Makalah Geopol - Kelompok 4
Makalah Geopol - Kelompok 4
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 4
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca maupun pendengar. Terima kasih.
KELOMPOK 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama
lain baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga interaksi tidak terlepas dari
aktivitas manusia. Manusia sebagai kajian utama ilmu geografi, terutama bidang
geografi manusia, memiliki kecenderungan untuk berkelompok-kelompok atas suatu
kepentingan. Politik mewadahi kepentingan-kepentingan ini dalam suatu kebijakan
umum. Politik memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan. Karena peraturan-
peraturan yang dikeluarkan atau dibuat oleh para pejabat negara, atau pembuat hukum
itu menjadi faktor yang penting terhadap kondisi lingkungan. Kelestarian dan
pengelolaan yang baik akan mengahsilkan lingkungan yang baik, bahkan sebaliknya.
Ekologi manusia memiliki konsep tentang hubungan antara manusia dan alam
sekitarnya. Ekologi manusia melakukan analisa mengenai isu-isu kerusakan alam
melalui berbagai perspektif antara hubungan manusia dengan alam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Selain itu kepentingan umum kerap diartikan sebagai bentuk tujuan
moral atau nilai ideal yang memiliki sifat abstrak seperti keadilan, kebenaran
dan juga kebahagiaan. Konsep politik klasik dinilai kabur seiring banyaknya
penafsiran tentang kepentingan umum. Kepentingan umum juga bisa diartikan
sebagai general will, will of all dan juga kepentingan mayoritas.
2. Kelembagaan
Politik juga memiliki sifat kelembagaan. Menurut Max Weber, politik
merupakan segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penyelenggara
negara. Ia melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang juga status.
Negara dianggap memiliki suatu hak monopoli kekuasaan fisik yang
paling utama. Akan tetapi konsep ini hanya bisa diberlakukan bagi negara
modern. Negara modern sendiri merupakan suatu negara yang sudah memiliki
diferensiasi serta spesialisasi peranan. Lalu negara modern juga sudah memiliki
batas wilayah yang lebih pasti serta penduduknya tidak nomaden atau
berpindah-pindah tempat.
3. Kekuasaan
Menurut Robinson, politik merupakan suatu kegiatan untuk mencari dan
mempertahankan sebuah kekuasaan atau suatu kegiatan yang menentang
pelaksanaan kekuasaan.
Kekuasaan di sini memiliki arti suatu kemampuan seseorang yang bisa
memberikan pengaruh kepada orang lain. Baik itu tentang pola pikir ataupun
perbuatan yang bisa membuat orang lain berfikir dan bertindak sesuai dengan
orang yang memberikan pengaruh tersebut.
Konsep politik kekuasaan memiliki kelemahan di dalamnya yaitu tidak
dapat membedakan konsep beraspek publik dan juga non politik. Selain itu
konsep kekuasaan juga merupakan salah satu konsep yang ada di dalam ilmu
politik yang masih ada konsep ideologi, legitimasi serta konflik.
4. Fungsionalisme
Politik juga memiliki konsep fungsional. Menurut David Easton
memiliki pendapat jika politik merupakan alokasi dari nilai-nilai secara
otoritatif. Nilai-nilai otoritatif tersebut memiliki dasar kewenangan serta
mengikat masyarakat. Konsep politik fungsional juga memiliki kelemahan yaitu
3
pemerintah hanya bisa ditempatkan sebagai sarana dan juga wasit terhadap
persaingan antara berbagai macam kekuatan politik. Hal ini dilakukan untuk bisa
mendapatkan nilai terbanyak dari kebijakan umum yang ada tanpa perlu
memperhatikan kepentingan pemerintah itu sendiri.
5. Konflik
Konsep ini bisa diartikan sebagai politik merupakan suatu kegaiatn yang
bisa memberikan pengaruhan terhadap perumusan sekaligus kebijakan umum
dalam rangka usaha untuk mempengaruhi, mendapatkan serta mempertahankan
suatu nilai. Maka dari itu kerap terjadi suatu perdebatan dan juga pertentangan
dari berbagai macam pihak, yang mana perdebatan dan pertengkaran tersebut
semata-mata untuk memperjuangkan serta mempertahankan suatu nilai.
