Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Kajian Stratejik Kelola Usaha Pada Industri Kecil Agel Dan Penguatan Ekonomi
Industri Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri

Oleh :

Naomi manurung
(3191131012)

Kelas D/2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memeberikan berkat serta penyertaannya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Review Jurnal yang di tugaskan tentang Kewirausahaan:
Kajian Stratejik Kelola Usaha Pada Industri Kecil Agel Dan Penguatan Ekonomi
Industri Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri
Dan tak lupa kami berterima kasih kepada Drs. Mbina Pinem, M.Si. yang
telah memberikan tugas ini kepada saya. Sehingga dapat memperdalam materi mata
kuliah Geografi Industri.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, Oleh
karena itu saya sangat mengaharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dan
menyempurnakan laporan saya ini, saya berharap semoga penulisan ini dapat
membantu dan menambah wawasan bagi kita semua.
\

Medan, Maret 2022

Naom manurung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Identitas jurnal ....................................................................... 1


1.2. Pendahuluan .......................................................................... 1
BAB II RINGKASAN JURNAL

2.1. Abstrak.................................................................................... 3
2.2. Pendahuluan............................................................................ 4
2.3. Landasan Teori ....................................................................... 5
2.4. Metodologi Penelitian............................................................. 5
2.7. Kesimpulan ............................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN JURNAL


3.1. Pembahasan Jurnal Review .................................................... 9
3.2. Evaluasi Jurnal Review .......................................................... 10
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................................................................. 12
4.2. Saran ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

RINGKASAN JURNAL

2.1. IDENTITAS JURNAL

1. Jurnal utama

A. judul : Analisis Pengembangan Kota Berdasarkan


Kondisi Fisik Wilayah
Kota Masohi Ibukota Kabupaten Maluku Tengah
B. Penulis : Asbi Samli
C. Nama jurnal : Plano Madani
D. Vol/nomor : vol.1/ no.1
E. Issn :-
F. Penerbit :-
G. Tahun terbit 2012
2. Jurnal pembanding
A. judul : Strategi Pengembangan Infrastuktur Kecamatan
Caringin Sebangai Pkwp
Wilayah Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
B. Penulis : Dadan Mukhsin
C. Nama jurnal : perencanaan Wilayah dan Kota
D. Vol/nomor : Vol.15/No.1
E. Issn :-
F. Penerbit : Universitas Islam Bandung
G. Tahun terbit 2016

2.2. PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009: 3). UU. No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,

1
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen kurikulum adalah suatu system
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena
itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
lembaga pendidikan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi
kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber
dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.

2
BAB II
RINGKASAN JURNAl

2.1. ABSTRAK

a. Jurnal Utama :

IKM anyaman agel adalah salah satu sub sektor IKM kerajinan yang mampu
menggerakkan ekonomi dan menjadi ikon kabupaten Kulon Progo. Agel diperoleh dari
hasil pembelahan bagian atas pucuk daun Corypha Gebanga .Teknologi yang digunakan
masih sangat sederhana namun mampu merambah ke pasar manca Negara seperti USA,
Eropa, Australia, Malaysia, Jepang. Tahun 1998, meski kondisi Negara Indonesia
mengalami krisis moneter, dimana banyak perusahaan besar sedang tiarap , justru para
pelaku industri agel mengalami “golden era”. Tahun 2009 Realisasi ekspor kerajinan agel
dari Kulon Progo mencapai volume 831.000 kg dengan nilai $ 1.138.800. Luas panen
tanaman gebang di Kulon Progo hanya tinggal 47 Ha dengan produktivitas 0,83
ton/Ha/tahun . Hasil dari luas panen tanaman agel di Kulon Progo diperkirakan hanya
mampu mensuplay kurang dari 1 % kebutuhan bahan baku padahal pasar kerajinan
anyaman agel masih sangat terbuka. Oleh karena itu Model Bauran Pemasaran dari
Craven,1994 diharapkan dapat menggambarkan strategi kelola usaha pada IKM anyaman
agel di Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara alamiah IKM anyaman
agel sudah membentuk klaster industri tersendiri untuk memenuhi bahan baku,
menerapkan strategi agar proses produksi dapat berlanjut, mempromosikan &
memasarkan produk, menerapkan strategi harga, kesemua hal tersebut bermuara pada
kepuasan pembeli /pelanggan.

B. Jurnal Pembanding

The development of industry cluster and business network is believed to be able


to improve the ability and competitiveness for small and medium enterprises (Industri
Kecil dan Menengah/ IKM) because it can cope with IKM limitation to catch the chance

3
of market share which needs high output production, homogenity standard and regular
production. The facts in many countries show how the comparative advantages have
shifted from natural based economy and low cost of work force to knowledge based
economy. Thus, the ability of IKM to create, access and comercialize new knowledge to
global market will determine continual competitiveness.

