Anda di halaman 1dari 28

AUDIT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(LABORATORIUM HIPERKES)

Disusun Oleh:
Ns. Dedy Purwito, S.Kep., M.Sc., PhD

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
Laboratoirum Hiperkes

PENGANTAR

A. Deskripsi Mata Ajar :


Mata kuliah ini mengkaji tentang kebijakan pemerintah dalam perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor ketenagakerjaan di
Indonesia. Cakupannya mata kuliah meliputi pengertian, sejarah K3 dan tujuannya,
peraturan perundang-undangan kesehatan kerja, menguasai dasar keselamatan dan
kesehatan kerja, hazards fisik, biologi, kimia, psikologi dan ergonomic, penyakit akibat
kerja, SMK3 dan sistem manajemen K3, sanitasi industri, pelaporan kesehatan kerja, gizi
kerja dan produktifitas kerja, toxikologi industri, konsep higyene industri, termasuk
Pengelolaan limbah, serta program Jamsostek

B. Tujuan Mata Ajar :


Setelah menyelesaikan mata ajar ini, mahasiswa mampu:
1. Mengidentifkasi Hazards Fisik, biologi, kimia, psikologi dan ergonomi
2. Mengetahui Penyakit akibat kerja
3. Menerapkan Sanitasi Industri

C. Strategi Pembelajaran
1. Mahasiswa melakukan kunjungan ke perusahaan atau minimal industri skala kecil
2. Selama kunjungan mahasiswa melakukan audit kesehatan kerja
3. Pengkajian kesehatan dan keselamatan kerja menggunakan form lampiran 1 dan 2.
4. Dokumentasikan temuan dalam bentuk catatan dan atau photo
5. Kelompokan data menurut; 1) hazard fisik, 2) biologi, 3) kimia, 4) psikologi dan 5)
ergonomi
6. Analisa data dan pembahasan sertakan evidence based (journal) yang sesuai
7. Laporan audit disusun dengan format:
a. Cover

2
Laboratoirum Hiperkes

b. Bab I: Pendahuluan (latar belakang / profil perusahaan, tujuan penulisan)


c. Bab II: Hasil audit
i. Hazards Fisik, biologi, kimia, psikologi dan ergonomi
ii. Kemungkinan Penyakit akibat kerja
iii. Kebersihan dan Sanitasi Industri
d. Bab III: Analisa Masalah dan Pembahasan
e. Bab IV: Kesimpulan
f. Referensi
8. Jadual presentasi audit kesehatan kerja dijadualkan sesuai kesepakatan dengan
pembimbing

D. Evaluasi
Form evaluasi terlampir

3
Laboratoirum Hiperkes

Lembar Ketrampilan 1
Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
Bagian Organisasi dan Administrasi

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah terdapat kebijakan umum (safety policy) keselamatan &
kesehatan kerja yang dikeluarkan oleh pimpinan
2 Apakah pimpinan mentargetkan peningkatan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja
3 Apakah ada dukungan / fasilitas dari pihak manajemen dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
4 Apakah keselamatan dan kesehatan kerja dimasing masing bagian
pekerjaan secara teratur dikaji ulang dan dimutakhirkan
5 Apakah telah ketentuan umum keselamatan dan kesehatan kerja
(occupational safety & health rules) yang disusun dan diterapkan
oleh perusahaan
6 Apakah ada prosedur tetap keselamatan dan kesehatan kerja

7 Apakah ada petunjuk – petunjuk tehnis untuk melaksanakan


pekerjaan berbahaya
8 Apakah perusahaan telah mempunyai perijinan keselamatan dan
kesehatan kerja yang diperlukan dari instansi berwenang
9 Apakah perusahaan mempunyai Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
10 Apakah P2K3 mengadakan rapat rutin dan menghasilkan
rekomendasi kepada pimpinan perusahaan untuk mengambil
langkah-langkah guna peningkatan K3
11 Apakah manajemen dan supervisor membuat jadual dan
melaksanakan inspeksi K3 pada tempat-tempat yang menjadi
tanggung jawabnya secara berkala
12 Apakah para petugas keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai
sertifikat dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja
13 Apakah para supervisor lini pertama telah mendapatkan pendidikan
dan latihan tentang dasar-dasar pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
14 Apakah dilakukan analisis resiko terhadap operasional perusahaan
15 Apakah ada petunjuk tertulis mengenai pengendalian dan
penanggulangan keadaan darurat
16 Apakah tanda peringatan dipasang ditempat berbahaya
17 Apakah ada prosedur untuk memasuki ruang tertutup yang
mencakup pengecekan pendahuluan, ventilasi, alat peindung diri
18 Apakah seleksi dan penempatan pegawai disesuaikan dengan
pekerjaan yang akan diberikan

