Standar Kompetensi :
Peserta didik dapat mengidentifikasi cara menggambar dengan cara: isometri, dimetri,
trimetri, prespektif , gambar sket dengan menggunakan tangan, dan gambar exploded.
Kompetensi Utama :
1. Peserta didik dapat membuat gambar dengan cara isometri, dimetri, trimetri,
miring dan perspektif
2. Peserta didik dapat membuat gambar sket dengan menggunakan tangan.
Pengantar. Sebuah gambar satu pandangan menyajikan sebuah benda seperti dalam
foto, sehingga bentuk bendanya dapat dimengerti oleh si penglihat. Oleh kerena itu
gambar-gambar ini biasanya dipakai sebagai ilustrasi, tidak saja dalam buku pegangan
pemakai, gambar susunan, atau katalog dari produk-produk sebuah industri mesin, tetapi
juga untuk gambar bagan pendahuluan, diagram sistim, diagram pemipaan dsb. Cara
proyeksi yang dipergunakan untuk gambar satu pandangan terdiri dari proyeksi
aksonometri, proyeksi miring dan proyeksi perspektif.
Visualisai, hal 1
4.1.1 Proyeksi isometri
Proyeksi isometrik merupakan cara paling sederhana di antara ketiga proyeksi itu, sebab
sumbu utamanya membuat sudut yang sama dengan bidang proyeksi dan karena itu
rusuknya menjadi mengkerut dalam ukuran yang sama. Sebagai contoh diambil sebuah
kubus, pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada gambar 5.2(a). Kemudian kubus
ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus pada bidang vertikal, atau
bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35°16'
(lihat gambar 4.2(b)
Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi P proyeksinya akan menunjukkan
ketiga bidang dari kubus. Dalam gambar proyeksi ini sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-
tiganya sama panjang, dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o dan
proyeksi demikian disebut proyeksi isometri. Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah
sumbu-sumbu isometric, panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi
sebenarnya. Panjang sisi ini dapat diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala yang sama.
Visualisai, hal 2
Gambar 4.3 Kedudukan sumbu-sumbu isometri
c) Gambar isometri dari sebuah benda dengan bidang lengkung tak teratur.
Untuk benda kerja dengan sebuah sebuah bidang miring dapat diselesaikan dengan cara
sebagai berikut (lihat gambar 4.5).
TAHAPAN KERJA
1. Bagilah garis lengkung A8 dalam beberapa bagian yang sama, dan berilah tanda 1,
2, 3 dsb. pada titik-titik bagi tersebut.
2. Tariklah garis-garis sejajar dengan AB dan BC melalui titik-titik 1. 2, 3 dst. Garis-
garis sejajar ini akan memotong garis AB dan BC masing-masing pada titik-titik 1', 2',
3',... dan 1", 2", 3",...
3. Pindahkanlah titik-titik terakhir ini ke gambar isometri pada garis-garis AB dan BC,
dan tariklah garis-garis sejajar dengan AB dan BC melalui titik-titik ini yang masing-
masing akan saling ber-potongan di titik-titik 1, 2, 3,.. .
Visualisai, hal 3
A E
1’’ A 1
2’’ 2 1’’
2’’ 1
3’’ 3
4 3’’ 2
4’’
5’’ 5 4’’ 3
6’’ 6 5’’ 4
7’’ 7 8 6’’ 5
9’’ 8’’ 9 10 7’’
D 8’’ 6
10’’ 9’’
10’’ 7
8
9
B 1’ 2’ 4’ 6’ 8’ 9’ 10’ C 10
3’ 5’ 7’
1’2’
4’
3’5’6’7’8’
GAMBAR OTHOGRAFIK 9’
10’
Gambar4.5 Gambar isometri dari sebuah benda dengan bidang miring tak teratur
4. Jika titik-titik ini dihubungkan dengan garis licin, maka akan dihasilkan garis
lengkung dari benda. Garis yang satu lagi diperoleh dengan menarik garis-garis sejajar
dengan CE, melalui titik-titik 1, 2. 3,..., yang panjangnya semua sama dengan CE.
