a. Pengurang biaya perolehan persediaan

• Pada saat perolehan, pengukuran persediaan murabahah, atau

murabahah menggunakan biaya perolehan b. Pengurang tagihan kepada pembeli.

• Setelah pengakuan awal, persediaan • Pendapatan murabahah diakui:

murabahah diukur dengan biaya perolehan a. Pada saat penjual mengalihkan pengenda-

atau nilai realisasi netto mana yang lebih lian atas persediaan kepada pembeli jika

rendah murabahah dilakukan secara tunai atau

• Diskon pembelian persediaan murabahah tangguh yang tidak mengandung unsur

yang terjadi setelah akad murabahah diakui pembiayaan signifikan

sebagai : b. Selama periode akad secara proporsional

a. Liabilitas kepada pembeli, jika diskon jika murabahah dilakukan secara tang-

tersebut merupakan hak pembeli sesuai guh yang mengandung unsur pembiayaan

yang diperjanjikan atau tidak signifikan dan penjual memiliki risiko

b. Penghasilan periode berjalan, jika diskon yang signifikan terkait dengan kepemi-

tersebut merupakan hak penjual sesuai likan persediaan.

yang diperjanjikan • Pendapatan murabahah dari murabahah tang-

• Pada saat akad murabahah, piutang guh yang mengandung unsur pembiayaan

murabahah diakui sebesar jumlah tagihan signifikan dan penjual tidak memiliki risiko

kepada pembeli. signifikan

• Pendapatan murabahah terdiri atas marjin dan • Biaya transaksi yang terkait dengan akad

pendapatan lain yang tercantum dalam akad. murabahah diakui selaras dengan pengakuan

Marjin murabahah merupakan selisih antara pendapatan murabahah

harga jual dan biaya perolehan persediaan • Potongan pelunasan piutang murabahah

murabahah. Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai pengurang pendapatan mura-

diakui sebagai: bahah periode berjalan

Akuntansi Berbasis Syariah 12


• Potongan atas piutang murabahah yang belum • Penyajian

dilunasi akan mengubah besaran pengakuan a. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai

pendapatan murabahah neto yang dapat direalisasikan, yaitu saldo

• Denda yang diterima dari pembeli diakui piutang murabahah dikurangi penyisihan

sebagai liabilitas. kerugian piutang.

b. Pendapatan murabahah tangguhan dan


B. Akuntansi pembeli
biaya transaksi disajikan sebagai pengu-
• Utang yang timbul diakui sebagai utang
rang ( contra account ) piutang murabahah.
murabahah sebesar jumlah yang wajib
• Beban murabahah tangguhan disajikan
dibayarkan
sebagai pengurang (contra account) utang
• Biaya perolehan dari aset yang diperoleh
murabahah.
melalui transaksi murabahah diukur pada:
• Pengungkapan
a. Harga beli ditambah biaya transaksi, jika
a. Penjual mengungkapkan hal-hal yang
murabahah secara tunai
terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
b. Biaya perolehan tunai, jika melalui
tidak terbatas pada:
murabahah tangguh. Selisih antara harga
1. Harga perolehan aset murabahah
beli dan biaya transaksi dengan biaya
2. Janji pemesanan dalam murabahah
perolehan tunai diakui sebagai beban
berdasarkan pesanan sebagai kewajiban
murabahah tangguhan.
atau bukan
• Beban murabahah tangguhan diamortisasi
• Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
secara proporsional selama masa akad.
101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
• Diskon pembelian yang diterima setelah

akad murabahah, potongan pelunasan, dan • Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait

potongan utang murabahah diakui sebagai dengan transaksi murabahah, tetapi tidak ter-

pengurang beban murabahah tangguhan. batas pada:

• Denda yang dibayarkan kepada penjual diakui a. Nilai tunai aset yang diperoleh dari

sebagai beban. transaksi murabahah

• Potongan uang muka akibat pembeli batal b. Jangka waktu murabahah tangguh

membeli barang diakui sebagai beban c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai

PSAK 101

Akuntansi Berbasis Syariah 13


BAB VI
AKUNTANSI SALAM

1. Definisi Salam • Pembayaran harus dilakukan pada saat

Salam adalah akad jual beli barang pesanan kontrak disepakati.