4
Laboratoirum Hiperkes

No Pertanyaan Ya Tidak
19 Apakah ada pemeriksaan kesehatan sebelum penerimaan
20 Apakah ada program latihan / orientasi keselamatan dan kesehatan
kerja bagi pegawai baru
21 Apakah diadakan kursus penyegaran keselamatan dan kesehatan
kerja
22 Apakah perusahaan mengadakan latihan pendeteksian diri dan
pengendalian bahaya kecelakaan / kebakaran / peledakan dll

Penilaian:
Skor = jawaban ya X 100
22

= X 100
22

= ..................

5
Laboratoirum Hiperkes

Lembar Ketrampilan 2
Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
Bagian Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah perusahaan mempunyai program kesehatan kerja
2 Apakah terdapat petugas kesehatan kerja yang berkualitas
3 Apakah diadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
khusus sesuai dengan ketentuan
4 Apakah secara teratur dilakukan pemeriksaan untuk evaluasi dan
mengendalikan bahan beracun dan berbahaya
5 Apakah ada program ergonomi perusahaan
6 Apakah ada program pengukuran dan pengendalian kebisingan
7 Apakah pekerja diberikan penyuluhan mengenai pentingnya
higiene dan kesehatan kerja
8 Apakah ada sarana olah raga dan rekreasi untuk pekerja
9 Apakah disediakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan
bahaya kerja serta dalam keadaan baik untuk digunakan
10 Apakah tersedia fasilitas P3K sesuai dengan ketentuan

11 Apakah ada prosedur tetap untuk pegendalian bahan-bahan yang


mudah terbakar dan meledak
12 Apakah ada sarana ventilasi untuk mengendalikan bau, asap, uap
dan debu memenuhi syarat
13 Apakah ada prosedur untuk memusnahkan barang / bahan yang
sudah tidak terpakai
14 Apakah ada pintu dan jalan penyelamat dengan jumlah yang
memadai
15 Apakah bagian-bagian dan mesin yang berputar / bergerak diberi
pelindung yang baik
16 Apakah semua tombol-tombol stop berfungsi dengan baik dan
diberi label dengan jelas
17 Apakah ada program pemeliharaan peralatan pelindung pengaman
perkakas an alat tangan
18 Apakah semua peralatan angkat diberi beban maksimum yang
diijinkan
19 Apakah pemeriksaan dan pengujian alat angkat diadakan secara
teratur
20 Apakah tersedia alat angkat yang memadai sesuai dengan
kebutuhan

6
Laboratoirum Hiperkes

No Pertanyaan Ya Tidak
21 Apakah dipasang rambu-rambu tanda peringatan secukupnya
untuk para pemakai jalan, pejalan kaki, pengemudi dalam areal
operasi kendaraan pengangkut
22 Apakah permukaan daerah alat angkut dalam keadaan baik
23 Apakah lantai lintasan terpelihara kebersihannya dan tidak licin
24 Apakah fasilitas penyimpanan cukup memadai
25 Apakah tersedia secara khusus tempat penyimpanan benda tang
tidak terpakai
26 Apakah penempatan penyusunan barang-barang cukup stabil,
aman dan bebas dari bahaya runtuh
27 Apakah dipasang tanda peringatan bahan kimia berbahaya
28 Apabila tersedia bahan beracun apakah disediakan antidotum
29 Apakah sudah dibuat prosedur penanggulangan keadaan darurat
30 Apakah ada petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap
keadaan darurat
31 Apakah tersedia petunjuk operasi untuk menanggulangi bahaya
32 Apakah setiap ruanganan atau bangunan diberi sistem tanda
bahaya dan komunikasi untuk keadaan darurat, penyelamatan dll
33 Apakah semua pintu keluar dibuatkan tanda yang mudah dilihat
dan diberi penerangan yang memadai
34 Apakah pintu-pintu keluar berfungsi dengan baik
35 Apakah tersedia fasilitas pelayanan kesehatan dengan petugas
kesehatan
36 Apakah terdapat sarana pengangkutan khusus dan selalu siap untuk
mengangkut orang yang cedera ke RS
37 Apakah semua tenaga kerja secara teratur dilatih dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
38 Apakah setiap kecelakaan dicatat dan dilaporkan
39 Apakah laporan kecelakaan dikumpulkan dan didiskusikan dalam
forum P2K3
40 Apakah dibuat statistik kecelakaan
41 Apakah ada hubungan timbal balik dengan penyelenggara asuransi
kecelakaan dalam masalah laporan kecelakaan
42 Apakah daerah kerja terpelihara kebersihannya dan kerapihannya
43 Apakah tempat-tempat kerja diberi penerangan yang memadai
44 Apakah prinsip ergonomi sudah diterapkan dalam pengukuran
45 Apakah tersedia tempat pembuangan sampah atau bahan yang
tidak terpakai
46 Jika terdapat tangga permanen apakah dalam keadaan baik dan
dilengkapi dengan pengaman pegangan tangan