5. Akhirnya tebali garis benda, maka akan diperoleh gambar isometri
Visualisai, hal 4
Gambar 4.6b Gambar isometric silinder bertingkat
Proyeksi isometri 30 30 82 82 82
Proyeksi dimetri 15 15 73 73 96
35 35 86 86 71
40 10 54 92 92
20 10 64 83 97
Proyeksi trimetri 30 15 65 86 92
30 20 72 83 89
35 25 77 85 83
45 15 65 92 86
Visualisai, hal 5
a) Isometri b) Dimetri c) Trimetri
Teori proyeksi miring dapat dijelaskan dengan membayangkan sebuah bidang proyeksi
vertikal di sebelah muka kubus yang sejajar dengan salah satu mukanya. Apabila
proyektor membuat sudut 45o dalam sembarang arah dengan bidang lukisan, panjang
sembarang proyeksi miring untuk rusuk AB adalah sama dengan panjang sejati AB.
Perhatikan bahwa proyektor dapat sejajar dengan elemen mana saja dalam kerucut 45o
yang dasarnya berada dalam bidang proyeksi. Dengan proyektor dengan sudut khusus ini
(45°), muka yang sejajar dengan bidang proyeksi dalam ukuran sejati serta dalam bentuk
sejatinya dan rusuk yang tegaklurus pada bidang lukisan diproyeksikan dalam panjang
sejatinya. Apabila proyektor membuat sudut yang lebih besar, maka proyeksi miring akan
lebih pendek sedangkan kalau sudut lebih kecil, proyeksi akan lebih panjang.
Visualisai, hal 6
Gambar 4.10 Kedudukan sumbu pada gambar miring
Gambar miring agak lebih fleksibel dan mempunyai keuntungan dibanding dengan
gambar isometri, antra lain :
(1) Garis bentuk lingkaran atau yang tak teratur pada muka depan terlihat dalam bentuk
sejatinya
(2) Perubahan bentuk dapat diperkecil lewat pengerutan (foreshortening) se-panjang
sumbu yang menjauh kebelakang (receding axis)
(3) Ada kesempatan untuk melakukan lebih banyak pilihah terhadap seleksi kedudukan
sumbu.
Untuk membuat gambar miring ada prosedur yang harus diikuti sebagai berikut (lihat
gambar 4.11).
TAHAPAN KERJA
1. Penetapan ketiga sumbu sebagai rusuk ditarik melaluiu titik O yang menggambarkan
sudut muka OA dan OB tegaklurus satu sama lain dan OC yang membentuk sudut
misalnya 30° terhadap garis mendatar.
2. Mengukur lebar, tinggi dan ukuran muka-belakang, bagian muka dapat diukur dalam
ukuran sebenarnya dan bentuk sejatinya.
3. Hal lain, umumnya prosedur untuk membuat gambar miring sama dengan prosedur
untuk gambar isometri.
Pada gambar berikut (lihat gambar 4.12) contoh benda yang digambar dalam gambar
isometri dan gambar miring.
Visualisai, hal 7
Gambar 4.12. Perbandingan gambar isometric
dengan gambar miring
Konsepsi mendasar tentang perspektif dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut
(lihat gambar 4.14) Pada gambar ada seseorang berdiri dan melihat melalui bidang
lukisan taman dengan kolom kecil yang diapit oleh tiang-tiang lampu. Gambar 5.15
merupakan gambar prespektif dari pengamatan.
Visualisai, hal 8
Gambar 4.14 Bidang lukisan
Pada umumnya terdapat dua tipe perspektif, yakni: perspektif sejajar dan perspektif sudut.
Dalam perspektif sejajar, salah satu muka utama ialah sejajar dengan bidang lukisan dan
merupakan perspektifnya sendiri. Semua garis vertikal dan garis mendatar yang menjauh
ke belakang memusat menjadi titik hilang tunggal. Dalam perspektif sudut, obyek
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga muka utamanya membuat sudut dengan bidang
lukisan dan garis mendatar memusat dalam dua titik hilang.
Gambar 4.16 memperlihatkan perspektif sejajar sebuah blok segiempat.dan gambar 4.17
memperlihatkan perspektif sejajar untuk elemen mesin berbentuk lingkaran serta gambar
4.18 memperlihatkan perspektif sudut sebuah blok
Visualisai, hal 9
.
Visualisai, hal 10
Gambar 4.20 Mengggambar sket dengan kertas garis silang
Pensil untuk menggambar sket hendaknya diruncingkan dengan kikir atau dengan secarik
kertas amplas dengan bentuk ujung pensil kerucut. Setelah itu, ujungnya hendaknya
sedikit dibulatkan, dan sampai derajat ketumpulan yang tepat. Ketika membulatkan
ujung pensil, putar pensil untuk mencegah terjadinya tepi yang tajam.
Visualisai, hal 11
a) Garis lurus.