( muslam fiih ) dengan pengiriman di kemu- • Pembayaran tidak boleh dalam bentuk

dian hari oleh penjual ( muslam illaihi ) dan pembebasan hutang.

pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada b. Ketentuan tentang Barang

saat akad disepakati sesuai dengan syarat- • Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui

syarat tertentu. sebagai hutang.

• Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.


2. Rukun Salam
• Penyerahannya dilakukan kemudian.
a. Muslam / pembeli
• Waktu dan tempat penyerahan barang
b. Muslam ilaih / penjual
harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
c. Muslam fiihi / barang atau hasil produksi
• Pembeli tidak boleh menjual barang sebe-
d. Modal atau uang
lum menerimanya.
e. Shighat / Ijab Qabul
• Tidak boleh menukar barang, kecuali

3. Syarat – syarat Salam dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.

a. Pihak yang berakad c. Ketentuan tentang Salam Paralel : Dibolehkan

b. Ridha dua belah pihak dan tidak ingkar janji melakukan salam paralel dengan syarat akad

c. Cakap hukum kedua terpisah dari dan tidak berkaitan dengan

akad pertama
4. Karakteristik Salam
d. Penyerahan Barang Sebelum atau pada
a. Ketentuan tentang Pembayaran
Waktunya
• Alat bayar harus diketahui jumlah dan
• Penjual harus menyerahkan barang tepat pada
bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang
manfaat.
telah disepakati.

Akuntansi Berbasis Syariah 14


• Jika penjual menyerahkan barang dengan • Salam paralel dapat dilakukan dengan

kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak syarat :

boleh meminta tambahan harga. 1. Akad antara lembaga keuangan

• Jika penjual menyerahkan barang dengan syariah ( pembeli ) dan produsen

kualitas yang lebih rendah, dan pembeli ( penjual ) terpisah dari akad antara

rela menerimanya, maka ia tidak boleh lembaga keuangan syariah (penjual)

menuntut pengurangan harga (diskon). dan pembeli akhir

• Penjual dapat menyerahkan barang lebih 2. Kedua akad tidak saling bergantung

cepat dari waktu yang disepakati dengan ( ta’alluq ).

syarat kualitas dan jumlah barang sesuai • Spesifikasi dan harga barang pesanan

dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh disepakati oleh pembeli dan penjual di awal

menuntut tambahan harga. akad. Ketentuan harga barang pesanan

• Jika semua atau sebagian barang tidak tidak dapat berubah selama jangka waktu

tersedia pada waktu penyerahan, atau akad. Dalam hal bertindak sebagai pembeli,

kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak lembaga keuangan syariah dapat meminta

rela menerimanya, maka ia memiliki dua jaminan kepada penjual untuk menghindari

pilihan : risiko yang merugikan.

1. Membatalkan kontrak dan meminta • Barang pesanan harus diketahui

kembali uangnya, karakteristiknya secara umum yang

2. Menunggu sampai barang tersedia. meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas

e. Pembatalan Kontrak. Pada dasarnya pem- dan kuantitasnya. Barang pesanan harus

batalan salam boleh dilakukan, selama tidak sesuai dengan karakteristik yang telah

merugikan kedua belah pihak. disepakati antara pembeli dan penjual.

• Entitas dapat bertindak sebagai pembeli Jika barang pesanan yang dikirimkan salah

dan atau penjual dalam suatu transaksi atau cacat maka penjual harus bertang-

salam. Jika entitas bertindak sebagai pen- gung jawab atas kelalaiannya.

jual kemudian memesan kepada pihak • Alat pembayaran harus diketahui jumlah

lain untuk menyediakan barang pesanan dan bentuknya, baik berupa kas, barang

dengan cara salam, maka hal ini disebut atau manfaat. Pelunasan harus dilakukan

salam paralel. pada saat akad disepakati dan tidak boleh

Akuntansi Berbasis Syariah 15


dalam bentuk pembebasan hutang pen- kerugian pada saat penyerahan barang

jual atau penyerahan piutang pembeli dari pesanan oleh penjual ke pembeli akhir

pihak lain. • Pada akhir periode pelaporan keuangan,

• Transaksi salam dilakukan karena pembeli persediaan yang diperoleh melalui transaksi

berniat memberikan modal kerja terlebih salam diukur sebesar nilai terendah biaya

dahulu untuk memungkinkan penjual ( pro- perolehan atau nilai bersih yang dapat

dusen ) memproduksi barangnya, barang direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat

yang dipesan memiliki spesifikasi khusus, direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan,