2.2. PENDAHULUAN

A. Jurnal Utama

Sampai saat ini perekonomian kita masih dihadapkan pada situasi yang kurang
menguntungkan. Krisis ekonomi regional berdampak luas terhadap perekonomian
Indonesia, menyebabkan menurunnya kegiatan hampir semua sektor termasuk di sektor
industri. Indonesia yang mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 dan meluas
menjadi krisis multi dimensi telah menyebabkan kemunduran berbagai kegiatan
ekonomi rakyat berupa terganggunya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Permasalahan tersebut telah membawa dampak pada meningkatnya pengangguran dan
jumlah penduduk miskin, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan (Dirjen IKM,
2006; Aca,2007; Kuncoro,2006). Kemiskinan pedesaan (rural poverty) merupakan salah
satu topik pokok yang tidak dapat dipisahkan dari masalah pembangunan, terutama di
Negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sebagian besar penduduknya tinggal
di daerah pedesaan termasuk kawasan sekitar hutan (Usman

B. Jurnal Pembanding
Globalisasi merupakan suatu fenomena yang mendorong perusahaan di tingkat
mikro ekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional. Dengan globalisasi yang menyatukan pasar dan
kompetisi investasi internasional meningkatkan tantangan sekaligus peluang bagi semua
perusahaan baik kecil, menengah maupun besar. Untuk menghadapai globalisasi maka
diperlukan daya saing yang kuat. Daya saing merupakan kemampuan perusahaan,
industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan
faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan
internasional. Daya saing industri merupakan fenomena di tingkat mikro perusahaan
sehingga kebijakan pembangunan industri nasional harus didahului dengan

4
mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya. Pengembangan
ekonomi lokal bukanlah hal yang baru, tetapi konsep pengembangan ekonomi lokal dan
teknik implementasinya terus berkembang. Secara umum pengembangan ekonomi
regional atau lokal pada dasarnya adalah usaha untuk penguatan daya saing ekonomi lokal
untuk pengembangan ekonomi daerah dan akumulasi kegiatan tersebut akan berpengaruh
besar pada pengembangan daya saing ekonomi nasional dan penguatan daya saing
ekonomi nasional.

2.3. LANDASAN TEORI

A. Jurnal Utama

Industri kerajinan merupakan sub sektor industri kecil menengah (IKM) yang
menjadi tulang punggung penggerak perekonomian Indonesia. Kedudukan IKM sangat
strategis dalam perekonomian nasional karena jumlah unit usahanya yang cukup besar (+
3,4 juta), dan menyerap tenaga kerja + 8,5 juta (Dirjen IKM, 2006). Catatan data dari
Kementrian UKM jumlah Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada tahun 2006 sebanyak
48.822.925 atau 99,77 % persen dari total pelaku usaha di Indonesia. Data dari BPS , pada
tahun 2004 Industri Kecil Kerajinan dan Rumah Tangga (IKKR) sendiri berjumlah 2,7
juta unit usaha dengan menyerap 6,5 juta pekerja (60,22 %) dari seluruh pekerja yang
dibutuhkan oleh sektor industri pengolahan secara keseluruhan. Sedangkan dari hasil
Survey Usaha Terintegrasi tahun 2004 yang dilakukan oleh BPS (SUSI-04) tercatat 17,14
juta usaha tidak berbadan hukum diluar kategori lapangan usaha pertanian dan perikanan
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 30,55 juta jiwa. Karakteristik industri kecil
menengah antara lain berskala mikro, tersebar di seluruh Indonesia, padat karya, investasi
relative kecil dan menghasilkan nilai tambah tinggi, entry barrier rendah (menggunakan
teknologi sederhana sampai madya, dan tidak memerlukan skill yang tinggi), sumber
penciptaan wirausaha baru, memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dalam mengantisipasi
dinamika perubahan pasar dan tahan terhadap gejolak krisis ekonomi (Dirjen IKM, 2006).
Laporan tersebut juga mencatat bahwa tahun 2005 potensi IKM anyaman mencapai
631.993 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.254.491 orang
menghasilkan nilai produksi Rp. 4,91 trilyun lebih, dan memiliki nilai ekspor lebih dari
US$ 17,34 juta.

5
B. Jurnal Pembanding

industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Hal itu
karena sektor ini merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia
selama sepuluh tahun terakhir. Misalnya pada tahun 2002, sektor industri pengolahan
diperkirakan mencapai lebih dari seperempat atau 25,01 persen komponen pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB), sementara sektor pertanian hanya menyumbang sekitar
17,47 persen. Pertumbuhan sektor industri juga mengalami berbagai macam kendala
sehingga kurang optimal. Kendala-kendala tersebut menyebabkan melemahnya daya
saing yang dimiliki oleh industri sehingga menjadi kurang kompetitif. Beberapa bentuk
kendala dalam sektor industri dijelaskan pada Gambar 2. Beberapa faktor yang dianggap
dapat menghambat daya saing industri antara lain : rendahnya produktivitas, infrastruktur
yang kurang mendukung, peningkatan biaya produksi dan keterbatasan inovasi. Jika
diamati lebih lanjut maka bisa dilihat bahwa rendahnya produktivitas sektor industri kita
disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya penguasaan
teknologi, dan keterbatasan kapasitas produksi. Di sisi lain peningkatan biaya produksi
diakibatkan oleh bertambahnya beban pungutan yang harus dibayarkan oleh perusahaan
akibat banyaknya perda, birokrasi yang bertele-tele dan pelaksanaan otonomi daerah.
Selain itu harga bahan bakar yang naik, upah minimum yang meningkat juga semakin
memberatkan perusahaan. Akibatnya cost yang harus ditanggung perusahaan sangat
tinggi yang berdampak pada tingginya harga produk yang ditawarkan. Perusahaan
menjadi tidak kompetitif lagi di pasar dan kalah bersaing dengan industri luar negeri..

