Anda di halaman 1dari 39

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. GEOGRAFI
KETENAGAKERJAAN

PEND. GEOGRAFI

SKOR NILAI:

Nama : Nurul Hadinda

Nim : 3201131019

Kelas : Geografi C 2020

Dosen Pengampu : Mahara Sintong, M. Si

Mata Kuliah : Geografi Ketenagakerjaan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini. Dan juga tidak lupa
saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Geografi Ketenagakerjaan
Bapak Mahara Sintong, M. Si.
Penulis juga berharap tugas Critical Book Review ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Dan laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Medan, September 2022

Nurul Hadinda

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR................................................................1
B. Tujuan CBR.............................................................................................1
C. Manfaat CBR...........................................................................................1
D. Indentitas Buku yang di Riview..............................................................2
BAB II............................................................................................................3
RINGKASAN ISI BUKU..............................................................................3
A. Ringkasan Isi Buku I...............................................................................3
B. Ringkasan Isi Buku II............................................................................20
BAB III.........................................................................................................34
PEMBAHASAN...........................................................................................34
A. Analisis Buku I dan Buku II..................................................................34
BAB IV.........................................................................................................35
PENUTUP....................................................................................................35
A. Kesimpulan............................................................................................35
B. Saran......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................36

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Mengkritik (Critical Book Review) merupakan kegiatan mengulas
suatu buku agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan
dalam suatu buku. Kritik buku sangat penting karena dapat melatih
kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan
yang disajikan. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya. Critical Book Review yang berbentuk makala ini
berisi tentang kesimpulan dari buku yang sudah ditentukan dengan judul
“Ketenagakerjaan dan Kependudukan & Ketenagakerjaan”. Semoga
usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi penulis
khususnya.

B. Tujuan CBR
Mengkritik (Critical Book Review) ini dibuat sebagai salah satu
referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis
maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu
buku, meningkatkan minat membaca, untuk jadi bahan penguat
pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu
matakuliah Geografi Ketenagakerjaan di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat CBR
1. Membantu pembaca mengetahu gambaran dan penilaian umum
dan sebuah buku.
2. Menegtahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik.
3. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran
terhadap cara penulisan, isi dan, substansi buku.

1
D. Indentitas Buku yang di Riview
a. Buku I

1. Judul : Ketenagakerjaan
2. Pengarang : Hamida Gigih, Inung Oni, Irim Rismi,
Kartika Sari
3. Penerbit : Cempaka Putih
4. Kota terbit : Klaten
5. Tahun terbit : 2019
6. ISBN : 978-979-662-836-0

b. Buku II

1. Judul : Kependudukan dan Ketenagakerjaan


2. Pengarang : Dra. Gatiningsih, M.T. dan Drs. Eko
Sutrisno, M.Si
3. Penerbit : Fakultas Manajemen Pemerintahan IPDN
4. Kota terbit : Sumedang
5. Tahun terbit : 2017
6. ISBN : 978-602-60752-9-1

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Isi Buku I


a. Bab I: Ketenagakerjaan Di Indonesia

Konsep Ketenagakerjaan

Menurut Undang-undnag Nomor 13 Tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan, ketenaga kerjaan adalahsegalah yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Potensi
ketenagakerjaan yang besar menjadi modal penting bagi pembangunan
ekonomi Indonesia. Inilah yang menunjukkan pentingnya Informasi
ketenagakerjaan bagi penyusunan kebijakan, strategi dan program
ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan, pemerintah, masyarakat dan lembaga keuangan baik
perbankan maupun nonperbankann, dan dunia usaha perlu membantu dan
memberikan kemudahan bagi setiap masyarakat yang dapat menciptakan
dan mengembangkan perluasan kesempatan kerja Perluasan kesempatan
kerja di luar hubungan kerja dilakukan melalui penciptaan kegatan yang
produktif dan berkelanjutan dengan mendaya gunakan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan teknologi tepat guna.

Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola


pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat
karya, penerapan teknologi tepat guna, dan pendayagunaan tenaga kerja
sukarela atau pola lain yang dapat men dorong terciptanya perluasan
kesempatan kerja. Kesempatan kerja dapat digolongkan sebagai berikut.

3
a. Kesempatan kerja permanen, yaitu kesempatan kerja yang menggunakan
orang untuk bekerja secara terus-menerus hingga pensiun atau tidak mampu
lagi bekerja. Contohnya kesempatan kerja karyawan tetap dan pegawai
negeri.

b. Kesempatan kerja temporer, yaitu kesempatan kerja yang hanya


memungkinkan orang bekerja dalam waktu relatif singkat Contohnya
karyawan kontrak, pekerja musiman, dan pekerja proyek

Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) Menurut Badan Pusat


Statistik (BPS), tenaga kerja adalah seluruh penduduk yang berada dalam
usia kerja, yaitu penduduk yang berumur 15-64 tahun. Menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja
adalah setiap wang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.

Penganggur, yaitu orang yang tidak mem punyai pekerjaan,


lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) men cari
pekerjaan. Pengangguran disebabkan antara lain pendidikan dan
keterampilan angkatan kerja yang rendah; penerapan sistem padat modal
dalam proses produksi, keterbatasan lapangan kerja karena lesunya
perekonomian; serta persebaran tenaga kerja tidak merata. Menurut data
BPS, jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2014 men capai 7,15 juta
orang menurun sebanyak 170 ribu orang jika dibandingkan bulan Agustus
2013. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) bulan Agustus 2014 sebesar
5,94%, meningkat dibandingkan TPT bulan Februari 2014 (5,70%), dan
menurun dibandingkan TPT bulan Agustus 2013 (6,17%).

Selisih antara angkatan kerja dan tenaga kerja disebut kelompok


bukan angkatan kerja. Kelompok ini meliputi penduduk usia lima belas
tahun ke atas yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, orang
yang lumpuh total, serta orang yang tidak mau dan tidak mampu bekerja.

4
Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia sepuluh tahun
ke atas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah
tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan yang tidak
termasuk kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
Menurut data BPS, pekerja tidak penuh Gumlah jam kerja kurang dari 35
jam per minggu) pada bulan Agustus 2014 sebanyak 35,77 juta orang
(31,20%) mengalami penurunan dibanding kan Februari 2014 sebanyak
36,97 juta orang (31,29%). Penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per
minggu pada bulan Agustus 2014 mencapai 6,69 juta orang (5,84 %). Pada
bulan Agustus 2014 terdapat 9,68 juta orang (8,44%). penduduk bekerja
berstatus setengah menganggur yaitu mereka yang bekerja tidak penuh dan
masih mencari pekerjaan atau masih bersedia me nerima pekerjaan.

