Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELACAKAN KONTAK KASUS


TB REGULER TERKONFIRMASI LAB POSITIF
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI

A. LATAR BELAKANG

Penyakit TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak
Negara sejak tahun 1995.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TBC terbesar urutan ke-2 (kedua)
setelah India pada tahun 2019, dimana terdapat 845.000 kasus TBC dengan kematian karena
TBC sekitar 98.000 kasus atau setara dengan 11 kematian/jam. Kasus TB terjadi di 34
Propinsi di Indonesia, dengan kasus terbesar tahun 2019 terjadi di Propinsi Jawa Barat,
disusul Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatera Utara.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Menyikapi hal ini tentu saja diperlukan keseriusan dari semua stakeholder untuk
menekan angka tersebut seminim mungkin dan meminimalisir masalah-masalah yang
mungkin timbul.
Salah satu upaya pengendalian TB adalah melalui upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit P2 TB. Penyakit TB merupakan salah satu penyakit yang paling mudah menular
karena media penularannya melalui percik renik dahak. Menyingkapi hal tersebut perlu
dilakukan sesegera mungkin Pelacakan kontak kasus TB Terkonfirmasi Lab Positif untuk
segera diobati agar bias memutus mata rantai penularan penyakit TB nya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memutus rantai penularan TB
2. Tujuan Khusus
a. Menemukan pasien terduga / suspek TB
b. Mengobati secara dini penderita TB baru dan mencegah terjadinya TB MDR
c. Memberikan penyuluhan tentang tanda dan gejala TB serta cara pencegahan
penularan
C. SASARAN
Semua penderita TB BTA + dilakukan pemeriksaan kontak serumah dan kontak eratnya.

D. VOLUME
Transport Petugas Puskesmas 1 orang x 1 x 70 Kasus.

E. WAKTU
Sesegera mungkin pada pasien yang sudah terdiagnosa TB BTA + dilakukan Pelacakan
kontak.

F. OUT PUT YANG DIHARAPKAN


- Ditemukannya pasien Suspek TB secara cepat.
- Ditanganinya pasien TB diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kalangsari.

Pelaksana Program,

Isni Widamilah Nursofy


Amd.Kep
Nip. 19860505 202012 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

SURAT TUGAS
Nomor : / / PKM/

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : H. DAUD EKA PERMANA, SKM.M.M.Kes

NIP : 19701116 199003 1 002

Pangkat/Golongan : Pembina / IV A

Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Kalangsari

Dengan ini menugaskan kepada :

Nama : Isni Widamilah Nursofy Amd.Kep

NIP/NR.PTT : 19860505 202012 2 002

Pangkat/Golongan : Pelaksana / IIc

Jabatan : Perawat Terampil

Tujuan : Desa Kalangsari, Kalangsuria dan Karyasari

Waktu : Januari 2022

Maksud : Melaksanakan Penemuan kasus kontak TB Reguler

Demikian, surat tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karawang, 03 Januari 2022

Kepala UPTD Puskesmas Kalangsari

H. DAUD EKA PERMANA, SKM.M.M.Kes

NIP. 19701116 199003 1 002


PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELACAKAN TB REGULER MANGKIR
PUSKESMAS KALANGSARI

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Adapun tanda dan gejala TB adalah batuk berdahak lebih dari 2
minggu dengan atau tidak disertai darah,sesak nafas,berta badan menurun.demam dan keringat
dingin pada waktu malam hari. Kasus TB bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin selama 6-9
bulan. TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukan bahwa penyakit TB
merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor satu dari penyakit golongan infeksi karena
penularannya yang cepat. Oleh karna itu perlu diupayakan Program Penanggulangan dan
Pemberantasan Penyakit Paru.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan telah
terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi DOTS
adalah strategi penyembuhan TB-Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB-Paru agar menelan obatnya
secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga dengan strategi ini proses
penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang menular (hasil pemeriksaan
sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata rantai penularan dan
dengan demikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.

