Tugas Geo Industri
Tugas Geo Industri
Kajian Stratejik Kelola Usaha Pada Industri Kecil Agel Dan Penguatan Ekonomi
Industri Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri
Oleh :
Naomi manurung
(3191131012)
Kelas D/2019
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memeberikan berkat serta penyertaannya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Review Jurnal yang di tugaskan tentang Kewirausahaan:
Kajian Stratejik Kelola Usaha Pada Industri Kecil Agel Dan Penguatan Ekonomi
Industri Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri
Dan tak lupa kami berterima kasih kepada Drs. Mbina Pinem, M.Si. yang
telah memberikan tugas ini kepada saya. Sehingga dapat memperdalam materi mata
kuliah Geografi Industri.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, Oleh
karena itu saya sangat mengaharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dan
menyempurnakan laporan saya ini, saya berharap semoga penulisan ini dapat
membantu dan menambah wawasan bagi kita semua.
\
Naom manurung
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Abstrak.................................................................................... 3
2.2. Pendahuluan............................................................................ 4
2.3. Landasan Teori ....................................................................... 5
2.4. Metodologi Penelitian............................................................. 5
2.7. Kesimpulan ............................................................................. 6
ii
BAB I
RINGKASAN JURNAL
1. Jurnal utama
2.2. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009: 3). UU. No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,
1
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen kurikulum adalah suatu system
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena
itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
lembaga pendidikan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi
kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber
dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
2
BAB II
RINGKASAN JURNAl
2.1. ABSTRAK
a. Jurnal Utama :
IKM anyaman agel adalah salah satu sub sektor IKM kerajinan yang mampu
menggerakkan ekonomi dan menjadi ikon kabupaten Kulon Progo. Agel diperoleh dari
hasil pembelahan bagian atas pucuk daun Corypha Gebanga .Teknologi yang digunakan
masih sangat sederhana namun mampu merambah ke pasar manca Negara seperti USA,
Eropa, Australia, Malaysia, Jepang. Tahun 1998, meski kondisi Negara Indonesia
mengalami krisis moneter, dimana banyak perusahaan besar sedang tiarap , justru para
pelaku industri agel mengalami “golden era”. Tahun 2009 Realisasi ekspor kerajinan agel
dari Kulon Progo mencapai volume 831.000 kg dengan nilai $ 1.138.800. Luas panen
tanaman gebang di Kulon Progo hanya tinggal 47 Ha dengan produktivitas 0,83
ton/Ha/tahun . Hasil dari luas panen tanaman agel di Kulon Progo diperkirakan hanya
mampu mensuplay kurang dari 1 % kebutuhan bahan baku padahal pasar kerajinan
anyaman agel masih sangat terbuka. Oleh karena itu Model Bauran Pemasaran dari
Craven,1994 diharapkan dapat menggambarkan strategi kelola usaha pada IKM anyaman
agel di Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara alamiah IKM anyaman
agel sudah membentuk klaster industri tersendiri untuk memenuhi bahan baku,
menerapkan strategi agar proses produksi dapat berlanjut, mempromosikan &
memasarkan produk, menerapkan strategi harga, kesemua hal tersebut bermuara pada
kepuasan pembeli /pelanggan.
B. Jurnal Pembanding
3
of market share which needs high output production, homogenity standard and regular
production. The facts in many countries show how the comparative advantages have
shifted from natural based economy and low cost of work force to knowledge based
economy. Thus, the ability of IKM to create, access and comercialize new knowledge to
global market will determine continual competitiveness.