atau pembeli ingin mendapatkan kepastian maka selisihnya diakui sebagai kerugian

dari penjual. Transaksi salam diselesaikan • Penyajian, penjual menyajikan modal usaha

pada saat penjual menyerahkan barang salam yang diterima sebagai kewajiban salam

kepada pembeli. • Pengungkapan

1. Piutang salam kepada produsen ( dalam


5. Perlakuan Akuntansi Salam
salam paralel ) yang memiliki hubungan
Akuntansi Penjual
istimewa
• Pengakuan kewajiban salam, kewajiban
2. Jenis dan kuantitas barang pesanan
salam diakui pada saat penjual menerima
3. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK
modal usaha salam. Modal usaha salam yang
No. 101 tentang Penyajian Laporan
diterima disajikan sebagai kewajiban salam
Keuangan Syariah
• Pengukuran kewajiban salam:

1. Jika modal usaha salam dalam bentuk kas Akuntansi Pembeli

diukur sebesar jumlah yang diterima • Pengakuan piutang salam, piutang salam

2. Jika modal usaha salam dalam bentuk aset diakui pada saat modal usaha salam diba-

nonkas diukur sebagai nilai wajar yarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal

• Kewajiban salam dihentikan pengakuannya usaha salam disajikan sebagai piutang salam

pada saat penyerahan barang kepada pembeli • Pengukuran modal usaha salam:

• Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, 1. Modal salam dalam bentuk kas diukur

maka selisih antara jumlah yang dibayar oleh sebesar jumlah yang dibayarkan

pembeli akhir dan biaya perolehan barang 2. Modal usaha dalam bentuk asset nonkasi

pesanan diakui sebagai keuntungan atau diukur sebesar nilai wajar, selisih antara

Akuntansi Berbasis Syariah 16


nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha • Jika akad salam dibatalkan

nonkas yang diserahkan diakui sebagai sebagian atau seluruhnya, maka

keuntungan atau keruhian pada saat piutang salam berunah menjadi

penyerahan modal usaha tersebut piutang yang harus dilunasi oleh

• Penerimaan barang pesanan: penjual sebesar bagian yang tidak

1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, dapat dipenuhi

maka dinilai sesuai nilai yang disepakati • Jika akad salam dibatalkan

2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya: sebagian atau seluruhnya dan

a. Nilai wajar dari barang pesanan yang pembeli mempunyai jaminan

diterima nilainya sama atau lebih atas barang pesanan serta hasil

tinggi dari nilai barang pesanan yang penjualan jaminan tersebut lebih

tercantum dalam akad, maka barang kecil dari nilai piutang salam, maka

pesanan yang diterima diukur sesuai selisih antara nilai tercatat piutang

dengan nilai akad salam dan hasil penjualan jaminan

b. Jika nilai wajar dari barang pesanan tersebut diakui sebagai piutang

yang diterima lebih rendah dari nilai kepada penjual(asumsi yang

barang pesanan yang tercantum menjual barang jaminan adalah

dalam akad; maka barang pesanan pembeli. Jika hasil penjualan jam-

yang diterima diukur sesuai dengan inan tersebut lebih besar dari

nilai wajar pada saat diterima dan nilai tercatat piutang salam maka

selisihnya diakui sebagai kerugian selisihnya menjadi hak penjual

3. Jika pembeli tidak menerima sebagian • Denda yang diterima dan diberlakukan oleh

atau seluruh barang pesanan pada tang- pembeli diakui sebagai dana kebajikan. Denda

gal jatuh tempo pengiriman, maka: hanya boleh dikenakan kepada penjual yang

• Jika tanggal pengiriman diperpan- mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi

jang, maka nilai tercatat piutang sengaja tidak melakukannya(lalai). Hal ini

salam sebesar bagian yang belum tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu

dipenuhi sesuai dengan nilai yang menunaikan kewajibannya karena force majeur.

tercantum dalam akad

Akuntansi Berbasis Syariah 17


• Penyajian 2. Rukun Istishna’

1. Pembeli menyajikan modal usaha salam a. Pelaku, pihak pemesan (mustashni’) dan pihak

yang diberikan sebagai piutang salam yang dimintakan kepadanya pengadaaan

2. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual atau pembuatan barang yang dipesan, yang

karena tidak dapat memenuhi kewajiban- diistilahkan dengan sebutan shani’.