7
Laboratoirum Hiperkes

Penilaian:
Skor = jawaban ya X 100
46

= X 100
46

= ..................

8
Laboratoirum Hiperkes

Format Penilaian
Laporan Audit Kesehatan Kerja

Nama Mahasiswa :
NIM :
Judul

Skore
No Unsur
1 2 3 4
1 Penulisan
a. Cara penulisan sesuai kaidah penulisan karya tulis
b. Kesinambungan antar BAB

2 Isi
a. Latar belakang sesuai dengan fakta
b. Hasil audit komprehensif
c. Ketepatan menganalisa data
d. Pembahasan tajam dan mendalam
e. Arah bahasan sesuai dengan permasalahan dan tujuan
f. Pembahasan menggunakan referensi yang sesuai
g. Terdapat lampiran kegiatan (data dan gambar)

3 Presentasi
a. Kejelasan mengemukakan pendapat
b. Penguasaan materi
c. Kemampuan mempertahankan pendapat

Nilai = (...x1)+(...x2)+(...x3)+(...x4)
12

9
Laboratoirum Hiperkes

Contoh
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PABRIK SALE PISANG “SALIA”

Disusun Oleh:
XXXXXXXX
(XXXXXX)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020

10
Laboratoirum Hiperkes

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah pisang merupakan salah satu buah tropis. Buah pisang biasanya digunakan sebagai

buah pencuci mulut yang dimakan setelah makan, selain itu buah pisang diolah dalam bentuk

lain, seperti; keripik pisang, pisang goreng, sale pisang, kolak pisang, roti pisang dan masih

banyak lagi produk-produk olahan dari pisang yang telah umum kami temui di pasaran.

Pembuatan sale dari buah-buahan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang daya

tahan produk buah tersebut. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat

terutama makanan sale pisang. Di Purbalingga industri pengolahan makanan ringan saat ini

banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil, salah satunya yaitu usaha kecil yang

berkembang di Keluruhan Timbang adalah usaha kecil sale pisang “SALIA” milik Bapak Jefri.

Industri ini berawal dari inisiatif beliau yang ingin meningkatkan perekonomian keluarganya dan

kemudian membuat sale pisang sendiri di lingkungan rumahnya. Banyaknya permintaan pasar

akan sale pisang “SALIA” di kalangan masyarakat membuat usaha ini terus berkembang dan

semakin maju. Pada saat ini banyak orang yang serba ingin praktis dalam hal makanan. Maka

dari itu beliau membuat sale pisang ini dengan pembuatan yang berbeda agar orang yang

menyukai makanan ini tidak merasa bosan karena banyaknya kalangan masyarakat yang

11
Laboratoirum Hiperkes

menyukai cemilan ini, maka beliau pun berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik

dengan harga relatif murah bagi semua kalangan masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor bahaya, kemungkinan penyakit, dan kebersihan

sanitasi di pabrik sale pisang “SALIA”

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui factor resiko hazard di pabrik pisang.

b. Untuk mengetahui factor resiko penyakit akibat kerja.

12
Laboratoirum Hiperkes

BAB II

HASIL AUDIT

A. FAKTOR BAHAYA

1. Hazards Fisik

Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-

gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar (Darisa, 2012).