2.2. PENDAHULUAN
A. Jurnal Utama
Sampai saat ini perekonomian kita masih dihadapkan pada situasi yang kurang
menguntungkan. Krisis ekonomi regional berdampak luas terhadap perekonomian
Indonesia, menyebabkan menurunnya kegiatan hampir semua sektor termasuk di sektor
industri. Indonesia yang mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 dan meluas
menjadi krisis multi dimensi telah menyebabkan kemunduran berbagai kegiatan
ekonomi rakyat berupa terganggunya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Permasalahan tersebut telah membawa dampak pada meningkatnya pengangguran dan
jumlah penduduk miskin, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan (Dirjen IKM,
2006; Aca,2007; Kuncoro,2006). Kemiskinan pedesaan (rural poverty) merupakan salah
satu topik pokok yang tidak dapat dipisahkan dari masalah pembangunan, terutama di
Negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sebagian besar penduduknya tinggal
di daerah pedesaan termasuk kawasan sekitar hutan (Usman
B. Jurnal Pembanding
Globalisasi merupakan suatu fenomena yang mendorong perusahaan di tingkat
mikro ekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional. Dengan globalisasi yang menyatukan pasar dan
kompetisi investasi internasional meningkatkan tantangan sekaligus peluang bagi semua
perusahaan baik kecil, menengah maupun besar. Untuk menghadapai globalisasi maka
diperlukan daya saing yang kuat. Daya saing merupakan kemampuan perusahaan,
industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan
faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan
internasional. Daya saing industri merupakan fenomena di tingkat mikro perusahaan
sehingga kebijakan pembangunan industri nasional harus didahului dengan
4
mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya. Pengembangan
ekonomi lokal bukanlah hal yang baru, tetapi konsep pengembangan ekonomi lokal dan
teknik implementasinya terus berkembang. Secara umum pengembangan ekonomi
regional atau lokal pada dasarnya adalah usaha untuk penguatan daya saing ekonomi lokal
untuk pengembangan ekonomi daerah dan akumulasi kegiatan tersebut akan berpengaruh
besar pada pengembangan daya saing ekonomi nasional dan penguatan daya saing
ekonomi nasional.
A. Jurnal Utama
Industri kerajinan merupakan sub sektor industri kecil menengah (IKM) yang
menjadi tulang punggung penggerak perekonomian Indonesia. Kedudukan IKM sangat
strategis dalam perekonomian nasional karena jumlah unit usahanya yang cukup besar (+
3,4 juta), dan menyerap tenaga kerja + 8,5 juta (Dirjen IKM, 2006). Catatan data dari
Kementrian UKM jumlah Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada tahun 2006 sebanyak
48.822.925 atau 99,77 % persen dari total pelaku usaha di Indonesia. Data dari BPS , pada
tahun 2004 Industri Kecil Kerajinan dan Rumah Tangga (IKKR) sendiri berjumlah 2,7
juta unit usaha dengan menyerap 6,5 juta pekerja (60,22 %) dari seluruh pekerja yang
dibutuhkan oleh sektor industri pengolahan secara keseluruhan. Sedangkan dari hasil
Survey Usaha Terintegrasi tahun 2004 yang dilakukan oleh BPS (SUSI-04) tercatat 17,14
juta usaha tidak berbadan hukum diluar kategori lapangan usaha pertanian dan perikanan
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 30,55 juta jiwa. Karakteristik industri kecil
menengah antara lain berskala mikro, tersebar di seluruh Indonesia, padat karya, investasi
relative kecil dan menghasilkan nilai tambah tinggi, entry barrier rendah (menggunakan
teknologi sederhana sampai madya, dan tidak memerlukan skill yang tinggi), sumber
penciptaan wirausaha baru, memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dalam mengantisipasi
dinamika perubahan pasar dan tahan terhadap gejolak krisis ekonomi (Dirjen IKM, 2006).
Laporan tersebut juga mencatat bahwa tahun 2005 potensi IKM anyaman mencapai
631.993 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.254.491 orang
menghasilkan nilai produksi Rp. 4,91 trilyun lebih, dan memiliki nilai ekspor lebih dari
US$ 17,34 juta.
5
B. Jurnal Pembanding
industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Hal itu
karena sektor ini merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia
selama sepuluh tahun terakhir. Misalnya pada tahun 2002, sektor industri pengolahan
diperkirakan mencapai lebih dari seperempat atau 25,01 persen komponen pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB), sementara sektor pertanian hanya menyumbang sekitar
17,47 persen. Pertumbuhan sektor industri juga mengalami berbagai macam kendala
sehingga kurang optimal. Kendala-kendala tersebut menyebabkan melemahnya daya
saing yang dimiliki oleh industri sehingga menjadi kurang kompetitif. Beberapa bentuk
kendala dalam sektor industri dijelaskan pada Gambar 2. Beberapa faktor yang dianggap
dapat menghambat daya saing industri antara lain : rendahnya produktivitas, infrastruktur
yang kurang mendukung, peningkatan biaya produksi dan keterbatasan inovasi. Jika
diamati lebih lanjut maka bisa dilihat bahwa rendahnya produktivitas sektor industri kita
disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya penguasaan
teknologi, dan keterbatasan kapasitas produksi. Di sisi lain peningkatan biaya produksi
diakibatkan oleh bertambahnya beban pungutan yang harus dibayarkan oleh perusahaan
akibat banyaknya perda, birokrasi yang bertele-tele dan pelaksanaan otonomi daerah.