2.4. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jurnal Utama
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penilitian dilakuakan di IKM agel Sentolo, Kab. Kulon Progo, dan penelusuran
sumber bahan baku di Dupok, Bangkalan dan desa Bulusari Grajagan, Banyuwangi,
industri pemintalan agel di Kapasan, Kecamatan Nguling, Kab. Pasuruan, serta

6
penelusuran pemasaran pada eksportir dan pedagang kerajinan anyaman di Pasar
Beringharjo, Yogyakarta..

2. obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah produk yang dihasilkan pada tiap-tiap rantai produksi.
Sejak dari produk yang dihasilkan dari kebun untuk bahan baku, pengolahan awal,
pengolahan lebih lanjut, finishing produk dilakukan oleh skala/subrantai industri yang
berbeda, dimana masing-masing sub-rantai industri menerapkan strategi bauran produk
yang lebih spesifik dan berbeda dengan sub-rantai industri lainnya. Berikut ini adalah
Gambaran Rantai Produk Industri anyaman agel yang menjadi obyek penelitian.

7
2.5. KESIMPULAN

A. Jurnal Utama
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu bahwa :
1. Secara teori para pelaku usaha pada IKM anyaman Agel barangkali tidak
menekuni, namun demikian secara praktek dapat dilihat fakta di lapangan
bagaimana mereka menerapkan strategi pengembangan usaha, kemudian
memanfaatkan peluang, bertahan terhadap krisis, membangun jaringan distribusi
bahan baku maupun produk, menerapkan strategi harga, menerapkan promosi dari
mulut ke mulut adalah penerapan unsur-unsur dalam teori manajemen strategi.
2. Jaringan distribusi dari bahan baku sampai ke pemasaran terbentuk secara alamiah
karena saling membutuhkan. Pada Kebijakan Industri hal tersebut membentuk apa
yang disebut sebagai klaster industri. Aturan secara formal tidak begitu
diterapkan, namun yang paling berperan adalah menjaga kepercayaan. Sekali
berbuat curang, sulit untuk memperbaiki, dan menjadi pembicaraan meski sudah
bertahuntahun kemudian.
3. Secara alamiah para perajin melakukan strategi menyesuaikan kemampuan yang
dimiliki. Tak banyak perajin yang melakukan pengembangan strategi agar
usahanya bertambah maju .Kebanyakan dan jumlahnya mencapai jutaan, strategi
bertahan adalah yang dipilih, sehingga meski telah puluhan tahun menekuni
profesi kondisinya tak jauh berbeda dengan awalawal mereka berusaha. Banyak
pula yang IKM anyaman yang tidak mampu bertahan akhirnya menerapkan
strategi gulung tikar agar tidak semakin merugi

Jurnal Pembanding

Berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut : Tiga agenda yang perlu
direkomendasikan untuk meningkatkan daya saing IKM. Pertama, pemerintah diminta
menerapkan standar formal, seperti perpajakan dan lingkungan yang ketat sehingga

8
IKM terdorong untuk meningkatkan kualitas manajemen dan usahanya. Kedua,
pemerintah dan badan donor diminta mempertimbangkan kupon spesifik (specific
voucher) dan skema matching grant yang akan menyediakan subsidi kepada IKM yang
memerlukan bantuan dari provider komersial dalam memprosess registrasi formalisasi
bisnis dan mengembangkan strategi bisnis jangka panjang. Skema seperti ini
menggantikan free-of-charge training (pelatihan bebas biaya) yang diselenggarakan
pemerintah. Ketiga, pemerintah hendaknya mendorong peningkatkan kualitas provider
dengan memajukan standar akreditasi yang diterima secara internasional dan
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.

9
BAB III

PEMBAHASAN JURNAL

3.1 Jurnal Utama

A. Pembahasan Jurnal Review

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan pada


pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa keunggulan yaitu bahwa menerapkan
strategi pengembangan usaha, kemudian memanfaatkan peluang, bertahan terhadap
krisis, membangun jaringan distribusi bahan baku maupun produk, menerapkan strategi
harga, menerapkan promosi dari mulut ke mulut adalah penerapan unsur-unsur dalam
teori manajemen strategi. Margin/ keuntungan digambarkan seperti segitiga terbalik,
karena harga sangat ditentukan oleh level yang lebih atas. Pemasar/ Trader/ Eksportir
adalah pihak yang paling menikmati keuntungan, sementara buruh adalah pihak yang
paling kecil menikmati keuntungan. Pemintal agel di Pasuruan lebih mudah
dipengaruhi untuk menghasilkan produk yang diinginkan pelanggan . Hal tersebut
karena juragan besar menerapkan strategi upah yang berbeda sesuai dengan 3 (tiga)
kategori produk yaitu super (< 1 mm), sedang (1 mm) , dan besar (2 mm).

