(LABORATORIUM HIPERKES)
Disusun Oleh:
Ns. Dedy Purwito, S.Kep., M.Sc., PhD
PENGANTAR
C. Strategi Pembelajaran
1. Mahasiswa melakukan kunjungan ke perusahaan atau minimal industri skala kecil
2. Selama kunjungan mahasiswa melakukan audit kesehatan kerja
3. Pengkajian kesehatan dan keselamatan kerja menggunakan form lampiran 1 dan 2.
4. Dokumentasikan temuan dalam bentuk catatan dan atau photo
5. Kelompokan data menurut; 1) hazard fisik, 2) biologi, 3) kimia, 4) psikologi dan 5)
ergonomi
6. Analisa data dan pembahasan sertakan evidence based (journal) yang sesuai
7. Laporan audit disusun dengan format:
a. Cover
2
Laboratoirum Hiperkes
D. Evaluasi
Form evaluasi terlampir
3
Laboratoirum Hiperkes
Lembar Ketrampilan 1
Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
Bagian Organisasi dan Administrasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah terdapat kebijakan umum (safety policy) keselamatan &
kesehatan kerja yang dikeluarkan oleh pimpinan
2 Apakah pimpinan mentargetkan peningkatan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja
3 Apakah ada dukungan / fasilitas dari pihak manajemen dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
4 Apakah keselamatan dan kesehatan kerja dimasing masing bagian
pekerjaan secara teratur dikaji ulang dan dimutakhirkan
5 Apakah telah ketentuan umum keselamatan dan kesehatan kerja
(occupational safety & health rules) yang disusun dan diterapkan
oleh perusahaan
6 Apakah ada prosedur tetap keselamatan dan kesehatan kerja
4
Laboratoirum Hiperkes
No Pertanyaan Ya Tidak
19 Apakah ada pemeriksaan kesehatan sebelum penerimaan
20 Apakah ada program latihan / orientasi keselamatan dan kesehatan
kerja bagi pegawai baru
21 Apakah diadakan kursus penyegaran keselamatan dan kesehatan
kerja
22 Apakah perusahaan mengadakan latihan pendeteksian diri dan
pengendalian bahaya kecelakaan / kebakaran / peledakan dll
Penilaian:
Skor = jawaban ya X 100
22
= X 100
22
= ..................
5
Laboratoirum Hiperkes
Lembar Ketrampilan 2
Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
Bagian Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah perusahaan mempunyai program kesehatan kerja
2 Apakah terdapat petugas kesehatan kerja yang berkualitas
3 Apakah diadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
khusus sesuai dengan ketentuan
4 Apakah secara teratur dilakukan pemeriksaan untuk evaluasi dan
mengendalikan bahan beracun dan berbahaya
5 Apakah ada program ergonomi perusahaan
6 Apakah ada program pengukuran dan pengendalian kebisingan
7 Apakah pekerja diberikan penyuluhan mengenai pentingnya
higiene dan kesehatan kerja
8 Apakah ada sarana olah raga dan rekreasi untuk pekerja
9 Apakah disediakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan
bahaya kerja serta dalam keadaan baik untuk digunakan
10 Apakah tersedia fasilitas P3K sesuai dengan ketentuan
6
Laboratoirum Hiperkes
No Pertanyaan Ya Tidak
21 Apakah dipasang rambu-rambu tanda peringatan secukupnya
untuk para pemakai jalan, pejalan kaki, pengemudi dalam areal
operasi kendaraan pengangkut
22 Apakah permukaan daerah alat angkut dalam keadaan baik
23 Apakah lantai lintasan terpelihara kebersihannya dan tidak licin
24 Apakah fasilitas penyimpanan cukup memadai
25 Apakah tersedia secara khusus tempat penyimpanan benda tang
tidak terpakai
26 Apakah penempatan penyusunan barang-barang cukup stabil,
aman dan bebas dari bahaya runtuh
27 Apakah dipasang tanda peringatan bahan kimia berbahaya
28 Apabila tersedia bahan beracun apakah disediakan antidotum
29 Apakah sudah dibuat prosedur penanggulangan keadaan darurat
30 Apakah ada petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap
keadaan darurat
31 Apakah tersedia petunjuk operasi untuk menanggulangi bahaya
32 Apakah setiap ruanganan atau bangunan diberi sistem tanda
bahaya dan komunikasi untuk keadaan darurat, penyelamatan dll
33 Apakah semua pintu keluar dibuatkan tanda yang mudah dilihat
dan diberi penerangan yang memadai
34 Apakah pintu-pintu keluar berfungsi dengan baik
35 Apakah tersedia fasilitas pelayanan kesehatan dengan petugas
kesehatan
36 Apakah terdapat sarana pengangkutan khusus dan selalu siap untuk
mengangkut orang yang cedera ke RS
37 Apakah semua tenaga kerja secara teratur dilatih dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
38 Apakah setiap kecelakaan dicatat dan dilaporkan
39 Apakah laporan kecelakaan dikumpulkan dan didiskusikan dalam
forum P2K3
40 Apakah dibuat statistik kecelakaan
41 Apakah ada hubungan timbal balik dengan penyelenggara asuransi
kecelakaan dalam masalah laporan kecelakaan
42 Apakah daerah kerja terpelihara kebersihannya dan kerapihannya
43 Apakah tempat-tempat kerja diberi penerangan yang memadai
44 Apakah prinsip ergonomi sudah diterapkan dalam pengukuran
45 Apakah tersedia tempat pembuangan sampah atau bahan yang
tidak terpakai
46 Jika terdapat tangga permanen apakah dalam keadaan baik dan
dilengkapi dengan pengaman pegangan tangan
7
Laboratoirum Hiperkes
Penilaian:
Skor = jawaban ya X 100
46
= X 100
46
= ..................