1) Kebisingan

Kebisingan merupakan gangguan yang berpotensi mempengaruhi

kenyamanan dan kesehatan terutama berasal dari kegiatan operasional

peralatan pabrik, sedangkan operator (karyawan yang mengoperasikan peralatan

pabrik) merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh yang

diakibatkan adanya peningkatan kebisingan (Sasongko, 2000).

Dari hasil kunjungan wawancara kepada pekerja, kebisingan yang cukup

mengganggu konsentrasi dalam bekerja adalah kendaraan yang melewati pabrik

sale pisang tersebut.

2) Pencahayaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan

adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah

lingkungan ditempat kerja harus diperhatikan yaitu pencahayaan

13
Laboratoirum Hiperkes

Berdasarkan hasil kunjungan untuk pencahyaan di pabrik sale pisang

“SALIA” sangat baik. Karena banyak ventilasi dan pencahayaan mejadi baik

3) Getaran

Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linear (atas – bawah), (maju

mundur,kanan- kiri) yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap

suatu titik.Getaran dapat terjadi karena adanya efek dinamis berupa gesekan

antar bagian mesin atau putaran mesin (Anna, 2013).

Dari hasil kunjungan di pabrik sale pisang “SALIA” tidak terdapat getaran.

4) Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk

partikel atau gelombang. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu

cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungan tanpa membutuhkan

medium (Abidin, 2008).

Berdasarkan hasil kunjungan tidak terdapat sumber radiasi di pabrik sale

pisang “SALIA”

5) Iklim Kerja

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari

tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011)

14
Laboratoirum Hiperkes

Dari hasil kunjungan sumber ventilasi di pabrik sale pisang “SALIA” dapat

dikatakan baik, dan saat berada di dalam ruangan suhunya cukup baik karena

ventilasi yang bagus.

2. Hazards Biologi

Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor mahkluk

hidup biasanya hazards biologi berada di lingkungan yang tidak bersih,kotor, dll (Arif,

2011).

Berdasarkan hasil kujungan pabrik sale pisang “SALIA” dapat dikatakan sedikit

kotor, dan lokasi pabrik tersebut berada didekat kebun.

3. Hazards Kimia

Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk

padat, cair, maupun gas (Arif, 2011).

Berdasarkan hasil kunjungan wawancara pabrik sale pisang “ SAIA” hanya

menggunakan bahan minyak goreng dan pisang

4. Hazards Psikologi

Merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada

di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada

dilingkungan kerja dimana kemudian dapat membuat seseorang mengalami stress

hingga efek-efek buruk lainnya dari stress (Darisa, 2012).

Dari hasil kunjungan wawancara pekerja pabrik sale pisang “SALIA” tidak

terdapat tekanan dalam pekerjaan seperti kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan

15
Laboratoirum Hiperkes

dan himpitan pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak masuk akal. Tetapi beberapa

pekerja pabrik mengeluhkan jam kerja yang terlalu panjang.

5. Hazards Ergonomi

Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja

(job, task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa

tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll (Dariasa,

2012).

Dari hasil kunjungan saya sikap tenaga kerja di pabrik sale pisang “SALIA”

posisi berdiri pekerja yang statis yaitu duduk di jengkok dan didepan mereka terdapat

kursi dengan posisi kaki ditekuk dan pekerja sering mengalami pegal-pegal dan

kadang kesemutan.

B. Kemungkinan Penyakit Akibat Kerja

Menurut International Labour Organization (ILO) tahun 1998. Penyakit akibat

kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dalam

pekerjaan, yang umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang diakui. Beberapa faktor

penyebab penyakit akibat kerja, antara lain:

1) Faktor Fisik

 Suara bising mengakibatkan ketulian

 Pencahayaan yang buruk dapat mengakibatkan kelainan mata

2) Faktor Kimia

16
Laboratoirum Hiperkes

 Debu dapat menyebabkan pneumoconiosis (penyakit saluran pernapasan yang

disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam

paru-paru).

3) Faktor Biologi

 Misalkan bibit penyakit antraks atau brucella (penyakit yang disebarkan dari

hewan ke manusia).

4) Faktor Psikologi

 Hubungan kerja atau hubungan industrial dapat menyebabkan deprsi atau

penyakit psikosomatis.