B. Evaluasi Jurnal Review

Jaringan distribusi dari bahan baku sampai ke pemasaran terbentuk secara


alamiah karena saling membutuhkan. Pada Kebijakan Industri hal tersebut membentuk
apa yang disebut sebagai klaster industri. Aturan secara formal tidak begitu diterapkan,
namun yang paling berperan adalah menjaga kepercayaan. Sekali berbuat curang, sulit
untuk memperbaiki, dan menjadi pembicaraan meski sudah bertahuntahun kemudian.
Secara alamiah para perajin melakukan strategi menyesuaikan kemampuan yang
dimiliki. Tak banyak perajin yang melakukan pengembangan strategi agar usahanya
bertambah maju .Kebanyakan dan jumlahnya mencapai jutaan, strategi bertahan adalah
yang dipilih, sehingga meski telah puluhan tahun menekuni profesi kondisinya tak jauh
berbeda dengan awalawal mereka berusaha. Banyak pula yang IKM anyaman yang

10
tidak mampu bertahan akhirnya menerapkan strategi gulung tikar agar tidak semakin
merugi
Strategi harga yang banyak bergantung pada pemesan di atasnya menimbulkan
apa yang disebut ”Trickle down effecttetesan ke bawah” dari para juragan besar yang
mendapat order dari para eksportir atau dari pemilik modal yang lebih besar ke pemilik
modal yang lebih kecil/ rendah kedudukannya

3.2 JURNAL PEMBANDING

A. PEMBAHASAN JURNAL REVIEW


Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, maka dapat ditarik beberapa keunggulan yaitu Industri kecil dan menengah yang
selama ini tidak mendapatkan fasilitas berarti dari pemerintah terbukti tangguh
menghadapi gejolak-gejolak eksternal. Namun demikian untuk menghadapi globalisasi
maka IKM perlu menguatkan daya saingnya antara lain melalui klaster industri agar
memiliki keunggulan kompetitip dan mampu bersaing dengan entitas bisnis lainnya.
Hasil yang ingin dicapai dari berbagai kegiatan tersebut adalah pengembangan
produktivitas dan kualitas untuk menciptakan volume ekspor sebagai dampak dari
kepuasan konsumen, kemudian produk baru hasil pengembangan melalui penerapan
manajemen desain dapat diterima oleh pasar.

B. EVALUASI REVIEW JURNAL

pemerintah diminta menerapkan standar formal, seperti perpajakan dan


lingkungan yang ketat sehingga IKM terdorong untuk meningkatkan kualitas manajemen
dan usahanya. Kedua, pemerintah dan badan donor diminta mempertimbangkan kupon
spesifik (specific voucher) dan skema matching grant yang akan menyediakan subsidi
kepada IKM yang memerlukan bantuan dari provider komersial dalam memprosess
registrasi formalisasi bisnis dan mengembangkan strategi bisnis jangka panjang. Skema
seperti ini menggantikan free-of-charge training (pelatihan bebas biaya) yang
diselenggarakan pemerintah. Ketiga, pemerintah hendaknya mendorong peningkatkan
kualitas

11
provider dengan memajukan standar akreditasi yang diterima secara internasional dan
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Setelah ke dua jurnal ini maka reviewer menyimpulkan bahwa jurnal ini sangat
baik untuk dibaca dan dihayati karena jurnal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
ekonomi khususnya dalam bidang Perindustrian . jurnal ini juga akan mengajar kita dan
membuka pengetahuan kita tentang
Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah kurikulum dan mensponsori kegiatan
perbaikan industri kecil Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anak-anak mereka melalui perumusan
tujuan pendidikan.
.

4.2. SARAN

Review menyarankan kepada pembaca agar mencari jurnal ini dan menjadikan
sebagai topik bacaan, karena nilai daam jurnal ini sangat berfungsi bagi kita secara umum.
Penemuan dalam penelitian jurnal ini sangat berhubungan dengan dengan kehidupan kita,
sehingga tidak ada salahnya kita menggunakan jurnal ini sebagai panduan kita untuk
membantu sekolah sekolah yang dimana sangat susah dan sulit dalam mengatur dan
mengelola kurikulumnya sendiri.