Dengan strategi DOTS diharapkan semua pasien paru dapat berobat dengan tertib dan
teratur sampai 6 bulan ke depan. Dengan waktu pengobatan yang lama, ada beberapa pasien
yang mangkir, ini akan beresiko terhadap kesembuhan penyakit TB Paru nya dan kemungkinan
akan menularkan ke keluarganya atau ke orang lain. Di Puskesmas Kalangsari awal tahun 2021
kasus DO pasien TB ada 4, setelah dilacak alasanya bermacam-macam. Diharapkan kedepannya
tidak ada lagi kasus DO ataupun mangkir untuk pasien-pasien TB terutama TB BTA positif.

B. TUJUAN
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutus mata rantai
penularan penyakit TB Paru.
2. Untuk Mencegah Kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya kasus TB MDR.
3. Tercapainya angka kesembuhan semua penderita TB.

C. SASARAN
Pasien TB yang mangkir dan tidak mau ditatalaksana pengobatan diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Kalangsari.

D. VOLUME
Transport Petugas Puskesmas 2 orang x 1 x 35 Kasus.

E. WAKTU
Sesegera mungkin pada pasien TB yang magkir yang tidak mau ditatalaksana pengobatannya.

F. OUT PUT YANG DIHARAPKAN


Pasien TB Mangkir melanjutkan kembali pengobatannya sampai dinyatakan sembuh.

Pelaksana Program,

Isni Widamilah Nursofy


Amd.Kep
Nip. 19860505 202012 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENEMUAN KASUS KONTAK TB OLEH KADER
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI

A. LATAR BELAKANG

Penyakit TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak negara
sejak tahun 1995.

TBC merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan merupakan penyebab utama Agen infeksius.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TBC terbesar urutan ke-2 (kedua) setelah India
pada tahun 2019, dimana terdapat 845.000 kasus TBC dengan kematian karena TBC sekitar 98.000 kasus
atau setara dengan 11 kematian/jam. Kasus TB terjadi di 34 Propinsi di Indonesia, dengan kasus terbesar
tahun 2019 terjadi di Propinsi Jawa Barat, disusul Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan
Sumatera Utara.

Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya
sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15
tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara
sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Menyikapi hal ini tentu saja diperlukan keseriusan dari semua stakeholder untuk menekan
angka tersebut seminim mungkin dan meminimalisir masalah-masalah yang mungkin timbul.
Salah satu upaya pengendalian TB adalah melalui upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit P2 TB. Penyakit TB merupakan salah satu penyakit yang paling mudah menular karena
media penularannya melalui percik renik dahak. Menyingkapi hal tersebut perlu dilakukannnya
Penemuan suspek TB oleh kader untuk selanjutmya diperiksa BTA untuk mengetahui apakah
sakit TB atau bukan sehingga bisa segera di obati dan memutus rantai penularan.
Penderita TB baru memiliki kontak intensif dengan penderita TB sebelumnya baik itu
mereka tinggal dalam satu rumah ataupun dalam satu lingkungan. Oleh karena itu perlu
dilakukannya penemuan suspek TB oleh kader yaitu dengan kunjungan kontak serumah
penderita TB guna menemukan terduga/ suspek TB baru sehingga dapat segera diobati dan dapat
memutus rantai penularan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memutus rantai penularan TB
2. Tujuan Khusus
a. Menemukan pasien terduga / suspek TB
b. Mengobati secara dini penderita TB baru dan mencegah terjadinya TB MDR
c. Memberikan penyuluhan tentang tanda dan gejala TB serta cara pencegahan
penularan

C. SASARAN
Semua penderita TB BTA + TB MDR dan TB Anak dilakukan pemeriksaan kontak
serumah dan dilingkungan sekitarnya.

D. VOLUME
Transport kader 1 orang x 1 x 30 Kasus.

E. WAKTU
Dari Januari sampai Desember 2022.

F. OUT PUT YANG DIHARAPKAN


- Ditemukannya pasien Suspek TB secara cepat.
- Ditanganinya pasen TB diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kalangsari.

Pelaksana Program,

Isni Widamilah Nursofy


Amd.Kep
Nip. 19860505 202012 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KONFIRMASI AWAL PASIEN TBRO/MDR
PUSKESMAS KALANGSARI

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Adapun tanda dan gejala TB adalah batuk berdahak lebih dari 2
minggu dengan atau tidak disertai darah,sesak nafas,berta badan menurun.demam dan keringat
dingin pada waktu malam hari. Kasus TB bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin selama 6-9
bulan. TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukan bahwa penyakit TB
merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor satu dari penyakit golongan infeksi karena
penularannya yang cepat. Oleh karna itu perlu diupayakan Program Penanggulangan dan
Pemberantasan Penyakit Paru.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan telah
terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi DOTS
adalah strategi penyembuhan TB-Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB-Paru agar menelan obatnya
secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga dengan strategi ini proses
penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang menular (hasil pemeriksaan
sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata rantai penularan dan
dengan demikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.

Dengan strategi DOTS diharapkan semua pasien paru dapat berobat dengan tertib dan
teratur sampai 6 bulan ke depan. Dengan waktu pengobatan yang lama, ada beberapa pasien
yang mangkir, ini akan beresiko terhadap kesembuhan penyakit TB Paru nya dan kemungkinan
akan menjadi TBRO/MDR. Di Puskesmas Kalangsari awal tahun 2021 kasus pasien TBRO ada
4, setelah dilacak akibat bermacam-macam. Diharapkan kedepannya tidak ada lagi kasus
TBRO/MDR.
B. TUJUAN
1. Melakukan kunjungan awal ke rumah Pasien TBC dengan hasil TCM RR
2. Melakukan edukasi dan motivasi untuk menjalani pengobatan TBRO ke RS Rujukan
TBRO dengan pendampingan Tim TBC Puskesmas

C. SASARAN
Pasien TBC dengan hasil lab TCM RR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalangsari.

D. VOLUME
Transport Petugas Puskesmas 2 orang x 1 x 5 Kasus.

E. WAKTU
Sesegera mungkin pada pasien TB dengan hasil lab TCM RR

F. OUT PUT YANG DIHARAPKAN


Pasien TBRO bersedia melakukan pengobatannya sampai dinyatakan sembuh.

Pelaksana Program,

Isni Widamilah Nursofy


Amd.Kep
Nip. 19860505 202012 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI
Jl.Raya Proklamasi No.21 Rengasdengklok 41352

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


TINDAK LANJUT PENGOBATAN PASIEN TBC DI RUMAH DENGAN KU LEMAH
UPTD PUSKESMAS KALANGSARI

A. LATAR BELAKANG

Penyakit TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak
Negara sejak tahun 1995.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TBC terbesar urutan ke-2 (kedua)
setelah India pada tahun 2019, dimana terdapat 845.000 kasus TBC dengan kematian karena
TBC sekitar 98.000 kasus atau setara dengan 11 kematian/jam. Kasus TB terjadi di 34
Propinsi di Indonesia, dengan kasus terbesar tahun 2019 terjadi di Propinsi Jawa Barat,
disusul Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatera Utara.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia paling produktif secara ekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Menyikapi hal ini tentu saja diperlukan keseriusan dari semua stakeholder untuk
menekan angka tersebut seminim mungkin dan meminimalisir masalah-masalah yang
mungkin timbul.
Salah satu upaya pengendalian TB adalah melalui upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit P2 TB. Penyakit TB merupakan salah satu penyakit yang paling mudah menular
karena media penularannya melalui percik renik dahak. Menyingkapi hal tersebut perlu
dilakukan sesegera mungkin tindak lanjut pengobatan TB di rumah bagi pasien dengan KU
lemah untuk segera diobati agar bisa memutus mata rantai penularan penyakit TB nya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memutus rantai penularan TB
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kunjungan rumah pasien TBC dengan keadaan umum lemah
b. Memberikan penyuluhan tentang tanda dan gejala TB serta cara pencegahan
penularan

C. SASARAN
Semua penderita TBC dengan KU lemah

D. VOLUME
Transport Petugas Puskesmas 1 orang x 1 x 10 Kasus.

E. WAKTU
Sesegera mungkin pada pasien yang sudah terdiagnosa TBC dengan KU lemah.

F. OUT PUT YANG DIHARAPKAN


- Ditanganinya pasien TBC dengan KU lemah diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Kalangsari.

Pelaksana Program,

Isni Widamilah Nursofy


Amd.Kep
Nip. 19860505 202012 2 002

Anda mungkin juga menyukai