8
Laboratoirum Hiperkes
Format Penilaian
Laporan Audit Kesehatan Kerja
Nama Mahasiswa :
NIM :
Judul
Skore
No Unsur
1 2 3 4
1 Penulisan
a. Cara penulisan sesuai kaidah penulisan karya tulis
b. Kesinambungan antar BAB
2 Isi
a. Latar belakang sesuai dengan fakta
b. Hasil audit komprehensif
c. Ketepatan menganalisa data
d. Pembahasan tajam dan mendalam
e. Arah bahasan sesuai dengan permasalahan dan tujuan
f. Pembahasan menggunakan referensi yang sesuai
g. Terdapat lampiran kegiatan (data dan gambar)
3 Presentasi
a. Kejelasan mengemukakan pendapat
b. Penguasaan materi
c. Kemampuan mempertahankan pendapat
Nilai = (...x1)+(...x2)+(...x3)+(...x4)
12
9
Laboratoirum Hiperkes
Contoh
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PABRIK SALE PISANG “SALIA”
Disusun Oleh:
XXXXXXXX
(XXXXXX)
2020
10
Laboratoirum Hiperkes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah pisang merupakan salah satu buah tropis. Buah pisang biasanya digunakan sebagai
buah pencuci mulut yang dimakan setelah makan, selain itu buah pisang diolah dalam bentuk
lain, seperti; keripik pisang, pisang goreng, sale pisang, kolak pisang, roti pisang dan masih
banyak lagi produk-produk olahan dari pisang yang telah umum kami temui di pasaran.
Pembuatan sale dari buah-buahan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang daya
tahan produk buah tersebut. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat
terutama makanan sale pisang. Di Purbalingga industri pengolahan makanan ringan saat ini
banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil, salah satunya yaitu usaha kecil yang
berkembang di Keluruhan Timbang adalah usaha kecil sale pisang “SALIA” milik Bapak Jefri.
Industri ini berawal dari inisiatif beliau yang ingin meningkatkan perekonomian keluarganya dan
kemudian membuat sale pisang sendiri di lingkungan rumahnya. Banyaknya permintaan pasar
akan sale pisang “SALIA” di kalangan masyarakat membuat usaha ini terus berkembang dan
semakin maju. Pada saat ini banyak orang yang serba ingin praktis dalam hal makanan. Maka
dari itu beliau membuat sale pisang ini dengan pembuatan yang berbeda agar orang yang
menyukai makanan ini tidak merasa bosan karena banyaknya kalangan masyarakat yang
11
Laboratoirum Hiperkes
menyukai cemilan ini, maka beliau pun berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
12
Laboratoirum Hiperkes
BAB II
HASIL AUDIT
A. FAKTOR BAHAYA
1. Hazards Fisik
1) Kebisingan
2) Pencahayaan
adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah
13
Laboratoirum Hiperkes
“SALIA” sangat baik. Karena banyak ventilasi dan pencahayaan mejadi baik
3) Getaran
Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linear (atas – bawah), (maju
mundur,kanan- kiri) yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap
suatu titik.Getaran dapat terjadi karena adanya efek dinamis berupa gesekan
Dari hasil kunjungan di pabrik sale pisang “SALIA” tidak terdapat getaran.