Kelemahan dari konsep konflik adalah tidak semua konflik memiliki dimensi
politik.
B. Perkembangan Politik
Secara arti dari perkembangan politik sebagai proses perubahan menuju pada
suatu tujuan dari sistem politik yaitu stabilitas politik, integrasi politik, demokrasi, dan
lain lain. Ada berbagai fakta negara dan sistem sosial yang belum tanggap
mengendalikan munculnya berbagai kekuatan baru. Di masyarakat, individu
berinteraksi dan berperilaku sebagian dari perilaku dan interaksi dapat dikenali
dengan berupa perilaku politik. Indonesia memiliki sistem politik demokrasi, tetapi
yang dilaksanakan tidak seperti negara lainya yang menggunakan sistem demokrasi,
melainkan demokrasi yang sesuai dengan bangsa Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila.
1. Perkembangan Politik Orde Lama
Perdebatan antara pihak-pihak yang sangat berpengaruh mengenai dasar
ideologis Indonesia dan hubungan organisasi antara badan negara telah dimulai sebelum
proklamasi tahun 1945. Pihak-pihak ini adalah: tentara, kaum Islam, para komunis,
dan para nasionalis.
Demokrasi parlementer yang terjadi di Indonesia tahun 1950an terjadi oleh
ketidakstabilan dikarenakan perbedaan sudut pandang mengenai dasar ideologis negara.
Soekarno memulai periode demokrasi terpimpin lalu ia membubarkan parlemen dan
menggantinya dengan parlemen baru setengah dari anggotanya ditunjuk sendiri oleh
4
Soekarno. Soekarno sadar bahayanya bagi kedudukannya bila militer menjadi terlalu
kuat.
2. Perkembangan Politik Orde Baru
Dari awal Orde Baru, angka pertumbuhan makro ekonomi sangatlah bagus
tetapi, kebijakan ini juga berdampak pada ketidakpuasan masyarakat indonesia karena
pemerintah dianggap terlalu berkeinginan pada menarik investor asing. Sementara
kesempatan investasi masyaraka hanya diberikan kepada orang Indonesia yang biasanya
merupakan perwira militer atau sekelompok kecil warga keturunan Tionghoa. Kesal
dengan hal korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), ribuan masyarakat melakukan
demonstrasi di tahun 1974 waktu Perdana Menteri Jepang melakukan kunjungan ke
Jakarta. Demonstrasi berubah menjadi kerusuhan yang sangat besar yang disebut
'Kerusuhan Malari'. Suharto berhasil semakin memperkuat posisinya pada tahun
1970an.
3. Perkembangan Politik Reformasi
Kasus Timor Timur adalah hal yang menyebabkan banyak sekali konflik terjadi,
baik di tingkat nasional maupun internasional. Fakta sebenarnya Timor Timur telah
mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1975 tetapi diinvasi oleh Indonesia
setahun berikutnya dan reputasi Habibie rusak akibat hilangnya kendali atas situasi
politik di Timor Timur, lalu Habibie sendiri dikaitkan dengan skandal korupsi besar
melibatkan Bank Bali. Bank ini menerima dana dari BPPN untuk rekapitalisasi tetapi
dicurigai setengah dari dana tersebut digunakan oleh tim kampanye nya Habibie.
5
material melingkupi dan lebih perjuangan seperti bersambungan lingkungan di dunia
ketiga, ekologi politik berfokus pada masyarakat kurang mampu dengan lingkungannya
yang menciptakan suatu konflik, sehingga memunculkan berbagai macam isu-isu
tentang permasalahan lingkungan.
Berbagai masalah tentang alam baik di laut, darat hingga udara yang sering di
anggap sebagai masalah teknis semata, namun pada implikasinya hal tersebut dapat
terjadi akibat ulah manusia, seperti halnya pencemaran air akibat limbah-limbah
industry atau tanah longsor akibat pengundulan hutan untuk pembangunan maupun
untuk perluasan lahan pertanian. sumber daya alam dijadikan sebagai permasalahan
social politik menjadi focus ekologi politik.