Selain itu harga bahan bakar yang naik, upah minimum yang meningkat juga semakin
memberatkan perusahaan. Akibatnya cost yang harus ditanggung perusahaan sangat
tinggi yang berdampak pada tingginya harga produk yang ditawarkan. Perusahaan
menjadi tidak kompetitif lagi di pasar dan kalah bersaing dengan industri luar negeri..
A. Jurnal Utama
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penilitian dilakuakan di IKM agel Sentolo, Kab. Kulon Progo, dan penelusuran
sumber bahan baku di Dupok, Bangkalan dan desa Bulusari Grajagan, Banyuwangi,
industri pemintalan agel di Kapasan, Kecamatan Nguling, Kab. Pasuruan, serta
6
penelusuran pemasaran pada eksportir dan pedagang kerajinan anyaman di Pasar
Beringharjo, Yogyakarta..
2. obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah produk yang dihasilkan pada tiap-tiap rantai produksi.
Sejak dari produk yang dihasilkan dari kebun untuk bahan baku, pengolahan awal,
pengolahan lebih lanjut, finishing produk dilakukan oleh skala/subrantai industri yang
berbeda, dimana masing-masing sub-rantai industri menerapkan strategi bauran produk
yang lebih spesifik dan berbeda dengan sub-rantai industri lainnya. Berikut ini adalah
Gambaran Rantai Produk Industri anyaman agel yang menjadi obyek penelitian.
7
2.5. KESIMPULAN
A. Jurnal Utama
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu bahwa :
1. Secara teori para pelaku usaha pada IKM anyaman Agel barangkali tidak
menekuni, namun demikian secara praktek dapat dilihat fakta di lapangan
bagaimana mereka menerapkan strategi pengembangan usaha, kemudian
memanfaatkan peluang, bertahan terhadap krisis, membangun jaringan distribusi
bahan baku maupun produk, menerapkan strategi harga, menerapkan promosi dari
mulut ke mulut adalah penerapan unsur-unsur dalam teori manajemen strategi.
2. Jaringan distribusi dari bahan baku sampai ke pemasaran terbentuk secara alamiah
karena saling membutuhkan. Pada Kebijakan Industri hal tersebut membentuk apa
yang disebut sebagai klaster industri. Aturan secara formal tidak begitu
diterapkan, namun yang paling berperan adalah menjaga kepercayaan. Sekali
berbuat curang, sulit untuk memperbaiki, dan menjadi pembicaraan meski sudah
bertahuntahun kemudian.
3. Secara alamiah para perajin melakukan strategi menyesuaikan kemampuan yang
dimiliki. Tak banyak perajin yang melakukan pengembangan strategi agar
usahanya bertambah maju .Kebanyakan dan jumlahnya mencapai jutaan, strategi
bertahan adalah yang dipilih, sehingga meski telah puluhan tahun menekuni
profesi kondisinya tak jauh berbeda dengan awalawal mereka berusaha. Banyak
pula yang IKM anyaman yang tidak mampu bertahan akhirnya menerapkan
strategi gulung tikar agar tidak semakin merugi
Jurnal Pembanding
Berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut : Tiga agenda yang perlu
direkomendasikan untuk meningkatkan daya saing IKM. Pertama, pemerintah diminta
menerapkan standar formal, seperti perpajakan dan lingkungan yang ketat sehingga
8
IKM terdorong untuk meningkatkan kualitas manajemen dan usahanya. Kedua,
pemerintah dan badan donor diminta mempertimbangkan kupon spesifik (specific
voucher) dan skema matching grant yang akan menyediakan subsidi kepada IKM yang
memerlukan bantuan dari provider komersial dalam memprosess registrasi formalisasi
bisnis dan mengembangkan strategi bisnis jangka panjang. Skema seperti ini
menggantikan free-of-charge training (pelatihan bebas biaya) yang diselenggarakan
pemerintah. Ketiga, pemerintah hendaknya mendorong peningkatkan kualitas provider
dengan memajukan standar akreditasi yang diterima secara internasional dan
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.