nya dalam transaksi salam disajikan secara b. Obyek yang diakadkan ( al-mahal ), yang

terpisah dari piutang salam menjadi objek dari akad ini bukan atas suatu

3. Persediaan yang diperoleh melalui tran- barang, namun akadnya adalah akad yang

saksi salam diukur sebesar nilai terendah mewajibkan pihak kedua untuk mengerjakan

biaya perolehan atau nilai bersih yang sesuatu sesuai pesanan.

dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang c. Shighat ( ijab qabul )

dapat direalisasi lebih rendah dari biaya


3. Karakteristik Istishna’
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai
a. Memerlukan proses pembuatan;
kerugian
b. Sesuai dengan spesifikasi pemesan

• Pengungkapan ( customized ), bukan produk massal

1. Besarnya modal usaha salam, baik yang c. Diketahui karakteristiknya secara umum yang

dibiayai sendir maupun yang dibiayai meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan

secara bersama-sama dengan pihak lai kuantitasnya

2. Jenis dan kuantitas barang pesanan


4. Syarat akad Istishna’
3. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK
a. Modal transaksi bai’ al istishna:
No. 101 tentang Penyajian Laporan
• Mashnu’ menjelaskan jenis, bentuk, kadar,
Keuangan Syariah
sifat, kualitas, kuantitas.

Akuntansi Istishna’ • Tsaman diketahui semua pihak, bisa

1. Definisi Istishna’ dibayar saat akad, dicicil atau tangguh.

Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk Harga tidak berubah kecuali disepakati.

pemesanan pembuatan barang tertentu b. Syarat barang yang dipesan:

dengan kriteria dan persyaratan tertentu • Harus spesifik dan dapat diakui sebagai

jang disepakati antara pemesan ( pembeli, utang

mustashni’ ) dan penjual ( pembuat, shan i ). • Harus bisa diidentifikasi secara jelas

Akuntansi Berbasis Syariah 18


• Penyerahan barang dilakukan di • Kedua akad tidak saling bergantung

kemudian hari (ta’alluq).

• Boleh menentukan tanggal waktu 6. Perlakuan Akuntansi Istishna’

di masa yang akan datang untuk


Akuntansi penjual
penyerahan barang.
a. Biaya perolehan istishna terdiri atas:
• Menjelaskan tempat penyerahan.
• Biaya langsung yaitu: bahan baku dan
• Barang pesanan yang belum diterima tidak
tenaga kerja langsung untuk membuat
boleh dijual.
barang pesanan, atau tagihan pro-
• Dalam hal pemesanan sudah dikerjakan
dusen/kontraktor pada entitas untuk
sesuai dengan kesepakatan, hukumnya
istishna’ paralel;
mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga
• Biaya tidak langsung adalah biaya
penjual tidak dirugikan karena ia telah
overhead termasuk biaya akad dan
menjalakan kewajibannya sesuai dengan
pra-akad;
kesepakatan.
• Khusus untuk istishna paralel: seluruh biaya
• Dalam hal terdapat cacat atau barang
akibat proodusen/kontraktor tidak dapat
tidak sesuai dengan kesepakatan, peme-
memenuhi kewajiban jika ada
san memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk
b. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum
melanjutkan atau membatalkan akad.
tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan

5. Jenis – jenis Istishna’ potongan, maka potongan tersebut sebagai

a. Istishna’ pengurang pendapatan istishna’.

b. Istisha pararel : Istishna’ paralel adalah suatu c. Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan

bentuk akad istishna‘ antara pemesan ( pem- 2 metode berikut:

beli, mustashni’ ) dengan penjual ( pembuat, • Metode persentase penyelesaian, adalah

shani’ ), kemudian untuk memenuhi kewajiban- system pengakuan pendapatan yang

nya kepada mustashni’, penjual memerlukan dilakukan seiring dengan proses penyele-

pihak lain sebagai shani’. Ketentuan dalam saian berdasarkan akad istishna’

akad istishna’ paralel antara lain: • Metode akad selesai adalah system

• Akad antara entitas ( pembeli ) dan pro- pengakuan pendapatan yang dilakukan

dusen ( penjual ) terpisah dari akad antara ketika proses penyelesaian pekerjaan telah

entitas ( penjual ) dan pembeli akhir; dilakukan

Akuntansi Berbasis Syariah 19


d. Jika akad istishna’ dilakukan dengan pemba- i. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total

yaran tangguh, maka pengakuan pendapatan biaya perolehan istishna akan melebihi

dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut: pendapatan istishna’ maka taksiran kerugian