4) Radiasi
partikel atau gelombang. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu
pisang “SALIA”
5) Iklim Kerja
gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari
14
Laboratoirum Hiperkes
Dari hasil kunjungan sumber ventilasi di pabrik sale pisang “SALIA” dapat
dikatakan baik, dan saat berada di dalam ruangan suhunya cukup baik karena
2. Hazards Biologi
Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor mahkluk
hidup biasanya hazards biologi berada di lingkungan yang tidak bersih,kotor, dll (Arif,
2011).
Berdasarkan hasil kujungan pabrik sale pisang “SALIA” dapat dikatakan sedikit
3. Hazards Kimia
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk
4. Hazards Psikologi
Merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada
di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada
Dari hasil kunjungan wawancara pekerja pabrik sale pisang “SALIA” tidak
terdapat tekanan dalam pekerjaan seperti kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan
15
Laboratoirum Hiperkes
dan himpitan pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak masuk akal. Tetapi beberapa
5. Hazards Ergonomi
(job, task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa
tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll (Dariasa,
2012).
Dari hasil kunjungan saya sikap tenaga kerja di pabrik sale pisang “SALIA”
posisi berdiri pekerja yang statis yaitu duduk di jengkok dan didepan mereka terdapat
kursi dengan posisi kaki ditekuk dan pekerja sering mengalami pegal-pegal dan
kadang kesemutan.
kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dalam
pekerjaan, yang umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang diakui. Beberapa faktor
1) Faktor Fisik
2) Faktor Kimia
16
Laboratoirum Hiperkes
disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru).
3) Faktor Biologi
Misalkan bibit penyakit antraks atau brucella (penyakit yang disebarkan dari
hewan ke manusia).
4) Faktor Psikologi
penyakit psikosomatis.
5) Faktor Ergonomi
Sikap badan yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain yang
Sanitasi dan higiene merupakan salah satu cara atau prosedur dalam suatu unit
pengolah ikan yang dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, karena sanitasi
higiene merupakan standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi agar dapat
mencegah terjadinya kerusakan pada ikan tersebut dan akan menghasilkan mutu yang
17
Laboratoirum Hiperkes
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan sale pisang adalah
pisang secara umum belum ditangani dengan baik sesuai dengan standar sanitasi
dan hygiene. Terbukti dari informasi diketahui pisang yang diangkut dari pasar
Ditinjau dari sanitasi dan hygiene bahan yaitu pisang cukup baik. Pisang yang
dibeli dari pasar masih dalam keadaan fresh. Pisang yang fresh menghasilkan kulit
pisang yang berkualitas baik. Menurut Lobura (2010), bahan baku merupakan faktor
penting dalam menentukan produk akhir kerena mutu produk akhir ditentukan pula
oleh mutu bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang masuk kebagian produksi
diteliti mutunya.
masih bagus dan bau masih fresh. Dalam proses pengolahan bahan baku mulai kulit
pisang yang harus dibuang dan diletakkan ke dalam keranjang plastik, kemudian
pisang dicuci bersih. Semua pisang yang didapat langsung dilakukan proses
pemotongan.
Air yang digunakan pabrik sale pisang “SALIA” sudah cukup bagus dan sesuai
standart. Hal tersebut dikarenakan air yang berasal dari pompa cukup memenuhi
standart air untuk minum atau juga pengolahan bahan pangan. Purnawijayanti
18
Laboratoirum Hiperkes
(2001) berpendapat bahwa syarat air yang digunakan dalam pengolahan makanan
antara lain: bebas dari bakteri berbahaya serta bebas dari ketidakmurnian kimiawi,
bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan
tersuspensi.
Pada unit usaha pengolahan sale pisang “SALIA” ini dikerjakan oleh 10 orang
tenaga kerja. Ditinjau dari sanitasi dan hygiene pekerja nampaknya masih kurang
ada pekerja yang menggunakan baju khusus atau celemek untuk bekerja saat
Hal ini disebabkan pengolahan sale pisang ini dilakukan secara sederhana dan
dipakai sehari- hari. Mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan kontak
langsung dengan bahan baku sangat penting, sebagian pekerja ada yang mencuci
tangan sebelum menyentuh bahan baku dan sebagian pekerja tidak mencuci
tangan.
tidak terkontaminasi atau sudah mencuci tangan sebelum berangkat dari rumah
mereka. Kondisi tempat yang sempit dan suasana yang panas menyebabkan pekerja
19
Laboratoirum Hiperkes
oleh kotoran yang berasal dari pekerja. Dari pengamatan ada pekerja yang
menggunakan sarung tangan kain akan tetapi sarung tangan tersebut terlihat kotor
dan sering dipakai berulang, sehingga menyebabkan kontaminasi silang pada proses
pengolahan kerupuk.
