Anda di halaman 1dari 19

4.

VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

Standar Kompetensi :
Peserta didik dapat mengidentifikasi cara menggambar dengan cara: isometri, dimetri,
trimetri, prespektif , gambar sket dengan menggunakan tangan, dan gambar exploded.

Kompetensi Utama :
1. Peserta didik dapat membuat gambar dengan cara isometri, dimetri, trimetri,
miring dan perspektif
2. Peserta didik dapat membuat gambar sket dengan menggunakan tangan.

Pengantar. Sebuah gambar satu pandangan menyajikan sebuah benda seperti dalam
foto, sehingga bentuk bendanya dapat dimengerti oleh si penglihat. Oleh kerena itu
gambar-gambar ini biasanya dipakai sebagai ilustrasi, tidak saja dalam buku pegangan
pemakai, gambar susunan, atau katalog dari produk-produk sebuah industri mesin, tetapi
juga untuk gambar bagan pendahuluan, diagram sistim, diagram pemipaan dsb. Cara
proyeksi yang dipergunakan untuk gambar satu pandangan terdiri dari proyeksi
aksonometri, proyeksi miring dan proyeksi perspektif.

4.1 Proyeksi aksonometri


Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal hanya sebuah bidang saja yang
akan tergambar pada bidang proyeksi. Seandainya bidang-bidang atau tepi-tepinya
dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat
serentak, dan gambar demikian memberikan bentuk benda seperti sebenarnya. Cara
demikian disebut proyeksi aksonometri dan gambarnya disebut gambar akonometri.
(lihat gambar 4.1).

Gambar 4.1 Teori proyeksi aksonometri

Proyeksi aksonometrik. merupakan bentuk proyeksi sejajar (ortografik), perbedaannya


ialah bahwa hanya satu bidang yang dipakai dan bukan dua atau lebih dari dua bidang,
dan obyek diputar dari kedudukannya yang biasa sehingga ketiga mukanya dapat
diperlihatkan.
Obyek dapat diletakkan dalam kedudukan yang tak terhingga relatif banyaknya terhadap
bidang proyeksi, sehingga tampang yang dapat dilihat tak terhitung jumlahnya dan dapat
dibuat berbedabeda dalam hal perbandingan pada, panjang rusuk dan ukuran sudutnya.
Ada beberapa macam proyeksi aksonometri diantaranya : (a) proyeksi isometri, (b)
proyeksi dimetri serta (c) proyeksi trimetri.

Visualisai, hal 1
4.1.1 Proyeksi isometri
Proyeksi isometrik merupakan cara paling sederhana di antara ketiga proyeksi itu, sebab
sumbu utamanya membuat sudut yang sama dengan bidang proyeksi dan karena itu
rusuknya menjadi mengkerut dalam ukuran yang sama. Sebagai contoh diambil sebuah
kubus, pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada gambar 5.2(a). Kemudian kubus
ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus pada bidang vertikal, atau
bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35°16'
(lihat gambar 4.2(b)

Gambar 4.2 Proyeksi isometri

Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi P proyeksinya akan menunjukkan
ketiga bidang dari kubus. Dalam gambar proyeksi ini sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-
tiganya sama panjang, dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o dan
proyeksi demikian disebut proyeksi isometri. Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah
sumbu-sumbu isometric, panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi
sebenarnya. Panjang sisi ini dapat diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala yang sama.

4.1.2 Gambar isometri.


Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan
panjang yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak
dipakai untuk membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan
benda dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara
proyeksi yang lain. Di bawah ini akan dibahas cara cara proyeksi isometri lebih
mendalam.
1. Tentukanlah letak sumbu-sumbu isometri.
Letak sumbu-sumbu isometri adalah (a) sumbu-sumbu pada kedudukan normal, (b)
sumbu-sumbu pada kedudukan terbalik, dan (c) sumbu utama pada kedudukan horizontal
seperti tampak pada gambar 4.3. Kedudukan sumbu-sumbu isometri dipilih sesuai tujuan
dan hasil yang akan memberikan gambar yang paling jelas.
2. Gambarlah benda tersebut dengan sisi-sisi yang akan memberikan panjang sisi yang
sebenarnya, sejajar dengan sumbu-sumbu isometri.