Permasalaan manusia dengan alam pada saat ini sangat terasa dampaknya bagi
kelangsungan hidup manusia, hal ini dapat di jumpai di Indonesia baru-baru ini. seperti
terjadinya kelangkaan minyak fosil dan banyaknya ancaman-ancaman alam terhadap
manusia seperti banjir, longsor dll. hal itu membawa pengaruh terhadap ekosistem
biosper dalam kehancuran bersama (manusia dan alam) fenomena ini dapat berimplikasi
baik secara social, ekonomi dan politik. hal inilah yang menjadi agenda riset ekologi
manusia di abab 20.
Dasar ketidak pedulian partai politik di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia untuk mengangkat isyu-isyu lingkungan dan pelestrarian sumberdaya alam
maka para pemikir ekologi manusia memperluas kajiannya untuk memasuki wilayah
politik yang pada nantinya menjadi ekologi politik. menurut Arya Hadi Dharmawan ada
dua flatfom yang menjadi dasar. pertama, "Ruang konflik", sebagai ruang dimana
proses produksi dan reproduksi kebijakan dan keputusan politik yang melibatkan
beragam kepentingan, dilangsungkan) Yang kedua adalah "Ruang-kekuasaan" (sebagai
ruang dimana para pemegang otoritas kebijakan menjalankan keputusan kebijakan yang
telah ditetapkan di ruang-konflik).
6
antara tabiat manusia dan lingkungan bermakna bahwa pemahaman peran suatu
masyarakat di dalam sistem lingkungan memerlukan bukan hanya pemahaman
bagaimana masyarakat telah berbuat di masa lampau, tetapi juga apa yang mereka
rencanakan untuk masa depan. Lingkungan memiliki sejumlah kharakteristik khas yang
idealnya dapat dijadikan titik rujuk bagi politik sebagai instumen pengaturan
kepentingan bersama. Tiga kharakteristik dasar lingkungan bisa diidentifikasi.
Pertama, watak lingkungan sebagai sebuah kesatuan sistem melintasi sekat-sekat
administrasi pemerintahan dan politik. lingkungan tidak pernah setia pada dan tidak
pernah bisa dipagari oleh ruang yang diciptakan melalui politik. Ia melintasi batas-batas
negara, mengabaikan konseptualisasi tentang “kedaulatan” sebagai titik pijak dalam
pemaknaan atas negara modern. Sifat lingkungan juga pernah setia pada dan tidak dapat
dipagari oleh batas batas administrasi pemerintahan apapun pola peraturannya.
Kedua, lingkungan melekat di dalamnya kepentingan paling subyektif dari
manusia sebagai makhluk, terlepas dari ruang politik dan terbebas dari penjara waktu.
Setiap individu, membutuhkan lingkungan sebagai ruang kebutuhan hari ini yang tak
bisa ditunda pemenuhannya dan sekaligus ruang kebutuhan masa depan yang tak dapat
dipercepat. Lingkungan adalah ruang sebagai makhluk manusia. Bukan saja sebagai
ruang hari ini, tapi sekaligus sebagai ruang masa depan diri dan anak keturunan kita.
Dalam konteks ini, lingkungan memiliki variasi makna, mulai dari posisinya sebagai
ruang ekonomi, ruang kultural, bahkan hingga pada ruang dalam makna fisikalnya.
Ketiga, daya menghukum lingkungan yang timbul sebagai akibat dari
pengabaian manusia atas lingkungan punya sifat yang sangat khas, yakni
indiskriminatif. Berbagai bencana diperlakukan lingkungan secara wajar akan melanda
siapa saja tanpa mempedulikan kelas sosial, kekayaan asal-usul, agama dan berbagai
kategori pembeda manusia lainnya.
Politik memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan. Karena peraturan-
peraturan yang dikeluarkan atau dibuat oleh para pejabat negara, atau pembuat hukum
itu menjadi faktor yang penting terhadap kondisi lingkungan. Kelestarian dan
pengelolaan yang baik akan menghasilkan lingkungan yang baik, bahkan sebaliknya.
Upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan itu meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (pasal 1
7
angka 2 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Amanat pasal tersebut memiliki makna bahwa terdapat korelasi antara negara,
wujud perbuatan hukumya berupa kebijakan (policy making), serta sistem tata
kelola lingkungan yang bertanggung jawab. Kuatnya pengaruh variabel politik serta
ekonomi dan tradisi hukum tertulis (positive law tradition) terhadap kebijakan
pengelolaan lingkungan membawa dampak negatif terhadap hukum dan substansi
regulasi pengelolaan lingkungan (state based environmental management). Konsep ini
akan menciptakan bentuk kebijakan, pengaturan maupun penegakan hukum yang
mengenyampingkan etika serta moral, kearifan lokal (indigenous knowladge), dan
kritikan maupun keluhan korban masalah lingkungan.
2.4 Hubungan Timbal – Balik Antara Politik Dan Unsur – Unsur Geografis
Hubungan timbal balik antara politik dan unsur-unsur geografis adalah aspek
yang sangat penting dalam pemahaman tentang bagaimana dunia kita berfungsi. Unsur-
unsur geografis seperti lokasi, topografi, iklim, sumber daya alam, dan lainnya
memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan politik suatu negara, hubungan
internasional, dan dinamika geopolitik secara keseluruhan. Berikut ini unsur-unsur
geografis memengaruhi politik dan bagaimana politik dapat membentuk pemanfaatan
unsur-unsur geografis.
1. Lokasi Geografis:
Lokasi geografis suatu negara adalah faktor yang sangat signifikan dalam
menentukan peran politiknya di dunia. Lokasi geografis mempengaruhi interaksi suatu
negara dengan negara lainnya, serta dampak yang dimilikinya dalam masalah seperti
perdagangan, keamanan nasional, dan diplomasi.
Pengaruh Regional: Negara yang terletak di pusat benua atau di wilayah dengan
akses ke banyak negara tetangga seringkali memiliki pengaruh regional yang
besar. Sebagai contoh, Jerman memiliki pengaruh besar di Eropa karena
lokasinya di pusat benua, yang memungkinkannya untuk berperan penting dalam
kebijakan Uni Eropa.
Akses Laut: Negara yang memiliki akses laut seringkali dapat berpartisipasi
dalam perdagangan internasional dengan lebih mudah dan memiliki akses ke
8
pasar global. Negara-negara pesisir seperti Amerika Serikat, Cina, dan Jepang
memiliki pengaruh besar dalam ekonomi global karena akses mereka ke lautan
yang meluas.
Negara Pulau: Negara yang terdiri dari pulau-pulau, seperti Indonesia atau
Filipina, seringkali memiliki tantangan unik dalam hal administrasi dan
kebijakan luar negeri karena mereka harus mempertahankan dan mengelola
sejumlah pulau yang tersebar di wilayah yang luas.
2. Topografi dan Aksesibilitas:
Topografi atau bentuk fisik suatu wilayah, seperti pegunungan, sungai, dan
daratan datar, juga memainkan peran penting dalam politik dan kebijakan suatu negara.
Pegunungan Sebagai Penghalang: Pegunungan sering berfungsi sebagai
penghalang alami yang mempengaruhi perbatasan dan mobilitas. Pegunungan
Alpen, misalnya, telah mempengaruhi pembagian politik di Eropa selama
berabad-abad dan memengaruhi pertahanan nasional dan diplomasi negara-
negara di wilayah tersebut.
Sungai sebagai Jalur Transportasi: Sungai besar seperti Sungai Nil atau Sungai
Amazon telah menjadi jalur transportasi utama di sepanjang sejarah manusia.
Negara-negara yang memiliki kendali atas sungai-sungai ini dapat
mengendalikan akses ke perdagangan dan sumber daya, yang dapat
memengaruhi politik dan hubungan internasional.
Akses ke Lautan: Negara-negara yang memiliki akses ke lautan sering memiliki
keuntungan strategis dalam perdagangan internasional. Akses ke laut
memungkinkan negara-negara tersebut untuk mengembangkan pelabuhan-
pelabuhan dan perdagangan maritim yang dapat membantu pertumbuhan
ekonomi mereka.
3. Iklim dan Kebijakan Lingkungan:
Iklim dan kondisi lingkungan suatu negara dapat memengaruhi kebijakan
politiknya, terutama dalam hal perlindungan lingkungan dan perubahan iklim.
Perubahan Iklim dan Diplomasi: Negara-negara yang lebih rentan terhadap
perubahan iklim, seperti yang terjadi di kawasan Arktik, sering terlibat dalam
diplomasi untuk mengatasi isu-isu seperti pencairan es laut, peningkatan suhu,
dan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem mereka.
9
Konservasi Sumber Daya Alam: Iklim dan lingkungan dapat memengaruhi
kebijakan konservasi sumber daya alam. Negara-negara dengan sumber daya
alam yang unik, seperti hutan hujan tropis, sering harus menghadapi tekanan
internasional untuk melindungi sumber daya tersebut.
4. Sumber Daya Alam:
Sumber daya alam adalah unsur geografis yang paling sering dikaitkan dengan
politik, terutama dalam hal ekonomi dan konflik.
Minyak dan Gas: Negara-negara yang memiliki cadangan minyak dan gas alam
yang besar, seperti Arab Saudi atau Rusia, sering memiliki pengaruh yang besar
dalam politik global karena mereka adalah produsen energi utama. Kontrol
terhadap pasokan energi dapat digunakan sebagai alat kebijakan dalam
hubungan internasional.
Sumber Daya Mineral: Sumber daya mineral seperti logam berharga, batu bara,
dan bijih besi dapat memengaruhi kebijakan perdagangan dan investasi. Negara-
negara yang kaya akan sumber daya ini sering berusaha untuk memaksimalkan
manfaat ekonomi mereka dari ekspor sumber daya tersebut.
Sumber Daya Air dan Tanah: Ketersediaan air bersih dan tanah subur adalah
faktor penting dalam kebijakan pertanian dan ketahanan pangan. Negara-negara
yang memiliki akses terhadap sumber daya ini mungkin lebih mampu untuk
memenuhi kebutuhan makanan penduduk mereka dan memiliki stabilitas politik
yang lebih besar.
5. Perbatasan dan Konflik Wilayah:
Unsur geografis seperti perbatasan dan klaim wilayah dapat menjadi sumber
konflik politik yang serius. Perselisihan terkait perbatasan dan klaim wilayah dapat
menghasilkan ketegangan antara negara-negara, bahkan hingga konflik bersenjata.
Salah satu contoh yang aktual adalah konflik antara Rusia dan Ukraina terkait dengan
Crimea. Klaim wilayah ini menciptakan konflik politik yang kompleks dan
mempengaruhi hubungan Rusia dengan banyak negara lain. Unsur geografis seperti
perbatasan dan klaim wilayah dapat menjadi sumber konflik politik yang serius.
Konflik Perbatasan: Perselisihan terkait perbatasan adalah contoh paling
langsung dari bagaimana unsur geografis dapat memicu konflik politik. Klaim
10
atas wilayah tertentu dapat memicu ketegangan antara negara-negara dan bahkan
konflik bersenjata.
Wilayah Strategis: Wilayah yang memiliki kepentingan strategis sering menjadi
pusat konflik. Misalnya, Selat Hormuz adalah jalur maritim yang penting karena
sebagian besar pasokan minyak dunia melewati sana, dan hal ini membuat
wilayah ini menjadi sumber potensial konflik politik dan militer.
6. Migrasi dan Demografi:
Faktor geografis seperti ketersediaan sumber daya dan iklim dapat memengaruhi
pola migrasi penduduk. Migrasi Akibat Faktor geografis juga dapat memengaruhi pola
migrasi penduduk. Wilayah yang subur, dengan akses ke sumber daya alam dan
pekerjaan, sering kali menjadi tujuan migrasi penduduk dari wilayah yang kurang
makmur.
Ketika migrasi besar-besaran terjadi, hal ini dapat memengaruhi politik dalam
negeri dan luar negeri suatu negara. Pertanyaan tentang imigrasi, suaka, dan
penempatan pengungsi seringkali menjadi topik politik yang kontroversial dan
memengaruhi kebijakan luar negeri.
Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memaksa populasi untuk bermigrasi
karena kondisi lingkungan yang memburuk, seperti kekeringan atau banjir. Hal
ini dapat memengaruhi politik dan kebijakan imigrasi.
Pertumbuhan Populasi: Wilayah yang subur dan memiliki tingkat kelahiran yang
tinggi dapat mengalami pertumbuhan populasi yang cepat, yang dapat memiliki
dampak besar pada politik dalam negeri dan kebijakan sosial.
7. Keterhubungan atau Isolasi:
Tingkat keterhubungan geografis suatu negara dengan negara tetangga atau
wilayah lainnya memainkan peran penting dalam hubungan politiknya.
Keterhubungan Regional: Negara yang terhubung secara geografis dengan
negara tetangga seringkali memiliki hubungan yang lebih erat dengan mereka,
baik dalam hal perdagangan, diplomasi, atau konflik. Uni Eropa adalah contoh
yang baik, di mana negara-negara anggotanya sangat terhubung secara geografis
dan memiliki tingkat integrasi politik dan ekonomi yang tinggi.
Isolasi Geografis: Sebaliknya, negara-negara yang terisolasi secara geografis
atau memiliki akses yang terbatas ke negara tetangga seringkali memiliki
11
tantangan dalam hal perdagangan dan diplomasi. Negara-negara kepulauan,
misalnya, mungkin perlu mengatasi kendala geografis untuk menjalankan
kebijakan luar negeri mereka.
8. Bencana Alam dan Bantuan Kemanusiaan:
Daerah yang terletak di zona rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,
atau badai sering memerlukan bantuan kemanusiaan dan dukungan internasional.
Krisis Kemanusiaan: Terjadinya bencana alam seringkali memicu respons
politik dan diplomatik dari negara-negara lain. Bantuan kemanusiaan dan upaya
pemulihan memengaruhi politik luar negeri suatu negara dan hubungan
internasionalnya. Dalam banyak kasus, unsur-unsur geografis ini tidak hanya
memengaruhi kebijakan politik suatu negara, tetapi juga dapat membentuk
identitas nasional dan pandangan dunia negara tersebut. Faktor-faktor geografis
ini tidak bisa dipisahkan dari politik, dan sebaliknya, keputusan politik dapat
mengubah cara sebuah negara memanfaatkan atau merespon unsur-unsur
geografisnya.
Sebagai contoh, Amerika Serikat mengambil banyak keputusan politik yang
didasarkan pada sumber daya alamnya yang kaya dan aksesnya ke lautan. Ini mencakup
kebijakan perdagangan internasional, kebijakan energi, dan kebijakan lingkungan. Di
sisi lain, India menghadapi tantangan dalam mengelola pertumbuhan populasi yang
cepat dan tekanan terhadap sumber daya airnya yang terbatas, yang mempengaruhi
kebijakan dalam negeri dan luar negerinya. Demikian pula, geopolitik dan konflik
internasional sering kali berkaitan erat dengan unsur-unsur geografis. Konflik antara
Israel dan Palestina, misalnya, memiliki akar sejarah dan geografis yang kuat, termasuk
klaim terhadap wilayah yang sama.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Politik dan lingkungan memiliki hubungan erat. Dinamika lingkungan adalah
sebagai produk saling penguatan dari banyak susunan yang saling berinteraksi dan
proses dari pada lebih suatu desain. Dengan demikian, perbedaan yang fundamental
antara tabiat manusia dan lingkungan bermakna bahwa pemahaman peran suatu
masyarakat di dalam sistem lingkungan memerlukan bukan hanya pemahaman
bagaimana masyarakat telah berbuat di masa lampau, tetapi juga apa yang mereka
rencanakan untuk masa depan. Politik memiliki pengaruh yang besar terhadap
lingkungan. Karena peraturan-peraturan yang dikeluarkan atau dibuat oleh para
pejabat negara, atau pembuat hukum itu menjadi faktor yang penting terhadap
kondisi lingkungan. Kelestarian dan pengelolaan yang baik akan menghasilkan
lingkungan yang baik, bahkan sebaliknya. Upaya pengelolaan dan perlindungan
lingkungan itu meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan di dalam makalah ini yang dapat kami paparkan.
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak kalangan. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
masih banyak memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14