Kualitas tenaga kerja merupakan masalah penting Setiap pelaku


usaha pasti akan memilih tenaga kerja yang berkualitas dan produktif untuk
mengejar kualitas produk dan keuntungan yang besar Melihat kenyataan ini,
pemerintah tidak tinggal diam. Peningkatan kualitas tenaga kerja mendapat
perhatian serius dari pemerintah. Perhatian serius ini dilakukan dengan
maksud memaksimalkan penyerap an tenaga kerja Indonesia pada proses
produksi. Peningkatan kualitas tenaga kerja oleh pemerintah dilakukan
melalui berbagai upaya

Memperbaiki Kualitas Pendidikan Tingkat pendidikan memengaruhi


tinggi rendah nya kualitas seseorang. Pendidikan dikelompokkan menjadi
pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal adalah pendidikan
yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti di sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan formal dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Upaya yang dilakukan
pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja atau sumber daya
manusia melalui pendidikan formal antara lain menggalak kan pendidikan
dasar dua belas tahun, memper baiki dan menyempurnakan kurikulum, me
nyediakan sarana dan prasarana belajar yang layak, memberikan beasiswa
(bantuan operasional sekolah), serta meningkatkan kualitas pendidikan.

5
Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidik - an formal. Masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan formal dapat memilih jalur pendidikan nonformal yang
jenjangnya lebih singkat. Contoh pendidikan nonformal adalah Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kursus, pelatihan, kelompok belajar,
majelis taklim, dan sanggar. Kesehatan menjadi syarat penting dalam usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja karena kesehatan memengaruhi tingkat
produktivitas kerja. Enaga kerja yang memiliki tingkat kesehatan rendah
tidak dapat bekerja secara optimal. Upaya peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat dilakukan melalui penyediaan sarana kesehatan yang memadai,
perbaikan sistem sanitasi, perbaikan gizi, dan pemberian jaminan sosial
kesehatan. Pengangguran di Indonesia tersebar di daerah- daerah. Kondisi
tersebut disebabkan kurangnya keahlian dan keterampilan yang dimiliki
tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja tersebut, pemerintah
melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
menggerakkan dan menggiatkan peran balai latihan kerja (BLK) di daerah.
Balai latihan kerja (BLK) merupakan tempat untuk mengembangkan
keterampilan dan keahlian kerja berkaitan dengan pekerjaan yang
dibutuhkan dunia kerja. Dengan berbagai pelatihan di BLK, diharapkan
angkatan kerja memiliki keterampilan atau keahlian tertentu yang
dibutuhkan dunia kerja sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran.

b. Bab II: Teori dan Sistem Upah di Indonesia

Media massa tidak jarang menampilkan berita mengenai buruh.


Sebagian besar berita tersebut menginformasikan tuntutan buruh mengenai
penghapusan sistem outsourcing, peningkatan jaminan kesehatan, dan
jaminan pensiun. Sejauh ini pemerintah Indonesia belum dapat memenuhi
sebagian besar tuntutan para buruh. Padahal buruh memiliki peran besar,
yaitu menopang ekonomi negara, penggerak sektor ekonomi kelas bawah,
dan penyeimbang neraca pertumbuhan ekonomi nasional.

6
Masalah tenaga kerja yang masih dihadapi buruh berkaitan dengan
pengupahan, Hal ini karena upah buruh Indonesia tergolong masih rendah.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), upah buruh di Indonesia masih rendah
jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Upah
buruh hanya 20% dari keseluruhan biaya produksi. Para buruh tidak dapat
mencapai kesejahteraan karena rendahnya upah yang diterima.

Upah merupakan komponen penting dalam hubungan kerja. Pentingnya


pemberian upah kepada pekerja yang sesuai dengan hasil pekerjaan dan
besarnya kebutuhan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan
pengusaha. Untuk meminimalisasi perselisihan pengusaha dan buruh
mengenai upah dibutuhkan intervensi pemerintah. Salah satu bentuk
Intervensi pemerintah adalah penetapan tingkat upah minimum.

Upah minimum merupakan kebijakan pe merintah agar pekerja


memperoleh upah sesuai dengan nilai atau harga kebutuhan hidup layak.
Pengaturan pengupahan ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja atau serikat pekerja. Upah yang ditetapkan tidak boleh lebih rendah
dari ketentuan pengupahan yang berlaku. Rengusaha wajib membayar upah
pekerja atau buruh berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Teori Upah

Menurut Sadono Sukirno (2011: 351), upah adalah pembayaran atas


jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada
para pengusaha. Upah merupakan salah satu syarat kesepakatan kerja yang
diatur pengusaha, serikat karyawan, dan pemerintah. Pemberian upah
sebagai perwujudan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27, yaitu setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Teori
upah merupakan suatu ilmu yang mem pelajari cara penentuan dan
perubahan bentuk upah yang ditetapkan, Para pakar ekonomi memiliki
asumsi sendiri mengenai sistem upah.

7
Menurut Sihotang (2007: 223), terdapat beberapa teori pengupahan
menurut pakar ekonomi. 1 Teori Upah Menurut David Ricardo (Ekonom
dari Inggris) David Ricardo merupakan seorang pakar ekonomi yang
menemukan teori upah alami atau sewajarnya dengan memanfaatkan teori
hukum penawaran dan permintaan milik Adam Smith. Menurut David
Kicardo, upah yang wajar adalah upah yang cukup untuk memenuhi
kehidupan pekerja dan keluarganya serta sensual dengan kemampuan
perusahaan. Jika upal yang diberikan perusahaan terlalu tinggi, akan
memengaruhi jumlah penjualan. Harga akan meringkat sejalan dengan biaya
produksi yang tinggi. Jika upah yang diberikan rendah maka pekerja akan
hidup miskin. David Ricardo mengatakan bahwa yang menentukan tingkat
harga adalah tingkat upah alami yang jumlahnya hanya cukup untuk buruh
bertahan. hidup. Berapa besarnya upah wajar? David Ricardo penentuan
besar upah pada hukum permintaan dan penawaran. David Ricardo
mengemukakan teori upah alami atau sewajarnya. a. Upah menurut kodrat
adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup tenaga kerja dan
keluarganya. b. Upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di pasar
dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah tersebut akan berubah
menurut kodrat.

Teori Dana Upah

Menurut John Stuart Mill (seorang filsuf dari Inggris), setiap negara
memiliki dana yang terbatas untuk upah. Upah yang diterima buruh
berdasarkan besar kecil jumlah dana yang ada dalam masyarakat. Jika
jumlah dana ini besar, upah yang diterima buruh juga besar Sebaliknya, jika
dana ini berkurang jumlah upah yang diterima buruh akan berkurang Upah
yang diterima buruh harus mampu mencukupi segala keperluan hidup buruh
beserta keluarganya. Suatu perusahaan di sebuah negara perlu menyediakan
upah khusus untuk menunjang keperluan hidup buruh yang besar
tanggungannya atau disebut dana anak-anak.

8
Dalam ekonomi tidak semua pekerja dibayar berdasarkan lama
waktu bekerja. Pada jenis pekerjaan tertentu pekerja dibayarkan berdasar
kan hasil yang diperoleh. Sistem upah menurut hasil atau satuan ditentukan
berdasarkan jumlah barang yang dihasilkan pekerja dalam proses produksi.
Misalnya, pemetik daun teh yang dihitung atas beratnya daun teh yang
dipetik dalam sehari. Sistem ini mendorong pekerja untuk meningkatkan
produktivitasnya. Jumlah upah yang diterima pekerja ter gantung banyaknya
unit yang dihasilkan pekerja Semakin banyak unit yang dihasilkan, semakin
banyak upah yang diterima pekerja. Sistem upah menurut hasil/satuan
memiliki kelebihan, yaitu tenaga kerja dengan keterampilan yang baik akan
semangat bekerja. Hal tersebut karena pekerja akan mendapatkan upah yang
besar apabila dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar. Bagi
perusahaan, dampak pemberian upah dengan sistem satuan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.

