Kontroversi tersebut bermula dari perbedaan cara pandang atau paradigm di antara aliran klasik
mengenai penentuan inflasi (melalui teori kuantitas uang yaitu: MV=PT) dan aliran Keynesians mengenai
penentuan output melalui model IS-LM.Kedua aliran ini berbeda dalam hal harga atau inflasi.Aliran
klasik menganggap bahwa perkembangan harga sangat fleksibel dan inflasi terjadi hanya karena
bertambahnya JUB.untuk alasan itu ,maka kebijakan moneter harus dilaksanakan secara ketat mengikuti
suatu aturan (rule) yang secara konsisten diikuti.Misalnya,jika bank sentral ingin menjaga inflasi pada
tingkat 5% pertahun,maka bank sentral harus menjaga pertumbuhan JUB sebesar 5% pertahun.
Perbedaan diantara kedua aliran tersebut mendekati titik temu bahwa pengaruh JUB terhadap
pertumbuhan ekonomi (output) hanya berlaku dalam jangka pendek.Tapi dalam jangka panjang uang
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (uang bersifat netral).Kalaupun dipaksakan maka
kenaikan JUB akhirnya hanya akan mendorong kenaikan harga inflasi.
Lebih lanjut Warjiyo dan Solikin (2003:26) menjelaskan bahwa saat ini para ekonom dan otoritas
moneter fokus pada dua jenis rules yaitu:
1. Kaidah kebijakan moneter yang berbentuk feedback rule yaitu monetary growth rules yang
dipelopori oleh McCallum (1998).Dalam kaidah ini,pertumbuhan uang primer (M 0)
mencerminkan respons rata-rata perubahan base velocity (sebagai koreksi atas perubahan yang
berlangsung secara persisten) terhadap perubahan regulasi dan teknologi serta perkembangan
siklikal output nominal.
2. Interest rate rule atau Taylor Rules (1993).Dalam kaidah ini perkembangan suku bunga
mencerminkan respon otoritas moneter terhadap perkembangan output dan inlasi.Rules ini juga
menyertakan feedback.Artinya,bank sentral mengubah suku bunga dengan mengacu pada devisi
perkembangan inflasi dan output terhadap tingkat yang ditargetkan.
Di Indonesia,diskusi mengenai pilihan antara rules dan discretion pernah dikemukakan Boediono
(1998) bahwa sesuatu reaction function yang didasarkan pada simple rules hanya ada dalam
“laboratorium mental” para ekonom.Dalam praktiknya,pilihannya bukan antara rules atau
discretion,tetapi yang penting adalah kombinasi di antara keduanya yaitu:antara rules-cum-
discretion dan discretion-cum-rules.Artinya,kombinasi antara rules dan discretion yang lebih banyak
rules-nya atau yang lebih banyak porsi discretion-nya.Dewasa ini ada dua opsi bagi bank sentral
dalam implementasi kebijakan moneternya,yaitu suku bunga (Taylor-type rule) dan base money
(McCalum-type rule).Jika bank sentral menggunakan suku Bungan sebagai instrument
moneter,maka respon kebijakan dapat menggunakan Taylor-type rule.Sedangkan jika bank sentral
menggunakan base money sebagai instrument kebijakan moneternya,maka respons kebijakan
moneter dapat menggunakan McCalum-type rule (Abdullah,2003).