9
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
10
tidak mampu bertahan akhirnya menerapkan strategi gulung tikar agar tidak semakin
merugi
Strategi harga yang banyak bergantung pada pemesan di atasnya menimbulkan
apa yang disebut ”Trickle down effecttetesan ke bawah” dari para juragan besar yang
mendapat order dari para eksportir atau dari pemilik modal yang lebih besar ke pemilik
modal yang lebih kecil/ rendah kedudukannya
11
provider dengan memajukan standar akreditasi yang diterima secara internasional dan
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah ke dua jurnal ini maka reviewer menyimpulkan bahwa jurnal ini sangat
baik untuk dibaca dan dihayati karena jurnal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
ekonomi khususnya dalam bidang Perindustrian . jurnal ini juga akan mengajar kita dan
membuka pengetahuan kita tentang
Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah kurikulum dan mensponsori kegiatan
perbaikan industri kecil Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anak-anak mereka melalui perumusan
tujuan pendidikan.
.
4.2. SARAN
Review menyarankan kepada pembaca agar mencari jurnal ini dan menjadikan
sebagai topik bacaan, karena nilai daam jurnal ini sangat berfungsi bagi kita secara umum.
Penemuan dalam penelitian jurnal ini sangat berhubungan dengan dengan kehidupan kita,
sehingga tidak ada salahnya kita menggunakan jurnal ini sebagai panduan kita untuk
membantu sekolah sekolah yang dimana sangat susah dan sulit dalam mengatur dan
mengelola kurikulumnya sendiri.
13
CRITICAL BOOK REPORT
GEOGRAFI INDUSTRI
“Drs. Mbina Pinem M.Si”
DISUSUN OLEH :
Naomi manurung
3191131012
KELAS D / 2019
Puji syukur Saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Book
Report” . Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya ,maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas ini. Mudah-mudahan dengan adanya
pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi
penulis maupun bagi para pembaca.
Naomi manurung
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
IDENTITAS BUKU
1
BAB II
RINGKASAN BUKU
2
BAB 2 KONSEP DASAR PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi,
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah lebih dikenal sebagai
sampah, yang keberadaannya sering tidak dikehendaki dan mengganggu lingkungan,
karena sampah dipandang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah Industri Limbah
Industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses secara langsung maupun
proses secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan industri adalah limbah yang
terproduksi bersamaan dengan proses produksi, di mana produk dan limbah hadir
pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak lang ung terproduksi sebelum proses
maupun sesudah proses produksi.
Limbah padat atau sampah, merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, atau bubur yang berhasil dari suatu proses pengolahan (Daryanto, 1995).
Sumber-sumber limbah padat berupa padatan atau lumpur merupakan hasil
pengolahan dari industri kertas, pulp, pabrik gula, rayon, plywood, limbah nuklir,
pengaawetan buah, ikan, daging, Dan lain-lain.
3
Proses terbetuknya limbah padat atau sampah industri bermula dari material
atau bahan, di mana dari bahan tersebut dapat dibuat sesuatu/barang yang dibutuhkan.
Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material bisa berupa bahan mentah
yang belum diproses, atau sudah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi
lebih lanjut. Dalam masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang
belum selesai
Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun
sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas. Pada
umumnya, limbah gas ini memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk
hidup yang ada di Bumi (baca: kerak Bumi). Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas.
Oleh karena bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara.
Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas,
pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi, asap- asap kendaraan, asap- asap
mesin dan lain sebagainya. Limbah gas merupakan limbah yang fleksibel dan
keberadaannya dapat tercampur dengan udara. Apabila tidak dilakukan penanganan
maka limbah gas akan menyebabkan masalah yang berbahaya. beberapa dampak
adanya pencemaran limbah (baca: dampak polusi air) gas ini antara lain adalah:
Pemanasan global atau global warming, Emisi karbon, Hujan asam dan Daerah
dengan oksigen kaleng.
4
2.2 Ringkasan Buku Pembanding
Buku yang berjudulkan “Penaganan Limbah Industri Pangan” yang ditulis
oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rahayu terdiri dari 9 Bab pokok
pembahasan yaitu Bab 1 Pendahuluan,bab 2 sifat-sifat limbah industri pangan, bab
3 mikroorganisme pengurai komponen organik air limbah, bab 4 dasar-dasar
penanganan biologik, bab 5 penanganan dengan sistem kolam dan lagun, bab 6
penangan dengan sistem aerobik, bab 7 penanganan dengan sistem anaerobik, bab
8 penanganan reduksi kandungan nitrogen, dan bab 9 penaganan dengan cara fisik
dan kimia, dengan ringkasan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
5
kuantitas dan kualitasnya. Limbah dari industri pangan merupakan limbah yang
berbeban rendah, volume cairan tinggi, sedangkan yang berasal dari peternakan
cenderung berbeban tinggi tetapi volume rendah. Pengetahuan mengenai sifat-sifat
limbah akan sangat mem- bantu dalam penetapan metode penanganan dan atau
pembuang- an limbah ng efektif. Penanganan biologik misalnya cocok dilakukan pada
limbah cair yang mengandung bahan padatan organik terlarut. Limbah padat dengan
kadar organik tinggi cocok untuk pembakaran Atau pemupukan.
