Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“Metodologi”

Dosen Pengampu:
Dra. Tumiar Sidauruk, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

1. Asnimar Duha (3212131005)


2. Edoy Nainggolan (3213131004)
3. Erlina Theresia Sihombing (3213131014)
4. Nindy Asyifa Putri (3211131021)

Kelas : A-2021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Metodelogi” pada mata kuliah Penelitian tindakan Kelas.

Kami sebagai penulis juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Penelitian tindakan Kelas yaitu Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, S.Pd, M.Pd yang sudah memberikan
bimbingannya kepada penulis selama perkuliahan sehingga dapat memahami materi-materi
perkuliahan serta dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini.

Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
sempurnanya makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, September 2023


Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1 Konsep Metodologi Penelitian .............................................................................................. 3
2.2 Proposisi Metodologi Penelitian ........................................................................................... 3
2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas ......................................................................................... 4
2.4 Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas..................................................................................... 6
2.5 Landasan Teori Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................................................... 7
2.6 Metode Penelitian PTK ......................................................................................................... 8
BAB III......................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suyanto (1997:4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflrektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu,
penelitian tindakan kelas terkait erat dengan persoalan praktik pembelaran sehari-hari yang
dihadapi oleh guru. Sebagai contoh jika guru menghadapi persoalan rendahnya minat baca siswa,
sehingga kondisi ini sangat menghambat pencapaian tujuan kurikuler, maka guru dapat melakukan
penelitian tindakan kelas agar minat baca siswa dapat ditingkatkan.

Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat mencoba berbagai tindakan yang berupa program
pembelajaran tertentu seperti mencoba menggunakan bahan bacaan yang lebih memiliki gambar
dan cerita yang lebih menarik, memanfaatkan cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita-cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai
bentuk penelitian tindakan kelas akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya minat
baca para siswanya. Sebaliknya, jika sebenarnya siswa telah memiliki minat baca yang tinggi, akan
tetapi tidak dapat memanfaatkan bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan penelitian
tindakan kelas untuk mencari dan memilih terapi yang tepat terhadap kesalahan siswa dalam
memanfaatkan bahan bacaan yang kurang fungsional.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Konsep Metodologi Penelitian?


b. Apa yang dimaksud dengan Proporsi Metodologi Penelitian?
c. Apa yang dimaksud dengan Model Metodologi Penelitian?
d. Apa yang dimaksud dengan Hipotesis Metodologi Penelitian?
e. Apa yang dimaksud dengan Landasan Teori dalam Penelitian Tindakan Kelas?
f.

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui Konsep Metodologi Penelitian

1
b. Untuk mengetahui Proporsi Metodologi Penelitian
c. Untuk mengetahui Model Metodologi Penelitian
d. Untuk mengetahui Hipotesis Metodologi Penelitian
e. Untuk mengetahui Landasan Teori dalam Penelitian Tindakan Kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Metodologi Penelitian

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang dirumuskan atas
dasar generalisasi dari sejumlah karakterisktik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu
tertentu. Migrasi, misalnya adalah sebuah konsep yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari
perilaku mobilitas tertentu manusia. Perilaku ini berkaitan dengan perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain pada waktu tertentu untuk tujuan tertentu pula.
Definisi atau konsep berfungsi untuk menyederhanakan pengertian atau ide-ide maupun
gejala-gejala sosial yang digunakan agar orang yang membacanya dapat segera memahami
maksud sesuai dengan maksud peneliti menggunakan konsep tersebut. Dengan jelasnya
pernyataan konsep atau definisi istilah tersebut akan memperlancar komunikasi antara peneliti
dengan pembaca yang ingin mengetahui isi penelitiannya. Dalam kerangka konseptual ini peneliti
dapat menjelaskan konsep tersebut dengan kata-kata yang akan dipakai dalam penelitian sehingga
pembaca dapat memahami sesuai dengan yang dirnaksudkan oleh peneliti.
Kerangka konseptual dalam suatu penelitian hendaknya jelas. Ketidakjelasan konsep
dalam suatu penelitian akan menimbulkan pengertian atau persepsi yang berbeda dengan yang
dimaksud oleh peneliti. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam suatu
penelitian. Konsep penelitian merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu ha1 atau
persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam. merumuskan suatu pengertian kita harus dapat
menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti dalam memakainya. Hal ini perlu ada konsistensi
dalam penggunaan konsep itu. Artinya jika suatu bagian dikatakan A maka di bagian manapun
dalam penelitian yang dilakukan, konsep tersebut hendaknya tetap dikatakan A sebagaimana
pengertian konsep tersebut.
2.2 Proposisi Metodologi Penelitian

Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Biasanya proposisi dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep. Misalnya,
proposisi Hariis dan Todaro, yang banyak digunakan dalam studi kependudukan berbunyi “proses
migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”. ‘Karakteristik individu menentukan
integrasi sosial seseorang di masyarakat” merupakan contoh proposisi dalam sosiologi. Menurut
Singarimbun dan Effendi (1995: 36) dalam penelitian sosial biasanya dikenal dua tipe proposisi,
yakni aksioma atau postulat dan teorem. Aksioma atau postulat ialah proposisi yang kebenarannya
tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti, sehingga tidak perlu diuji dalam penelitian. Misalnya,
“perilaku manusia selalu terikat dengan norma sosial” ialah contoh sebuah proposisi yang
kebenarannya tidak dipertanyakan. Sedangkan teorem ialah proposisi yang dideduksikan dari
aksioma. Sebagai contoh “perilaku seseorang dipengaruhi oleh niatnya untuk melakukan perilaku
tersebut”.

3
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh : dalam penilitian
mengenai kinerja pustakawan. Proposisinya berbunyi : “kinerja pustakawan ditentukan oleh
kompetensinya”. Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi; yang pertama aksioma
atau postulat, yang kedua teorema. Aksioma ialah proposisi yang kebenarannya sudah tidak lagi
dalam penelitian; sedang teorema ialah proposisi yag dideduksikan dari aksioma. Proposisi adalah
pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian. Ini adalah
salah satu langkah awal dalam perancangan penelitian dan seringkali digunakan sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis penelitian yang akan diuji.
Contoh proposisi dalam metodologi penelitian:
 "Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan dan pendapatan individu."
 "Perubahan dalam kebijakan perusahaan akan memengaruhi kepuasan pelanggan."
Proposisi adalah bagian penting dalam pengembangan hipotesis dan desain penelitian,
karena mereka membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan
mendefinisikan variabel-variabel yang akan diteliti.
2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas memiliki banyak model, sehingga guru peneliti dapat memilih
model yang dikehendaki. Tidak ada pertimbangan baku dalam pemlilihan model Penelitian
Tindakan Kelas tersebut. Guru peneliti dapat memilih salah satu model sesuai kemampuan yang
dimiliki dan pertimbangan efektifitas serta efisiensi penelitian. Terdapat tiga model Penelitian
Tindakan Kelas yang terkenal dan dikembangkan oleh beberapa ahli, yaitu : Model Kurt Lewin,
Model Kemmis & Mc Taggart, dan Model John Elliot. Ketiga model Penelitian Tindakan Kelas
tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu serangkaian kegiatan penelitian berupa siklus.
1) Model Kurt Lewin (1946)

Model Kurt Lewin adalah model yang selama ini menjadi acuan pokok Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research. Kurt Lewn
menyatakan bahwa dalam satu siklus pada Penelitian tindakan kelas, terdiri dari empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4)
refleksi (reflecting). Skema model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin sebagai berikut.

4
2) Model Kemis & Mc. Taggart (1988)

Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemis & Mc. Taggart
merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada
perbedaan yang prinsip antara kedua model tersebut. Model Kemis & Mc. Taggart banyak
digunakan karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan model Kemis & Mc. Taggart
menggunakan sistem spiral yang mencakup sejumlah siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
tahapan: (1) perencanaan (plan); (2) pelaksanaan dan pengamatan (act and observe), dan refleksi
(reflect). Tahpan-tahapan tersebut berlangsung secara berulang sampai tujuan penelitian terpenuhi
atau tolok ukur keberhasilan penelitian tercapai. Rancangan model Kemis & Mc. Taggart dapat
dilihat pada gambar berikut.

3) Model John Elliot (1991)

Model Penelitian Tindakan Kelas dari John Elliot ini lebih rinci apabila dibandingkan
dengan model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Setiap siklus pada model Penelitian
Tindakan kelas yang dikemukakan John Elliot terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai
lima aksi (tindakan). Setiap tindakan pada tiap siklusnya kemungkinan terdiri dari beberapa
langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Model Penelitian Tindakan Kelas
menurut john Elliot dapat digambarkan sebagai berikut.