5) Faktor Ergonomi

 Sikap badan yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan lain-lain yang

menimbulkan kelelahan fisik.

C. Kebersihan Dan Sanitasi Industri

Sanitasi dan higiene merupakan salah satu cara atau prosedur dalam suatu unit

pengolah ikan yang dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, karena sanitasi

higiene merupakan standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi agar dapat

mencegah terjadinya kerusakan pada ikan tersebut dan akan menghasilkan mutu yang

di inginkan (Lobura, 2010).

a) Sanitasi dan Hygiene Bahan Baku

17
Laboratoirum Hiperkes

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan sale pisang adalah

pisang secara umum belum ditangani dengan baik sesuai dengan standar sanitasi

dan hygiene. Terbukti dari informasi diketahui pisang yang diangkut dari pasar

dibawa menggunakan mobil pick up.

Ditinjau dari sanitasi dan hygiene bahan yaitu pisang cukup baik. Pisang yang

dibeli dari pasar masih dalam keadaan fresh. Pisang yang fresh menghasilkan kulit

pisang yang berkualitas baik. Menurut Lobura (2010), bahan baku merupakan faktor

penting dalam menentukan produk akhir kerena mutu produk akhir ditentukan pula

oleh mutu bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang masuk kebagian produksi

diteliti mutunya.

Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi warna, kematangan pisang, kuliat

masih bagus dan bau masih fresh. Dalam proses pengolahan bahan baku mulai kulit

pisang yang harus dibuang dan diletakkan ke dalam keranjang plastik, kemudian

pisang dicuci bersih. Semua pisang yang didapat langsung dilakukan proses

pemotongan.

b) Sanitasi dan Hygiene Bahan Tambahan

Ditinjau dari segi sanitasinya, bahan-bahan tambahan dalam produk sale

pisang tersebut sudah cukup baik.

c) Sanitasi dan Hygiene Air

Air yang digunakan pabrik sale pisang “SALIA” sudah cukup bagus dan sesuai

standart. Hal tersebut dikarenakan air yang berasal dari pompa cukup memenuhi

standart air untuk minum atau juga pengolahan bahan pangan. Purnawijayanti

18
Laboratoirum Hiperkes

(2001) berpendapat bahwa syarat air yang digunakan dalam pengolahan makanan

antara lain: bebas dari bakteri berbahaya serta bebas dari ketidakmurnian kimiawi,

bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan

tersuspensi.

d) Sanitasi dan Hygiene Pekerja

Pada unit usaha pengolahan sale pisang “SALIA” ini dikerjakan oleh 10 orang

tenaga kerja. Ditinjau dari sanitasi dan hygiene pekerja nampaknya masih kurang

memperhatikan kebersihan terhadap produk yang ditangani. Dari pengamatan tidak

ada pekerja yang menggunakan baju khusus atau celemek untuk bekerja saat

pembuatan sale pisang.

Hal ini disebabkan pengolahan sale pisang ini dilakukan secara sederhana dan

tradisional sehingga mereka menganggap lebih praktis menggunakan baju yang

dipakai sehari- hari. Mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan kontak

langsung dengan bahan baku sangat penting, sebagian pekerja ada yang mencuci

tangan sebelum menyentuh bahan baku dan sebagian pekerja tidak mencuci

tangan.

Dari hasil wawancara ada sebagian pekerja yang sudah mengetahui

pentingnya mencuci tangan sedangkan sebagian lagi kurang memperhatikan

pentingnya mencuci tangan sebelum bekerja karena beranggapan tangan mereka

tidak terkontaminasi atau sudah mencuci tangan sebelum berangkat dari rumah

mereka. Kondisi tempat yang sempit dan suasana yang panas menyebabkan pekerja

banyak mengeluarkan keringat sehingga kemungkinan besar produk terkontaminasi

19
Laboratoirum Hiperkes

oleh kotoran yang berasal dari pekerja. Dari pengamatan ada pekerja yang

menggunakan sarung tangan kain akan tetapi sarung tangan tersebut terlihat kotor

dan sering dipakai berulang, sehingga menyebabkan kontaminasi silang pada proses

pengolahan kerupuk.

e) Sanitasi dan Hygiene Ruang Pengolahan dan Lingkungan

Sanitasi udara pada ruang produksi pembuatan kerupuk cukup memenuhi

syarat. Ditinjau dari sirkulasi udara di dalam ruang produksi kurang lancar. Hal ini

dikarenakan ventilasi di dalam ruang produksi kurang, sehingga udara didalam tidak

dapat cepat berganti namun terhindar dari debu dan kotoran dari luar ruangan.

