Anda di halaman 1dari 2

5.

3 Perdebatan Tentang: Rules Vs Discretion

Kontroversi tersebut bermula dari perbedaan cara pandang atau paradigm di antara aliran klasik
mengenai penentuan inflasi (melalui teori kuantitas uang yaitu: MV=PT) dan aliran Keynesians mengenai
penentuan output melalui model IS-LM.Kedua aliran ini berbeda dalam hal harga atau inflasi.Aliran
klasik menganggap bahwa perkembangan harga sangat fleksibel dan inflasi terjadi hanya karena
bertambahnya JUB.untuk alasan itu ,maka kebijakan moneter harus dilaksanakan secara ketat mengikuti
suatu aturan (rule) yang secara konsisten diikuti.Misalnya,jika bank sentral ingin menjaga inflasi pada
tingkat 5% pertahun,maka bank sentral harus menjaga pertumbuhan JUB sebesar 5% pertahun.

Sebaliknya aliran Keynesians berpandangan dan menganggap bahwa perkembangan harga


sangat kaku (rigid) dan inflasi terjadi bukan karena bertambahnya jumlah uang melebihi jumlah
barang,tapi lebih disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran
(Alamsyah dan Masyhuri,2003).Untuk alasan itu,kebijakan moneter diarahkan untuk menjamin
terjadinya keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran,oleh karena itu kebijakan moneter
harus dijalankan secara bijaksana (discretion) sesuai dengan perkembangan yang ada.

Perbedaan diantara kedua aliran tersebut mendekati titik temu bahwa pengaruh JUB terhadap
pertumbuhan ekonomi (output) hanya berlaku dalam jangka pendek.Tapi dalam jangka panjang uang
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (uang bersifat netral).Kalaupun dipaksakan maka
kenaikan JUB akhirnya hanya akan mendorong kenaikan harga inflasi.

Dalam pendekatan rules (rules-base policy),maka implementasi kebijakan moneter mengacu


pada suatu aturan baku yang diumumkan kepada public yang merupakan komitmen bank sentral untuk
mencapai target nominal tertentu atau dilakukan dengan cara merespons kondisi yang sedang dihadapi
yang telah diperhitungkan pada saat perumusan kebijakan.

Taylor (1996) menjelaskan bahwa perilaku pendekatan rules-base policy adalah


sistematis.Artinya pendekatan rules-base policy berdasarkan metodologi dan perencanaan,bukan
bedasarkan langkah yang bersifat kasual dan acak.Salah satu contoh rules adalah proposal yang diajukan
oleh Friedman dalam Bernanke et al., (1995:5) yang menganjurkan agar kebijakan moneter didasarkan
pada pertumbuhan jumlah uang beredar yang konstan (the constant-money-growth rule)

Sedangkan,pada pendekatan discreation (discreation base-policy) mengacu pada evaluasi dari


waktu ke waktu yang memperhitungkan kondisi yang sedang berlangsung dan menganggap
perkembangan serta kebijakan masa lalu sebagai sesuatu yang tidak relevan.Mankiw (2003:381)
menyatakan bahwa dalam pendekatan discreation ,para pembuat kebijakan moneter bebas membuat
penilaian terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dan memilih kebijakan apapun yang tepat pada saat
itu.Artinya dengan pendekatan discreation otoritas moneter memiliki kebebasan dalam menjalankan
kebijakan moneter sesuai dengan kondisi actual yang dihadapi oleh suatu perekonomian.

Lebih lanjut Warjiyo dan Solikin (2003:26) menjelaskan bahwa saat ini para ekonom dan otoritas
moneter fokus pada dua jenis rules yaitu:
1. Kaidah kebijakan moneter yang berbentuk feedback rule yaitu monetary growth rules yang
dipelopori oleh McCallum (1998).Dalam kaidah ini,pertumbuhan uang primer (M 0)
mencerminkan respons rata-rata perubahan base velocity (sebagai koreksi atas perubahan yang
berlangsung secara persisten) terhadap perubahan regulasi dan teknologi serta perkembangan
siklikal output nominal.
2. Interest rate rule atau Taylor Rules (1993).Dalam kaidah ini perkembangan suku bunga
mencerminkan respon otoritas moneter terhadap perkembangan output dan inlasi.Rules ini juga
menyertakan feedback.Artinya,bank sentral mengubah suku bunga dengan mengacu pada devisi
perkembangan inflasi dan output terhadap tingkat yang ditargetkan.

Di Indonesia,diskusi mengenai pilihan antara rules dan discretion pernah dikemukakan Boediono
(1998) bahwa sesuatu reaction function yang didasarkan pada simple rules hanya ada dalam
“laboratorium mental” para ekonom.Dalam praktiknya,pilihannya bukan antara rules atau
discretion,tetapi yang penting adalah kombinasi di antara keduanya yaitu:antara rules-cum-
discretion dan discretion-cum-rules.Artinya,kombinasi antara rules dan discretion yang lebih banyak
rules-nya atau yang lebih banyak porsi discretion-nya.Dewasa ini ada dua opsi bagi bank sentral
dalam implementasi kebijakan moneternya,yaitu suku bunga (Taylor-type rule) dan base money
(McCalum-type rule).Jika bank sentral menggunakan suku Bungan sebagai instrument
moneter,maka respon kebijakan dapat menggunakan Taylor-type rule.Sedangkan jika bank sentral
menggunakan base money sebagai instrument kebijakan moneternya,maka respons kebijakan
moneter dapat menggunakan McCalum-type rule (Abdullah,2003).

Anda mungkin juga menyukai