5
Berdasarkan ketiga model tersebut, maka secara umum pola dasar model Penelitian Tindakan
Kelas meliputi empat tahapan, yaitu : (1) penyusunan rencana (planning); (2) pelaksanaan tindakan
(acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting).
2.4 Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas

Hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara pada penelitian yang akan dilakukan. Termasuk
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, hipotesis dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang
disebut dengan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan pada PTK pada umumnya dalam bentuk
kecenderungan atau keyakinan pada proses atau hasil belajar yang akan muncul setelah suatu
tindakan diberlakukan (diterapkan). Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis
perbedaan atau hubungan yang terdapat pada metode-metode penelitian lain, melainkan hipotesis
tindakan.
Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan
yang dinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang dianggap tepat, peneliti dapat mulai
dengan menimbang prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang
dinginkan dapat dicapai sampai menemukan prosedur tindakan yang dianggap tepat. Bentuk mum
rumusan hipotesis tindakan ini berbeda dengan hipotesis penelitian konvensional. Jika hipotesis
konvensional menyatakan adanya keterhubungan tau perbedaan antara dua variable atau dua
kelompok. Sedangkan hipotesis tindakan rumusannya menyatakan jika kita melakukan tindakan
ini, maka kita percaya bahwa tindakan kita akan merupakan suatu pemecahan masalah yang kita
teliti.
Beberapa acuan penyusunan hipotesis tindakan dalam PTK, antara lain:
 Menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

6
 Merupakan jawaban sementara dari kajian teori yang disusun oleh peneliti
 Merupakan jawaban sementara dari kerangka berpikir
Contoh
1. Jika tingkat kekritisan pertanyaan siswa dijadikan penilaian kualitas partisipasi mereka setelah
diberi conto dengan pembahasannya, kemampuan mengajukan pertanyaan kritis mereka akan
meningkat.
2. Dengan kegiatan yang menyenangkan dimana mereka belajar menggunakan bahasa Inggris,
keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat, dan begitu juga motivasi belajar
mereka.
3. Terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournamnet (TGT) pada mata pelajaran ekonomi bagi siswa kelas XI IPS 3
SMA Muhammadiyah 1 Sragen
4. Motivasi belajar siswa pada pelajaran ekonomi cendrung meningkat dengan penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together
5. Aktivitas belajar siswa cenderung meningkat dengan penerapan model pembelajaran Role
Playing pada mata diklat kewirausahaan.
6. Jika proses pembelajaran Sejarah/Bahasa inggs menggunakan computer-based learning maka
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan meningkat.

2.5 Landasan Teori Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Pengertian dan Fungsi kajian teori dan Pustaka


Teori –teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelasakan tentang variabel yang
akan diteliti saebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan (hipotesis) serta penyusunan instrumen penelitian. Kajian teori sangat penting untuk
membangun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian teori
dapat berupa kuitpan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya.
Kajian pustaka merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek , baik
secra teoretis maupun empiris yang mnumbuhkan gagasan dan mendasari usulan penelitian
tindakan kelas.
Dasar –dasar usulan penelitian tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil
penelitian terdahulu yany terkait dan mendukung pilihan tindakan kelas. Ary (1983) mengatakan
bahwa sangat penting penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar
pendukung pilihan. Dalam pembahasan kajian pustaka perlu diungkapkan kerangka acuhan
komperensif mengenai konsep , prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan
teoritis mengapa masalah yang dihadapkan dalam penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan
dengan strategi yang dipilih.
Kajian teoritis mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga
dikemukakan. Kajian pustaka dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang
kaitan upaya pengembangan dengan upaya- upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para

7
ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan
yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. Dalam penelitian tindakan kelas kajian
pustaka dan kerangka teori memiliki beberapa fungsi. Seperti yang dikemukakan Zubaidah (2007)
bahwa funsi kajian pustaka meliputi :
 Mengetahui sejarah masalah penelitian
 Membantu memilih prosedur
 Memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
 Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
 Menghindari duplikasi, dan
 Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian

b. Cara mendeskripsikan kajian teori dan pustaka


Pada bagian ini peneliti harus menguarikan dengan jelas kajian teori ynag menumbuhkan
gagasan dan mendasari usulan rancanfan penelitian tindikan kelas.kemukan juga teori , temuan
dan penelitian lain yang relevan dan mendukung pilihan tindakan kelas tersebut. Setelah menjadi
laporan penelitian akan menjadi bab tersendiri yang lazimnya, pada bagian akhir dapat dikemukan
hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan. Bagian
kajian pustaka ini nantinya dinamakan Bab II Kajian Pustaka. Kajian teori ini digunakan untuk
hal- hal penting diantaranya:
 Menjawab permasalahan PTK secara teorits
 Menemukan varibel penyebab masalah PTK.
 Mengoperasikan variabel penelitian.
 Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan
2.6 Metode Penelitian PTK

