Anda di halaman 1dari 12

127

Hubungan antar Indeks Massa Tubuh terhadap


Skor Psoriasis Area and Severity Indeks
pada Pasien Psoriasis di RSUD dr. Soedarso Pontianak

Leo Rinaldi1, Retno Mustikaningsih2, Arif Wicaksono3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, RSUD dr. Soedarso Pontianak
3
Departemen Anatomi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak
Latar Belakang. Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kulit yang disebabkan autoimun, bersifat
kronis dan residif.. Skor Psoriasis Area and Severity Indeks (PASI) dapat digunakan untuk menilai
derajat keparahan dari psoriasis. Peningkatan faktor-faktor inflamasi juga terjadi pada kondisi
orang dengan berat badan berlebih hingga obesitas, keadaan tersebut dapat diukur dengan
menghitung indeks massa tubuh (IMT). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
antara skor PASI dan IMT pada pasien psoriasis di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Metode.
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis data cross sectional dan menggunakan uji Chi-
Square. Subjek penelitian sebanyak 35 dipilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan
consecutive sampling. Hasil. Didapatkan skor PASI ringan hingga sedang memiliki IMT
underweight±normal berjumlah 19 orang, sedangkan pasien dengan IMT overweight±obesity
sebanyak 2 orang. Pasien psoriasis dengan skor PASI berat hingga sangat berat hanya memiliki
IMT overweight±obesity sebanyak 14 orang. Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara
IMT terhadap skor PASI (p=0,000). Hasil ini membuktikan bahwa peningkatan indeks massa
tubuh (overweight ± obesity) dapat meningkatkan derajat keparahan psoriasis.

Kata kunci : Psoriasis,Skor PASI, Indeks massa tubuh, Overweight, Obesity.

Background. Psoriasis is an inflammatory skin disease that is caused by an autoimmunity. It is


chronic and recurrent. The severity of psoriasis can be assessed by PASI score. Increased
inflammatory factors also occur to the people with the state of overweight to obesity. The situation
can be measured by calculating the body mass index (BMI). The aim of this reasearch is to know
the relation between PASI score and BMI on psoriaris patiens in RSUD dr. Soedarso Pontianak.
Method. This study was done with cross sectional data analysis and was calculated by Chi-Square
test. Result. A total 35 research subjects were chosen as research subject by using consecutive
sampling. PASI score was directly assesed by PASI questionnaire while BMI was assesed by
directly measuring the weight and height of psoriaris patiens. According to the result of this
research, it revealed that there were 19 persons with mild to moderate PASI score who had
underweight to normal BMI and 2 persons who had overweight to obesity BMI. Meanwhile, there
were 14 persons with severe to high severity PASI score who had overweight to obesity BMI.
Conclusion. There is a sense correlation between the BMI to the PASI score (p=0,000). These
findings prove that the increase of the BMI (overweight to obesity) may increase the severity of
psoriasis.

Keywords : Psoriasis, Psoriasis Area Severity Index (PASI) score, Body Mass Index (BMI),
Overweight, Obesity.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


128

PENDAHULUAN Predileksi lesi psoriasis terdapat

di ekstensor ekstremitas terutama


Psoriasis merupakan penyakit
siku dan lutut, kulit kepala,
inflamasi kulit autoimun, bersifat
lumbosakral, bokong, dan genitalia.
kronik dan residif, dengan plak
Berdasarkan predileksi lesi tersebut,
eritema berbatas tegas, skuama yang
maka dapat dinilai derajat keparahan
kasar, berlapis-lapis dan transparan
dari psoriasis. Salah satu cara yang
disertai fenomena tetesan lilin,
digunakan untuk mengukur derajat
auspitz dan kobner. Psoriasis
keparahan psoriasis adalah dengan
diderita oleh 1,5 ± 2% dari populasi
menggunakan Psoriasis Area and
di dunia. Epidemiologi di Eropa
Severity Index (PASI). PASI
dilaporkan sebanyak 3 ± 7% orang
merupakan skala penilaian kuantitatif
menderita psoriasis. Penelitian -
untuk mengukur derajat keparahan
penelitan di negara berkembang
lesi psoriasis berdasarkan area lesi
menunjukkan angka prevalensi
1-5
dan plak.3,6-9
penyakit ini rata ± rata 4,6%.
Faktor ± faktor risiko dari
Belum terdpat data prevalensi
psoriasis antara lain: stres psikis,
mengenai epidemiologi psoriasis di
gangguan metabolik, obat, alkohol,
Indonesia, namun berdasarkan data
merokok, dan indeks massa tubuh;
rekam medis Rumah Sakit Umum
berat badan berlebih hingga obesitas.
Dr. Soedarso Pontianak pada tahun
Kondisi pasien dengan IMT kategori
2013 jumlah pasien psoriasis yang
berat badan berlebih hingga obesitas
tercatat adalah 310 pasien.
akan mengalami produksi berlebihan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