Sistem upah ini juga memiliki kekurangan, yaitu pekerja cenderung


bekerja dengan terburu buru dan kurang telio agar dapat menghasilkan
produk dengan jumlah yang banyak sehingga kualitas barang kurang
terjaga. Pekerja yang kurang terampil akan memperoleh upah rendah
sehingga pekerja tersebut kurang memiliki semangat kerja.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan pasal 1 ayat (30), "Upah adalah hak pekerja atau buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.

9
Pekerja atau buruh berhak mendapatkan peng hasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kebijakan
pemerintah mengenai pengupahan yang melindungi pekerja atau buruh
sebagai berikut. a. Upah minimum. b. Upah kerja-lembur. c. Upah tidak
masuk kerja karena berhalangan. d. Upah tidak masuk kerja karena
melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya. e. Upah karena menjalankan
hak waktu istirahat kerjanya. f Bentuk dan cara pembayaran upah g. Denda
dan potongan upah.h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah. i.
Struktur dan skala pengupahan yang proporsional. j. Upah untuk
pembayaran pesangon. k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Thun 2003 tentang


Ketenagakerjaan pasal 94, komponen upah terdiri atas upah pokok dan
tunjangan tetap. Besarnya upah pokok sedikitnya 75% dari jumlah upah
pokok dan tunjangan tetap. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia Nomor SE-07/MEN/ 1990 Tahun 1990 tentang
Pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non-Upah sebagai
berikut.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia meresah kan berbagai pihak,


terutama tenaga kerja, pelaku usaha, dan pemerintah. Bagi pemerintah,
banyaknya permasalahan di bidang ketenagakerjaan dapat meng- hambat
pertumbuhan ekonomi. Masalah di bidang ketenagakerjaan dapat
memengaruhi iklim usaha di suatu negara. Jika masalah tersebut dibiarkan
terus- menerus, iklim usaha dan investasi di suatu negara akan terganggu.

Permasalahan di bidang ketenagakerjaan disebab kan oleh beberapa


faktor baik yang berasal dari pihak perusahaan. tenaga kerja, pemberi kerja,
maupun peraturan pemerintah. Oleh karena itu, tidak jarang permasalah- an
yang dialami salah satu pihak akan menjadi benih permasalahan bagi pihak
lain. Sebagai satu contoh adalah kebijakan pemerintah Indonesia da…

10
Munculnya berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan di
Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan bidang ketenagakerjaan
belum mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2014
mencapai 7,24 juta orang, dengan tingkat peng angguran terbuka (TPT)
cenderung meningkat, di mana TPT bulan Agustus 2014 sebesar 5,94% naik
dari TPT bulan Februari 2014 sebesar 5,70%. Jika dibanding kan keadaan
pada bulan Agustus 2013, TPT yang mengalami peningkatan yaitu pada
tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan, diploma, dan perguruan

c. Bab III: Permasalahan di Bidang Ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia meresah kan berbagai pihak,


terutama tenaga kerja, pelaku usaha, dan pemerintah. Bagi pemerintah,
banyaknya permasalahan di bidang ketenagakerjaan dapat meng- hambat
pertumbuhan ekonomi. Masalah di bidang ketenagakerjaan dapat
memengaruhi iklim usaha di suatu negara. Jika masalah tersebut dibiarkan
terus- menerus, iklim usaha dan investasi di suatu negara akan terganggu.

Permasalahan di bidang ketenagakerjaan disebab kan oleh beberapa


faktor baik yang berasal dari pihak perusahaan. tenaga kerja, pemberi kerja,
maupun peraturan pemerintah. Oleh karena itu, tidak jarang permasalah- an
yang dialami salah satu pihak akan menjadi benih permasalahan bagi pihak
lain. Sebagai satu contoh adalah kebijakan pemerintah Indonesia dalam
menetapkan standar upah minimum regional (UMR). Kebijakan penetapan
UMR sering menimbulkan permasalahan bagi tenaga kerja dan perusahaan.
Bagi tenaga kerja, UMR yang ditetapkan masih lebih rendah daripada
standar hidup layak. Tidak sedikit perusahaan yang menganggap bahwa
UMR yang ditetapkan pemerintah terlalu memberatkan keuangan
perusahaan. Tenaga kerja masih meng anggap standar UMR belum dapat
memenuhi semua kebutuhan primer untuk dapat hidup layak. Sementara itu,
perusahaan menganggap standar UMR yang terlalu tinggi sehingga
mengancam kestabilan keuangan.

11
Faktanya permasalahan dalam bidang ketenaga kerjaan memang tidak
mudah diselesaikan secara cepat. Penyelesaian permasalahan di bidang
ketenaga kerjaan tersebut memerlukan kerja sama dari berbagai pihak
terkait dan membutuhkan mekanisme penyelesaian tertentu.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat menjadikan Indonesia


memiliki banyak penduduk usia produktif. Penduduk usia produktif
termasuk golongan angkatan kerja. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk,
semakin tinggi pertumbuhan jumlah angkatan kerja di negara tersebut. Oleh
karena itu, jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan angkatan kerja
yang besar pula. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada bulan Agustus
2014 sebesar 1,40% Angkatan kerja yang dimanfaatkan dengan baik dapat
meningkatkan kegiatan perekonomian. P e ningkatan ini dapat terjadi jika
seluruh angkatan kerja terserap lapangan kerja. Akan tetapi, kondisi yang
terjadi di Indonesia tidak demikian, Jumlah angkatan kerja yang selalu
bertambah tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja yang
signifikan. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak men dapatkan
kesempatan kerja. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduk. Jadi, upaya menekan per tumbuhan penduduk
diperlukan untuk mengendalikan ketidakseimbangan antara pertambahan
angkatan kerja dan kesempatan kerja.

Sektor ketenagakerjaan di Indonesia juga dihadapkan pada masalah


persebaran tenaga kerja yang tidak merata. Sebagian besar tenaga kerja di
Indonesia terkonsentrasi di P ulau Jawa. Padahal, wilayah luar Pulau Jawa
memiliki potensi ekonomis yang tinggi. Di satu sisi, wilayah luar Pulau
Jawa kekurangan tenaga kerja. Di sisi lain, di Pulau Jawa terdapat banyak
pengangguran karena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangat ketat.
Jumlah angkatan kerja di suatu daerah berbanding lurus dengan proporsi
penduduk di daerah tersebut. Semakin tinggi domisili penduduk di suatu
daerah, semakin banyak angkatan kerja yang ada di daerah tersebut.
Berdasarkan data sosial ekonomi bulan Desember 2014, proporsi penduduk
Indonesia yaitu Pulau Jawa (56,9%), Pulau Sumatra (21,6%), Sulawesi

12
(7,3%), Kalimantan (6,0%), Bali dan Nusa Tenggara (5,5%), serta Maluku
dan Papua (2,7%)

d. Bab IV: Pengangguran dan Cara Mengatasinya

Munculnya berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan di


Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan bidang ketenagakerjaan
belum mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2014
mencapai 7,24 juta orang, dengan tingkat peng angguran terbuka (TPT)
cenderung meningkat, di mana TPT bulan Agustus 2014 sebesar 5,94% naik
dari TPT bulan Februari 2014 sebesar 5,70%. Jika dibanding kan keadaan
pada bulan Agustus 2013, TPT yang mengalami peningkatan yaitu pada
tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan, diploma, dan perguruan
tinggi. Jumlah TPT tertinggi menurut provinsi terjadi di Provinsi Maluku
dan Provinsi Banten masing-masing sebesar 10,51% dan 9,07%, sedangkan
TPT terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Bali masing-
masing sebesar 2,08% dan 1,90%.

