128 237 1 SM PDF
128 237 1 SM PDF
Abstrak
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya low back pain (LBP). LBP pada penderita obese
terjadi akibat akumulasi lemak yang berlebih dalam jaringan menyebabkan perubahan kedalaman
lengkung lumbal sehingga akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kedalaman lordosis lumbal intensitas nyeri. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan subjek penelitian 22 pasien LBP yang
obesitas di Poliklinik Saraf RSHS Bandung dengan metode quota sampling. Kedalaman lengkung
lumbal diukur dengan menggunakan metode flexicurve, Sedangkan intensitas nyeri diukur dengan
menggunakan metode VAS. Data karakteristik pasien disajikan secara deskriptif sedangkan untuk
melihat hubungan kedua variable dilakukan uji regression logistic. Hasil data deskriptif penelitian
ini menunjukkan bahwa rata-rata usia pasien LBP dengan obesitas adalah 43,9 tahun, pada
perempuan 44,5 tahun sedangkan laki-laki 43 tahun. Sebanyak 18 orang (81,8%) subyek memiliki
kedalaman lordosis lumbal tidak normal (Hiperlordosis) dan sebanyak 16 orang (72,7%) subjek
memiliki intensitas nyeri berat. Hasil uji regression logistic menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara kedalaman lordosis lumbal dengan intensitas nyeri pada pasien LBP yang obesitas
di Poliklinik Saraf RSHS (0,048<0,05) dan memiliki risiko 17 kali untuk terjadinya intensitas nyeri
berat pada seseorang yang memiliki hiperlordosis (OR=17,0). Hal ini menunjukkan pada penderita
Obese terjadi perubahan sumbu gravitasi ke ventral mengakibatkan beban aksial hanya terjadi pada
columna vertebralis, menyebabkan kedalaman lengkung lumbal bertambah dan terjadi sprain pada
otot-otot lumbal sehingga terjadi LBP.
Kata kunci: Intensitas nyeri, flexicurve, kedalaman lordosis lumbal, low back pain, obesitas
25
Vol. 5, No. 1, Agustus 2021 – Februari 2022 Jurnal Ilmu Faal Olahraga
26
Vol. 5, No. 1, Agustus 2021 – Februari 2022 Jurnal Ilmu Faal Olahraga
HASIL
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Usia Pasien LBP Yang Obesitas Di Poliklinik Saraf RSHS
Bandung
Variabel Mean Median Standar Deviasi Min-Max
Pada tabel 1. diperoleh gambaran rata- pasien yaitu 22 tahun dan umur tertua 59
rata usia pasien low back pain yang obesitas tahun. Untuk melihat distribusi usia pada jenis
di klinik saraf RSHS Bandung adalah 43,9 kelamin dan pekerjaan pasien LBP yang
tahun. Median 45,5 dengan standar deviasi obesitas tampak pada tabel berikut
10,3. Umur termuda pada
Perempuan
44,5 45,5 9,4 22-59
Pekerjaan
Ringan 0,0 0,0 0,0 0
Sedang
43,0 45,0 10,3 22-59
Berat
53,0 53,0 5,6 49-57
27
Vol. 5, No. 1, Agustus 2021 – Februari 2022 Jurnal Ilmu Faal Olahraga
Tabel 3. Gambaran Kedalaman Lordosis Lumbal Pada Pasien LBP Yang Obesitas Di Poliklinik
Saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Kedalaman lordosis lumbal Frekuensi Persentase
Normal 4 18,2
Hiperlordosis 18 81,8
Total 22 100,0
Tabel 4. Gambaran Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Yang Obesitas Di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung
Intensitas nyeri Frekuensi Persentase
Ringan 0 0,0
Sedang 3 13,6
Berat 16 72,7
Sangat berat 3 13,6
Total 22 100,0
Tabel 6. Hubungan Antara Kedalaman Lordosis Lumbal Dengan Intensitas Nyeri Pada Pasien
LBP Yang Obesitas Di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
inchi (>1 inchi). Pada Penelitian Widodo dan dorsalis. Selanjutnya impuls nyeri akan
Wahyuni tahun 2008, mengenai korelasi menuju neuron tingkat kedua di kornu
antara kegemukan dengan peningkatan kurval posterior dan menyilang ke tractus
lumbal bidang sagittal, Penelitian ini spinothalamikus lateralis. Impuls nyeri
menyebutkan bahwa kedalaman lordosis tersebut akan naik melewati medulla
lumbal banyak diderita pada wanita dengan oblongata, pons, dan mesencephalon.
