Anda di halaman 1dari 4

MANIFESTASI KLINIS DERMATITIS SEBOROIK

PADA ANAK

Sitti Hajar

Abstrak. Dermatitis seboroik yaitu chronic papulosquamous dermatosis yang sering


ditemukan pada usia bayi dan dewasa, dikaitkan dengan peningkatan kelenjar sebum
(seborrhoea) yang aktif, seperti pada kulit kepala, wajah, telinga, dapat meluas ke
dada dan daerah popok.
Dandruff sering disebutkan bersama dermatitis seboroik karena klinisnya berupa
skuama halus pada kulit kepala, nasolabial dan hubungan antara keduanya masih
memicu kontroversi.
Penelitian mendukung peranan jamur Malassezia (efek mikrobial), sekresi gladula
sebasea (seborroea) dan kerentanan individu. (JKS 2015; 3: 175-178)

Kata kunci: Manifestasi klinis, dermatitis seboroik pada anak, kelenjar sebum

Abstract. Seborrhoeic dermatitis is a common chronic papulosquamous dermatosis that


is usually recognized. It affects infants and adults and is often associated with increased
sebum production (seborrhea) of the scalp, face and spread the trunk and diaper.
Dandruff is the disorder that is generally discussed alongside seborrheic dermatitis
because of scaling efek of the scalp, nasolabial and the relationship beyween both of
them has been controversial. There are many studies that Malassezia yeast (mycrobial
effect), secretion of sebaceous gland (seborrhoea) and individual immunity.
(JKS 2015; 3: 175-178)

Keywords: Manisfestation clinical, dermatitis seboroik in infants, sebaceous gland

Pendahuluan1 gangguan nutrisi, obat, ketidak seimbangan


Kelainan kulit pada kelenjar sebasea dapat hormonal, proliferasi epidermal, genetika
meliputi milia, hiperplasia kelenjar dan gangguan sistem saraf yaitu
sebasea, akne neonatorum, dan dermatitis abnormalitas neurotransmitter.5
seboroik. Kelainan yang terjadi pada
dermatitis seboroik, ditandai kulit yang Insiden dermatitis seboroik umumnya
kemerahan dan bersisik, mengenai wajah, terjadi pada segala usia, namun sering pada
telinga, leher, dapat meluas ke dada dan 3 bulan pertama kehidupan mencapai
daerah popok.1.2 70%, dan dekade keempat hingga
ketujuh kehidupan, sedangkan insidensi
Malassezia furfur (dahulu dikenal pada bayi dikaitkan dengan ukuran dan
pityrosporum ovale) diduga merupakan aktivitas kelenjar sebasea pada usianya. 4
salah satu penyebab, abnormalitas imun Bayi baru lahir kelenjar sebaseanya besar
dan kerentanan, dan juga pengaruh dengan sekresi sebum yang tinggi
kelenjar androgen yang menghasilkan hampir sama orang dewasa. Saat usia
peningkatan jumlah dan aktivitas kelenjar dewasa, seboroik tidak lagi berhubungan
sebum.3.4 dengan dermatitis seboroik, karena
aktifitas glandula sebasea mencapai
Beberapa faktor lain turut sebagai pemicu puncaknya pada awal pubertas, tetapi
dermatitis seboroik adalah faktor fisik, kelainan baru muncul pada beberapa
dekade kemudian. 4
Sitti Hajar adalah Dosen Bagian Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Manifestasi klinis (lokasi dan morfologi
Universitas Syiah Kuala /RSUD dr. Zainoel Abidin lesi) pada bayi dan anak dapat berbeda,
Banda Aceh

175
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

dibandingkan dengan manifestasi pada kotor serta bau yang busuk, dengan
orang dewasa, sehingga kadang-kadang rasa gatal pada kulit kepala dan lubang
diagnosis menjadi tidak tepat. 6 telinga. Keadaan ini dikenal sebagai
lesi rekuren kronis, dan disebut juga
Manifestasi klinis sebagai dermatitis seboroik klasik
Dermatitis seboroik disebut juga sebagai pachy dermatitis seborrheic.4,6
seborrhoeic eczema atau pityriasis
simplex.1 dermatitis seboroik termasuk Manifestasi klinis lesi dermatitis seboroik
dalam golongan chronic papulosquamous lainnya terbagi dalam 3 bentuk, yaitu:2.5
dermatosis yang dapat dengan mudah 1. Dermatitis seboroik pada kulit kepala
dikwnali dan dapat ditemukan pada usia berambut (cradle cup),
bayi dan dewasa.1 2. Dermatitis seboroik pada badan
(termasuk flexura dan area popok), dan
Dermatitis seboroik pada bayi, lazim 3. Dermatitis seboroik dengan penyakit
disebut dengan dermatitis seboroik leiner (disfungsi familial dan non-
infantil.1,2 Kelainan ini terjadi pada bulan familial.
pertama, biasanya pada minggu ketiga dan
keempat, tersering pada 3 bulan pertama Kelainan kulit biasanya dimulai pada usia
dan akan menghilang dengan sendirinya sekitar minggu ke-2 kelahiran dan menetap
tanpa terapi pada usia 8-12 bulan. 1,2 selama beberapa minggu sampai beberapa
Tempat predileksi dermatitis seboroik bulan dengan puncaknya pada usia 3
infantil terutama mengenai kulit kepala, bulan, serta menghilang pada usia 8-12
alis, bulu mata, lipatan nasolabial, bibir, bulan. 2.5
telinga, dada, leher, lipatan paha, dan lipat
bokong, dengan atau tanpa disertai rasa Lesi kulit pada fase awal akan berupa plak
gatal. 1,4 eritema berbatas tegas, disertai skuama
berminyak sehingga memberikan
Manifestasi klinis lesi dermatitis seboroik gambaran ”oily looking skin” , kadang
pada kulit kepala dapat dikelompokkan disertai krusta pada puncak kepala.
menjadi dua tipe: Kelainan ini berupa krusta meliputi seluruh
1. Pityriasis sicca : tipe lesi dermatitis kulit kepala, menebal, basah dan melekat
seboroika yang kering, biasanya disebut ”cradle cup”, “crusta luteal” atau
berawal dari bercak yang kecil yang “milk crust”. 2
kemudian meluas ke seluruh kulit
kepala berupa deskuamasi kering, Lesi yang meluas ke wajah, retroauricular,
sering disertai rasa gatal, dan kadang- lipatan nasolabial, leher, tubuh, dan
kadang disertai inflamasi ringan ekstremitas proksimal biasanya lebih kecil,
dengan membentuk skuama halus lonjong atau bundar dengan skuama lebih
(ketombe/Dandruff ). White Dudruff putih/ kering. Kelainam kulit pada lipatan
yang asimptomatis pada kulit kepala leher, umbilikus, aksila, dan popok berupa
disebut dengan Pityriasis sicca.4.6 eritema berbatas tegas ditutupi skuama
kuning berminyak. Bila terjadi infeksi
2. Piytiriasis steatoides : tipe lesi oportunistik olah candida, lesi ini menjadi
dermatitis seboroika yang basah, maserasi, dikelilingi lesi satelit, terdapat
ditandai oleh skuama yang berminyak rasa gatal ringan, tidak terdapat gangguan
berwarna kuning disertai eritema tidur ataupun menyusu. 1,5
ringan sampai berat dan akumulasi
krusta yang tebal.6 Pada tipe yang berat Dermatitis seboroik infantil dapat meluas
dapat disertai dengan erupsi menjadi generalisata, namun keadaan
psoriasiformis, eksudat, krusta yang umum tetap baik dan perkembangan bayi