• Margin keuntungan pembuatan barang harus segera diakui

pesanan yang dihitung apabila istishna’ j. Pada saat penagihan baik metode persentase

dilakukan tunai, akan diakui sesuai persen- penyelesaian atau akad selesai, terdapat akun

tase penyelesaian termin istishna’ yang akan disajikan sebagai

• Selisih antara nilai akad dan nilai tunai akun pengurang dari akun aset istishna’ dalam

pada saat penyerahan diakui selama penyelesaian

periode pelunasan secara proporsional k. Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan

sesuai dengan jumlah pembayaran. keuangan hal-hal sebagai berikut:

e. Untuk metode persentase penyelesaian, l. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi

pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah istishna’ sebesar jumlah yang belum dilunasi

bagian nilai akad yang sebanding dengan oleh pembeli akhir.

pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut m. Termin istishna’ yang berasal dari transaksi

diakui sebagagi pendapatan istishna pada istishna’ sebesar jumlah tagihan termin pen-

periode yang bersangkutan jual kepada pembeli akhir.

f. Untuk metode persentase penyelasaian, n. Pengungkapan, penjual mengungkapkan tran-

bagian margin keuntungan istishna’ yang saksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi

diakui selama periode pelaporan ditambah- tidak terbatas, pada:

kan kepada asset istishna’ dalam penyelesaian o. Metode akuntansi yang digunakan dalam pen-

g. Untuk metode persentase penyelesaian, pada gukuran pendapatan kontrak istishna’

akhir periode harga pokok istishna’ diakui p. Metode yang digunakan dalam penentuan

sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluar- persentase penyelesaian kontrak yang sedang

kan sampai periode tersebut berjalan

h. Untuk metode akad selesai tidak ada q. Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah,

pengakuan pendapatan, harga pokok jangka waktu, dan kualitas piutang

dan keuntungan sampai dengan peker- r. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK

jaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan No. 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah

diakui pada periode dimana pekerjaan telah

selesai dilakukan Akuntansi Pembeli

Akuntansi Berbasis Syariah 20


a. Pembeli mengakui aset istishna’ dalam jatuh tempi kepada penjual dan jika

penyelesaian sebesar jumlah termin yang diperlukan dibentuk penyisihan kerugian

ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui piutang

utang istishna kepada penjual f. Jika pembeli menerima barang pesanan yang

b. Aset istishna’ yang diperoleh melalui tran- tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang

saksi istishna dengan pembayaran tangguh pesanan tersebut dikuru dengan nilai yang

lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya lebih rendah antara nilai wajar dan biaya

perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai

disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan kerugian pada periode berjalan

biaya perolehan tunai diakui sebagai beban


Penyajian
istishna’ tangguh.
a. Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan
c. Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara
hal-hal sebagai berikut:
proporsional seusai dengan porsi pelunasan
b. Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen
utang istishna’
atau kontraktor yang belum dilunasi.
d. Jika barang pesanan terlambat diserahkan
c. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
karena kelalauan atau kesalahan penjual,
• Persentase penyelesaian dari nilai
dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka
kontrak penjualan kepada pembeli akhir,
kerugian tersebut dikurangkan dari garansi
jika istishna’ paralel
penyelesaian proyek yang telah diserah-
• kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’
kan penjual. Jika kerugian itu lebih besar
Pengungkapan
dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai
d. Pembeli mengungkapkan transaksi istishna’
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika
dalam laporan keuangan, tetapi tidak
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
terbatas
piutang
e. Rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan
e. Jika pembeli menolak menerima barang
jangka waktu Pengungkapan yang diperlu-
pesanan karena tidak sesuai dengan
kan sesuai PSAK No. 101: Penyajian Laporan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali
Keuangan Syariah
seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan

kepada penjual, maka jumlah yang belum

diperoleh kembali diakui sebagai piutang

Akuntansi Berbasis Syariah 21


BUKU KERJA

Mengumpulkan Bukti Transaksi

Akuntansi Berbasis Syariah 22


Penyusunan / Memiliki laporan keuangan secara jujur

Asas Transaksi Syariah

Akuntansi Berbasis Syariah 23


Akuntansi Berbasis Syariah 24

Anda mungkin juga menyukai