usia 46-50 tahun dengan rata-rata IMT 32,86% Kemudian ke Neuron tingkat ketiga di talamus
Kg/m2 dan besar rerata lumbal 46mm. Hal ini pada nucleus ventralis posterolateralis (VPL)
dikarenakan pada kegemukan terdapat kemudian dengan melewati capsula interna,
kelemahan otot abdominal yang akan impuls nyeri akan disalurkan ke gyrus
mengubah sumbu gravitasi ke depan sehingga postcentralis lobus parietalis (area Brodman
beban axial hanya terjadi pada columna 3,1,2) daerah ini adalah lokasi primer
vertebralis terutama terberat pada L5-S1 somatosensori korteks dan selanjutnya menuju
sehingga moment force yang berlebih akan asosiasi somatosensoris pada Brodman 5 dan
meningkatkan kurva lordosis lumbal.5 7 yang pada akhirnya terjadilah sensasi nyeri.28
Lordosis lumbal merupakan istilah yang Penelitian Donna dkk, 2011, menyatakan
dipakai untuk melukiskan lengkung sagital semakin meningkatnya IMT khususnya
yang berlebihan didaerah lumbal.27 Lordosis overweight dan obesitas maka durasi
lumbal ditandai dengan rotasi anterior pelvis timbulnya gejala LBP semakin meningkat.
pada persendian tulang pinggul yang Penelitian ini juga menyatakan bahwa setiap
menyebabkan lengkung lumbal bertambah peningkatan 5kg massa tubuh akan
secara abnormal, dimana lengkung columna menyebabkan peningkatan intensitas nyeri
vertebra lebih ke anterior.29 Hal ini didukung hingga 19%.29
juga oleh penelitian Negara dkk 2014, yang Hasil penelitian ini sejalan dengan
dilakukan di Fakultas Kedokteran Udayana penelitian Widodo dan Wahyuni, 2008,
yang juga menyatakan bahwa berat badan yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang kuat
berlebih menyebabkan tonus otot abdomen antara kegemukan dengan peningkatan kurva
melemah, pusat gravitasi seseorang akan lumbal sagittal r=0,617 dengan rerata
terdorong ke depan tubuh dan menyebabkan kedalaman lordosis lumbal sekitar 46,8 mm
lordosis lumbalis akan bertambah, yang dan berada dalam kisaran 41-54 mm dan
kemudian menimbulkan kelelahan pada otot kedalaman lordosis lumbal tertinggi pada
paravertebral.31 Menurut American Physical obesitas dengan nilai 54 mm.5
Therapy Association (APTA) normal Hal tersebut menunjukan bahwa
kedalaman lordosis lumbal tidak lebih dari 1 kedalaman lordosis lumbal mempengaruhi
inchi (2,5 cm). Jika lebih dari 1 inchi atau (2,5 intensitas nyeri pada pasien LBP yang
cm), maka pasien tersebut mengalami obesitas. Seseorang dengan berat badan yang
hiperlordosis pada lumbalnya.22 normal menerima beban aksial bersama-sama
Pada seseorang dengan obesitas akan antara otot abdomen dengan columna
menyebabkan tonus otot abdomen melemah, vertebrales sedangkan pada seseorang dengan
sehingga pusat gravitasi seseorang akan obesitas akan menyebabkan tonus otot
terdorong ke depan dan menyebabkan abdomen melemah, sehingga pusat gravitasi
hiperlordosis.5 Jika hiperlordosis ini terus seseorang akan terdorong kedepan dan
bertambah maka akan menimbulkan cedera menyebabkan Hiperlordosis. Pada seseorang
pada vertebra lumbalis, ataupun adanya yang obesitas juga terjadi kelemahan otot.