13
CRITICAL BOOK REPORT

GEOGRAFI INDUSTRI
“Drs. Mbina Pinem M.Si”

DISUSUN OLEH :
Naomi manurung
3191131012

KELAS D / 2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Book
Report” . Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya ,maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas ini. Mudah-mudahan dengan adanya
pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi
penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, Maret 2022

Naomi manurung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB I IDENTITAS BUKU ......................................................................................................................... 1
1.1 Bibliografi Buku Utama ................................................................................................................ 1
1.2 Bibliografi Buku Pembanding ....................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN BUKU ..................................................................................................................... 2
2.1 Ringkasan Buku Utama ................................................................................................................. 2
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ........................................................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 9
3.1 Report Buku ................................................................................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................10
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 10
4.2 Saran ............................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

ii
BAB I
IDENTITAS BUKU

1.1 Bibliografi Buku Utama


Judul : Pengolahan Limbah Industri
Penulis : Latar Muhammad Arief
Penerbit : CV Andi
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : x = 234 halaman.; 16 x 23 Cm.
ISBN : 978-979-29-5545-3

1.2 Bibliografi Buku Pembanding


Judul : Penanganan Limbah Industri Pangan
Penulis : Betty Sri Laksmi Jenie dan
Winiati Pudjji Rajayu
Penerbit : Kanisius
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 1993
Tebal Buku :-
ISBN : 979-413-769-3

1
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama


Buku yang berjudulkan “Pengolahan Limbah Industri” yang ditulis oleh Latar
Muhammad Arief, terdiri dari 5 Bab pokok pembahasan yaitu Bab 1 industrialisasi
dan dampaknya, bab 2 konsep dasar pengolahan limbah, bab 3 limbah pada, bab 4
pengolahan limbah tekstil, dan bab 5 pengolahan limbah gas dengan ringkasan
sebagai berikut :
BAB 1 INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA

Definisi ekologi industri menurut wikipedia adalah proses industri alur


tertutup, yang berarti bahwa buangan industri menjadi masukan proses industri lain.
Ini berbeda dengan alur terbuka, di mana sumber daya dan modal yang ditanam
bergerak melalui sistem dan menghæsilkan buangan yang tidak terpakai. Tujuan
utama dari ekologi industri adalah untuk mengorganisasi sistem industri sehingga
diperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Pengembangan ekologi industri merupakan usaha untuk membuat konsep baru dalam
mempelajari dampak sistem industri pada lingkungan.

Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri dijabarkan


dalam empat elemen utama, yaitu mengoptimasi suatu penggunaan sumber daya yang
ada; membuat siklus material yang tertutup dan meminimalkan emisi3; proses
dematerialisasi; dan pengurangan dan penghilangan ketergantungan pada sumber
energi yang tidak terbarukan. Penerapan kawasan ekologi industri di Indonesia saat
ini masih pada tahap pengembangan, dan masih sangat sedikit kawasan industri yang
menerapkannya. Hal ini disebabkan adanya ketakutan industri untuk membagi
informasi tentang bahan baku, proses produksi, dan limbah apa yang dihasilkan.
Industri masih menganggap informasi tersebut dapat disalahgunakan oleh industri lain
untuk meniru produknya. Peran pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen sangat
diperlukan untuk mendorong industri menerapkan ekologi industri. Pemerintah dapat
berperan dalam pembuatan kebijakan peraturan dan pemberian insentif bagi industri
yang menerapkan ekologi industri. Masyarakat sebagai konsumen dapat menekan
industri dengan memilih produk yang dihasilkan dari proses yang ramah lingkungan.

2
BAB 2 KONSEP DASAR PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi,
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah lebih dikenal sebagai
sampah, yang keberadaannya sering tidak dikehendaki dan mengganggu lingkungan,
karena sampah dipandang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah Industri Limbah
Industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses secara langsung maupun
proses secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan industri adalah limbah yang
terproduksi bersamaan dengan proses produksi, di mana produk dan limbah hadir
pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak lang ung terproduksi sebelum proses
maupun sesudah proses produksi.

Prinsip hierarki pengelolaan limbah adalah suatu prinsip yang memberikan


pedoman tentang tahapan-tahapan dalam pengelolaan limbah mulai dari yang
diprioritaskan hingga yang tidak. Dalam berbagai perjanjian lingkungan internasional,
seperti Konvensi Basel dan Konvensi Stockholm, serta peraturan pengelolaan limbah
di berbagai negara, seperti Directive 2006/12 dan Directive 2000/76 European
Community, mengharuskan penghormatan terhadap prinsip pengelolaan limbah ini.
Peraturan perundang-undangan Indonesia, seperti Undang- Undang Nmor 18 tahun
1999 Tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18/1999 jo
PP 85/1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) juga
menegaskan prinsip yang sama.

BAB 3 LIMBAH PADA

Limbah padat atau sampah, merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, atau bubur yang berhasil dari suatu proses pengolahan (Daryanto, 1995).
Sumber-sumber limbah padat berupa padatan atau lumpur merupakan hasil
pengolahan dari industri kertas, pulp, pabrik gula, rayon, plywood, limbah nuklir,
pengaawetan buah, ikan, daging, Dan lain-lain.