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau biasa disebut dengan istilah (classroom action research). Hal ini karena penelitian
tindakan kelas mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung
bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di
kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-
akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja ketika perlakuan diberikan, dan
memaparakan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari
perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK
adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di
kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Menurut Sugiyono (2016, hlm. 6) mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

8
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode peneliti adalah
sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah dan ilmu.
Jenis Metode Penelitian
Banyaknya jenis metode penelitian yang dilandasi oleh adanya perbedaan pandangan
dalam menetapkan masing-masing metode, menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi
waktu penelitian, sumber data serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.
Pendapat tersebut sejalan dengan teori menurut Sugiyono (2016, hlm. 9) yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian Dasar Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2016, hlm. 9) penelitian dasar
adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum
pernah diketahui.
b. Penelitian Terapan Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2016, hlm. 9) penelitian
terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
praktis.
c. Penelitian Pengembangan Borg and Gall dalam Sugiyono (2016, hlm. 9) menyatakan
bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran.
d. Penelitian Eksperimen Penelitian Eksperimen merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh traetment (perlakuan) tertentu.
e. Metode Survey Metode Survey digunakan untuk mendapatkan data dari temapt tertentu
yang alamiah.
f. Metode Penelitian naturalistik/Kualitatif Metode Penelitian naturalistik/Kualitatif
digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah dan peneliti tidak membuat perlakuan
karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari
sumber data bukan pandangan peneliti
g. Metode Kuantitatif Metode Kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampai tertentu.
h. Metode Penelitian Kulitatif Metode Penelitian Kulitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan padafilsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah.
Pelaksanaan penelitian diperlukan suatu cara atau metode ilmiah tertentu untuk memperoleh
data dan informasi, metode ilmiah tersebut diperlukan dengan tujuan agar data atau informasi yang
dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah yaitu metode penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau biasa disebut dengan istilah
(classroom action research). Hal ini karena penelitian tindakan kelas mampu menawarkan
pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung bentuk perbaikan dan peningkatan
profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam materi yang telah dipapar kan, dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah
suatu cara atau teknik untuk mendapatkan informasi dan sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian. Informasi atau data ini bisa dalam bentuk literatur, seperti jurnal, artikel, tesis, buku,
koran, dan sebagainya.
Proposisi adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam
penelitian.
Terdapat tiga model Penelitian Tindakan Kelas yang terkenal dan dikembangkan oleh beberapa
ahli, yaitu : Model Kurt Lewin, Model Kemmis & Mc Taggart, dan Model John Elliot. Ketiga
model Penelitian Tindakan Kelas tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu serangkaian
kegiatan penelitian berupa siklus.
Hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara pada penelitian yang akan dilakukan. Termasuk
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, hipotesis dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang
disebut dengan hipotesis tindakan.
Kajian teori sangat penting untuk membangun kerangka berpikir atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Kajian teori dapat berupa kuitpan teori, berbagai definisi dari variabel,
dan temuan penelitian sebelumnya. Kajian pustaka merupakan kerangka acuhan yang disusun
berdasarkan kajian berbagai aspek , baik secra teoretis maupun empiris yang mnumbuhkan
gagasan dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas.

3.2 Saran

Demikianlah penulisan makalah ini kami buat, dalam pembahasan diatas telah banyak
dijelaskan mengenai konsep, porporsi, model, hipotesis, landasan teori dan juga metode penelitian
tindakan kelas.. Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwasanya hanya Tuhan yang
memiliki kesempurnaan. Oleh karena itu kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah ini, diharapkan koreksi perbaikan demi kemajuan pengetahuan
yang membangun karakter.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afi Parnawi, 2020. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta : CV
Budi Utama. Ahmad Susanto, 2017.

Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta.

https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C11A/2014/C.131.14.0238/C.131.14.0238-06-BAB-III-
20210831020527.pdf
http://repository.unpas.ac.id/36137/5/BAB%20III.pdf
https://repository.uir.ac.id/4798/6/bab3.pdf
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C11A/2014/C.131.14.0238/C.131.14.0238-06-BAB-III-
20210831020527.pdf
http://repository.unpas.ac.id/36137/5/BAB%20III.pdf
https://repository.uir.ac.id/4798/6/bab3.pdf
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=model+ptk#ip=1

https://www.scribd.com/document/458960540/Hipotesis-Tindakan-PTK

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai