LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
FDM-07
PERCOBAAN SIRIP
Kelompok : 06 (ENAM)
Anggota :
1. AL HAKIM (12-2019-055)
2. CALFA RABIAL F. (12-2020-090)
3. M. ZIDANE AL H. (12-2020-122)
4. M. FERALDI P. (12-2020-132)
5. FAHRI F. (12-2020-135)
xxxxxxxxx
12-xxx-xxx
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 06
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4.2 Bilangan Nusselt ....................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................... 24
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ts = Temperatur dasar dinding
hL = Koefisien konveksi pada permukaan ujung
k = Koefisien konduksi bahan sirip
L = Panjang sirip
x = Jarak titik pengamatan ke dinding pendinginan
H = Koefisien konveksi permukaan sirip
P = Keliling sirip
A = Luas penampang sirip
h.p
m = √K
b .A
Dimana :
2
Angka Grasshof (Gr)
𝑔. 𝛽. (𝑇𝑤 − 𝑇∞ )𝑑 3
𝐺𝑟 =
𝑣
Keterangan :
𝑔 = Gaya gravitasi
1
𝛽 = Koefisien muai volume =
𝑇𝑓
d = Diameter sirip
𝑁𝑢 = 𝐶 . (𝐺𝑟. Pr)𝑚
Keterangan :
Pr = Angka Prandl ( sifat fisik fluida) Harga konstanta C dan
m tergantung harga Gr dan Pr, dapat dilihat pada buku teks
perpindahan panas. Sifat dievaluasi pada temperatur film.
Persamaan Churcil dan Chu :
1
0,518 (𝐺𝑟. Pr)4
𝑁𝑢 = 0,36 +
0,559 9 4
[1 + ( Pr )16 ]9
3
Keterangan :
∆𝑃𝑛 = Beda tekanan antara tekanan udara lingkungan
dengan tekanan udara statik di leher nosel (dalam mm H₂O)
Massa jenis udara (𝜌𝑜 )
𝑃𝑜 𝑘𝑔
𝜌𝑜 = [ ]
(𝑅. 𝑇𝑜 ) 𝑚3
Keterangan :
𝑁𝑚
R = 287 [𝐾𝑔.𝑘]
𝑁
𝑃𝑜 = Tekanan udara lingkungan [𝑚2 ]
4 - 40 0,911 0,380
4
40 - 4000 0,683 0,466
𝜇∞
Untuk 40 < Re < 105 ; 0,25 < < 5,2
𝜇𝑤
5
Batang 1 (untuk kasus I)
6
3. Lakukan kembali langkah 2,3, dan 4 pada kondisi konveksi
bebas.
4. Atur dan catat harga yang ditunjukkan micrometer.
5. Ulangi pengujian untuk kecepatan skala yang berbeda
7
BAB II
TEORI DASAR
2.1.1 Definisi
Perpindahan panas (heat transfer) adalah proses
berpindahnya energi kalor atau panas (heat) karena adanya
perbedaan temperatur. Dimana, energi kalor akan berpindah
dari temperatur media yang lebih tinggi ke temperatur media
yang lebih rendah. Proses perpindahan panas akan terus
berlangsung sampai ada kesetimbangan temperatur yang
terjadi pada kedua media tersebut. Proses terjadinya
perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi,
dan radiasi.
8
1. Konduksi
9
mempunyai massa jenis yang kecil, sehingga udara tersebut
mengarah ke atas.
10
4. Kalor Netralisasi (∆Hn)
Kalor netralisasi adalah jenis kalor yang didapatkan
atau dibutuhkan untuk membentuk 1 mol H20 dari reaksi
antara asam dan basa. Kalor ini termasuk dalam reaksi
eksoterm karena adanya reaksi kenaikan suhu.
5. Kalor Pelarutan (∆Hs)
Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang didapatkan
ataudibutuhkan untuk melarutkan 1 mol zat yang awalnya
padat menjadi larutan.
2.1.4 Panas
Panas atau kalor merupakan suatu bentuk energi yang
berpindah karena adanya perbedaan temperatur. Panas atau
kalor tersebut akan bergerak dari temperatur tinggi ke
temperatur yang lebih rendah. Ketika panas atau kalor
bergerak maka akan terjadi pertukaran panas dan kemudian
akan berhenti ketika kedua tempat tersebut sudah memiliki
temperatur yang sama. Contohnya, kopi panas ke lingkungan
yang mempunyai suhu 20°C, hingga terjadikesetimbangan
atau kesamaan suhu pada gelas dan lingkungan.
2.2 Sirip
11
Dalam studi perpindahan panas, sirip adalah permukaan
yang memanjang dari objek untuk meningkatkan laju
perpindahan panas ke atau dari lingkungan dengan
meningkatkan konveksi. Jumlah konduksi, konveksi, atau
radiasi dari sebuah objek menentukan jumlah transfer panas.
Peningkatan perbedaan suhu antara obyek dan lingkungan,
meningkatkan koefisien perpindahan panas konveksi, atau
meningkatkan luas permukaan objek meningkatkan
perpindahan panas. Kadang-kadang tidak ekonomis atau tidak
layak untuk mengubah dua opsi pertama. Menambahkan sirip
suatu benda, bagaimanapun, meningkatkan
luas permukaan permukaan dan kadang-kadang kadang-
kadang dapat menjadi menjadi solusi ekonomis ekonomis
untuk masalah perpindahan panas. Sirip yang paling sering
digunakan dalam perangkat panas bertukar seperti radiator
dalam mobil, heatsink , CPU komputer, dan penukar panas di
pembangkit listrik. Sirip juga digunakan dalam teknologi
teknologi baru seperti sel bahan bakar hydrogen.
12
Bentuk sirip dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
sarang lebah (cellular ) dan tubular. Sedangkan sirip – sirip
pendingin lebih dikenal dengan nama tipe sirip plat dan
tipe sirip zig- zag. Sirip bentuk sarang lebah dewasa ini
jarang dipakai, karena mudah tersumbat dan sulit untuk
dibersihkan. Kontruksi radiator yang dipakai bentuk
turbular dengan sirip zig- zag yang paling banyak dipakai
pada kendaraan sekarang.
13
dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil
dan atau kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel
fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan
hanya gesekan rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa. Aliran ini
terjadi apabila kecepatan besar dankekentalan zat cair kecil
Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan
kondisi lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak
berpotongan satu sama lain. Alirannya relatief mempunyai
kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae) &
mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida. Aliran
laminar adalah aliran fluida tanpa arus turbulent ( pusaran air).
Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus
dan sejajar. Laminar adalah ciri dari arus yang berkecepatan
rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan
menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation). Pada laju
aliran rendah, aliran laminer
tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir
sepanjang aliran. Aliran laminer mempunyai Bilangan Reynold
lebih kecil dari 2300.
14
Aliran Transisi
Aliran transisi yaitu merupakan salah satu aliran-aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran yang turbulen.
(Sumber : muhnabil.2018 )
Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya
bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan
berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir
antar partikel fluidanya saling berpotongan. Turbulen
mentransport partikel-partikel dengan dua cara; dengan
penambahan gaya fluida dan penurunuan tekanan lokal ketika
pusaran turbulen bekerja padanya. Keduanya adalah penyebab
terjadinya transportasi pasir sepanjang bawah permukaan. Di
alam hampir semua mekanisme transport pasir terjadi secara
turbulen. Turbulen terutama terjadi di sungai akibat penggerusan
sepanjang batas arus air, dan meningkat akibat
kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan
laut penyebabnya adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan
penggerusan arus. Di udara turbulen yang membawa bekas
ledakan volkanis ditransport angin. Besarnya gerakan turbulen
bervariasi dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi sangat
mudah dilihat di sungai dengan penampakkan pusaran yang
kompleks atau dengan boil yang berbenturan dengan permukaan
15
sungai, secara terus menerus. Aliran turbulen mempunyai
bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.
dan,
16
dimana: D = Diameter penampang saluran, m
μ = Viskositas, kg/s m
17
Dimana: h = Koefisien perpindahan panas konveksi, W/m2 K
L = Panjang karakteristik, m
k = Konduktivitas bahan, W/m K
n = 0.5 for heating (Ts > Tm), 0.3 for cooling (Ts > Tm)
dimana:
GrL = Bilangan Grashoff
g = Percepatan gravitasi
β = 1/suhu bola kering di dalam kandang atau 1/T∞
Tw = Suhu bahan
T∞ = Suhu bola kering di dalam kandang
L = Panjang konstruksi secara vertikal maupun
horizontal
v = karakterisitik udara pada T∞
2.5 Boundary Layer
Pada setiap aliran udara yang melalui suatu benda akan mengalami
gesekan dengan permukaan benda tersebut. Gesekan ini
akanmenimbulkan suatu hambatan / tahanan. Besar kecilnya tahanan
ditentukan oleh Kekasaran permukaan bendab.Kecepatan udara yang
mengalir. Letak benda terhadap aliran udara Dengan adanya gesekan
18
permukaan (skin friction) maka pada setiap aliran udara yang mengalir
melalui benda akan menyebabkan adanya perubahan kecepatan aliran
udara dari yang paling kecil sampai dengan suatu daerah yang
mempunyai kecepatan udara bebas, karena adanya separasi aliran.
Kecepatan tiap lapisan udara berbeda-beda sehingga tampakbatas
setiap lapisan.Apabila aliran udara mengalir pada suatu benda yang
kemudian terjadi lapisan-lapisan aliran udara yang rata serta sejajar
dengan permukaan benda tadi, maka aliran udara yang demikian
disebut aliran udara laminer. Pada aliran udara laminer ini juga terjadi
boundary layer, sehingga kecepatan lapisan udara yang dekat dengan
permukaan benda akan lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
lapisan udara yang di titik yang lebih jauh dari permukaan benda. Di
dalam boundary layer pengaruh viskositas relatife besar sehingga
profil kecepatan tidak uniform. Di luar boundary layer,tidak ada
pengaruh viskositas sehingga aliran dapat diperlakukan sebagai
inviscid flow.Lapisan batas (boundary layer)adalah lapisan tipis pada
permukaan padat (solid surface)tempat fluida mengalir dimana
pengaruh viskositas relatif besar.
19
BAB III
PENGOLAHAN DATA
20
BAB IV
ANALISA
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24