Dalam permasalahan pengangguran, umumnya terdapat hubungan


positif antara tingkat pendidikan dan tingkat pengangguran, Semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin tinggi pula tingkat pengangguran nya. Bahkan,
penduduk yang tidak pernah sekolah mempunyai tingkat pengangguran
paling rendah. Masalah lain pengangguran adalah tingkat peng angguran di
daerah perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan.

Keterbatasan jumlah lapangan pekerjaan me nyebabkan banyak


angkatan kerja yang menganggur. Akibat tidak bekerja, penganggur tidak
memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini
merupakan salah satu dampak penganggur an dalam masyarakat.
Pengangguran juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembangunan
nasional. Pasar kerja di Indonesia masih terbuka luas, tetapi sangat
kompetitif.

13
Penyelenggaraan pembangunan nasional ber tujuan meningkatkan
kemakmuran dan taraf hidup masyarakat. Akan tetapi, pembangunan
nasional masih terhambat pada masalah pengangguran. Pengangguran
menimbulkan beberapa dampak dalam kehidupan masyarakat pada berbagai
bidang. Pengangguran menyebabkan seseorang tidak memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Daya beli masyarakat
berkurang sehingga permintaan barang dan jasa secara keseluruhan menjadi
turun. Kondisi ini menyebabkan kelesuan dalam kegiatan produksi barang
dan jasa.

e. Bab V: Pasar Tenaga Kerja

Pembangunan sektor tenaga kerja merupakan salah satu bagian penting


yang berkaitan dengan pembangunan nasional. Hal yang terpenting dalam
proses pembangunan, yaitu tersedianya kesempatan kerja. Indonesia
merupakan negara dengan laju per tumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk
menyediakan kesempatan kerja dapat dilakukan pengembangan industri,
terutama industri padat karya. Berkembang nya sektor industri
menyebabkan meningkatnya. permintaan tenaga kerja di sektor formal dan
sektor informal.

Pasar tenaga kerja merupakan seluruh aktivitas dari pelaku pelaku untuk
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja atau proses terjadinya
penempatan dan/atau hubungan kerja melalui penyediaan dan penempatan
tenaga kerja. Pelaku yang dimaksud adalah pengusaha, pencari kerja, dan
perantara tenaga kerja untuk saling berhubungan.

Tenaga kerja merupakan bagian penting dari kegiatan ekonomi, yaitu


melaksanakan proses produkal Diperlukan tenaga kerja berkualitas untuk
mencapai hasil produksi yang berkualitas. Produsen dapat mencari tenaga
kerja berkualitas di pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja merupakan pasar
yang menyediakan faktor produksi input, yaitu tenaga kerja. Pasar tenaga
kerja merupakan tempat bertemunya perusahaan atau pihak yang
memerlukan tenaga kerja dengan pihak pencari kerja.

14
Di Indonesia penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Orang-
orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja dapat melapor ke
Kemenakertrans dengan menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja
yang dibutuhkan beserta persyaratannya. Selanjutnya, Kemenakertrans akan
mengumunskan kepada masyarakat mengenal permintaan tenaga kerja
tersebut.

Konsep Pasar Tenaga Kerja kerja dapat berupa agen penyalur tenaga
kerja, na kerja, dan head hunters (pihak ketiga yang meng hubungkan
pencari kerja dan perusahaan yang mem butuhkan tenaga kerja sesuai
kualifikasi yang dibutuh kan dengan imbalan persentase gaji dari orang
yang diterima bekerja atau komisi dari perusahaan pemberi kerja).

Perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan


produjai. Sebaliknya, pencari kerja membutuhkan pernahdan untuk
memperoleh kesempatan kerja sehingga memperoleh penghasilan.
Bertemunya perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dan pencan kerja
terjadi di pasar tenaga kerja.

Pencari kerja merupakan orang yang mencari pekerjaan. Pencari kerja


berkaitan dengan setiap orang yang mencari pekerjaan baik karena
menganggur putus hubungan kerja, maupun orang yang sudah bekerja,
tetapi ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan kriteria
tertentu. Dalam mencari pekerjaan, pencari kerja harus memperhatikan
bidang kerja yang sesuai kemampuannya.

Menurut Whimbo Pitoyo (2010: 3), pemberi kerja adalah orang


perorangan atau badan hukum yang mempekerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. P emberi kerja biasanya
perorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya. Pemberi kerja
memiliki kewajiban untuk membayar imbalan berupa upah atau gaji kepada
tenaga kerja.

15
f. Bab VI: Spesialisasi Kerja

Salah satu hakikat dasar sebagai manusia adalah hidup bersosial dan
berorganisasi. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan interaksi
serta bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia
mempunyai keterbatasan baik secara fisik, mental, dan maten Inilah filosofi
munculnya organisasi dalam nga mencapai tujuan.

Organisasi semakin berkembang mengikuti zaman. Ada organisasi di


bidang kemasyarakatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Semua organisasi
temebut mempunyai tujuan berbeda yang disesuaikan dengan filosofi tiap-
tiap organisasi. Praktiknya, organisasi ekonomi berbentuk perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitasnya, unit-unit perusahaan yang berbeda akan
saling berinteraksi.

Perusahaan merencanakan berbagai kegiatan atau pekerjaan yang akan


dilakukan. Pekerjaan yang telah direncanakan perlu ditindaklanjuti dengan
pembagian kerja. Dengan pembagian kerja, pekerjaan lebih mudah
dikerjakan sesuai keahlian atau kompetensi para pekerja pada divisi tertentu.
Misalnya pembagian kerja untuk direktur operasional, divisi produksi, divisi
pemasaran, divisi keuangan, atau divisi personalia.

Dengan perusahaan yang semakin besar dan berkembang, pembagian


kerja perlu dilakukan untuk efisiensi keefektifan pekerjaan. Pembagian kerja
bukan berarti pengkotak-kotakan karyawan. Pembagian kerja dapat
mendorong spesialisasi kerja. Dengan pembagian kerja, pekerja akan
semakin terampil dan ahli atas satu pekerjaan tertentu. Pembagian Kerja
(Division of Work) Dalam melakukan suatu kegiatan, perusahaan
membutuhkan manajemen. Manajemen menjadi alat untuk mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk memudahkan pencapaian tujuan
tersebut, manajemen melakukan pembagian kerja sesuai kebutuhan
perusahaan, Pihak manajemen harus menyusun pembagian kerja sesuai
tanggung jawabnya dan dikumpulkan dalam suatu unit yang menangani
pekerjaan tersebut.