6
BAB 5 PENANGANAN DENGAN SISTEM KOLAM DAN LAGUN
Sistem pengolahan aerobik atau ATS , sering disebut (tidak tepat) sistem
septik aerobik, adalah sistem pengolahan limbah skala kecil mirip dengan
sistem tangki septik , tetapi yang menggunakan
proses aerobik untuk pencernaan daripada hanya proses anaerob yang digunakan
dalam sistem septik. Sistem ini umumnya ditemukan di daerah pedesaan di mana
saluran pembuangan umum tidak tersedia, dan dapat digunakan untuk satu tempat
tinggal atau untuk sekelompok kecil rumah.
7
media tumbuh dengan harapan distribusi mikroorganisme tersebar merata diseluruh
reaktor tanpa bantuan energy.
1. Tahap penyaringan yaitu tahap dimana terjadi penyaringan materi fisik seperti
pasir
2. Tahap awal yang memisahkan partikel padat seperti pasir, batu, dan lain-lain
3. Tahap pengendapan dimana limbah berupa air akan diendapkan. Endapannya
nanti yang akan diarahkan ke saluran lain untuk dibuang
4. Tahap pengapungan dimana digunakan alat untuk menghasilkan gelembung yang
membawa partikel seperti minyak
1. Netralisasi yaitu menggunakan reaksi asam dan basa. Netralisasi ini bertujuan
untuk menetralkan pH limbah
2. Presipitasi yaitu metode menambahkan zat agar polutan-polutan terbentuk
menjadi padatan-padatan
3. Koagulasi dan flokasi dimana metode untuk mengubah partikel yang tersuspensi
halus untuk diubah menjadi padatan-padatan
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Report Buku
Buku utama yang ditulis oleh Latar Muhammad Arief dan Buku
pembanding yang ditulis oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji
Rajayu memiliki persamaan dan perbedaan dimana review kedua buku
tersebut yaitu :
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Buku yang berjudulkan “Pengolahan Limbah Industri” yang ditulis oleh Latar
Muhammad Arief, terdiri dari 5 Bab pokok pembahasan yaitu Bab 1 industrialisasi dan
dampaknya, bab 2 konsep dasar pengolahan limbah, bab 3 limbah pada, bab 4 pengolahan
limbah tekstil, dan bab 5 pengolahan limbah gas. Buku yang berjudulkan “Penaganan
Limbah Industri Pangan” yang ditulis oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji
Rahayu terdiri dari 9 Bab pokok pembahasan yaitu Bab 1 Pendahuluan,bab 2 sifat-sifat
limbah industri pangan, bab 3 mikroorganisme pengurai komponen organik air limbah,
bab 4 dasar-dasar penanganan biologik, bab 5 penanganan dengan sistem kolam dan
lagun, bab 6 penangan dengan sistem aerobik, bab 7 penanganan dengan sistem
anaerobik, bab 8 penanganan reduksi kandungan nitrogen, dan bab 9 penaganan dengan
cara fisik dan kimia. Kedua buku baik buku utama dan buku pembanding sama-sama
merupakan buku yang baik untuk dipelajari baik kalangan pelajar, pengajar ataupun
masyarakat lainnya karena kedua buku ini memberikan wawasan kepada setiap pembaca
dalam hal perlunya menlestarikan pengolahan dan penangan limbah.
4.2 Saran
Ada baiknya apabila kelemahan dari buku tersbut diperbaikan dan dieavaluasi
kembali agar lebih menarik di baca oleh pemabaca. Dengan adanya critical book review
yang berbentuk makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan ataupun
menjadikan tambahan materi yang tentunya mengenai pengolahan limbah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Jenie , Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rajayu.1993. Penanganan Limbah Industri
Pangan. Yogyakarta: Kanisius
11