129

dari sitokin-sitokin pro-inflamasi di peneliti tertarik untuk mencari

jaringan adiposa, termasuk tumor hubungan antara IMT terhadap skor

nekrosis faktor (TNF-a), interleukin Psoriasis Area and Severity Index

(IL)-6, IL-8, C reaktif protein (CRP), (PASI) pada pasien psoriasis di

yang terkait dengan patogenesis dari RSUD dr. Soedarso Pontianak.

psoriasis. Berbagai penelitian di

eropa dan amerika menunjukkan METODE

bahwa terdapat hubungan antara Penelitian ini dilaksanakan di

psoriasis dan indeks massa tubuh Rumah Sakit Umum Daerah dr.

yaitu overweight dan obesitas.1,10-14 Soedarso Pontianak. Responden

Beberapa penelitian di Eropa dan penelitian merupakan pasien

Amerika mengenai hubungan antara psoriasis yang sesuai dengan kriteria

indeks massa tubuh dan psoriasis inklusi dan ekslusi yang datang

dengan berbagai desain penelitian berobat ke Poli Kulit tetapi untuk

akhir ± akhir ini, didapatkan bahwa beberapa pasien juga dilakukan

obesitas merupakan faktor risiko kunjungan ke alamat pasien.

yang memberatkan keadaan Kuisioner skor PASI digunakan

psoriasis.12-15 Berdasarkan uraian untuk menilai derajat keparahan

mengenai psoriasis serta data-data psoriasis yang dinilai langsung oleh

informasi penelitian yang dilakukan spesialis kulit dan kelamin di poli

yaitu hubungan psoriasis dengan kulit RSUD dr. Soedarso Pontianak.

berbagai faktor risikonya juga proses Hasil dari kuesioner ini kemudian

patogenesis maupun patofisologinya, responden digolongkan ke dalam

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


130

kategori ringan, sedang, buruk, dan secara berurutan dan memenuhi

sangat buruk berdasarkan nilai yang kriteria pemilihan dimasukkan dalam

didapat dari kuesioner. Penilaian penelitian sampai jumlah subyek

IMT dilakukan dengan mengukur yang diperlukan terpenuhi. Data

tinggi dan berat badan pasien di yang didapat kemudian dilakukan

tempat. Hasil dari pengukuran analisis data menggunakan uji Chi-

digolongkan ke dalam kategori Square dengan uji alternatif yaitu uji

underweight, normal, overweight, Fisher.

dan obesitas.

Dari perhitungan jumlah sampel


HASIL
minimal didapatkan sampel minimal
Penelitian ini dilakukan di Rumah
berjumlah 35 orang. Dari hasil
Sakit Umum Daerah dr. Soedarso
penelitian didapatkan jumlah sampel
Pontianak, Poli Kulit dan Kelamin
berjumlah 35 orang yang sesuai
(periode Juli 2014 sampai dengan
dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Januari 2015). Berdasarkan hasil
Metode yang digunakan dalam
penelitian mengenai hubungan antara
penelitian ini merupakan studi
indeks massa tubuh (IMT) terhadap
analitik dengan pendekatan cross
skor Psoriasis Area and Severity
sectional. Pemilihan sampel pada
Index (PASI) pada pasien psoriasis
pasien psoriasis yang akan dijadikan
di RSUD dr. Soedarso Pontianak,
responden penelitian adalah dengan
data umum responden yang
menggunakan consecutive sampling,
menguraikan karakteristik responden
yaitu semua subjek yang datang
penelitian meliputi usia, jenis