kompresi berlebih pada kelengkungan Dengan adanya pemendekan otot-otot
vertebrae lumbalis yang menyebabkan nyeri.9 tersebut dan kompresi berlebih terhadap
Sensasi nyeri dapat dirasakan apabila reseptor kelengkungan vertebra akan menyebabkan
nyeri terstimulus, kemudian impuls nyeri ketegangan otot yang lama-lama akan
tersebut disalurkan ke sel neuron tingkat menimbulkan rasa nyeri.5,6
pertama yang terletak di serabut ganglion
30
Vol. 5, No. 1, Agustus 2021 – Februari 2022 Jurnal Ilmu Faal Olahraga
Penelitian Purnamasari et al, 2010 Maka dari itu menimbulkan efek sakit atau
menyatakan seseorang dengan obesitas lebih nyeri pada punggung bawah akibat menahan
berisiko untuk mengalami LBP dari pada beban berat tubuh yang berlebihan.32
seseorang yang normal. Seseorang dengan
kelebihan berat badan akan menambah kerja SIMPULAN
lumbal dan tulang belakang akan tertekan Rerata usia dari 22 pasien LBP dengan
karena menerima beban tersebut sehingga obesitas di klinik saraf RSHS Bandung ialah
memudahkan terjadinya kerusakan pada 43,5 tahun, usia termuda terdapat pada
struktur tulang belakang yaitu vertebra lumbal. perempuan dengan usia 22 tahun dan usia
tertua 59 tahun. Pada laki-laki usia termuda
ialah 26 tahun dan usia tertua 58 tahun.
Sedangkan, pada pekerjaan sedang rerata usia
43 tahun dan pekerjaan berat didapatkan rerata
usia 53 tahun. Pada 22 responden terdapat 18
(81,8) pasien LBP dengan obesitas yang
mengalami hiperlordosis. Pada 22 responden
terdapat 15 (68,2) pasien LBP dengan
obesitas yang memiliki intensitas nyeri. Ada
hubungan antara kedalaman lordosis lumbal
dengan intensitas nyeri pada pasien LBP yang
Gambar 4. 1 Biomekanik Tulang Belakang Pada
Obesitas obesitas di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Dikutip dari: jurnal ortopedi 2018 34 Hasan Sadikin Bandung (H0 diterima).
DAFTAR PUSTAKA
1. Sandjaja, Sudikno. Prevalensi Gizi lordosis. Clin Orthop Relat Res.
Lebih dan Obesitas Penduduk Dewasa 2010;468(7):1822–9.
di Indonesia. Gizi Indonesia 7. Vitriana. Aspek anatomi dan
2005;31:1-7 biomekanik tulang lumbosakral dalam
2. WHO. Obesity and Overweight. hubungannya dengan nyeri pinggang.
Tersedia pada alamat website: 2001;
https://www.who.int/en/news- 8. Sorensen CJ, Norton BJ, Callaghan JP,
room/fact-sheets/detail/obesity-and- Hwang CT, Van Dillen LR. Is lumbar
overweight. 2018. (Diakses 23 Juli lordosis related to low back pain
2019). development during prolonged
3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). standing. Man Ther. 2015;20(4):553–
Pokok– Pokok Hasil Riset Kesehatan 7.
Dasar. Jakarta. 2013. 9. Rakel D. (2011). Back Pain-
4. WS, Wahyuni. Korelasi Antara low.Dikutip dari:
Kegemukan Dengan Peningkatan www.clinicalevidence.com/ceweb/con
Kurva Lumbal Bidang Sagital. Jurnal diti
Kesehatan 2008: 1; 155 – 164. ons/msd/1102/1102_background.jsp.
5. Been E, Kalichman L. Lumbar Akses pada 15 April 2015
lordosis. Spine J. 2014;14(1):87–97. 10. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
6. Been E, Barash A, Marom A, Kramer (PERDOSSI). Standar Pelayanan
PA. Vertebral bodies or discs: Which Medis Neurologi 7. 2006;
contributes more to human-like lumbar 11. Cooper, Phyliss G. Low Back Pain.
31
Vol. 5, No. 1, Agustus 2021 – Februari 2022 Jurnal Ilmu Faal Olahraga
32