syarat. Ditinjau dari sirkulasi udara di dalam ruang produksi kurang lancar. Hal ini
dikarenakan ventilasi di dalam ruang produksi kurang, sehingga udara didalam tidak
dapat cepat berganti namun terhindar dari debu dan kotoran dari luar ruangan.
bangunan sudah cukup baik. Dinding bangunan sudah terbuat dari tembok.
sale pisang “SALIA” berada dekat dari perkampungan penduduk, lingkungan kurang
Pada produk akhir pengolahan sale pisang, sanitasi dan hygienitas produk
dirasa cukup. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perlakuan akhir produksi dan
pendinginan. Setelah dingin baru langsung dikemas. Hal tersebut bertujuan agar
uap panasnya hilang sehingga kadar air produk benar-benar turun serta jika produk
20
Laboratoirum Hiperkes
Kemasan yang digunakan cukup aseptis yaitu menggunakan plastik PP yang diseal
dengan mesin.
21
Laboratoirum Hiperkes
BAB III
1. Pencahayaan
Pencahayaan yang kurang sangat berbahaya untuk pekerja karena pada saat
menggoreng sale pisang dapat menyiprat ke badan pekerja dan dapat menyebabkan
luka pada badan pekerja, serta pencahayaan yang kurang juga dapat merusak mata
pekerja. Solusi dari masalah tersebut sebaiknya ruangan yang diberi lampu.
2. Debu
Debu merupakan salah satu masalah yang terdapat di pabrik ini karena letak pabrik
dekat dengan kebun. Selain itu debu dengan partikel yang kecil dapat menyebabkan
Jam kerja pada pabrik ini yaitu dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Meskipun
terdapat istirahat dijam 12 samapai 12.30 tetapi para pekerja mengeluh kelelahan.
Pekerjaan ini tetap mereka kerjakan karena kebutuhan hidup. Solusi bagi masalah ini
yaiut menambah jam istirahat yaitu dari jam 12 sampaijam 13.00 sehingga pekerja
Posisi duduk pekerja yang statis yaitu duduk di jengkok dan didepan mereka terdapat
kursi dengan posisi kaki ditekuk menyebabkan mereka kurang nyaman dalam bekerja.
22
Laboratoirum Hiperkes
Hal ini dapat juga menyebabkan rematik dan kekakuan sendi kaki. Solusi dari masalah ini
yaitu menaikkan tinggi meja dan kursi hingga posisi kaki senyaman mungkin.
23
Laboratoirum Hiperkes
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa terdapat resiko bahaya dalam proses produksi sale pisang. Resiko tersebut bisa
B. Saran
24
Laboratoirum Hiperkes
DAFTAR PUSTAKA
Anna Okta P.N.S.A.2013. Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Umum Pada
Pekerja Gerinda Bagian Welding 2 P.T. Inka (Persero) Madiun. Universitas Negeri Sebelas
Maret, Skripsi.
Arif Muhammad, 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi Kesehatan Masyarakat
Peminatan K3. Universitas Esa Unggul
Abidin Z, Tjiptono TW, Dahlan I, 2008. Hubungan Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Dosis Radiasi pada Pekerja Reaktor Kartini. Seminar ;15:67–76.
http://www.resepnasional.com/cara-membuat-sale-pisang-kering/
Sasongko D.P, A. Hadiarto, Sudharto P Hadi, Nasio A.H, A. Subagyo, 2000, Kebisingan
Lingkungan, Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan (MENKES) Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002. Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran Dan Industri
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 (PER.13/MEN/X/2011)
Darisa, A. 2012. Identifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Metode Hazard
Identification Risk Assessment Control (HIRAC) di PT. Campina Ice Cream Industry
Surabaya. [Skripsi]. Surabaya: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Lobura, P. 2010. Pengawasan Mutu Pada Proses Pembekuan Fillet Tuna (Thunnus Sp) Bentuk
Saku di PT. Tridaya Eramina Bahari Jakarta Utara. Karya Ilmiah. Karya ilmiah praktek
akhir. Jurusan teknologi halsil perikanan. Kementrian Kelautan Dan Perikanan Badan
Pengembangan Sdm Kelautan Dan Perikanan Akademi Perikanan Sidoarjo. 79 halaman.
25
Laboratoirum Hiperkes
DOKUMENTASI
26
Laboratoirum Hiperkes
27
Laboratoirum Hiperkes
28