Anda di halaman 1dari 29

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN

PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) PADA PENDERITA DM


TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS BUNGORO PERIODE
JUNI-AGUSTUS 2023

oleh :
dr. Adeliyani Widyasari
dr. Nuryanti Utami E.P.N
dr. Arina Ratu Paradis
dr. St. Umrah Hardianti

Pembimbing:
dr. Hj. Halima Hafid

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS BUNGORO PANGKEP SULAWESI SELATAN
MEI – NOVEMBER 2023
BAB 1

Pendahuluan
Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek
200 samping modernisasi, kecenderungan penyakit yang timbul dimasyarakat pun
mengalami pergeseran ke arah penyakit tidak menular dan kronis. Beberapa
penyakit yang sering timbul antara lain diabetes melitus .

International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan jumlah penderita


diabetes di Indonesia dapat mencapai 28,57 juta pada 2045.
Berdasarkan data Survailans Penyakit tidak menular Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017 terdapat Diabetes Melitus
27.470 kasus baru, 66.780 kasus lama dengan 747 kematian (Dinkes Prov.
Sulawesi Selatan, 2017).
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran profil penderita diabetes melitus tipe 2 peserta
program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di Puskesmas Bungoro
periode Juni-Agustus 2023 ditinjau dari umur, jenis kelamin, IMT,
lingkar perut dan GDP ?
Tujuan dan Manfaat
 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran profil penderita diabetes melitus peserta program pengelolaan
penyakit kronis (Prolanis) di Puskesmas Bungoro periode Juni-Agustus 2023 ditinjau dari umur,
jenis kelamin, IMT, lingkar perut dan GDP .

 Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan


Sebagai acuan dan data awal dalam memonitoring dan evaluasi dalam memberikan pembinaan
dan pelayanan kesehatan.

2. Bagi Puskesmas Bungoro dan petugas pelaksana program


Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pelaksanaan Prolanis di
Puskesmas serta dapat menjadi acuan untuk mengembangkan dan meningkatkan motivasi bagi
petugas kesehatan dalam meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Prolanis
menjadi lebih baik.

2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Prolanis dan
sebagai wadah dalam mengaplikasikan ilmu teori–teori kesehatan yang didapatkan serta
penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya yang membahas topik yang
sama.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas
Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien .

Diabetes Mellitus merupakan kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau keduanya
Epidemiologi
422 juta orang
diseluruh dunia
mengidap Diabetes
WHO (2021)

19,47 juta orang di


Indonesia
mengidap Diabetes
Internasional Diabetes
Federation (2021)
27.470 kasus baru
Diabetes di Sulsel pada
tahun 2017
Dinkes Prov. Sulawesi
Selatan (2017) 50 kasus jumlah
penderita Diabetes
Melitus Prolanis tahun
2023 di Puskesmas
Bungoro
Gejala Klinis
(Diagnosis)

POLIDIPSIA POLIFAGIA
POLIURIA

WEIGHT TINGLING
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL dengan keluhan klasik

 Pemeriksaan glukosa darah puasa > 126mg/dL. Pasien tidak mendapat kalori
tambahan paling sedikit 8 jam

 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200mg/dL 2 jam setelah TTGO

 Pemeriksaan HbA1c > 6,5%


Penatalaksanaan
( Farmakologi)
Sulfonilurea, Biguanid, Tiazolidindion, Inhibitor alfa-glukosidase

Insulin Basal, Insulin Prandial

 Hba1c (6,5 - 7,49%) MGHS + Metformin


 Hba1c (7,5 – 9%) kombinasi 2 obat
 Hba1c ( >9 ) Kombinasi 3 obat + Insulin
PENATALAKSANAAN
( NON - FARMAKOLOGI)

Edukasi ( Penyuluhan )

Gizi ( Nutrisi ) Olahraga


KOMPLIKASI
1. KOMPLIKASI AKUT
 KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)
 HIPERGLIKEMIK
 HIPOGLIKEMIA

2. KOMPLIKASI KRONIS
 MAKROANGIOPATI
 MIKROANGIOPATI (RETINOPATI DIABETIK, NEFROPATI DIABETIK DAN
NEUROPATI DIABETIK)
BAB 3
Metode Penelitian
DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan desain penelitian kuantitatif


metode deskriptif yaitu memaparkan fakta,
menggambarkan secara sistematis profil penderita
diabetes melitus tipe 2 dan mendeskripsikan
pelaksanaan kegiatan program pengelolaan penyakit
kronis (Prolanis) di Puskesmas Bungoro periode Juni-
Agustus 2023.
LOKASI DAN WAKTU
PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bungoro,
bulan Juni-Agustus tahun 2023
POPULASI DAN SAMPEL

 POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta prolanis yang terdiagnosa DM di Puskesmas
Bungoro, yang berdasarkan data dasar Puskesmas Bungoro tahun 2023 sebanyak 50 peserta.

 SAMPEL
Penentuan jumlah sampel dengan teknik purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih adalah
semua peserta prolanis yang menderita DM yang memeriksakan dirinya pada bulan Juni-Agustus
sebanyak 30 peserta.
DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
UMUR 0 – 18 tahun
19 – 40 tahun
41 – 64 tahun
> 64 tahun

JENIS KELAMIN Laki – laki


Perempuan

IMT ( BB/TB2) Kurus < 17


Normal 18,5 - 25,0
Overweight >25 – 27
Obesitas > 27

LINGKAR PERUT Laki – laki >90 cm ( 0besitas sentral )


Perempuan > 80 cm ( Obesitas Sentral )

GDP ≥ 126 mg/dl DIABETES MELITUS


BAB 4

Hasil
&
Pembahasan
Distribusi Responden
berdasarkan umur
Umur Jumlah Persentase
0-18 Tahun 0 0%

19-40 Tahun 1 3,3%

41-64 Tahun 27 90%

>64 Tahun 2 6,7%


Total 30 100%

 Semakin bertambah usia maka semakin beresiko terkena DMT2 disebabkan karena berkurangnya aktivitas fisik, penyakit-
penyakit lain dan obat-obatan.
 Kelompok umur > 50 tahun beresiko terhadap kejadian DMT2 karena adanya perubahan pada sel beta pankreas yang
menyebabkan perubahan sekresi insulin karena berhubungan dengan perubahan metabolisme glukosa pada usia tua.
Distribusi Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 25 83,3%

Laki-laki 5 16,7%

Total 30 100%

 Hormon estrogen dan progesterone memiliki kemampuan untuk meningkatkan respon insulin di dalam darah, Pada saat masa
menopause terjadi, maka respon akan insulin menurun akibat hormone estrogen dan progesterone yang rendah
 Berat badan perempuan yang sering tidak ideal sehingga hal ini dapat menurunkan sensitivitas respon insulin.
Distribusi Responden
berdasarkan IMT

IMT Jumlah Persentase


Kurus 4 13,3%

Normal 16 53,3%

Overweight 5 16,7%

Obesitas 5 16,7%

Total 30 100%

 Maka dalam hal ini diharapkan persentase IMT dapat ditingkatkan lagi atau dipertahankan pada pasien DMT2 prolanis.
 Pada orang obesitas terdapat penumpukan lemak dalam tubuh, jaringan lemak dapat melepaskan sitokin yang dapat mengganggu insulin
bahkan sampai menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar gula dalam tubuh meningkat.
Distribusi Responden
Berdasarkan Lingkar Perut
Jumlah Persentase
Obesitas Sentral 1 3,3%
pada Laki-laki

Obesitas Sentral 14 46,7%


pada Perempuan

Normal pada Laki- 4 13,3%


laki
Normal Pada 11 36,7%
Perempuan
Total 30 100%

 Obesitas sentral pada perempuan memiliki pengaruh terhadap diabetes melitus.


 Penumpukan lemak pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak subkutan dalam
menghadapi kelebihan energi akibat konsumsi lemak berlebih sehingga bisa mengakibatkan penumpukan lemak pada kelenjar
pankreas sehingga tidak dapat merespon insulin dengan baik.
Distribusi Responden
Berdasarkan GDP
GDP Jumlah Persentase

Normal 6 20%

Tinggi 24 80%

Total 30 100%

 Upaya pencegahan terjadinya kadar GDP yang tidak terkendali sangat diperlukan, maka dari itu pasien perlu dimonitoring terhadap
kepatuhan pasien dalam melakukan kontrol metabolik, jenis obat anti diabetes yang dikonsumsi, kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi
obat atau suntik insulin apakah sesuai dosis, pola gaya hidup (aktivitas fisik, pola makan ).
BAB 5

Kesimpulan & Saran


Kesimpulan
 Distribusi sampel terbanyak berada pada kelompok usia 41-64 tahun sebanyak 27
orang (90%)
 Distribusi sampel terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 25 orang
(83,3%)
 Distribusi sampel terbanyak memiliki indeks massa tubuh normal sebanyak 16
orang (53,3%).
 Distribusi sampel terbanyak berdasarkan obesitas sentral adalah obesitas sentral
pada perempuan sebanyak 14 orang (46,7%).
 Distribusi sampel terbanyak memiliki gula darah puasa tinggi sebanyak 24 orang
(80,0%)
Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan


implementasi, untuk memberikan edukasi ataupun
penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan
kepedulian masyarakat tentang penyakit DMT2.

2. Memonitoring kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi


obat diabetes, pola gaya hidup untuk mencegah
terjadinya komplikasi .

Anda mungkin juga menyukai