BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Goel Kahen The Kobler Unit (1994) A Comprehensive and Strategic Model
Pembuatan technology..., Ermawan Darma Setiadi, FT UI, 2009
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Sejauh fungsi dari sebuah teknologi dipedulikan, maka definisi OECD masih
cukup relevan. Namun melihat pada komponen-komponennya maka definisi
OECD lebih banyak permasalahannya karena belum mengadopsi perangkat
keras.4
2.1.2. Kapabilitas Teknologi
Kapabilitas teknologi telah didefinisikan oleh sejumlah peneliti dan
merepresenatasikan berbagai fungsi manufaktur dalam perusahaan5.
Kapabilitas teknologi di bagi atas 4 kelompok meliputi;
• Operative capabilities – kemampuan untuk mengoperasikan,
mengendalikan fasilitas produksi,
• Acquisitive Capabilities – kemampuan untuk melakukan detail
engineering study, mencari sumber teknologi, kajian dan alih teknologi
• Innovative capabilities – Kemampuan untuk menduplikasi penguasaan
teknologi, adopsi dan melakukan perbaikan
• Supportive Capabilities – Kemampuan untuk melaksanakan perencanaan
dan eksekusi proyek atau order termasuk pendanaan untuk pengembangan
dan modernisasi serta pengembangan sumberdaya manusia.
2.1.3. Pendekatan teknometrik
Pendekatan teknometrik6 digunakan untuk mengukur kontribusi gabungan
4 elemen teknologi dari suatu proses transformasi produksi. Kontribusi
teknologi dikenal sebagai ”koefisien kontribusi teknologi” (TCC). Formulasi
umum dari TCC dapat diuraikan sbb :
TCC = Tßt x Hßh x Ißi x Oßo (2.1)
Dimana :
4
Ricardo Valverde San Francisco, California (May 2005).
5
Gour Chandra Saha, A Resource and Capability based global manufacturing strategy
6
Alkadri, Dodi, Muchdi, Siswanto, Fatoni (2001). Managemen Teknologi untuk Pengembangan
Wilayah
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Tabel 2. 5. Inforware
Kriteria Tingkat Nilai
• Akses informasi Kemampuan penyediaan dan pengolahan Informasi 1,2,3
• Keterkaitan dan data umum
informasi Kemampuan penyediaan dan pengolahan Informasi 2,3,4
• Pembaruan dan data teknis
informasi Kemampuan untuk menyeleksi dan mengolah 3,4,5
• Kemampuan Informasi dan data umum dan teknis
berkomunikasi Kemampuan penyediaan dan pengolahan Informasi 4,5,6
dan data untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi
Kemampuan penyediaan pengolahan Informasi dan 5,6,7
data untuk meningkatkan pengetahuan
Kemampuan penyediaan dan pengolahan Informasi 6,7,8
dan data untuk perbaikan atau modifikasi
Kemampuan penyediaan dan pengolahan Informasi 7,8,9
dan data untuk penggunaan spesifik/inovasi
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
Derajat
kecanggihan State of the ART
(DOS) (SOA)
Koefisien
Kontribusi
Teknologi (TCC)
Universitas Indonesia
28
tujuan jangka pendek dan jangka panjang, hasil yang diinginkan (Outcome)
dan pemicu kinerja (performance drivers) dari hasil tersebut, dan tolok ukur
yang keras dan lunak serta subjektif.
Pada awalnya Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem
tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada
aspek keuangan. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan
dalam implementasinya, tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif,
namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategis.
7
Kaplan, R. and Norton, D., "Using the balanced scorecard as a strategic management system",
Harvard Business Review, January-February 1996a, pp. 75-85
Pembuatan technology..., Ermawan Darma Setiadi, FT UI, 2009
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
pelanggan dan pasar yang akan memberikan keuntungan finansial masa depan
yang lebih besar.
2.2.2.3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif proses bisnis internal, para eksekutif mengidentifikasi
berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh
perusahaan. Ukuran proses bisnis internal berfokus kepada berbagai proses
internal yang akan berdampak besar kepada kepuasan pelanggan dan
pencapaian tujuan finansial perusahaan. Perspektif proses bisnis internal
mengungkapkan dua perbedaan ukuran kinerja yang mendasar antara
pendekatan tradisional dengan pendekatan Balanced Scorecard.
• Perbedaan yang pertama adalah, bahwa pendekatan tradisional berusaha
memantau dan meningkatkan proses bisnis yang ada saat ini. Pendekatan
ini mungkin melampaui ukuran kinerja finansial dalam hal pemanfaatan
alat ukur yang berdasar kepada mutu dan waktu. Tetapi semua ukuran itu
masih berfokus pada peningkatan proses bisnis saat ini. Sedangkan
pendekatan scorecard pada umumnya akan mengidentifikasi berbagai
proses baru yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan agar dapat
memenuhi berbagai tujuan pelanggan dan finansial. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan mungkin menyadari perlunya mengembangkan suatu
proses untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau memberikan
layanan yang dinilai tinggi oleh pelanggan sasaran.
• Perbedaan yang kedua adalah pendekatan Balanced Scorecard
memadukan berbagai proses inovasi ke dalam perspektif proses bisnis
internal, sedangkan sistem pengukuran kinerja tradisional berfokus kepada
proses penyampaian produk dan jasa perusahaan saat ini kepada pelanggan
saat ini.
2.2.2.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan mengidentifikasi infra struktur
yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan
peningkatan kinerja jangka panjang. Sumber utama pembelajaran dan
pertumbuhan perusahaan adalah manusia, sistem, dan prosedur perusahaan.
Untuk mencapai tujuan perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis
Universitas Indonesia
31
8
N van der Merwe SS Visser (2008) Performance management in the South African motor
manufacturing industry :
Pembuatan technology..., Ermawan Darma Setiadi, FT UI, 2009
Universitas Indonesia