Visualisai, hal 2
Gambar 4.3 Kedudukan sumbu-sumbu isometri

b) Gambar isometri dari sebuah benda dengan sebuah bidang miring.


Penggambaran sebuah benda sederhana tanpa bagian yang menonjol, seperti gambar 4.4
dapat dilakukan dengan gambar isometri selubung segi empat dari benda tersebut.
TAHAPAN KERJA
1. Buat gambar isometri selubung segi
empat dari benda tersebut, sementara
B bidang yang miring diabaikan dahulu
2. Kemudian titik-titik A dan B
b
d ditentukan dengan memindahkan
e
ukuran-ukuran d dan e pada sisi-sisi
selubung segi empat.
A
3. Hubungkanlah A dan B, maka satu
a sisi dari bidang miring telah
c diperoleh. Ahirnya gambar isometri
dari benda yang diinginkan dapat
Gambar 4.4. Gambar isometri dari sebuah
benda dengan bidang miring
diselesaikan

c) Gambar isometri dari sebuah benda dengan bidang lengkung tak teratur.
Untuk benda kerja dengan sebuah sebuah bidang miring dapat diselesaikan dengan cara
sebagai berikut (lihat gambar 4.5).

TAHAPAN KERJA
1. Bagilah garis lengkung A8 dalam beberapa bagian yang sama, dan berilah tanda 1,
2, 3 dsb. pada titik-titik bagi tersebut.
2. Tariklah garis-garis sejajar dengan AB dan BC melalui titik-titik 1. 2, 3 dst. Garis-
garis sejajar ini akan memotong garis AB dan BC masing-masing pada titik-titik 1', 2',
3',... dan 1", 2", 3",...
3. Pindahkanlah titik-titik terakhir ini ke gambar isometri pada garis-garis AB dan BC,
dan tariklah garis-garis sejajar dengan AB dan BC melalui titik-titik ini yang masing-
masing akan saling ber-potongan di titik-titik 1, 2, 3,.. .

Visualisai, hal 3
A E
1’’ A 1
2’’ 2 1’’
2’’ 1
3’’ 3
4 3’’ 2
4’’
5’’ 5 4’’ 3
6’’ 6 5’’ 4
7’’ 7 8 6’’ 5
9’’ 8’’ 9 10 7’’
D 8’’ 6
10’’ 9’’
10’’ 7
8
9
B 1’ 2’ 4’ 6’ 8’ 9’ 10’ C 10
3’ 5’ 7’
1’2’
4’
3’5’6’7’8’
GAMBAR OTHOGRAFIK 9’
10’

Gambar4.5 Gambar isometri dari sebuah benda dengan bidang miring tak teratur

4. Jika titik-titik ini dihubungkan dengan garis licin, maka akan dihasilkan garis
lengkung dari benda. Garis yang satu lagi diperoleh dengan menarik garis-garis sejajar
dengan CE, melalui titik-titik 1, 2. 3,..., yang panjangnya semua sama dengan CE.
5. Akhirnya tebali garis benda, maka akan diperoleh gambar isometri

d) Gambar isometri dari sebuah lingkaran.


Jika suatu benda atau bagian dari benda terdiri dari silinder, maka gambar isometrinya
akan menjadi elips. (lihat gambar 4.6a dan 4.6b).
A
TAHAPAN KERJA.
1. Gambarlah bujur sangkar yang mengelilingi
O lingkaran.
C D 2. Gambarlah proyeksi isometri dari bujur
sangkar ini.
3. Tariklah garis bagi tegak lurus dari tiap-tiap
d B
sisi dari bujur sangkar, yang saling
LINGKARAN DENGAN berpotongan di titik-titik C dan D. Dengan C
DIAMETER d
dan D sebagai titik-titik pusat dan jari-jari r,
Gambar 4.6a Gambar isometric
gambarlah busur lingkaran.
lingkaran dengan cara pendekatan 4. Selanjutnya dengan titik-titik A dan B
sebagai titik pusat dan jari-jari R gambarlah
busur lingkaran. Maka terbentuklah gambar
elips yang merupakan juga proyeksi isometri
dari sebuah lingkaran dengan diameter d.

Visualisai, hal 4
Gambar 4.6b Gambar isometric silinder bertingkat

4.1.3. Proyeksi dimetri dan Proyeksi trimetri


Apabila skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama,
maka proyeksi yang demikian disebut proyeksi dimetri (lihat gambar 4.7). Proyeksi di
mana skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama, disebut proyeksi trimetri.
Secara keseluruhan harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi
aksonometri yang diperinci seperti pada Tabel 4.1.

Gambar 4.7 Proyeksi dimetri Gambar 4.8 Proyeksi trimetri

Tabel 4.1 Sudut Proyeksi dan skala perpendekan


Cara Proyeksi Sudut proyeksi (°) Skala perpendekan

α β Sumbu-X Sumbu-Y Sumbu-Z

Proyeksi isometri 30 30 82 82 82
Proyeksi dimetri 15 15 73 73 96
35 35 86 86 71
40 10 54 92 92
20 10 64 83 97
Proyeksi trimetri 30 15 65 86 92
30 20 72 83 89
35 25 77 85 83
45 15 65 92 86

Visualisai, hal 5
a) Isometri b) Dimetri c) Trimetri

Gambar 4.9 Perbandingan gambar isometric, dimetri dan trimetri

4.2 Proyeksi miring


Dalam proyeksi miring, tampang dihasilkan dengan memakai proyektor sejajar yang
membuat sudut 90° dengan bidang proyeksi. Umumnya, satu muka ditempatkan sejajar
dengan bidang lukisan dan garis proyeksi diambil 45 o dan ini memberikan tampang
yang tampil sebagai pelukisan, sebab tampang ini memperlihatkan muka depan dan satu
atau lebih dari satu muka tambahan untuk obyek. Dalam gambar 4.9 diperlihatkan
proyeksi ortografik dan proyeksi miring sebuah kubus. Apabila besarnya sudut 45o,
gambar ini disebut proyeksi kavalir (cavalier proyection) dan secara umum dikenal
sebagai proyeksi miring atau gambar miring.

Gambar 4.9 Teori proyeksi miring

Teori proyeksi miring dapat dijelaskan dengan membayangkan sebuah bidang proyeksi
vertikal di sebelah muka kubus yang sejajar dengan salah satu mukanya. Apabila
proyektor membuat sudut 45o dalam sembarang arah dengan bidang lukisan, panjang
sembarang proyeksi miring untuk rusuk AB adalah sama dengan panjang sejati AB.
Perhatikan bahwa proyektor dapat sejajar dengan elemen mana saja dalam kerucut 45o
yang dasarnya berada dalam bidang proyeksi. Dengan proyektor dengan sudut khusus ini
(45°), muka yang sejajar dengan bidang proyeksi dalam ukuran sejati serta dalam bentuk
sejatinya dan rusuk yang tegaklurus pada bidang lukisan diproyeksikan dalam panjang
sejatinya. Apabila proyektor membuat sudut yang lebih besar, maka proyeksi miring akan
lebih pendek sedangkan kalau sudut lebih kecil, proyeksi akan lebih panjang.

4.2.1 Gambar miring


Bentuk gambar miring didasarkan pada tiga sumbu yang tegak lurus satu sama lain, dan
untuk melakukan pengukuran dapat dilakukan sepanjang atau sejajar dengan ketiga
sumbu tersebut. Gambar miring berbeda dalam prinsip dari gambar isometri, disini dua
sumbu selalu tegak lurus satu sama lain, sedang sumbu yang ketiga (sumbu yang
menjauh kebelakang) membuat suatu sudut yang cocok sesuai dengan keperluan, seperti
misalnya 30o, 45o atau 60o dari garis mendatar (gambar 4.10).

Visualisai, hal 6
Gambar 4.10 Kedudukan sumbu pada gambar miring

Gambar miring agak lebih fleksibel dan mempunyai keuntungan dibanding dengan
gambar isometri, antra lain :
(1) Garis bentuk lingkaran atau yang tak teratur pada muka depan terlihat dalam bentuk
sejatinya
(2) Perubahan bentuk dapat diperkecil lewat pengerutan (foreshortening) se-panjang
sumbu yang menjauh kebelakang (receding axis)
(3) Ada kesempatan untuk melakukan lebih banyak pilihah terhadap seleksi kedudukan
sumbu.
Untuk membuat gambar miring ada prosedur yang harus diikuti sebagai berikut (lihat
gambar 4.11).

Gambar 4.11 Tahapan untuk menggambar miring

TAHAPAN KERJA
1. Penetapan ketiga sumbu sebagai rusuk ditarik melaluiu titik O yang menggambarkan
sudut muka OA dan OB tegaklurus satu sama lain dan OC yang membentuk sudut
misalnya 30° terhadap garis mendatar.
2. Mengukur lebar, tinggi dan ukuran muka-belakang, bagian muka dapat diukur dalam
ukuran sebenarnya dan bentuk sejatinya.
3. Hal lain, umumnya prosedur untuk membuat gambar miring sama dengan prosedur
untuk gambar isometri.

Pada gambar berikut (lihat gambar 4.12) contoh benda yang digambar dalam gambar
isometri dan gambar miring.

Visualisai, hal 7
Gambar 4.12. Perbandingan gambar isometric
dengan gambar miring

4.3 Proyeksi prespektif


Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau
bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi
(lihat gambar 4.13).

Gambar 4.13 Proyeksi prespektif

Konsepsi mendasar tentang perspektif dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut
(lihat gambar 4.14) Pada gambar ada seseorang berdiri dan melihat melalui bidang
lukisan taman dengan kolom kecil yang diapit oleh tiang-tiang lampu. Gambar 5.15
merupakan gambar prespektif dari pengamatan.

Visualisai, hal 8
Gambar 4.14 Bidang lukisan

Gambar 4.15. Gambar prespektif

Pada umumnya terdapat dua tipe perspektif, yakni: perspektif sejajar dan perspektif sudut.
Dalam perspektif sejajar, salah satu muka utama ialah sejajar dengan bidang lukisan dan
merupakan perspektifnya sendiri. Semua garis vertikal dan garis mendatar yang menjauh
ke belakang memusat menjadi titik hilang tunggal. Dalam perspektif sudut, obyek
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga muka utamanya membuat sudut dengan bidang
lukisan dan garis mendatar memusat dalam dua titik hilang.
Gambar 4.16 memperlihatkan perspektif sejajar sebuah blok segiempat.dan gambar 4.17
memperlihatkan perspektif sejajar untuk elemen mesin berbentuk lingkaran serta gambar
4.18 memperlihatkan perspektif sudut sebuah blok

Gambar 4.16 Gambar prespektif Gambar 4.17 Lingkaran dalam


metode ortografik/sejajar prespektif sejajar

Visualisai, hal 9
.

Gambar 4.18 Prespektif sudut

4.4 Gambar sket


Gambar sket merupakan gambaran untuk mengimformasikan gagasan sesorang kepada
orang lain. Agar imformasi ini dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh semua orang,
untuk itu penting sekali bahwa juru gambar harus mampu melaksanakan pembuatan
gambar skets dengan menggunakan tangan. Dengan gambar skets beberapa detail
konstruksi sangat membantu dan akan dapat mudah dimengerti dari pada gambar
ortografik (lihat gambar 4.19)
Membuat skets hendaknya dilakukan dengan semudah dan sebebas seperti menulis,
sehingga pikiran selalu dipusatkan pada gagasan dan tidak pada teknik menskets.

Gambar 4.19a Contoh Gambar 4.19b Contoh gambar


gambar Ortografik sket

4.4.1 Bahan sket.


Bahan yang diperlukan untuk menggambar skets ialah pensil F, penghapus lunak dan
kertas gambar. Bagi orang yang tidak cukup terlatih dalam membuat gambar sket sering
memakai alat penggaris dan jangka-saku sebagai alat bantu dan ini dapat juga dihindarai
apabila diterapkan teknik yang tepat. Bagi orang yang tidak dapat menghasilkan gambar
sket yang baik tanpa garis pedoman, dapat dibantu dengan menggunakan kertas garis-
silang (lihat gambar gambar 4.20).

Visualisai, hal 10
Gambar 4.20 Mengggambar sket dengan kertas garis silang

Pensil untuk menggambar sket hendaknya diruncingkan dengan kikir atau dengan secarik
kertas amplas dengan bentuk ujung pensil kerucut. Setelah itu, ujungnya hendaknya
sedikit dibulatkan, dan sampai derajat ketumpulan yang tepat. Ketika membulatkan
ujung pensil, putar pensil untuk mencegah terjadinya tepi yang tajam.

4.4.2 Teknik membuat garis.


Garis yang ditarik dengan menggunakan tangan, hasilnya tentu akan berbeda dari garis
yang ditarik dengan menggunakan alat. Garis yang dibuat oleh tangan dengan baik tidak
akan pernah benar-benar lurus, dan seragam tebalnya (weight), tetapi harus dilakukan
usaha untuk mendekati keseragaman. Seperti halnya dengan garis yang dibuat dengan
alat penggaris, garis yang dibuat oleh tangan hendaknya hitam dan terang, bukan lebar
dan kabur (gambar 4.21).

Gambar 4.21 Ujung pensil dan garis skets

Visualisai, hal 11
a) Garis lurus.
Pensil hendaknya terletak pada jari-tengah dan dipegang kendur oleh ibujari dari jari
telunjuk kurang lebih 25 - 40 mm sebelah atas ujung pensil.
Garis mendatar disket dari kiri kekanan dengan gerakan lengan yang ringan dan yang
berputar sekeliling otot lengan bawah. Dengan demikian garis lurus itu menjadi sebuah
busur dengan jari-jari tak terbatas. Kalau mensket garis lurus dianjurkan untuk lebih
dahulu menandai kedua titik ujungnya dengan bintik tipis atau dengan silang kecil
(gambar 4.22a).

Gambar 4.22a Membuat sket garis lurus

Prosedur lengkap untuk mensket garis lurus ialah sebagai berikut:


1. Tandai kedua titik ujung.
2. Buatlah beberapa gerakan percobaan antara kedua titik yang ditandai itu untuk
menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang dimaksud.
3. Buatlah sket garis yang sangat tipis antara kedua titik dengan menggerakkan pensil
dalam dua atau tiga ayunan. Ketika mensket garis percobaan, maka hendaknya
tertuju. kepada titik ke mana gerakan pensil diarahkan. Dengan setiap gores,
hendaknya diusahakan untuk memperbaiki cacat yang paling jelas dalam gores yang
terdahulu, sehingga garis percobaan menjadi relatit akan lurus.
4. Hitamkan (darken) garis-jadi itu dengan mata tertuju kepada ujung pensil pada
garis percobaan. Garis jadi yang menggantikan garis percobaan hendaknya terang,
hitam, seragam dan lurus.
Ada manfaatnya untuk memutar kertas melalui sudut yang memberi kemudahan sehingga
garis yang mendatar dan garis yang vertikal mengambil arah yang sedikit landai.
(gambar 4.22b).

Gambar 4.22b Mensket garis mendatar

Garis mendatar, ketika kertas berada dalam kedudukan ini, disket ke kanan dan ke atas,
dengan demikian memberi kesempatan untuk sedikit menjauhkan lengan dari badan dan
memungkinkan lengan bergerak dengan bebas.
Garis vertikal pendek dapat disket ke bawah ataupun ke atas tanpa merubah letak kertas.
Kalau mensket ke bawah, lengan sedikit dijauhkan dari badan dan gerakan mendekat

Visualisai, hal 12
kepada pembuat sket (gambar 4.23). Untuk mensket garis vertikal, lengan lebih
dijauhkan dari badan. Dengan memutar kertas, garis vertikal yang panjang dapat dibuat
untuk memisalkan kedudukan garis mendatar.

Gambar 4.23 Mensket garis vertikal

Garis landai yang mengarah ke atas dari kiri bawah ke kanan atas, dapat disket ke atas
dengan gerakan seperti yang dipakai untuk garis mendatar, tetapi garis yang mengarah ke
bawah dari kiri atas ke kanan bawah disket dengan gerakan umum yang dipakai untuk
garis mendatar ataupun untuk garis vertikal, tergantung dari landainya. Garis landai dapat
disket dengan lebih mudah, kalau kertas diputar untuk membuat garis itu mengikuti arah
garis menda-tar 4.24.

Gambar 4.24 Mensket garis miring

b) Lingkaran.
Lingkaran kecil dapat disket dengan memberi tanda jarak radial pada garis sumbu
tegaklurus. Apabila diperlukan titik tambahan, jarak dapat digaris atau dengan kira-kira.
Lingkaran yang lebih besar dapat dibuat dengan lebih dari dua diagonal di samping garis-
sumbu dan dengan mensket garis konstruksi pendek yang tegaklurus satu sama lain serta
sama jauhnya dari titik pusat. Menyinggung garis ini, busur pendek ditarik tegaklurus
pada jari-jari. Lingkaran diselesaikan dengan garis konstruksi yang tipis sebelum
lingkaran ditebalkan (gambar 4.25)

Gambar 4.25 Mesket lingkaran

Visualisai, hal 13
c) Membuat Sket Tampang-jamak
Untuk membuat sket kerja ortografik, hendaknya diikuti urutan sistematik dan diterapkan
semua aturan secara konvensional yang dipakai untuk membuat gambar kerja. Dianjurkan
prosedurnya sebagai berikut.(lihat gambar 4.26)
1. Teliti obyeknya dengan memberikan perhatian khusus kepada detailnya.
2. Tentukan tampang manakah yang diperlukan.
3. "Tandai garis bentuk" tampang dengan memakai garis konstruksi yang tipis.
4. Lengkapi detail dan tebalkan garis obyek.

Gambar 4.26 Langkah-langkah pembuatan sket

d) Pembuatan Sket Isometrik


Pembuatan sket isometrik berawal dengan tiga buah garis isometrik yang disebut sumbu,
yang menggambarkan tiga buah garis yang tegak lurus satu sama lain. Salah satu dari
sumbu ini disket vertikal, dua sumbu lainnya disket 30° dengan garis mendatar. Dalam
gambar 4.27 (langkah I) sudut muka terletak sepanjang sumbu vertikal, sedang kedua tepi
yang tampak dan menjauh ke belakang (recede) terletak sepanjang sumbu yang menjauh
kebelakang kiri dan kebelakang kanan.

Gambar 4.27 Langkah dalam pembuatan sket isometri

Visualisai, hal 14
Obyek yang lebih rumit konstruksinya dapat dilakukan sepertri pada gambar 4.28 dan
prosedur yang dilalui sama dengan cara konvensional.

Gambar 4.28 Penunjukan garis


bentuk sket isometrik

e) Sket miring
Sket miring memperlihatkan bidang mukanya tanpa perubahan, bentuk dalam bentuknya
yang sejati. Sket miring tidak dianjurkan untuk obyek yang mempunyai bagian berbentuk
lingkaran atau yang berbentuk garis lengkung tak teratur pada sembarang bidang, kecuali
pada bidang muka atau pada bidang yang sejajar dengan bidang muka, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar 4.29.

Gambar 4.29. Membuat gambar sket miring

f. Pembuatan Sket Perspektit


Sket yang diolah dengan konsep perspektit akan meyajikan efek yang agak lebih menarik
dan lebih realistik daripada sket miring atau sket isometrik. Sket perspektif sebenarnya
menyajikan obyek yang sekiranya akan tampak kalau dipandang dari sebuah titik yang
khusus.
Gambar 4.30 memperlihatkan perspektif paralel atau perspektif satu-titik yang mirip sket
miring. Semua muka dalam bidang yang sejajar dengan bidang muka memperlihatkan
bentuk aslinya. Semua garis yang menjauh kebelakang hendaknya bertemu dalam titik-
hilang tunggal.

Visualisai, hal 15
Gambar 4.30. Gambar perspektif

Visualisai, hal 16
4.5 Soal-Soal Latihan
1. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.31 dan 4.32) dengan cara isometri
dengan ukuran 1 kotak 10 mm.

Gambar 4.31. Latihan gambar isometric I

Gambar 4.32. Latihan gambar isometric II

Visualisai, hal 17
2. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.33) dengan cara gambar miring
dengan ukuran 1 kotak 10 mm.

Gambar 4.33 Latihan gambar miring

3. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.34) dengan cara cara sket

Gambar 4.34 Latihan1 gambar sket

Visualisai, hal 18
4. Dari gambar orthografik berikut, gambarkan kembali dengan cara sket dalam
gambar isometri.

Visualisai, hal 19

Anda mungkin juga menyukai