16
Bab VII: Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu productivity. Kata


productivity berarti kekuatan yang menghasilkan. Menurut Sondang P.
Siagian (2009: 24), produktivitas adalah kemampuan memperoleh rantat
sebesar-besamya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan keluaran (output) yang optimal. Produktivitas berkaitan
dengan kombinasi dari tingkat efisiensi dan efektivitas atas sumber daya
yang digunakan dalam proses produksi.

Setiap perusahaan atau pengusaha berusaha meningkatkan kapasitas


produksi. Peningkatan kapasitas produksi menunjukkan pertambahan hasil
yang dicapai. Seiring dengan berjalannya waktu, pengusaha juga berusaha
meningkatkan produktivitas kerja Berbeda dengan peningkatan kapasitas
produksi, peningkatan produktivitas berkaitan dengan per tambahan hasil
dan perbaikan pada pencapaian produksi tertentu.

Produktivitas kerja dipandang sebagai ke mampuan seorang tenaga kerja


untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan kerjanya dan
mampu mewujudkan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Suatu peningkatan
produktivitas tenaga kerja dapat diketahui apabila kemampuan dalam
bekerja lebih baik dan lebih bagus dari sebelumnya, serta mampu bekerja
secara efisien dan efektif.

Efektivitas dan efisiensi merupakan faktor yang sangat menentukan


produktivitas. Efisiensi dan efektivitas yang tings menghasilkan
produktivitas yang ting. Akan tetapi, efektivitas yang tinggi dan efisiensi
yang rendah mengakibatkan terjadinya pemborosan Efisiensi yang tinggi
dan efektivitas yang rendah akan menyebabkan tidak tercapainya target
yang di tentukan.

17
g. Bab VIII: Tenaga Kerja Indonesia di Berbagai Sekitar Ekonomi

Tuhan Yang Maha Pemurah menganugerahi Indonesia dengan wilayah


yang luas dan subur. Kesuburan alam Indonesia bermanfaat sangat besar
dalam aktivitas ekonomi masyarakatnya. Sumber daya alam dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia.
Banyak lapangan kerja tersedia dari pemanfaatan sumber daya alam.
Dengan adanya lapangan kerja dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Tenaga kerja Indonesia tersebar di berbagai sektor ekonomi. Ada sektor


pertanian dan perkebunan, sektor perikanan dan kelautan, sektor
perdagangan, sektor pertambangan, sektor industri, serta sektor jasa. Setiap
sektor memiliki karakteristik pekerjaan tersendiri sehingga memerlukan
karakteristik tenaga kerja yang berbeda pula.

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sektor usaha


yang berperan penting dalam Kehidupan masyarakat dalam rangka
penyediaan bahan pangan bagi masyarakat. Pada sektor pertanian dan
perkebunan ini masih membutuhkan banyak tenaga kerja karena sebagian
besar peralatan yang digunakan masih tradisional. Pada sektor kelautan dan
perikanan, Indonesia dianugerahi dengan garis pantai, rawa, dan air tawar
melimpah. Semua potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai mata
pencaharian masyarakat Indonesia.

Pada sektor pertambangan, Indonesia diwarisi dengan tambang mineral,


gas, batu bara, minyak bumi, dan logam mulia yang melimpah. Sektor
pertambangan akan terus berkembang seiring dengan penemuan lokasi
tambang baru. Lapangan kerja pada sektor industri, perdagangan, dan jasa
juga semakin berkembang mengikuti perubahan zaman, Keragam an
kegiatan ekonomi di Indonesia telah berperan besar dalam penyediaan
lapangan kerja bagai masyarakat Indonesia.

18
h. Bab IX: Pengawasan, Pelayanan dan Perlindungan Tenaga
Kerja

Dalam melakukan pekerjaannya, tenaga kerja dibatasi beberapa aturan


tertentu. Tenaga kerja juga atan dawasi, dilayani, dan dilindungi oleh
lembaga tertentu. Pengawasan, pelayanan, dan perlindungan terhadap tenaga
kerja dilakukan untuk mengoptimalkan peran dan fungi tenaga kerja serta
mengatur timbal balik yang harus diperoleh para tenaga kerja.

Tenaga kerja memiliki kewajiban memberikan produktivitas terbaik bagi


pemberi kerja. Atas produktivitas yang dihasilkan, tenaga kerja berhak
memperoleh fasilitas yang memadai seperti upah yang sesual, pelayanan
kesehatan, kenyamanan kerja, dan keselamatan kerja. Jika terdapat
ketidaksesuaian antara kewajiban dan hak yang diperoleh, tenaga kerja
memiliki sarana dan prasarana untuk menyelesaikan permasalahan tenebut.
Tenaga kerja dapat mengadukan kepada lembaga pengawas, pelindung, atau
pelayanan, Jatenagakerjaan sesuai permasalahan yang dialami. Oleh karena
itu, dibentuklah lembaga tertentu yang berfungsi membantu tenaga kerja
dan pemberi kerja dalam hal pengawasan, perlindungan, dan pelayanan
ketenagakerjaan. Pengawasan ketenaga kerjaan bertujuan memastikan
pihak-pihak terkait mematuhi peraturan mengenai ketenagakerjaan.

Perlindungan terhadap tenaga kerja dilakukan untuk menjamin hak


tenaga kerja dalam memperoleh hak perlindungan teknis, sosial, dan
ekonomis. Sementara itu, pelayanan tenaga kerja menjamin tenaga kerja
memperoleh layanan di bidang ketenagakerjaan atau terkait pekerjaannya
secara tepat. Pelayanan ketenagakerjaan meliputi pelatihan kerja,
penempatan kerja, penyelesaian masalah hubungan industrial, kepesertaan
jaminan ketenage kerjaan, dan pelayanan lainnya.

19
B. Ringkasan Isi Buku II
a. BAB I: PENGERTIAN KEPENDUDUKAN DAN TENAGA
KERJA

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang
mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus
rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007:2). Sedangkan menurut
pendapat Sumitro Djojohadikusumo (1987) mengenai arti tenaga kerja
adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka
yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang
menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.

Sedangkan angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai


pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang
bekerja karena suatu sebab, seperti patani yang sedang menunggu
panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping
itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedag mencari
pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal
disebut pengangguran.

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah,


mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan
sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan
kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.
Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah
Negara. Dari sisi tenaga kerja, penduduk suatu Negara dapat dibagi dalam
dua kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja dan kelompok bukan
usia kerja. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 65
tahun. Namun dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi yang
berumur 15 hingga 65 tahun.

20
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan
distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap
waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Sedangkan
ketenagakerjaan adalah segala hal yang berkaitan dengan masalah pekerjaan
baik masalah pekerjaan itu sendiri, tenaga kerjanya, upah, hingga masalah
yang ada pada sektor tersebut.

Ruang lingkup demografi meliputi hal ihwal yang berkaitan dengan:


jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan,
kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas (vertikal dan horisontal). Rueng
lingkup kependudukan meliputi jumlah, struktur, umur, jenis kelamin,
agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
(vertikal dan horisontal) dikaitkan dengan variabel lain yaitu sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan, politik dan keamanan. Hukum merupakan
sekumpulan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang,
dengan tujuan mengatur kehidupan bermasyarakat dan terdapat sanksi.
Sedangkan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

b. BAB II: KONSEP DASAR TENAGA KERJA

Dalam membahas ketenagakerjaan tidak terlepas dari Tenaga


Kerja. Istilah tenaga kerja tidak sama dengan angkatan kerja. Yang
dimaksud dengan Tenaga Kerja (Man Power) ialah besarnya bagian dari
penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi (Tan Goan
Tiang, 1965). Pada awalnya banyak indikator yang digunakan untuk
mengukur keterlibatan dalam kegiatan ekonomi. Utamanya ekonomi upah,
artinya kegiatan tersebut harus menghasilkan barang dan atau jasa yang
berguna bagi masyarakat. Perdebatan muncul karena definisi upah sebab di
Negara sedang berkembang persentase pekerja yang tidak di bayar cukup
masih tinggi.

21
Oleh ILO akhirnya diputuskan bahwa seseorang dapat maupun
belum dapat dilibatkan dalam kegiatan ekonomi didasarkan pada umur. Dan
batasan umur ini diserahkan kepada setiap Negara dalam hubungannya
dengan pembangunan ekonomi. Di beberapa Negara misalnya: Amerika
Serikat, Jerman Barat, dan Negaranegara Eropa yang lain, bagian penduduk
yang termasuk usia kerja ialah kelompok umur (15-64) tahun. Di Indonesia
Biro Pusat Statistik mengambil penduduk umur 10 tahun ke atas sebagai
kelompok penduduk usia kerja.

Akan tetapi sejak 1998 mulai mengunakan usia 15 tahun ke atas,


atau lebih tua batas usia kerja ada periode sebelumnya. Biasanya batasan
umur yang digunakan berbeda-beda untuk tiap Negara, tetapi yang sering
dijadikan pertimbangan adalah tingkat perekonomian dan situasi tenaga
kerja. Semakin maju perekonomian di suatu daerah atau Negara batas umur
yang ditentukan untuk usia kerja minimum semakin tinngi. Bekerja
diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau
membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk
memperoleh penghasilanberupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu
(time refrence) tertentu. Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja
adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan
kegiatan ekonomis (Biro Pusat Statistik, 1983).

Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai


pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai
pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai
pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang
berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena
sekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan mental tidak
memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukan dalam angkatan kerja. Pada
pokok bahasan ini akan dijabarkan secara lengkap mengenai konsep dan
definisi tenaga kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja dan usaha-usaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

22
c. BAB III: TEORI TERKAIT TENAGA KERJA

Menurut undang-undang pokok ketenagakerjaan No.14 tahun 1969,


tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.Menurut Undang-Undang
Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga kerja merupakan


peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan
pekerjaan.Sedangkan menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Ada berbagai
aliran serta pandangan tentang jumlah penduduk jika dikaitkan dengan
keberhasilan pembangunan. Aliran pesimis memandang jumlah penduduk
yang besar akan merugikan pembangunan, namun aliran optimis
memandang jumlah penduduk yang besar akan menguntungkan
pembangunan sementara untuk yang netral berpendapat bahwa tidak ada
kaitan antara penduduk dan pembangunan.

Ada fenomena laju pertumbuhan penduduk meningkat cepat


akibatnya penduduk berkembang 2-3 kali lipat sehingga menyebabkan
kemiskinan dan kelaparan. Menurut Mulyadi (2003), teori klasik
menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang
menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada
artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai engolahnya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith
(1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif
adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi
modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh.

23
Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan
syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.

d. BAB IV: PENGANGGURAN

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan


1997, membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak
itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8
persen. Padahal masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi. Jika pertumbukan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja
juga ada. Setiap pertumbukan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang
terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga
kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun.
Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh
pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.
Bayangkan, pada 1997, jumlah pengangguran terbuka mencapai 4,18 juta.

Penganggur merupakan bagian dari angkatan kerja yang sekarang


tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep pengangguran
amat sulit diterapkan di Indonesia. Pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan namun belum dapat memperolehnya. pengangguran adalah orang
yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali
atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut sensus 1980, 1990, dan 2000,
yang digolongkan mencari pekerjaan adalah: Mereka belum pernah bekerja
dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja baru. Yang
kedua mereka yang pernah bekerja, pada saat pecacahan sedang
menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama.
Yang ketiga mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama. Tingkat pengangguran
dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

24
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata)
yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dapipada pendapatan potensial
(yang seharusnya) oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh
masyarakat pun akan lebih rendah. Terbatasnya lapangan kerja yang ada,
teknologi yang semakin modern, pengusaha yang selalu mengejar
keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing) dan
adanya pemutusan kerja dari perusahaan adalah penyebab meningkatnya
pengangguran di Indonesia.

Tentunya permasalahan ini akan membawa dampak yang buruk bagi


kestabilan perekonomian Negara dan dampak-dampak negatif lainnya
diantaranya: Timbulnya kemiskinan, makin beragamnya tindak pidana
criminal, bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen,
perdagangan anak dan sebagainya, terjadinya kekacauan sosial dan politik
seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan, dan terganggunya
kondisi psikis seseorang.

e. BAB V: UKURAN KETENAGAKERJAAN

Masalah ketenagakerjaanmenjadi masalaha yang cenderung tidak


terselesaikan hingga saat ini, walaupun sudah banyak upaya untuk
mengatasinya. Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang butuh
pekerjaan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan adalah beban yang
harusditanggung tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga bagi seluruh
penduduk. Pembangunan tidak dapat terlepas dari unsur tenaga kerja,
dengan kondisitenaga kerja yang produktif maka pembangunan dapat
berjalan lancar dan harapannyataraf kehidupan penduduk juga akan
meningkat.

Tanpa tenaga kerja tidak mustahil pembangunan tidak dapat


berjalan, tenaga kerja menjadi penggerak dalam roda pembangunan. Tenaga
kerja dengan sumberdaya manusianya bisa memberikansumbangan yang

25
sangat berarti dalam proses pembangunan. Semakin tingginya angkatan
kerja tentu memerlukan lapangan pekerjaan yanglayak, namun pada
kenyataannya lapangan pekerjaan tidak selalu tersedia. Semakin banyaknya
penduduk, meningkatnya jumlah angkatan kerja, turut andilnya
perempuandalam dunia kerja menjadikan kesempatan kerja dan persaingan
semakin ketat. Sumberdaya yang baik, ketrampilan yang bagus menjadi
modal utama bagi angkatankerja untuk mendapatkan pekerjaan yang layak,
sedangkan orang yang tidak mampu bersaing dalam dunia kerja akan
tersingkir dan menjadi pengangguran.

Hal inimerupakan problema yang harus diselesaikan agar


terwujudnya pemeretaankesejahteraan dan tercapainya cita-cita
pembangunan. Pada pokok bahasan ini akan dijabarkan secara lengkap
mengenai ukuran ketenaga kerjaan yang akan dijelaskan melalui beberapa
pendekatan dan teori-teori ketenagakerjaan, pembahasan produktivitas serta
income bagi tenaga kerja.

Gainful worker aproach merupakan konsep yang menjelaskan


tentang akvtivitas ekonomi orang yang pernah bekerjaatau biasa dilakukan
seseorang (usual activity). Kata biasa dalam hal ini dapatdisimpulkan bahwa
usaha tidak menganggap penting kegiatan-kegiatan lain yangtidak termasuk
biasa dilakukan. Konsep “Gainful Worker Approach” pada prinsipnya
hanya memperhatikan kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan tanpa
memperhatikan kegiatan lain yangsebenarnya sedang dilakukan baru-baru
ini, konsep ini menekankan pada kondisikebiasaan yang dialami oleh
penduduk. Angka yang dihasilkan oleh pendekatan ini adalah lebih banyak
orang yang bekerjadibandingkan orang yang tidak bekerja, karena bisa saja
orang yang sedang mencari pekerjaan dimasukkan kategori bekerja.

Konsep “Labor Force Approach” merupakan pengembangan dari


konsep “Gainful Worker Approach” yang tidak memperhatikan waktu
bekerja atau referensi waktu. Konsep ini sudah menjelaskan tentang batasan
waktu dan kegiatan yang dilakukanseseorang sehingga seseorang dapat
dikategorikan bekerja atau sedang mencari kerja. Dua hal yang diperbaiki

26
dalam konsep ini yaitu: 1. konsep aktivitas, artinya konsep ini mencakup
orang yg aktif bekerja dan orang yg sedang aktif mencari pekerjaan. 2.
aktivitas tersebut harus berada dlm batasan waktu tertentu sebelum saat
Pencacahan Sensus).

f. BAB VI: PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN DI


INDONESIA

Sumber daya manusia yang melimpah dan didukung oleh sumber daya
alam yang juga melimpah merupakan modal yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara lain yang lebih
maju dan makmur. Hal ini bisa terwujud kalau pengelolaan SDM dan SDA
tadi terlaksana dengan baik, terjadi perimbangan antara pendidikan/skill
yang dimiliki oleh tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. Masalah
akan timbul, apabila terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang
besar dengan minimnya ketersedian lapangan kerja yang ada.

Dengan kata lain lapangan kerja yang ada tidak mampu menampung
(mempekerjakan) tenaga kerja yang ada, lebih-lebih tenaga kerja yang tidak
terampil atau berpendidikan. Masalah ini akan menyebabkan semakin
meningkatnya tingkat pengangguran sehingga jumlah penduduk miskin juga
semakin besar dan memiliki efek-efek negatif yang lain pula. Semua yang
kita paparkan di atas tadi merupakan cerminan dari sebagian permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia yang akan dibahas pada bab ini.

Keterampilan merupakan suatu kemampuan atau kecakapan untuk


melakukan sesuatu. Keterampilan juga dapat di definisikan sebagai suatu
kecakapan dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
Banyak sekali keterampilan kerja yang harus dimiliki seseorang untuk
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Diantaranya
(Communication skill) atau (marketing skill). Dalam kaitannya dengan
dunia kerja keterampilan kerja lebih ditekankan kepada keterampilan yang
dimiliki sesorang dalam melakukan tugasnya atau pekerjaannya. Hal ini
disesuaikan dengan bidang yang ia geluti. Tentunya keterampian yang

27
rendah akan mempersulit seseorang untuk mendapatkan ide bahkan
pekerjaan, seseorang dengan keterampilan rendah akan sulit untuk bekerja
di mana pun.

Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi


pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian
penting bagi ketahanan nasional. Hak memperoleh informasi merupakan
hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu
ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Akses informasi
adalah dimana kita bisa membuka, mendapatkan dan mengambil manfaat
dari informasi tersebut. Bank Dunia menyoroti fenomena lapangan kerja di
Indonesia yang tidak sesuai antara kebutuhan pencari kerja dengan
pengusaha sebagai pemberi kerja. Fenomena ini disinyalir muncul akibat
ketimpangan informasi, terutama di kalangan anak muda yang baru lulus
sekolah.

Pemerintah harus berperan aktif dalam menangani akses informasi


lapangan kerja di indonesia, agar sumberdaya manusia, dan tempat bekerja
bisa terhubung yang akan meningkatkan produktivitas suberdaya manusia
dan tempat bekerja tersebut, serta meningkatkan penyerapan angkatan kerja
di Indonesia. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan
dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab
terjadi pengangguran terdidik. Jika kualitas pendidikan bagus dan jumlah
lulusan pendidikan membludak, tentu saja akan menimbulkan masalah bila
lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memadai. seseorang butuh pekerjaan
yang berujung pada pendapatan atau penghasilan untuk biaya hidup sehari-
hari.

Tidak mungkin lagi seorang sarjana bergantung pada orang tua dalam
masalah finansial. Sementara ijazah hanyalah sekadar pelengkap persyaratan
administratif. Artinya, dunia kerja cenderung mengutamakan keterampilan,
keahlian dan pengalaman kerja ketimbang ijazah. Syukur, bila semuanya
dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki peluang untuk diterima di dunia

28
kerja. Indikasi untuk melihat ketidakrelevansian antara pendidikan dan
dunia kerja ini sebenarnya dapat diketahui dengan mudah oleh orang awam.
Yaitu, dengan melihat banyaknya angka pengangguran intelektual saat ini.
Faktor-faktor penyebab kesenjangan jumlah pencari kerja dan lapangan
kerja: Pertumbuhan kesempatan kerja yang kecil, Irelevansi Jurusan/
keahlian, Kualitas pendidikan yang rendah. Akibat irelevansi pendidikan
dengan dunia kerja Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh dunia usaha
untuk memperoleh tenaga kerja yang kompeten.

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa pengangguran di Indonesia


semakin lama semakin banyak. Pengangguran yang banyak terjadi di
Indonesia itu sendiri di sebabkan karena keterbatasanya lapangan pekerjaan.
Banyaknya pengangguran sendiri di buktikan dengan makin meningkatnya
angka kemiskinan di indonesia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif
terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa
bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-


masalah di bidang ekonomi, melainkan juga berbagai masalah di bidang
sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial. Pertumbuhan tenaga kerja
yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan
menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Dengan
demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan
jumlah kesempatan kerja yang ada. Lowongan kerja adalah merupakan
suatu kesempatan yang diberikan kepada orang lain untuk menempati posisi
pekerjaan yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Pada waktu
sekarang ini banyak data statistik yang mengungkapkan semakin tingginya
tingkat pengangguran setiap tahunnya di Indonesia.

Jumlah lowongan memang sangat penting dalam memberikan


pengaruh tingkat pengangguran tetapi kualitas angkatan kerja juga turut
serta dalam memberikan sumbangan dalam banyaknya jumlah pengagguran.
Pada saat ini yang sangat banyak diperbincangkan adalah mengenai
keterbatasan lowongan kerja bagi peserta kerja. keterbatasan kesempatan

29
lapangan kerja sangat berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah untuk
membuat peraturan dan mengambilan keputusan dalam pengembangan
lapangan kerja. Masyarakat pun harus berfikir taktis, dengan
keterbatasannya lapangan kerja masyarakat harus aktif untuk mencari
pekerjaan baik manual dan online, selain itu diharapkan masyarakat dapat
berbisnis bahkan bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat lain.

Upah adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan kepada pekerja/buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesempatan atau peraturan
perundangan-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh. Syarat
dalam pemberian upah adalah mampu memberikan kepuasaan kepada
pekerja artinya mampu memberikan upah yang sebanding dengan
perusahaan yang sama, adil, dan menyadari fakta bahwa setiap orang
memiliki perbedaan akan kebutuhan.

Sedangkan tujuan dalam pemberian upah adalah untuk Upah


Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh
para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada
pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Di
Indonesia, hingga saat ini kebijakan upah minimum masih menjadi acuan
pengupahan bagi buruh. Kebijakan upah minimum yang diambil oleh
Pemerintah Indonesia pada akhir 80-an menandai dimulainya campur
tangan Pemerintah dalam menentukan tingkat upah.

Pemikiran dasar penetapan upah minimum adalah bahwa upah


minimum merupakan langkah untuk menuju dicapainya penghasilan yang
layak untuk mencapai kesejahteraan pekerja untuk memperhatikan aspek
produktivitas dan kemajuan perusahaan. Persoalan lain dalam upah
minimum adalah dibukanya peluang penangguhan pembayaran upah
minimum oleh pengusaha sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. Per- 01/MEN/1999 serta tidak efektifnya peraturan
mengenai pemberian sanksi bagi perusahaan yang melakukan dalam
pelanggaran terhadap peraturan pemberian upah minimum. Negara

30
Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan tenaga kerja murah.
Murahnya tenaga kerja Indonesia ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa banyak perusahaan asing yang membuka perusahaan di Indonesia.
Tentunya ini juga harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan upah minimum, dengan meningkatnya upah pekerja tentu
meningkat pula kesejahteraan masyarakatnya.

Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di


bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Halhal yang
menjadi penyebab utamanya yaitu efektivitas, efisiensi, dan standardisasi
pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalahmasalah lainya yang
menjadi penyebabnya yaitu: Rendahnya sarana fisik, Rendahnya kualitas
guru, Rendahnya kesejahteraan guru, Rendahnya prestasi siswa, Rendahnya
kesempatan pemerataan pendidikan, Rendahnya relevansi pendidikan
dengan kebutuhan, Mahalnya biaya pendidikan.

Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara


lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu
bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di
lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-
negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih
dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya
manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu
membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia
internasional.

31
g. BAB VII: PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN DI
INDONESIA

Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting yakni untuk


menetapkan tujuan, apa yang akan di raih selama periode/ waktu yang akan
datang dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tak
terkecuali perencanaan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia) yang
merupakan hubungan vital antara perencanaan strategik dan manajemen
SDM. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kemampuan terpadu dari daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi
oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Perencanaan SDM adalah
proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijkan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang
berkesinambungan.

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu hal yang harus selalu


dicermati dalam suatu proses perencanaan dan pembangunan Selain masalah
pertumbuhan penduduk yang tidak berimbang dengan penambahan jumlah
lapangan kerja, tingkat pendidikan angkatan kerja juga menimbulkan
masalah tersendiri terutama terkait dengan produktivitas. Proyeksi adalah
gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga
berfungsi untuk menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang
diperlukan. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk
tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari
komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran,
kematian, dan perpindahan.

Proyeksi ketenagakerjaan adalah salah satu cara untuk menganalisa


pasar tenaga kerja. Proyeksi ini menyediakan informasi penting bagi para
pembuat kebijakan, penyedia layanan ketenagakerjaan dan pendidikan
tentang gambaran ketenagakerjaan, yang dapat membantu mereka

32
menyusun kebijakan dan layanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan
pasar tenaga kerja. Proyeksi ketenagakerjaan disusun secara berkala oleh
Kementerian Perburuhan di seluruh dunia bekerja sama dengan lembaga-
lembaga penelitian guna memberi gambaran tentang kondisi
ketenagakerjaan pada tahuntahun mendatang. Proyeksi ketenagakerjaan
biasanya dipilah berdasarkan jenis industry.

Di Indonesia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi


menyediakan proyeksi ketenagakerjaan setiap dua tahun, yang diterbitkan
dalam dokumen Perencanaan Ketenagakerjaan Nasional. Dalam menyusun
proyeksi ketenagakerjaan, biasanya pemakaian kombinasi metodologi
perkiraan lebih disukai, karena semua metode memiliki keunggulan dan
kelemahan serta kombinasi pendekatan dapat menyediakan informasi yang
lebih kredibel bagi para pembuat kebijakan terkait gambaran
ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan di Indonesia diharapkan terus
berkembang karena Indonesia memperoleh manfaat dari peningkatan jumlah
penduduk usia kerja. Partisipasi remaja perempuan dalam angkatan kerja
diperkirakan meningkat, karena akses yang lebih besar ke pendidikan dan
pelatihan, dan untuk itu, strategi diperlukan untuk mendukung mereka
dalam memperoleh peluang pekerjaan yang ada.

Di era modern dan globalisasi saat ini Pelatihan dan pengembangan


sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga,
atau bahkan dalam instansi pendidikan. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan , Pelatihan Tenaga
Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi pekerjaan. Menurut Andrew
E. Sikula pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai
non-managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam
tujuan terbatas.

33
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Buku I dan Buku II


1. Dilihat dari aspek isi buku:
 Buku I memiliki isi yang sudah lengkap, disertai dengan
pembahasan yang baik dalam perbabnya
 Buku II memiliki isi sesuai dengan materi yang disajikan
diperbabnya kemudian ada juga kesimpulan-kesimpulan dari
materi yang disajikan
2. Dilihat dari aspek tampilan buku:
 Buku I memiliki tampilan yang kurang menarik, pada
cavernya
 Buku II memiliki caver yang kurang menarik, dan namun
disertai gambar tabel
3. Dilihat dari lay out dan tata letak, serta tata tulis dan penggunaan
font:
 Pada buku I tata letaknya sudah bagus kemudian tulisannya
mudah dibaca serta dipahami dilengkapi dengan font yang
baik
 Pada buku II tata letaknya sudah baik, dan penulisannya rapi

34
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dinyatakan
bahwa pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya, dalam
penjelasan pasal tersebut ditegaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Oleh sebab itu, pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil,
makmur, dan merata,baik materil maupun spiritual. Kemudian Pasal 3
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 menegaskan bahwa pembangunan
ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan melalui koordinasi
fungsional lintas sektoral pusat dan daerah.

B. Saran
Saya dapat menyadari bahwa CBR yang saya buat tidal terlepas dari
kesalahan pada tata leta, penulisan, serta font yang sesuai dan jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu adanya saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca untuk saya sebagai penulis sehingga saya dapat memperbaiki
kesalahan yang ada dan menjadi evaluasi agar kedepannya menjadi lebih
baik. Semoga CBR yang saya sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menambah wawasan pembaca khususnya untuk diri saya sendiri.

35
DAFTAR PUSTAKA
Hamida Gigih, Inung Oni, Irim Rismi, Kartika Sari, Ketenagakerjaan, 2019,
Cempaka Putih, Klaten.
Dra. Gatiningsih, M.T. dan Drs. Eko Sutrisno, M.Si, Kependudukan dan
Ketenagakerjaan, 2017, Fakultas Manajemen Pemerintahan IPDN,
Sumedang.

36

Anda mungkin juga menyukai