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


131

kelamin, Skor PASI dan IMT adalah Distribusi Kategori skor Psoriasis

sebagai berikut: Area and Severity Index (PASI)

Distribusi Usia Klasifikasi dari skor PASI terbagi

Usia dalam penelitian ini terbagi 4 kelompok, yaitu kelompok ringan 5

dalam 6 kelompok yaitu usia 14±26 orang, sedang 14 orang, berat 12

tahun, 27±39 tahun, 40±52 tahun, orang dan sangat berat 4 orang.

53±65 tahun, 66±78 tahun, dan 79± Distribusi Indeks Massa Tubuh

91. Persentase usia responden yang (IMT)

WHUEHVDU EHUDGD SDGD NHORPSRN • Klasifikasi dari Indeks Massa

tahun sebanyak 20 orang (57,14%) Tubuh terbagi menjadi 4 kelompok,

dan terkecil pada kelompok usia <40 yaitu underweight 8 orang, normal

tahun sebanyak 15 orang (42,86%). 13 orang, overweight 10 orang dan

Usia termuda dari responden adalah obesity 4 orang.

14 tahun dan yang tertua adalah 89

tahun.

Distribusi Jenis Kelamin Hubungan skor PASI dan IMT

Penghitungan dari rumus sampel Hasil analisis hubungan

minimal didapatkan 35 sampel antara IMT terhadap skor PASI pada

penelitian yang memenuhi kriteria pasien psorisasis di RSUD dr.

inklusi. Mayoritas dari sampel Soedarso kota Pontianak yang diuji

penelitian adalah laki-laki, yaitu menggunakan uji Chi-Square dengan

sebanyak 23 orang dan perempuan tabel 4x4 didapatkan nilai expected

sebanyak 12 orang. count<5 sebanyak 93,8%, sehingga

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


132

tidak diterima, maka dilakukan skor PASI ringan 2 orang, skor PASI

penggabungan cell menjadi tabel 2x2 sedang 9 orang, dan skor PASI berat

dengan pengkategorian IMT 2 orang, sedangkan skor PASI sangat

(underweight-normal dan berat tidak ada.

overweight-obesitas) dan skor PASI Pasien dengan IMT

(ringan-sedang dan berat sangat- overweight dan obesitas pada

berat) kemudian diuji kembali penelitian tidak ada yang memiliki

dengan uji Chi-Square maka skor PASI ringan dan sedang, untuk

didapatkan nilai expected count<5 skor PASI berat sebanyak 9 orang

sebanyak 0% (syarat uji diterima). pada pasien dengan IMT kategori

Berdasarkan uji tersebut overweight dan 1 orang pada IMT

didapatkan nilai p=0,000 yang berarti kategori obesitas, sedangkan pasien

terdapat hubungan yang bermakna dengan skor PASI sangat berat

antara IMT terhadap skor PASI pada memilki IMT kategori overweight

pasien psoriasis. Hasil penelitian sebanyak 1 orang dan IMT kategori

dengan menggunakan tabel 4x4 obesitas sebanyak 3 orang.

menggambarkan pasien dengan IMT Berdasarkan uji untuk tabel 2x2

underweight memiliki skor PASI menggambarkan bahwa pasien

ringan sejumlah 3 orang dan skor dengan kategori IMT underweight-

PASI sedang sebanyak 5 orang, normal memiliki skor pasi ringan-

sedangkan untuk skor PASI berat sedang sebanyak 19 orang dan skor

dan sangat berat tidak ada, untuk PASI berat-sangat berat sebanyak 2

pasien dengan IMT normal memliki orang, sedangkan pasien dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


133

kategori IMT overweight-obesitas laki dan 12 orang perempuan dengan

hanya memiliki skor PASI berat- persentase 65,7% berbanding 24,3%.

sangat berat sebanyak 14 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Natali (2013) di Poliklinik

PEMBAHASAN IK Kulit dan Kelamin RSUP. H.