Sementara sanitasi bangunan dan lantai ruang produksi serta efektivitas

bangunan sudah cukup baik. Dinding bangunan sudah terbuat dari tembok.

Lantainya sebagian belum dikeramik. Berdasarkan pengamatan Letak lokasi pabrik

sale pisang “SALIA” berada dekat dari perkampungan penduduk, lingkungan kurang

bersih, dan berada pada daerah yang dekat dari kebun.

f) Sanitasi dan Hygiene Produk Akhir

Pada produk akhir pengolahan sale pisang, sanitasi dan hygienitas produk

dirasa cukup. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perlakuan akhir produksi dan

pengemasan yang terencana. Setelah sale pisang digoreng, dilakukan proses

pendinginan. Setelah dingin baru langsung dikemas. Hal tersebut bertujuan agar

uap panasnya hilang sehingga kadar air produk benar-benar turun serta jika produk

dikemas agar tidak berkeringat dan menimbulkan menurunnya daya simpan.

20
Laboratoirum Hiperkes

Kemasan yang digunakan cukup aseptis yaitu menggunakan plastik PP yang diseal

dengan mesin.

21
Laboratoirum Hiperkes

BAB III

ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

1. Pencahayaan

Pencahayaan yang kurang sangat berbahaya untuk pekerja karena pada saat

menggoreng sale pisang dapat menyiprat ke badan pekerja dan dapat menyebabkan

luka pada badan pekerja, serta pencahayaan yang kurang juga dapat merusak mata

pekerja. Solusi dari masalah tersebut sebaiknya ruangan yang diberi lampu.

2. Debu

Debu merupakan salah satu masalah yang terdapat di pabrik ini karena letak pabrik

dekat dengan kebun. Selain itu debu dengan partikel yang kecil dapat menyebabkan

mudah terbang terbawa angin dan terbang.

3. Jam kerja terlalu panjang

Jam kerja pada pabrik ini yaitu dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Meskipun

terdapat istirahat dijam 12 samapai 12.30 tetapi para pekerja mengeluh kelelahan.

Pekerjaan ini tetap mereka kerjakan karena kebutuhan hidup. Solusi bagi masalah ini

yaiut menambah jam istirahat yaitu dari jam 12 sampaijam 13.00 sehingga pekerja

memiliki istrahat yang lebih dan untuk menjalankan ibadah mereka.

4. Posisi duduk yang statis

Posisi duduk pekerja yang statis yaitu duduk di jengkok dan didepan mereka terdapat

kursi dengan posisi kaki ditekuk menyebabkan mereka kurang nyaman dalam bekerja.

22
Laboratoirum Hiperkes

Hal ini dapat juga menyebabkan rematik dan kekakuan sendi kaki. Solusi dari masalah ini

yaitu menaikkan tinggi meja dan kursi hingga posisi kaki senyaman mungkin.

23
Laboratoirum Hiperkes

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kunjungan yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan,

bahwa terdapat resiko bahaya dalam proses produksi sale pisang. Resiko tersebut bisa

di minimalisir meskipun tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.

Kesadaran akan keselamatan kerja menjadi utama dalam setiap aktifitas

terutama di dalam kontek industry.

B. Saran

1. Peningkatan pengetahuan tentang bahaya dalam pekerjaan

2. Penggunaan APD secara proporsional

24
Laboratoirum Hiperkes

DAFTAR PUSTAKA

Anna Okta P.N.S.A.2013. Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Umum Pada
Pekerja Gerinda Bagian Welding 2 P.T. Inka (Persero) Madiun. Universitas Negeri Sebelas
Maret, Skripsi.
Arif Muhammad, 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi Kesehatan Masyarakat
Peminatan K3. Universitas Esa Unggul
Abidin Z, Tjiptono TW, Dahlan I, 2008. Hubungan Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Dosis Radiasi pada Pekerja Reaktor Kartini. Seminar ;15:67–76.
http://www.resepnasional.com/cara-membuat-sale-pisang-kering/
Sasongko D.P, A. Hadiarto, Sudharto P Hadi, Nasio A.H, A. Subagyo, 2000, Kebisingan
Lingkungan, Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan (MENKES) Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002. Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran Dan Industri
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 (PER.13/MEN/X/2011)
Darisa, A. 2012. Identifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Metode Hazard
Identification Risk Assessment Control (HIRAC) di PT. Campina Ice Cream Industry
Surabaya. [Skripsi]. Surabaya: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Lobura, P. 2010. Pengawasan Mutu Pada Proses Pembekuan Fillet Tuna (Thunnus Sp) Bentuk
Saku di PT. Tridaya Eramina Bahari Jakarta Utara. Karya Ilmiah. Karya ilmiah praktek
akhir. Jurusan teknologi halsil perikanan. Kementrian Kelautan Dan Perikanan Badan
Pengembangan Sdm Kelautan Dan Perikanan Akademi Perikanan Sidoarjo. 79 halaman.

25
Laboratoirum Hiperkes

DOKUMENTASI

26
Laboratoirum Hiperkes

Daftar Mahasiswa dan Pembimbing


1. Pembimbing : Ns. Dedy Purwito, S.Kep., M.Sc., PhD.
1 1811020063 KUSTRIANI
2 1911020238 AJENG RENITA MULYANI
3 2011020004 MUHAMMAD FARIZ SALMAN
4 2011020013 WILDAN NUR HAKIM
5 2011020014 MILA AMALIAH
6 2011020015 FADHILA DEBI MARLITA
7 2011020019 CUT INDRI HUDAYAMI
8 2011020023 ADIT FERDINAN
9 2011020024 PUTRI DEWI ANGGESTI
10 2011020025 OKTAFIANA PUTRI
11 2011020028 TERGAR WIBOWO
12 2011020034 SEPTIAN AKBAR YUDHANTO
13 2011020035 HORI PUNOMO AJI
14 2011020037 NANDA RIZKIYANI
15 2011020038 INDI RAGIL WIDIATMINI
16 2011020039 MONIKA WULANDARI
17 2011020041 UMI NURYATI
18 2011020046 SUGENG WIDIYANTO
19 2011020050 CINDY ARISTAYANDA
20 2011020083 ANUGROHO FARKHAN DESTIAWAN

2. Pembimbing : Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., M.Kep.


1 1911020177 FIONA ZALFA FAIRUZA
2 2011020061 INDAH SAFIRA
3 2011020062 SITI MARJUKOH
4 2011020063 DISTYA NURVITARANI
5 2011020068 ELISA OKTAVIANI
6 2011020069 FADILLAH SEPTIANA PUTRI
7 2011020070 SATIVA AMANDA
8 2011020073 RAFINA FEBRIYANTI
9 2011020077 TIKA NOVALIA VASHA
10 2011020080 PUTRI ADILA SULISTIANINGSIH
11 2011020084 ENJANG FIRLI HIDAYAH
12 2011020085 TOBINGATUL MUSTAKIMAH
13 2011020086 SITI SUNDARI
14 2011020091 FERDIAN DWI LEKSONO
15 2011020092 DESTIA AUFA ANINDITA
16 2011020096 ARDHA ADITYA NUGRAHA

27
Laboratoirum Hiperkes

3. Pembimbing : Dr. Isna Hikmawati, S.KM, M.Kes.(Epid)


1 2011020097 KHUSNI NUR FADHILAH
2 2011020101 MERALDA PRILIANDARI FEBRIOLA
3 2011020104 NURUL HANGGRAENY DYAH RAHMAH
4 2011020106 APRIZAL NUR ALIF
5 2011020108 DENA HASNA QOTRUNNADA
6 2011020123 MUCHAMAD AMAR WALIYUDIN
7 2011020127 PRASTIO ADI PAMUNGKAS
8 2011020130 PUTRA NOVA PRASETIA
9 2011020133 CAHYO PANGESTU WIBOWO
10 2011020150 AZIZAH NURLAELLY
11 2011020151 ANGGITA ZACHRA ZANICKA
12 2011020152 INAS AZHAR NABILA
13 2011020153 PRAMITHA YUAN APRIELA
14 2011020155 VATIN NOVAL NUR ISLAMI
15 2011020156 IKA NOVIANA
16 2011020207 LUTHFI HILMI AMRULLOH

28

Anda mungkin juga menyukai