3
Proses terbetuknya limbah padat atau sampah industri bermula dari material
atau bahan, di mana dari bahan tersebut dapat dibuat sesuatu/barang yang dibutuhkan.
Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material bisa berupa bahan mentah
yang belum diproses, atau sudah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi
lebih lanjut. Dalam masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang
belum selesai

BAB 4 PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL

Dalam mengolah air limbah tekstil, dilakukan 3 proses, yaitu:

1. Proses Pre-Treatment : Proses ini bertujuan mengkondisikan karakteristik air


limbah yang akan diolah, mulai dari : penyaringan partikel kasar, penghilangan
warna (decolouring), equalisasi (penyeimbangan debit), penyaringan halus, dan
penyesuaian suhu.
2. Proses Primer : Dalam proses ini dilakukan main treatment (pengolahan utama),
bisa secara biologis dan diikuti proses pengendapan (sedimentasi).
3. Proses Sekunder : Proses ini merupakan tahap lanjutan proses biologi dan
sedimentasi dalam rangka mempersiapkan air limbah olahan memasuki badan air
penerima, sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

BAB 5 PENGOLAHAN LIMBAH GAS

Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun
sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas. Pada
umumnya, limbah gas ini memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk
hidup yang ada di Bumi (baca: kerak Bumi). Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas.
Oleh karena bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara.
Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas,
pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi, asap- asap kendaraan, asap- asap
mesin dan lain sebagainya. Limbah gas merupakan limbah yang fleksibel dan
keberadaannya dapat tercampur dengan udara. Apabila tidak dilakukan penanganan
maka limbah gas akan menyebabkan masalah yang berbahaya. beberapa dampak
adanya pencemaran limbah (baca: dampak polusi air) gas ini antara lain adalah:
Pemanasan global atau global warming, Emisi karbon, Hujan asam dan Daerah
dengan oksigen kaleng.

4
2.2 Ringkasan Buku Pembanding
Buku yang berjudulkan “Penaganan Limbah Industri Pangan” yang ditulis
oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rahayu terdiri dari 9 Bab pokok
pembahasan yaitu Bab 1 Pendahuluan,bab 2 sifat-sifat limbah industri pangan, bab
3 mikroorganisme pengurai komponen organik air limbah, bab 4 dasar-dasar
penanganan biologik, bab 5 penanganan dengan sistem kolam dan lagun, bab 6
penangan dengan sistem aerobik, bab 7 penanganan dengan sistem anaerobik, bab
8 penanganan reduksi kandungan nitrogen, dan bab 9 penaganan dengan cara fisik
dan kimia, dengan ringkasan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN

Limbah industri pangan dapat menimbulkan masalah dalam


penanganannyakarena mengandung sejumlah besar karbohidrat, - protein, lemak,
garam-garam mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan
dan pembersihan. Sebagai contohnya, limbah dari industri susu, pembekuan dan
pengering- an makanan, industri pengolahan daging, unggas, dan hasil laut dapat
menimbulkan bau yang tidak diinginkan dan polusi berat pada perairan bila
pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Pada umumnya, limbah industri
pangan tidak membahayakan kesehatan masyarakat, karena tidak terlibat langsung
dalam per- pindahan penyakit. Akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi
dapat bertindak sebagai sumber makanan untuk per- tumbuhan mikroba. Dengan
pasokan makanan yang berlimpah, mikroorganisme akan berkembang biak dengan
cepat dan mere- duksi oksigen terlarut yang terdapat dalam air. Secara normal, air
mengandung kira-kira 8 ppm oksigen terlarut. Standar minimum oksigen terlarut
untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm dan di ba- wah standar ini akan menyebabkan
kematian ikan dan biota per- airan lainnya.

BAB 2 SIFAT-SIFAT LIMBAH INDUSTRI PANGAN

Pengetahuan akan sifat-sifat limbah industri pangan sangat penting untuk


mengembangkan suatu sistem pengelolaan limbah yang layak. Metode penanganan
dan pembuangan limbah yang telah berhasil dilakukan untuk limbah industri lain
belum tentu berhasil diterapkan pada limbah pertanian, kecuali bila dimodi- fikasi
terlebih dahulu. Limbah yang diproduksi oleh industri pertanian bervariasi dalam

5
kuantitas dan kualitasnya. Limbah dari industri pangan merupakan limbah yang
berbeban rendah, volume cairan tinggi, sedangkan yang berasal dari peternakan
cenderung berbeban tinggi tetapi volume rendah. Pengetahuan mengenai sifat-sifat
limbah akan sangat mem- bantu dalam penetapan metode penanganan dan atau
pembuang- an limbah ng efektif. Penanganan biologik misalnya cocok dilakukan pada
limbah cair yang mengandung bahan padatan organik terlarut. Limbah padat dengan
kadar organik tinggi cocok untuk pembakaran Atau pemupukan.