Psoriasis diderita oleh 1,5±2% Adam Malik Medan mendapatkan

dari populasi dunia. Penelitian secara bahwa persentase jumlah sampel laki

epidemiologi di negara-negara laki lebih banyak dibanding

berkembang menunjukan angka perempuan yaitu 56,7%:43,3%.16

kejadian psoriasis rata-rata sekitar Pada penelitian yang telah

4,6%. Prevalensi psoriasis di dilakukan Naldi (2004) angka

Indonesia sendiri belum terdapat data kejadian psoriasis yaitu 0,6%-4,8%

mengenai epidemiologi dari dan lebih didominasi oleh laki-laki.17

psoriasis, namun berdasarkan data Berbeda dengan penelitian Adriani

rekam medis rumah sakit umum Dr. Sekar Cantika (2012) di RSUP Dr.

Soedarso pada tahun 2013 jumlah Kariadi Semarang didapatkan

pasien psoriasis yang tercatat adalah persentase jumlah perempuan lebih

310 pasien. banyak namun tidak terlalu

Jumlah sampel pada signifikan dibanding laki-laki yaitu

penelitian ini adalah 35 orang, 52,9%:47,1%.18 Berdasarkan

sehingga didapatkan data sampel kepustakaan bahwa perbandingan

yang telah memenuhi kriteria inklusi penyakit psoriasis pada laki-laki dan

dan ekslusi adalah 23 orang laki± perempuan adalah sama, dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


134

demikian pada penelitian ini terjadi dengan pengaruh HLA kelas II.3

perbadaan dikarenakan cara Variasi usia dalam penelitian ini juga

pengambilan sampel menggunakan dipengaruhi oleh cara pengambilan

concsecutive sampling yaitu pasien sampel consecutive sehingga

yang menderita psoriasis dan sesuai persebaran umur sebanding antara

dengan kriteria inklusi sampel usia kurang dari 40 dan lebih dari 40.

langsung diambil sebagai sampel Skor PASI pasien psoriasis dalam

penelitian. penelitian ini terbanyak pada

Usia terbanyak dalam penelitian kategori sedang yaitu 40% dari total

ini adalah >40 tahun. Hasil ini sesuai sampel, ini menunjukan bahwa

dengan penelitian yang dilakukan keadaan pasien psoriasis di RSUD

oleh Asih B & Rahmat (2009) dari dr. Soedarso tidak terlalu parah, hal

42 sampel pasien psoriasis 26 tersebut dapat dikarenakan rata-rata

diantaranya berusia >40 tahun.19 pasien psoriasis yang telah membaik

Persentase terbanyak menurut tidak kembali lagi untuk melakukan

kelompok usia yaitu kelompok usia kontrol maupun terapi, sehingga

14-26 tahun. Berdasarkan referensi ketika pasien kembali untuk diterapi

dalam Fitzpatricks menyebutkan keadaan psoriasis dalam rata-rata

bahwa kejadian psoriasis pada usia pada derajat keparahan ringan-

kurang dari 40 tahun tinggi sedang. Variasi skor PASI dalam

berhubungan dengan HLA kelas I, penelitian ini dipengaruhi oleh

yaitu HLA-Cw6, sedangkan untuk berbagai faktor selain dari indeks

usia lebih dari 40 tahun berhubungan massa tubuh yaitu tingkat stress,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


135

merokok, kualitasi hidup pasien dapat mengganggu kesehatan.20

psoriasis. Kelebihan lemak dalam tubuh atau

Skor PASI yang rendah pada kondisi Obesitas dapat

harus dipertahankan bahkan meningkatkan faktor-faktor inflamasi

diturunkan guna menunjang yang dapat memperberat keadaan

kesembuhan dan kesehatan pasien. dari penyakit-penyakit berhubungan

IMT pasien psoriasis terbanyak inflamasi salah satunya psoriasis.