176
Sitti Hajar, Dermatitis Seboroik pada Anak: Aspek Klinis

tetap normal. Bila eritema dan skuama penyakit disfungsi komplemen C5, terjadi
bertambah parah, generalisata disertai gangguan fungsi opsonisasineutrofil
pengelupasan kulit, perlu dipertimbangkan terhadap sel ragi. Penderita tampak sakit
suatu penyakit leiner. Penyakit leiner atau berat, ditandai dengan dermatitis seboroik
erythroderma desquamatikcum, adalah infantil generalisata, anemia, diare hebat,
penyakit akut jarang dijumpai, diduga dan muntah.4.5
sebagai defisiensi imun berkaitan dengan

(a) (b)
Gambar1. (a). lesi dermatitis seboroik pada kepala
(b). lesi dermatitis seboroik pada belakang telinga

Dalam mendiagnosis dermatitis seboroik, - Faktor eksogen yang mempengaruhi


perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu: pemyakit (perubahan suhu dan iklim)
5,6
- - Manifestasi klinis pada bayi dan - Faktor pemacu/pencetus (misalnya
anak yang tidak banyak berbeda dengan infeksi stafilococcus)
orang dewasa. - Faktor predisposisi penyakit (genetik,
- Masalah sosial yang ditimbulkan, dapat penyakit sistemik yang mendasari,
berdampak juga pada orangtuanya, imunitas tubuh).
- Rasa gatal yang timbul dapat dikatakan - Riwayat penyakit dan perkembangan
minimal, namun manifestasi pada kulit terapi.
yang kering, merah, bersisik dan
berlansung lama dapat mengganggu Daftar Pustaka
kwalitas hidup, estetika dan emosi. 1. Collins CD, Hivnor C. Seborrheic
Dermatitis. In: Goldsmith LA, Katz SI,
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff
pada lokasi kulit yang terkena serta sifat K, editors. Fitzpatrick's Dermatology in
skuama, seperti skuama kering atau General Medicine. 8th ed. New York:
McGraw-Hill Companies; 2012. p.259-
berminyak, halus atau kasar, selapis atau 266.
berlapis, serta warnanya dan pada kasus 2. Berth-Jones J. Seborrhoeic Dermatitis. In:
yang sulit di diangnosis atau sulit Burns T, Breatnach S, Cox N, Griffiths C,
dibedakan satu dengan yang lain, perlu editors. Rook's Textbook of Dermatology.
pemeriksaan histopatologis. 8th ed. Wiley-Blackwell; 2010. p. 23.29-
Sebagai klinisi, diperlukan pendekatan 23.33.
klinis dengan melakukan ananesis secara 3. Amy SP, Anthony JM, Eczematous
seksama dan lengkap yang mencakup: 3,4 Eruption Childhood. In: Hurwitz Clinical
- Keluhan utama (kwantitas dan kwalitas) Pediatric Dermatology. 2nd ed. Elsevier;
- Awitan sakit dan perjalanan penyakit 2006. p49-84.
4. James WD, Berger TG, M.Elston D.
Seborrheic Dermatitis. In Andrews'

177
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

Diseases of the Skin Clinical 6. James Q DR. Adult Seborrheic


Dermatology. 11ed. Elsevier; 2011. p. Dermatitis: A Status Report on Practical
188-189. Tropical Management. The Journal of
5. Mokos Z, karlj M, Basta A. Seborrheic Clinical and Aesthetic Dermatology. 2011
Dermatitis: an Update, Acta May; 4(5).
Dermatovenereologica Croatia. 2012
May; 20 (20).

178

Anda mungkin juga menyukai