BAB 3 MIKROORGANISME PENGURAI KOMPONEN


ORGANIK AIR LIMBAH
Dalam penanganan air limbah, mikroorganisme merupakan dasar fungsional
untuk sejumlah proses penanganan. Hal utama dalam penanganan air limbah adalah
pengembangan dan peme- liharaan kultur mikroba yang cocok. Proses penanganan air
limbah secara biologik terdiri dari campuran mikroorganisme yang mampu
memetabolisme limbah organik. Mikroorganisme yang diketemukan dalam air dan air
limbah digolongkan dalam empat grup yaitu: virus, organisme prokariotik, organisme
eukariotik, dan invertebrata sederhana. Organisme prokariotik dan eukariotik bersel
tunggal, sedangkan invertebrata bersel jamak. Virus adalah partikel-partikel yang
tidak hidup yang berikatan dengan organisme hidup. Bakteri, suatu grup prokariotik,
adalah organisme yang mendapat perha- tian utama baik dalam air maupun dalam
penanganan air limbah.

BAB 4 DASAR-DASAR PENANGANAN BIOLOGIK

Degradasi limbah secara biologik merupakan proses yang berlangsung secara


alamiah. Sistem biologik yang terkendali dan tak terkendali merupakan sistem utama
yang digunakan untuk menangani limbah organik. Sistem ini mungkin menangani
lim- bah cair atau padat, mungkin aerobik atau anaerobik, atau fakul- tatif, mungkin di
dalam struktur yang terkendali atau di atas lahan. Contoh proses pena.iganan biologik
termasuk kolam oksi- dasi, lagun aerasi, lagun anaerobik, digester anaerobik,
pembuat- an pupuk, dan penimbunan lahan (land disposal). Oleh karena proses yang
berlangsung adalah biologik, maka pengertian proses harus berdasarkan pada dasar-
dasar mikrobio- logi dan transformasi dalam unit penanganan limbah secara bio-
logik. Rancangan dan operasi proses biologik dapat diharapkan berhasil dilaksanakan
apabila pengertian ini telah dicapai.

6
BAB 5 PENANGANAN DENGAN SISTEM KOLAM DAN LAGUN

Kolam dan lagun merupakan sistem penanganan limbah yang paling


sederhana. Banyak digunakan dalam menangani limbah kota dan limbah pertanian.
Jenis-jenis kolam dan lagun dapat digolongkan dalam fakultatif, aerobik, anaerobik
atau aerasi. Kolam fakultatif adalah yang paling umum digunakan. Isti- lah fakultatif
menggambarkan kolam yang mempunyai kondisi aerobik pada lapisan atas dan proses
anaerobik terjadi pada bagian lapisan bawah, terutama dalam padatan yang terendap.
Kolam sering juga disebut k'Mam oksidasi atau lagun stabilišasi limbah. Muatan
jarang melebihi 50 Ib/ BOD/acre (0.4646 ha)/hari dan efluen mempunyai konsentrasi
BOD dalam kisaran 20-40 mg/l. Benda partikulat merupakan sumber utama BOD
dalam efluen karena limbah influen (yang masuk) telah diubah menjadi bakteri atau
protoplasma ganggang.

BAB 6 PENANGANAN DENGAN SISTEM AEROBIK

Sistem pengolahan aerobik atau ATS , sering disebut (tidak tepat) sistem
septik aerobik, adalah sistem pengolahan limbah skala kecil mirip dengan
sistem tangki septik , tetapi yang menggunakan
proses aerobik untuk pencernaan daripada hanya proses anaerob yang digunakan
dalam sistem septik. Sistem ini umumnya ditemukan di daerah pedesaan di mana
saluran pembuangan umum tidak tersedia, dan dapat digunakan untuk satu tempat
tinggal atau untuk sekelompok kecil rumah.

BAB 7 PENANGANAN DENGAN SISTEM ANAEROBIK

Pengolahan limbah cair secara anaerobik dalam aplikasinya menggunakan


media biofilter dalam reaktor anaerob. Media biofilter yang digunakan bertujuan
untuk tempat melekatnya mikroorganisme sehingga berguna untuk perkembangbiakan
mikroorganisme tersebut. Contoh proses pengolahan anaerobik yaitu sistem anaerobik
filter atau dikenal juga dengan sebutan Fixed Bed Reactor atau Fixed Film Reactor.
Fixed Bed Reactor adalah salah satu cara pengolahan limbah yang menerapkan proses
biologis secara anaerob dengan menggunakan sistem pertumbuhan mikroorganisme
melekat. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang dengan menempel pada suatu
media. Didalam reaktor dipilih sistem pertumbuhan mikroorganisme melekat pada

7
media tumbuh dengan harapan distribusi mikroorganisme tersebar merata diseluruh
reaktor tanpa bantuan energy.

BAB 8 PENANGANAN REDUKSI KANDUNGAN NITROGEN

Metode reduksi kadar nitrogen air limbah mempunyai fungsi sistem


penaganan limbah yaitu:

1. Menurunkan kadar BOD dan padatan tersuspensi


2. Mematikan mikro, dan
3. Menghilangkan nitrogen (bentuk amonia).

BAB 9 PENAGANAN DENGAN CARA FISIK DAN KIMIA

Pengolahan fisika adalah pengolahan limbah dengan menggunakan peralatan


fisik. Pengolahan fisika yaitu

1. Tahap penyaringan yaitu tahap dimana terjadi penyaringan materi fisik seperti
pasir
2. Tahap awal yang memisahkan partikel padat seperti pasir, batu, dan lain-lain
3. Tahap pengendapan dimana limbah berupa air akan diendapkan. Endapannya
nanti yang akan diarahkan ke saluran lain untuk dibuang
4. Tahap pengapungan dimana digunakan alat untuk menghasilkan gelembung yang
membawa partikel seperti minyak

Pengolahan kimia adalah pengolahan limbah dengan menggunakan zat kimia.


Ada beberapa tahap yaitu:

1. Netralisasi yaitu menggunakan reaksi asam dan basa. Netralisasi ini bertujuan
untuk menetralkan pH limbah
2. Presipitasi yaitu metode menambahkan zat agar polutan-polutan terbentuk
menjadi padatan-padatan
3. Koagulasi dan flokasi dimana metode untuk mengubah partikel yang tersuspensi
halus untuk diubah menjadi padatan-padatan

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Report Buku

Buku utama yang ditulis oleh Latar Muhammad Arief dan Buku
pembanding yang ditulis oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji
Rajayu memiliki persamaan dan perbedaan dimana review kedua buku
tersebut yaitu :

a. Kedua buku baik buku utama dan buku pembanding sama-sama


merupakan buku yang baik untuk dipelajari baik kalangan pelajar,
pengajar ataupun masyarakat lainnya karena kedua buku ini
memberikan wawasan kepada setiap pembaca dalam hal perlunya
menlestarikan pengolahan dan penangan limbah.
b. Pada buku utama dan Pembanding memiliki perbedaan diantaranya
Pada buku utama ditebitkan Oleh penerbit CV Andi dan pada buku
pembanding diterbitkan Penerbit Kanisius.
c. Penggunaan Bahasa dan Gaya Bahasa dikedua buku memiliki struktur
bahasa yang digunakan sesuai engan ketentuan dan kaidah Bahasa
Indonesia. Penulisan kata dalam bahasa inggris/asing juga ditandai
dengan kata tersebut dimiringkan, istilah-istilah dalam penggunaan
kata yang jarang juga diberikan penjelasan lebih lanjut dalam glosari,
serta emilihan kata yang tepat sehingga membangun kalimat yang
mudah dan dimengerti oleh setiap pembaca.
d. Isi dari pembahasa buku baik buku utama dan buku pembanding sesuai
dengan judul yang diberikan dal buku tersebut, pembahasan setiap bab
juga sesuai dengan subjudul, setiap pembahasan yang diberikan
memuat berbagai pendapat para ahli baik tokoh dalam negeri maupun
diluar negeri.
e. Kelemahan dari buku pembanding yaitu tidak dicantumkannya di
identitas buku mengenai tebal buku sedangkan pada buku utma
mencantumkan tebal buku. Hal ini juga perlu untuk ditambahkan untuk
kelengkapan dan informasi dari buku tersebut.

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Buku yang berjudulkan “Pengolahan Limbah Industri” yang ditulis oleh Latar
Muhammad Arief, terdiri dari 5 Bab pokok pembahasan yaitu Bab 1 industrialisasi dan
dampaknya, bab 2 konsep dasar pengolahan limbah, bab 3 limbah pada, bab 4 pengolahan
limbah tekstil, dan bab 5 pengolahan limbah gas. Buku yang berjudulkan “Penaganan
Limbah Industri Pangan” yang ditulis oleh Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji
Rahayu terdiri dari 9 Bab pokok pembahasan yaitu Bab 1 Pendahuluan,bab 2 sifat-sifat
limbah industri pangan, bab 3 mikroorganisme pengurai komponen organik air limbah,
bab 4 dasar-dasar penanganan biologik, bab 5 penanganan dengan sistem kolam dan
lagun, bab 6 penangan dengan sistem aerobik, bab 7 penanganan dengan sistem
anaerobik, bab 8 penanganan reduksi kandungan nitrogen, dan bab 9 penaganan dengan
cara fisik dan kimia. Kedua buku baik buku utama dan buku pembanding sama-sama
merupakan buku yang baik untuk dipelajari baik kalangan pelajar, pengajar ataupun
masyarakat lainnya karena kedua buku ini memberikan wawasan kepada setiap pembaca
dalam hal perlunya menlestarikan pengolahan dan penangan limbah.
4.2 Saran
Ada baiknya apabila kelemahan dari buku tersbut diperbaikan dan dieavaluasi
kembali agar lebih menarik di baca oleh pemabaca. Dengan adanya critical book review
yang berbentuk makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan ataupun
menjadikan tambahan materi yang tentunya mengenai pengolahan limbah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Latar Muhammad.2016. Pengolahan Limbah Industri. Yogyakarta: CV Andi

Jenie , Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rajayu.1993. Penanganan Limbah Industri
Pangan. Yogyakarta: Kanisius

11

Anda mungkin juga menyukai