adalah kategori normal (37,1%). Kelebihan berat badan atau

Indeks massa tubuh dipengaruhi oleh obesitas akan meningkatkan produksi

berbagai faktor (multifaktorial) berlebihan dari sitokin-sitokin

seperti genetik, intake makanan, dan inflamasi seperti tumor necrosis

aktivitas. Pada kondisi IMT yang IDFWRU . 71)-. LQWHUOHXNLQ ,/ -1,

berlebih dapat mengganggu kondisi IL-6, dan IL-8 di jaringan adiposa

kesehatan pasien. (Arathi R. Setty et al,2007).14

Indeks massa tubuh (IMT) Patogenesis dari psoriasis

diklasifikan menjadi beberapa berhubungan dengan keberadaan sel

kategori yaitu underweight, normal, T helper (Th) 1 dengan peningkatan

overweight, dan obesity. Indeks TNF-., IL-2 dan IL-18. TNF

massa tubuh dapat menggambarkan merupakan sitokin proinflamasi yang

kondisi lemak pada tubuh seseorang, dapat diproduksi oleh banyak sel

sebagaimana dalam keadaan obesitas tubuh, melalui aktivasi sel T,

maka terjadi akumulasi jaringan keratinosit dan sel langerhans (

lemak yang berlebihan, sehingga

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


136

Steinhoff, 2005; Bremmer et al, yang kuat untuk insidensi psoriasis

2010).21-22 pada wanita.14

Psoriasis dan indeks massa tubuh Perhitungan uji statistik pada

terutama kategori berat badan penelitian ini dilakukan

berlebih dan obesitas memiliki menggunakan uji Chi-Square

hubungan dalam proses dengan penggabungan sel didapatkan

inflamasinya. Peningkatan produksi nilai p=0,000. Hal ini menunjukkan

faktor-faktor inflamasi pada orang bahwa skor PASI mempunyai

dengan obesitas dan menderita hubungan secara signifikan terhadap

psoriasis akan memperparah keadaan indeks massa tubuh dari pasien

dari penyakit psoriasis. Hal ini sesuai psoriasis. Berdasarkan penjelasan

dengan penelitian yang dilakukan diatas maka hasil penelitian ini

oleh Lara et al, (2012) didapatkan menunjukan bahwa pasien psoriasis

korelasi antara skor PASI dan indeks dengan indeks massa tubuh yang

massa tubuh yang signifikan secara overweight±obesitas akan memiliki

statistik antara pasien overweight dan skor PASI yang tinggi

normoweight,11 demikian juga (meningkatkan derajat keparahan

dengan penelitian yang dilakukan psorasis). Hasil penelitian ini dapat

Arathi R. Setty (2007) yang memberikan pengaruh dalam terapi

menggunakan metode prospektif penyakit ini yang harus menyeluruh

mengindikasikan bahwa dan tuntas. Perubahan gaya hidup

penumpukan lemak dan peningkan pada pasien juga perlu untuk

berat badan merupakan faktor risiko disampaikan oleh petugas kesehatan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


137

sehingga dapat membantu DAFTAR PUSTAKA

mengurangi derajat keparahan


1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.
Ilmu penyakit kulit dan kelamin,
psoriasis. Ed. Ke-5. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia;2007
KESIMPULAN 2. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit, Ed ke-2. Jakarta :
Berdasarkan hasil dan EGC;2004, 7: 94.
3. Wolff K, Johnson R. Psoriasis.
Dalam Wolff K., Johnson R.A.
pembahasan yang telah diuraikan, )LW]SDWULFN¶V FRORU DWODV DQG
synopsis of clinical dermatology.
dapat disimpulkan sebagai berikut: Ed. 6. New York : Mc Graw Hill;
2009, 53-71.
4. Gudjonsson, Johann E, James TE.
1. Terdapat hubungan antara IMT Psoriasis: Epidemiology. Clinics in
Dermatology.2007; 25: 535±46.
terhadap skor PASI pada 5. Parisi R, Symmons DPM, Griffith
CEM, Ashcroft DM. The
pasien psoriasis di RSUD dr. Identification and Management of
Psoriasis and Associated
Comorbidity project team. Global
Soedarso Pontianak. epidemiology of psoriasis: a
systematic review of incidence and
2. Pada penelitian ini didapatkan prevalence. Journal of Investigative
Dermatology.2013;133:377±85.
6. Feldman S, Krueger G. Psoriasis
bahwa skor PASI terbanyak assesment tools in clinical trial.
Ann Rheum. Dis.2005;64:65-8.
pada pasien psoriasis di RSUD 7. Kenneth B. Clinical outcome
measurements. Psoriasis and
dr. Soedarso Pontianak yaitu Psoriatic Arthritis- An Integrated
Approach. Edisi ke-1. New York:
Springer;2005, 125-8.
katogeri sedang. 8. Bonifati C, Berardesca E. Clinical
outcome measures of psoriasis.
3. Pada penelitian ini didapatkan Reumatismo.2007;59:64-7
9. Gudjonsson J, Elder J. Psoriasis
Vulgaris, dalam: Wolff, K; L
bahwa indeks massa tubuh Goldsmith; S Katz; B Gilchrest; A
Paller; D Leffell. (editors),
terbanyak pada pasien psoriasis )LW]SDWULFN¶V Dermatology in
General Medicine, edisi ke-8, New
di RSUD dr. Soedarso York : McGraw-Hill;2012, 169±
93.
10. Naldi L. Cigarette Smoking, Body
Pontianak yaitu kategori Mass Index, and Stressful Life
Events as Risk Factors for
normal. Psoriasis: Results from an Italian
Case±Control Study, J Invest
Dermatol.2005;125; 61-7.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


138

11. Tripo L, Federica R, Leonardo P, Fakultas Kedokteran, Medan,


Gionata B, Francesca P. Severity of (Tesis).2013
Psoriasis and Body Mass Index: 17. Naldi L. Epidemiology of
The Cut off are Overweight psoriasis.Curr Drug Target Inflamm
Patients rather Than Obese Ones. J Allergy.2004; 3(2):121-8.
Clin Exp Dermatol Re.2012; 3:165 18. Cantika, Adriani S. Hubungan
12. Herron MD, Hoffman MS, Derajat Keparahan Psoriasis
Papenfuss J, Hansen CB, Callis KP, Vulgaris terhadap Kualitas Hidup
Krueger GG. Impact of obesity and Penderita, Universitas Diponegoro,
smoking on psoriasis presentation Fakultas Kedokteran, Semarang,
and management. Arch Dermatol. (Skripsi).2012
2005;141(12): 1527±34. 19. Budiastuti, Asih, Rahmat S.
13. Huerta C, Rivero E, Rodriguez LA. Hubungan Umur dan Lama Sakit
Incidence and risk factors for terhadap Derajat Keparahan
psoriasis in the general population. Penderita Psoriasis, M Med
Arch Indones.2009;43(6); 312-16.
Dermatol.2007;143(12):1559±65. 20. Baik I, Acheria A, Rimm EB,
14. Setty AR, Curhan G, Choi HK. Govannucci E, Spiegelman D,
Obesity, waist circumference, Stampfer MJ, et al. Adiposity and
weight change, and the risk of mortality in men. Am J
SVRULDVLV LQ ZRPHQ 1XUVHV¶ +HDOWK Epid.200;152: 264-71.
Study II. Arch Int 21. Steinhoff M, Luger TA. The skin
Med.2007;167(15):1670±5. cytokine network. Dalam: immun
15. Neimann AL, Wang X, Margolis system cutaneous immunology and
DJ, Troxel AB, Gelfand JM. clinical immunodermatology Bos
Prevalence of cardiovascular risk JD, ed. Skin. 3th ed. Amsterdam.
factors in patients with psoriasis. J CRC Press LLC.2005;349-72.
Amer Acad Dermatol.2006; 22. Bremmer, Samuel, Van Voorhees
55:829±35. AS, Sylvia Hsu S. Obesity and
16. Natali O. Hubungan antara Kadar psoriasis: From the Medical Board
Prolaktin Serum Penderita Psoriasis of the National Psoriasis
Vulgaris dengan Skor Psoriasis Foundation. J Am Acad
Area and Severity Index, Dermatol.2010;63:1058-69.
Universitas Sumatera Utara,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai