Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PLTS merupakan sebuah pembangkit listrik yang menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energi yang akan dikonversi menjadi energi listrik. Panel
surya merupakan komponen yang diperlukan sebagai pengubah sinar matahari
menjadi listrik dengan prinsip kerja p-n junction. Apabila semikonduktor tipe-p dan
tipe-n terkontak cahaya matahari akan terjadi kelebihan elektron pada
semikonduktor tipe-n dan elektron tersebut akan bergerak menuju semikonduktor
tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n dan negatif
pada semikonduktor tipe-p. Sehingga menghasilkan medan listrik yang dapat
dialirkan dan kemudian digunakan.
Pada perkembangan teknologi sel surya hingga saat ini sudah terdapat tiga
generasi dan ketiga generasi sel surya ini memiliki kelebihan serta kekurangannya
masing-masing. Sel surya yang saat ini banyak digunakan di dunia menggunakan
bahan semikonduktor yang merupakan bahan yang tidak ramah lingkungan namun
memiliki efisiensi tinggi dibandingkan dengan sel surya terbaru dengan bahan yang
sudah ramah lingkungan tetapi masih memiliki efisiensi rendah. Walaupun begitu
para peneliti terus berinovasi untuk mendapatkan sel surya yang memiliki bentuk
yang minimalis serta memiliki efisiensi tinggi dengan menggunakan bahan yang
ramah lingkungan.
Sel surya dengan bentuk minimalis saat ini disebut dengan sel surya thin film.
Sel surya thin film merupakan teknologi terbaru yang dalam pembuatannya
memiliki beberapa metode yang dibagi dua macam kelompok yaitu PVD (Physical
Vapour Deposition) dan CVD (Chemical Vapour Deposition). Pelapisan film tipis
dip coating merupakan salah satu dari beberapa cara dari metode CVD (Chemical
Vapour Depositiion). Metode pelapisan film tipis dip coating merupakan metode
pelapisan yang memiliki keunggulan sendiri dibandingkan dengan metode

2
pelapisan lainnya. Pelapisan dengan metode Dip Coating merupakan salah satu
metode yang sederhana karna dalam prosesnya hanya menggunakan waktu dan
kecepatan yang konstan tanpa tempat khusus hingga substrat terlapisi sempurna.
Dalam metode Dip Coating memilii beberapa tahapan agar substrat dapat terlapisi
dengan sempurna. Tahap awal yaitu immersion atau perendaman substrat, dimana
substrat akan dicelupkan dengan kecepatan konstan yang ditentukan waktunya ke
dalam larutan untuk melapisi substrat. Tahap kedua yaitu deposition atau penarikan
substrat, dimana pengangkatan substrat juga diharuskan dengan kecepatan konstan
agar cairan yang menempel pada substrat seimbang rapih sehingga tidak cairan
yang sudah menempel tidak kembali atau jatuh. Ketebalan lapisan dipengaruhi dari
kecepatan proses pencelupan, semakin cepat pengangkatan maka hasil akan
semakin tipis dan sebaliknya jika semakin lambat pengangkatan maka cairan bisa
semakin tebal.
Proses pelapisan dengan teknik celup diperlukan alat yang mampu merekayasa
waktu dan kecepatan konstan yaitu DIP COATER. DIP COATER dalam dunia
industri biasa digunakan untuk melapisi besi agar tidak mudah berkarat, sedangkan
untuk thin film diaplikasikan sebagai pembuat komponen elektronika dan
pembuatan sel surya. DIP COATER besar maupun kecil menggunakan komponen
motor listrik sebagai penggeraknya. DIP COATER bergerak secara vertikal yaitu
naik turun dengan kecepatan dan dapat diubah sesuai kebutuhan jenis substrat yang
digunakan. Pada saat proses pencelupan substrat tidak hanya semata naik dan turun
tetapi diperlukan waktu perendaman yang cukup agar substrat yang terlapisi
dengan sempurna. DIP COATER yang saat ini ada dipasaran memiliki harga yang
terlampau tinggi, seperti pada satu website yang menjual DIP COATER
(www.mtixtl.com) sebuah Desktop DIP COATER with variable Speed (1-200
mm/min) - PTL-MM01 dihargai USD$2,109.00 atau setara hampir Rp.
30.000.000,00 sehingga memerlukan biaya lebih untuk memilikinya. Oleh karena
itu dalam penelitian ini akan membahas tentang pembuatan Dip Coating dengan
material yang lebih terjangkau dengan fungsi yang hampir sama dengan yang sudah

3
ada hanya saja dengan bentuk yang sedikit berbeda. Dengan menggunakan
atmega328 sebagai mikrokontroler yang akan mengatur perputaran dan kecepatan
motor listrik. Instrumen DIP COATER tersebut dikendalikan atau diprogram
menggunakan laptop atau komputer personal yang akan dijelaskan lebih pada
tulisan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk dapat melakukan pergerakan dengan konstan dari segi kecepatan dan
waktu, maka Dip Coating harus mampu melakukan proses pencelupan yang efisien
dengan mikrokontroler berbasis Arduino. Perumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana merancang dan membangun alat DIP COATER menggunakan
mikrokontroler berbasis Arduino?
b. Bagaimana cara merancang program DIP COATER sehingga dapat bekerja
sebagai mana yang diharapkan?
c. Bagaimana pengujian sistem-sistem yang sudah ditanamkan pada DIP
COATER tersebut?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka penulis akan
membatasi ruang lingkup permasalahan. Batasan yang dimaksud diantaranya:
a. DIP COATER pergerakannya sangat terbatas dimana pergerakannya hanya
naik dan turun.
b. DIP COATER menggunakan bantuan laptop atau komputer untuk
menjalankan software pemrogramannya
c. DIP COATER tidak bergerak secara otomatis, untuk mengoperasikan
masih secara manual.

4
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang sudah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Merancang dan membangun alat DIP COATER sebagai alat bantu
pembuatan thin film.
b. Merancang program mikrokontroler yang mengendalikan pergerakan dan
kecepatan DIP COATER.
c. Melakukan uji coba sistem hingga uji coba mekanisme pada DIP COATER
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
penelitian pembuatan teknologi sel surya lapis tipis kedepannya.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5(lima) bab aitu sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat penjelasan tentang latar belakang, perumusan
masalah, Batasan masalah, tujuan, manfaat yang diharapkan, dan
pelaksanaan pekerjaan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Terdiri dari 3(tiga) bagian yaitu paparan tentang karya-karya yang berkaitan,
dasar-dasar teoritis, dan spesifikasi garis besar dari alat yang akan dirancang
dan dibangun dalam tugas akhir ini.
c. BAB III METODE PENELITIAN
Berisi mengenai penjelasan-penjelasan pelaksanaan pembuatan alat baik
perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak(software) yang meliputi:
Alat dan bahan, Langkah kerja, dan Teknik pengambilan data.
d. BAB IV PENELITIAN DAN ANALISIS

5
Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil akhir dari keseluruhan alat baik
perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak(software) kemudian
penulisan melakukan diskripsi dan analis data hasil dari pengujian alat.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil
penulisan tugas akhir dan saran yang memuat perbaikan dan pengembangan
alat agar agar dapat disempurnakan serta penutup.

Anda mungkin juga menyukai