Pensil hendaknya terletak pada jari-tengah dan dipegang kendur oleh ibujari dari jari
telunjuk kurang lebih 25 - 40 mm sebelah atas ujung pensil.
Garis mendatar disket dari kiri kekanan dengan gerakan lengan yang ringan dan yang
berputar sekeliling otot lengan bawah. Dengan demikian garis lurus itu menjadi sebuah
busur dengan jari-jari tak terbatas. Kalau mensket garis lurus dianjurkan untuk lebih
dahulu menandai kedua titik ujungnya dengan bintik tipis atau dengan silang kecil
(gambar 4.22a).
Garis mendatar, ketika kertas berada dalam kedudukan ini, disket ke kanan dan ke atas,
dengan demikian memberi kesempatan untuk sedikit menjauhkan lengan dari badan dan
memungkinkan lengan bergerak dengan bebas.
Garis vertikal pendek dapat disket ke bawah ataupun ke atas tanpa merubah letak kertas.
Kalau mensket ke bawah, lengan sedikit dijauhkan dari badan dan gerakan mendekat
Visualisai, hal 12
kepada pembuat sket (gambar 4.23). Untuk mensket garis vertikal, lengan lebih
dijauhkan dari badan. Dengan memutar kertas, garis vertikal yang panjang dapat dibuat
untuk memisalkan kedudukan garis mendatar.
Garis landai yang mengarah ke atas dari kiri bawah ke kanan atas, dapat disket ke atas
dengan gerakan seperti yang dipakai untuk garis mendatar, tetapi garis yang mengarah ke
bawah dari kiri atas ke kanan bawah disket dengan gerakan umum yang dipakai untuk
garis mendatar ataupun untuk garis vertikal, tergantung dari landainya. Garis landai dapat
disket dengan lebih mudah, kalau kertas diputar untuk membuat garis itu mengikuti arah
garis menda-tar 4.24.
b) Lingkaran.
Lingkaran kecil dapat disket dengan memberi tanda jarak radial pada garis sumbu
tegaklurus. Apabila diperlukan titik tambahan, jarak dapat digaris atau dengan kira-kira.
Lingkaran yang lebih besar dapat dibuat dengan lebih dari dua diagonal di samping garis-
sumbu dan dengan mensket garis konstruksi pendek yang tegaklurus satu sama lain serta
sama jauhnya dari titik pusat. Menyinggung garis ini, busur pendek ditarik tegaklurus
pada jari-jari. Lingkaran diselesaikan dengan garis konstruksi yang tipis sebelum
lingkaran ditebalkan (gambar 4.25)
Visualisai, hal 13
c) Membuat Sket Tampang-jamak
Untuk membuat sket kerja ortografik, hendaknya diikuti urutan sistematik dan diterapkan
semua aturan secara konvensional yang dipakai untuk membuat gambar kerja. Dianjurkan
prosedurnya sebagai berikut.(lihat gambar 4.26)
1. Teliti obyeknya dengan memberikan perhatian khusus kepada detailnya.
2. Tentukan tampang manakah yang diperlukan.
3. "Tandai garis bentuk" tampang dengan memakai garis konstruksi yang tipis.
4. Lengkapi detail dan tebalkan garis obyek.
Visualisai, hal 14
Obyek yang lebih rumit konstruksinya dapat dilakukan sepertri pada gambar 4.28 dan
prosedur yang dilalui sama dengan cara konvensional.
e) Sket miring
Sket miring memperlihatkan bidang mukanya tanpa perubahan, bentuk dalam bentuknya
yang sejati. Sket miring tidak dianjurkan untuk obyek yang mempunyai bagian berbentuk
lingkaran atau yang berbentuk garis lengkung tak teratur pada sembarang bidang, kecuali
pada bidang muka atau pada bidang yang sejajar dengan bidang muka, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar 4.29.
Visualisai, hal 15
Gambar 4.30. Gambar perspektif
Visualisai, hal 16
4.5 Soal-Soal Latihan
1. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.31 dan 4.32) dengan cara isometri
dengan ukuran 1 kotak 10 mm.
Visualisai, hal 17
2. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.33) dengan cara gambar miring
dengan ukuran 1 kotak 10 mm.
3. Gambar kembali benda berikut ini (gambar 4.34) dengan cara cara sket
Visualisai, hal 18
4. Dari gambar orthografik berikut, gambarkan kembali dengan cara sket dalam
gambar isometri.
Visualisai, hal 19